Setelah heboh penemuan jenasah anak kecil berusia lima tahun di salah satu perahu yang sandar di pulau itu, keluarga Faiq pun menjadi pusat perhatian. Semua orang penasaran dan ingin tahu bagaimana Iyaz, Izar dan Hanako bisa menemukan jasad anak kecil di dalam perahu itu. Namun Faiq dan Heru menjadikan diri mereka ‘benteng’ untuk melindungi ketiganya dan tak membiarkan siapa pun mendekat apalagi bertanya perihal penemuan jasad Adi.
Malam itu keluarga Faiq melewati waktu dalam ketegangan. Bagaimana tidak. Meski mereka menginap di tempat yang nyaman, namun pengalaman mistis yang dialami Hanako, Iyaz dan Izar cukup membuat ketiganya terguncang hebat. Itu terbukti dengan sikap rewel yang mereka tunjukkan. Mereka selalu bergelayut manja di pelukan orangtua mereka masing-masing dan enggan ditinggalkan walau hanya sekedar ke toilet.
Hanako ada dalam pelukan Efliya, Izar ada di pelukan Shera, sedangkan Iyaz ada dalam pelukan Faiq. Mereka duduk di dalam rumah apung yang memang disewakan untuk para wisatawan sambil bermain monopoli. Tak lama kemudian Heru dan Zacki datang dengan wajah sedikit kusut.
“ Assalamualaikum...,” sapa Heru dan Zacki bersamaan.
“ Wa alaikumsalam...,” sahut semua orang yang ada di dalam rumah apung itu sambil menoleh kearah pintu.
“ Gimana Yah...?” tanya Efliya.
“ Alhamdulillah udah beres Bun. Jenasahnya udah dibawa ke Rumah sakit dan area sekitar perahu itu juga dipasangin Police line...,” sahut Heru sambil membasuh tangan dan wajahnya di wastafel.
“ Apa udah ketauan identitas Anak itu Yah...?” tanya Efliya lagi.
“ Belum, masih diselidiki sama Polisi...,” sahut Heru sambil duduk di atas sofa.
“ Namanya Adi Yah...,” kata Hanako tiba-tiba.
“ Kok Kamu tau Nak...?” tanya Heru.
“ Kan tadi Kita main bareng sama Adi, iya kan Yaz...?” tanya Hanako sambil menoleh kearah Iyaz yang ada dalam
gendongan Faiq.
“ Iya...,” sahut Iyaz lirih.
“ Tunggu sebentar, Om kok ga ngerti ya. Maksud Hanako, sebelumnya Kalian bertiga main sama Adi yang ditemuin
meninggal di perahu itu...?” tanya Zacki.
“ Iya...,” sahut Hanako, Iyaz dan Izar bersamaan.
“ Hah, yang bener. Mustahil dong, kan Adi udah meninggal beberapa hari...,” kata Zacki gusar.
“ Mereka bertiga indigo Bang...,” kata Heru hingga membuat Zacki terkejut.
“ Jadi maksud Lo, Anak-anak ini main sama arwahnya Adi...?” tanya Zacki yang diangguki Heru.
Tubuh Zacki merosot ke lantai saking terkejutnya saat mengetahui tiga anak kecil di hadapannya itu telah berinteraksi dengan arwah Adi selama beberapa waktu. Melihat kondisi Zacki membuat Hanako, Iyaz dan Izar tertawa. Untuk sejenak mereka bisa melupakan rasa tak nyaman akibat main dengan hantu Adi tadi.
\=====
Faiq dan Heru sedang ada di Rumah Sakit dimana jenasah Adi diotopsi. Mereka memutuskan pulang lebih cepat dari liburan singkat mereka karena tak ingin membuat keluarga kecil mereka tak nyaman jika lebih lama berada di pulau itu.
Kedatangan Heru ke Rumah Sakit itu untuk menyelidiki kasus kematian Adi. Karena melibatkan Hanako, Iyaz dan Izar maka Faiq pun ikut serta hadir di sana.
Saat melangkah mendekati kamar jenasah Faiq sudah melihat banyak penampakan hantu di sekitar kamar jenasah itu dan salah satu diantaranya adalah arwah Adi. Melihat kedatangan Faiq dan Heru membuat senyum mengembang di wajah Adi. Ia melayang mendekati Faiq dan menyapanya.
“ Om Papanya Iyaz kan...?” sapa arwah Adi.
“ Iya...,” sahut Faiq sambil tersenyum.
“ Kok Iyaz sama Izar ga diajak Om...?” tanya arwah Adi.
“ Iyaz sama Izar sekolah. Lagian kan Anak kecil ga boleh masuk ke sini...,” sahut Faiq.
“ Terus Om di sini mau ngapain...?” tanya Adi sedikit kecewa.
“ Om ke sini sama Ayahnya Cici yang Polisi itu karena mau nyari tau penyebab kematian Adi juga identitas Adi. Siapa orangtua Adi, alamat rumah Adi dan lain-lain...,” sahut Faiq sambil mengusap kepala Adi dengan lembut.
Dan saat mengusap kepala Adi itu lah Faiq bisa melihat kilasan peristiwa dimana akhirnya jasad Adi ditemukan
dalam keadaan mengering.
Adi tinggal bersama ayah kandungnya yang bernama Arya dan ibu tirinya yang bernama Nadia. Mereka menikah
setahun yang lalu. Nadia dinikahi Arya saat ibu kandung Adi sedang sakit parah. Mengetahui cintanya dikhianati membuat kondisi ibu Adi makin menurun dan akhirnya meninggal dunia.
Setelah ibu Adi meninggal dunia, Arya memboyong Nadia ke rumahnya dan tinggal bersama Adi. Nadia tak menyukai anak kecil, apalagi anak yang manja seperti Adi. Nadia terang-terangan menunjukkan rasa tak sukanya pada Adi dan itu membuat Arya kecewa. Nadia dan Arya seringkali berdebat membahas sikap Nadia pada Adi yang cuek dan cenderung kasar itu.
“ Harusnya Kamu tau resikonya menikah dengan pria berkeluarga kaya Aku. Aku bukan lajang, Aku punya Anak saat Kita menikah. Dan itu artinya Kamu harus terima Adi sama kaya Kamu nerima Aku...!” kata Arya lantang.
“ Aku kan udah pernah bilang kalo Aku ga suka sama Anak kecil. Apalagi Adi itu manja dan cengeng bikin kepalaku
mau pecah rasanya...,” sahut Nadia ketus.
“ Kalo Kamu ga suka sama Anak kecil, gimana kalo Kamu hamil dan punya Anak nanti. Apa Kamu bakal buang Anak itu ke tempat sampah...?” tanya Arya marah.
“ Mmm, bukan itu maksudku. Tapi Aku kan belum hamil dan Kita juga belum ada rencana punya Anak dalam waktu dekat ini...,” sahut Nadia tak enak hati.
“ Itu artinya Kamu bisa latihan mengurus Anak mulai sekarang. Dan ngurusin Adi bisa buat ngelatih mentalmu juga kan...,” desak Arya.
“ Kenapa Kamu ga ngerti juga sih. Aku ga suka sama Adi karena selain dia rewel, dia juga bikin Aku inget sama mantan Istrimu itu. Menyebalkan...!” sahut Nadia sambil membanting pintu kamar.
Arya tersentak mendengar ucapan Nadia. Sesungguhnya Arya mengerti sebab kebencian Nadia pada anak semata
wayangnya Adi.
Dahulu Arya memang menjalin kasih dengan Nadia dan mereka berniat menikah. Namun orangtua Arya tak menyetujui niat Arya menikahi Nadia, karena mereka merasa jika Nadia itu bukan lah gadis yang baik. Kedua orangtua Arya menilai jika hati Nadia tak secantik raganya.
Untuk menghalangi niat Arya, orangtua Arya pun menjodohkan Arya dengan gadis lain. Arya tak bisa menolak dan menuruti permintaan kedua orangtuanya. Ia menikah dengan gadis pilihan orangtuanya dan melahirkan Adi.
Setahun setelah melahirkan Adi, istri Arya terjatuh dari tangga dan menyebabkan bagian bawah tubuhnya tak lagi
berfungsi. Selain kedua kakinya lumpuh, istri Arya juga tak bisa memenuhi kebutuhan biologis Arya. Arya yang masih muda dan gagah itu pun melampiaskan hasratnya pada wanita bayaran di luar sana hingga akhirnya ia bertemu kembali dengan Nadia.
Slogan cinta lama bersemi kembali pun melanda Arya dan Nadia. Mereka kembali dekat dan menjalin asmara terlarang. Nadia yang tahu jika Arya tak lagi mendapat ‘jatah’ dari istrinya itu pun memanfaatkan kesempatan dengan baik untuk mengikat Arya. Kemudian Nadia dan Arya melakukan hubungan layaknya suami istri berkali-kali sebelum mereka memutuskan menikah siri.
Menyadari suaminya punya wanita lain, istri Arya pun sakit hati. Semangatnya untuk sembuh pun pudar. Apalagi
tanpa sepengetahuan siapa pun Nadia sering mengirimi foto mesranya bersama Arya ke ponsel istri Arya. Foto mesra yang bahkan tak jarang tanpa busana itu dikirimkan Nadia untuk membuat istri Arya makin shock dan kesehatannya memburuk. Puncaknya saat Arya dan Nadia diam-diam melangsungkan pernikahan di villa milik keluarga mereka.
Setelah melihat foto pernikahan Arya dan Nadia, istri Arya pun jatuh pingsan. Sebelum jatuh pingsan kepalanya
membentur lantai dan berdarah. Karena terlambat mendapat pertolongan istri Arya pun meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit.
Arya datang terlambat di pemakaman istrinya karena tertahan oleh rengekan Nadia. Tak tampak kesedihan di wajah
Arya hingga menimbulkan tanda tanya di benak orangtua, tetangga dan kerabat. Namun Arya mengabaikan pandangan negatif orang lain terhadapnya dan memilih fokus menenangkan Adi yang terus menangis mencari ibunya. Kesedihan Arya hanya satu, yaitu melihat Adi kehilangan kasih sayang ibunya di usia yang masih belia.
Saat acara tahlilan empat puluh hari istri pertamanya digelar, Arya datang membawa Nadia dan memperkenalkannya sebagai istrinya. Kedua orangtua Arya kecewa namun tak bisa berbuat apa-apa. Mereka menyesali keputusan Arya yang menikahi Nadia tanpa memikirkan nasib Adi yang kini menjadi piatu itu.
“ Sampai kapan pun Papa dan Mama ga akan pernah menerima dia sebagai menantu. Jika Kamu berkeras mempertahankan dia sebagai Istrimu, maka jangan anggap Kami orangtuamu dan jangan temui Kami lagi...!” kata papa Arya lantang sambil bergegas meninggalkan rumah Arya.
“ Kamu akan menyesal Arya, ingat itu...!” kata mama Arya sambil menutup pintu mobil dan sedetik kemudian mobil itu pun pergi meninggalkan rumah Arya yang menjadi tempat digelarnya acara tahlilan.
Kehidupan Arya dan Nadia pun terus berlanjut diwarnai pertengkaran hampir di setiap hari. Asisten rumah tangga
Arya pun hanya bisa mengelus dada melihat keributan yang terjadi tiap hari dengan penyebab yang sama yaitu Adi. Nadia selalu memarahi dan memusuhi Adi dan itu membuat Arya marah. Nadia memperlakukan Adi sebagai musuhnya seolah Adi adalah pria dewasa, padahal Adi hanya anak kecil yang masih lugu.
Hingga saat liburan warga ke pulau pun tiba. Arya yang berhalangan ikut karena harus menyelesaikan pekerjaannya pun menyarankan agar Nadia mau mengajak Adi yang tak pernah wisata kemana pun. Dengan berat hati Nadia menuruti permintaan suaminya.
Tiba di pulau Adi pun bergabung dengan teman sebayanya untuk bermain di pantai. Adi terlihat bahagia karena
bisa berinteraksi dengan banyak orang. Di sana anak-anak juga bermain petak umpet, permainan kesukaan Adi. Permainan berlangsung seru dan membuat semua anak tertawa gembira.
Saat menjelang sore semua orang diminta berkumpul oleh panitya rombongan karena mereka akan kembali ke rumah. Semua orang berbaris di depan kapal yang akan membawa mereka menyebrang ke tempat semula. Mereka masuk ke dalam kapal sesuai absen yang tertera di buku catatan panitya. Tak ada yang terlewat kecuali Adi. Tak ada yang menyadari jika Adi tak ada dalam rombongan karena anak kecil seusia Adi terus berlarian hingga memecah konsentrasi panitya rombongan. Setelah memastikan semua masuk ke dalam kapal, rombongan itu pun pergi meninggalkan pulau.
Sedangkan di suatu tempat tampak Adi yang mulai jenuh sembunyi. Saat itu Adi berada di dalam sebuah perahu yang bersandar di pantai. Adi mencoba mengintip keluar dan terkejut karena tak mendapati seorang pun di sana.
“ Kok sepi, pada kemana sih...?” gumam Adi sambil berusaha turun dari perahu.
Saat berhasil menginjak pasir di pantai itu Adi pun mengedarkan pandangannya. Sadar jika dirinya sudah ditinggal
oleh rombongan warga yang membawanya, Adi pun menangis. Usianya yang masih belia ditambah suasana pulau yang sepi membuat Adi kebingungan. Perlahan pantai mulai gelap dan air laut pun mulai pasang. Adi memutuskan berlindung di dalam perahu tempatnya sembunyi tadi sepanjang malam tanpa makanan dan minuman juga tanpa pakaian yang layak. Udara dingin dan angin malam membuat tubuh Adi menggigil dan akhirnya jatuh pingsan.
Tak ada yang mengetahui keberadaan Adi di sana termasuk para pengurus pulau. Sebelumnya panitya rombongan sempat menelephon menanyakan keberadaan Adi pada pengurus pulau. Setelah memeriksa penjuru pulau dan tak menemukan Adi, pengurus pulau pun meyakinkan panitya rombongan bahwa tak ada seorang pun yang tertinggal di sana.
Faiq menghela nafas panjang saat menyudahi ‘penelusurannya’. Matanya nampak berkaca-kaca membayangkan
penderitaan yang dialami Adi menjelang akhir hayatnya. Kelaparan, kehausan, kedinginan dan ketakutan.
“ Lo harus selidiki orangtuanya Adi Her...,” kata Faiq dengan suara serak.
“ Siap Bang...,” sahut Heru yang mengerti jika Faiq baru saja melihat suatu kejadian yang mengguncang nalurinya
sebagai seorang ayah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 376 Episodes
Comments
Herry Ruslim
Nadia tiap hari di gauli Arya, sebelum dinikahi kok nggak hamil juga, mandul nih dia berarti.
2022-11-04
1
Oi Min
Satu lagi anak korban dri orang tua yg luck nut........ 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭...... Arya bpk nya Adi bego bin bodoh bin tolol bin guwoblock......
2022-08-30
0
neng ade
kasihan Adi .. anak sekecil itu harus mengalami kejadian yg mengenaskan .. dia sendirian .. ketakutan .. kedinginan kelaparan
dan kehausan semoga Arya sebagai ayah nya bisa cpt mengetahui nya
2022-08-06
1