Tiga Yang Terpilih
Tiga bocah cilik nampak sedang bermain di halaman sebuah villa. Saat itu keluarga besar mereka tengah berlibur bersama dan menyewa villa itu selama mereka ada di kota Jogjakarta. Beberapa nampak berkumpul di teras
sambil bercengkrama. Sebagian lain ada di dalam villa sambil menyanyi, sedangkan sebagian lainnya ada di kolam renang. Ketiga bocah cilik itu terlihat bahagia dan tak terusik dengan tingkah beberapa orang dewasa yang ada di dekat mereka.
Dua bayi laki-laki berusia lima belas bulan itu bernama Muhammad Iyazi Fardden Saaqib yang biasa dipanggil Iyaz dan Muhammad Izari Fardden Saaqib yang biasa dipanggil Izar. Keduanya adalah anak kembar dari pasangan Faiq dan Shera. Lahir dalam naungan keberuntungan karena memiliki darah istimewa dalam tubuhnya. Bagaimana tidak. Sang ayah, Muhammad Faiq Islami adalah seorang pria yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan makhluk ghaib.
Kemampuan sang ayah tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk membantu sesama. Banyak orang yang telah dibantu oleh Faiq. Biasanya Faiq menjadi penghubung antara orang-orang dengan
makhluk tak kasat mata yang mengganggu mereka.
Sedangkan gadis kecil berusia lima tahun itu bernama Eisha Hanako. Putri dari pasangan Efliya dan Heru yang merupakan perwira polisi. Efliya adalah adik kandung Faiq. Maka Iyaz, Izar dan Hanako adalah saudara sepupu.
Iyaz, Izar dan Hanako juga memiliki kemampuan yang sama dengan Faiq yaitu bisa berinteraksi dengan makluk ghaib. Bakat Hanako mulai terlihat sejak ia membantu mengungkap misteri pembunuhan seorang wanita yang
kerangka tangannya ditemukan di taman bermain di sekolah Hanako. Sedangkan bakat Iyaz dan Izar baru saja disadari oleh Faiq dan Shera saat berlibur ke kota Jogjakarta hari ini.
Semula Shera mengira jika kebiasaan dua bayi kembarnya yang menangis di jam-jam tertentu atau di saat masuk ke ‘tempat baru’ adalah hal yang biasa dialami oleh bayi seusia mereka. Namun Shera mulai merasa jika itu
berbeda saat Hanako mengatakan jika bayi kembarnya menangis saat melihat penampakan makhluk tak kasat mata yang sedang duduk di batang pohon kelapa.
Shera lebih terkejut saat sang suami mengiyakan ucapan Hanako. Baginya memiliki suami yang ‘berbeda’ adalah sebuah anugrah. Namun ia tak bisa membayangkan jika kedua bayi kembarnya juga memiliki kemampuan yang sama dengan suaminya itu. Ketika Faiq menenangkan Shera dan mengatakan jika ia akan ‘mengawal’ tiga bocah cilik itu hingga mereka dewasa, Shera pun bisa bernafas lega.
“ Aku ga bisa bayangin mereka akan jadi seperti Kamu Yah...,” kata Shera lirih.
“ Mereka pasti seperti Aku lah Bun. Kan Aku Ayahnya. Malah aneh rasanya kalo mereka mirip sama tetangga Kita...,” gurau Faiq.
“ Aku serius Yah. Bisa ga sih Kamu jangan bercanda. Aku lagi was-was nih...,” kata Shera kesal.
“ Jangan was-was dong Bun. Itu kan kerjaannya setan. Harusnya Kamu bangga dan bersyukur karena Anak-anak Kita adalah orang yang dipilih sama Allah untuk mengemban misi penting ini...,” sahut Faiq sambil mengusap punggung Shera dengan lembut.
“ Bukannya ga bersyukur Yah. Aku kasian sama Iyaz dan Izar. Mereka masih terlalu kecil untuk bisa berinteraksi sama hal ghaib. Aku...,” ucapan Shera terputus saat Faiq meraih tubuhnya dan memeluknya erat.
“ Insya Allah ga akan terjadi hal yang buruk sama mereka. Aku akan selalu ngawal si kembar dan Hanako. Kuncinya hanya satu Bun. Dekatkan mereka sama Allah supaya mereka ga sombong dan tau harus bersikap bagaimana dengan kelebihan yang mereka miliki itu...,” kata Faiq.
Shera menganggukkan kepalanya lalu tersenyum dalam pelukan suaminya. Kini ia bisa lebih tenang karena Faiq telah menyiapkan beberapa formula untuk menangani ketiga bocah itu.
“ PRmu lebih banyak ya Bang, beda sama Papa dulu...,” kata Erik tiba-tiba.
Faiq dan Shera saling mengurai pelukan saat mendengar suara Erik yang kini berdiri di belakang mereka didampingi Farah. Keduanya pun nampak tersenyum melihat kemesraan Faiq dan istrinya.
“ Papa Mama...,” kata Faiq dan Shera bersamaan.
“ Papa udah denger semuanya. Apa yang Shera bilang itu benar Nak...?” tanya Erik sambil menatap Faiq lekat.
“ Iya Pa. Awalnya Aku juga ga yakin. Tapi saat Hanako bilang kalo si kembar nangis karena liat penampakan di pantai tadi, Aku baru sadar kalo dugaanku benar...,” sahut Faiq sambil menatap ketiga anak kecil yang sedang mereka bicarakan itu.
“ Terus gimana Pa...?” tanya Shera cemas.
“ Gimana apanya Nak...?” tanya Erik tak mengerti.
“ Kamu tenang aja Sher. Papa ini adalah orang pertama yang selalu ada dan selalu mendampingi Faiq saat dia harus bertemu dan berinteraksi dengan mereka. Karena Papa yang selalu siap di samping Faiq, makanya Mama bisa tenang ngelepas Faiq menjalani takdirnya...,” kata Farah sambil tersenyum.
Erik nampak tersenyum mendengar ucapan Farah. Erik merangkul pundak Farah lalu mengecup kepalanya dengan lembut.
“ Itu juga ga akan berarti apa-apa kalo Mama ga percaya sama Papa...,” kata Erik merendah.
“ Kenapa Papa ngomong gitu. Mama selalu yakin dan percaya kalo Papa bakal jagain Anak Kita, melindunginya dan membawanya pulang dengan selamat...,” sahut Farah sambil menyandarkan kepalanya di bahu Erik.
Faiq dan Shera saling menatap sejenak lalu tersenyum. Kini Shera tahu bagaimana ia harus bersikap. Shera merasa sedang bercermin pada mertuanya itu. Karena apa yang dialami Farah dulu pasti sama dengan yang ia
rasakan kini.
“ Kalian hanya perlu bersatu dan saling mendukung aja. Jangan beratin langkah mereka saat mereka harus membantu seseorang dengan kemampuan mereka. Dan sebagai Ibunya, Kamu hanya harus berdoa untuk keselamatan mereka saat mereka menjalankan tugasnya. Jangan khawatir, Faiq pasti menjaga mereka...,” kata Farah lembut.
“ Iya, makasih Ma...,” sahut Shera dengan mata berkaca-kaca.
“ Sama-sama Sayang...,” kata Farah sambil merentangkan kedua tangannya.
Shera pun langsung memeluk Farah dan membenamkan kepalanya dalam pelukan hangat sang mertua. Faiq dan Erik nampak tersenyum melihat tingkah keduanya. Sesaat kemudian Farah dan Shera saling mengurai pelukan mereka.
“ Kalo urusan si kembar Mama yakin Kalian bisa menghandlenya. Tapi gimana sama Hanako...?” tanya Farah sambil menatap cucu cantiknya itu dengan tatapan iba.
“ Maksud Mama...?” tanya Shera tak mengerti.
“ Efliya itu kan beda sama Kamu Sher. Dia itu gampang panik dan ga seberani Kamu kalo ngadepin sesuatu yang berkaitan dengan hal ghaib...,” sahut Farah gusar.
“ Iya, Mama benar. Kita harus cari cara yang tepat gimana ngasih tau Efliya tentang keistimewaan Hanako...,” kata Erik.
“ Itu tugas Kamu Bang...,” kata Farah sambil menggamit tangan Shera lalu membawanya menjauh dari Faiq dan Erik.
Farah mengajak Shera mendekati tiga bocah cilik yang tengah bermain itu. Erik hanya tersenyum melihat Faiq yang kebingungan.
“ Kok Aku sih Ma...?” tanya Faiq tapi diabaikan oleh Farah.
“ Semangat ya Bang...,” bisik Erik sambil berlalu.
“ Ck, giliran ngomong sama Eliya pada kabur deh...,” gerutu Faiq sambil mengusak rambutnya dengan kasar.
Farah dan Shera tersenyum diam-diam mendengar ucapan Faiq.
\=====
Karena tak tahu bagaimana cara menceritakan keistimewaan Hanako pada Efliya, akhirnya Faiq memilih mendekati
Heru. Bisa ditebak reaksi pertama Heru saat mendengar putrinya memiliki ‘bakat tependam’ itu.
“ Lo ga serius kan Bang...?” tanya Heru hati-hati.
“ Gue serius Her. Tapi Lo tenang aja. Hanako ga sendirian kok...,” kata Faiq.
“ Maksud Lo apaan Bang...?” tanya Heru.
“ Si kembar juga punya bakat yang sama kaya Gue. Dan insya Allah Gue bakal ngawal Anak-anak itu sampe mereka dewasa nanti. Mengarahkan dan mengawasi mereka supaya ga dimanfaatin sama orang jahat...,” sahut Faiq mantap.
“ Tapi Iyaz sama Izar kan cowok Bang. Beda sama Hanako...,” kata Heru.
“ Sama aja Her. Jangan masalahin soal gender lah, namanya juga takdir. Yang penting Lo percaya kalo Gue bakal
ngawal Hanako sama kaya Iyaz dan Izar...,” sahut Faiq cepat.
“ Mmm, apa ga bisa dibuang aja Bang...?” tanya Heru lagi.
“ Kenapa harus dibuang segala. Selama ga ganggu dan bisa jadi ladang amal buat Hanako karena bisa bantuin
orang banyak nanti, Gue rasa ga perlu dibuang....,” sahut Faiq.
“ Tapi gimana kalo Hanako ketakutan nanti...,” kata Heru cemas hingga membuat Faiq tertawa.
“ Hanako itu ga cemen kaya Lo walau pun dia cewek. Asal Lo tau, dia yang ngasih tau Shera kalo si kembar nangis karena ngeliat apa yang dia liat tadi...,” sahut Faiq di sela tawanya.
“ Masa sih Bang. Jadi Hanako ga takut...?” tanya Heru takjub.
“ Iya...,” sahut Faiq mantap.
“ Wah kalo kaya gitu Gue jadi tenang Bang...,” kata Heru sambil tersenyum.
“ Ok. Kalo gitu Lo yang ngasih tau Eliya tentang bakat terpendam Hanako ya Her...,” kata Faiq sambil berlalu.
“ Siaapp Bang...!” sahut Heru lantang hingga membuat Faiq tertawa.
Kemudian Heru bergegas menemui Efliya untuk menyampaikan kabar baik ini. Ternyata Efliya tak terlalu terkejut karena pernah membahas tentang hal ini sebelumnya dengan Faiq. Dan Efliya tak keberatan jika putri cantiknya itu ada dalam pengawasan Faiq.
\=====
Farah dan Shera yang menemani tiga bocah cilik itu bermain nampak tertegun saat melihat Hanako dan si kembar tertawa tiba-tiba tanpa sebab.
" Ngetawain apa sih Sayang...?" tanya Farah penasaran.
" Ngetawain buaya yang ada di sana itu Oma...," sahut Hanako sambil menunjuk ke pantai yang berada persis di depan villa yang mereka sewa.
" Buaya...?!" tanya Farah dan Shera bersamaan karena tak melihat buaya yang dimaksud Hanako.
" Iya. Mama sama Oma kok kagetnya barengan. Liat kan buayanya lucu. Masa badannya buaya tapi kepalanya manusia. Dia juga ngajakin Kita bertiga bercanda dari tadi, iya kan Yaz...," sahut Hanako di sela tawanya.
Sadar jika buaya yang dilihat Hanako adalah buaya jadi-jadian, Shera langsung meraih Iyaz dan Izar ke dalam gendongannya sedangkan Farah langsung menggendong Hanako.
" Di sini panas, Kita main di dalam aja yuk. Nanti Mama ambilin ice cream deh...," bujuk Shera.
" Horeee, iya Ma. Aku mau, Aku mau...!" sahut Hanako antusias begitu pun Iyaz dan Izar yang melonjak kegirangan dalam gendongan Shera.
Tanpa komando Farah dan Shera bergegas membawa ketiga bocah cilik itu masuk ke dalam villa. Sedangkan di pantai, makhluk ghaib berwujud buaya yang dilihat Hanako, Iyaz dan Izar tadi nampak tersenyum lalu membalikkan tubuhnya kearah pantai dan lenyap begitu saja.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 376 Episodes
Comments
Ai Nalee
hi akak aku mau ikut promote boleh ya
aku penulis baru disini, aku punya cerita baru nih
→Play death
yuk mampir dijamin seru
2024-01-10
1
Raelrael
bukan buaya biasa 😂
2024-01-04
0
Puteri Nurbadrisya
nama nya aneh banget ed dah
2023-09-01
1