“Yaudah. Ayok kita pergi...” Ucap Diva. Sedangkan Danil dan Arga hanya menatap Rindu dengan tatapan kesal bercampur penasaran. Mereka berfikir jika Rindu adalah gadis tergalak yang pernah mereka temui.
Mereka menaiki mobil pajero putih . Danil dan Arga duduk dibagian depan sedangkan Rindu, Diva dan Meme duduk bagian belakang. Sesekali mereka bercerita dan bertanya untuk mengakrabkan diri. Sedangkan Rindu hanya menatap mereka datar. Sesekali juga Diva seperti Germo asli yang menjual dan menggoda untuk membeli Rindu ataupun Meme. Rindu tak suka akan hal itu, ia hanya memilih menjawab yang harus dijawab serta menatap gemerlapnya malam didepan jendela. Beruntungnya ia duduk dipaling pinggir sehingga bisa menikmati lampu-lampu jalan serta baleho produk yang bertebaran.
Mobil pajero putih yang dikendarai oleh Arga itu membelah jalan dengan kecepatan sedang. Sesekali berhenti dilampu merah dan menyelip mobil-mobil atau motor yang dianggap lamban. Mobil itu berhenti di area parkiran Megamall terbesar dikota ini.
“Ayok turun. Udah sampek.” Ucap Arga. Tapi entahhlah perasaan Rindu jika mata Arga menatapnya dengan tatapan pemujaan. Padahal mereka baru bertemu satu kali. Itupun dengan keadaan yang luar biasa tidak baik!.
Mereka turun dari mobil dan menatap mall yang berada didepan mereka. Mereka bagaikan kurcaci dan raksasa. “Mau kemana ni kita?” Tanya Diva.
“Katanya temen loe laper. Kita cari makan aja dulu yuk. Terus cari apalah yang kalian mau.” Jawab Arga menatap Rindu.
“Kita ditraktirkan yah?” Tanya Meme senang.
“Iya gue traktir...” Jawab Arga dengan senyum.
“Asik. Ayok kita masuk.” Ucap Diva semangat. Ia menarik pergelangan Meme dan melangkah masuk.
“Ayok masuk. Kenapa diem aja?” Tanya Arga lembut saat menatap Rindu yang masih diam ditinggalkan teman-temannya. Rindu hanya tersenyum tipis dan menghela napas. Rindu melangkahkan kakinya meninggalkan Danil dan Arga dibelakangnya.
Mereka berjalan menyelusuri kebisingan yang terdapat didalam mall itu. Sebenarnya Rindu bukanlah orang yang introvert atau pendiam. Ia sering dikatakan memiliki kepribadian ganda. Ia akan menjadi gadis polos dan cerewet saat bersama teman atau orang kepercayaannya. Dan akan menjadi dingin saat bersama orang yang sama sekali ia tidak kenal atau tidak sama sekali ia minati untuk berteman. Ia lebih jujur. jika ia tidak suka, maka ia akan terang-terangan untuk menjauh. Ia juga kurang menyukai kerumunan dan kebisingan saat bersama orang asing. Tapi ia sedikit bisa merasa tidak apa-apa jika bersama orang-orangnya.
Mereka berhenti direstoran salah satu Restoran Jepang yang ada di Mall ini. Mereka duduk di bagian paling sudut. Mereka memesan makanan begitu banyak. Rindu hanya menurut saja dan menunggu makanan sampai.
“Hm. Rin Rindu suka makan apa?” Tanya Arga gugup. Posisi Arga saat ini tepat didepan Rindu.
Rindu menatap Arga “ Gue suka semua. Apa lagi makan gratis.” Ucap Rindu jujur.
Arga terkekeh menatap Rindu. “Kamu bisa juga ngelawaknya.” Ucapnya.
“Gue ngomong jujur” Jawab Rindu singkat.
Arga meneguk ludah menatap Rindu . Ia sama sekali tidak paham akan Rindu. Sifatnya jauh berbeda dengan gadis-gadis yang ia kenal. ia bahkan kehilangan kata-kata. Sejujurnya Arga tertarik dengan Rindu yang cerewet. Dingin dan apa adanya.
“Hehe. Bisa aja.” Ucap Arga garing. Sedangkan teman Rindu hanya menggoda mereka.
Setelah itu pelayan membawa banyak makanan yang telah dipesan. Tanpa permisi Rindu memakn makanan itu dengan lahap. Ia sama sekali tidak mempedulikan orang-orang sekitar. Tidak seperti dua perempuan disamping Rindu. Mereka makan dengan anggun bahkan makanannya hampir seperempat dimakan itu. Kalian tahukan seberapa dikitnya makanan direstoran?.
“Rin pelan-pelan dong makannya.” Ucap Diva ragu. Ia meneguk silva malu. Wajahnya bahkan menunjukan permintaan maaf yang diajukan untuk Danil dan Arga.
“Kan gue bilang gue laper. Kalian tahu nggak kalo ninggalin makanan itu namanya mubazir nah kalo kita mubazir sama dengan memberi makan sama setan.” Ucap Rindu dengan mulut yang penuh dengan Shusi.
“Ya iya sii. Tapi malu.” Ucap Meme.
“Malu sama siapa?” Tanya Rindu, ia meneguk makanan yang ada dimulutnya dengan susah paya. “ Malu tu kalo maling. Kalo makan ma santai aja. Toh kita beli makanannya.” Lanjut Rindu santai dan meminum just advikadnya.
“Ya nggak pa-pa kok Div. Apa yang diomongin ama temen Loe ada benernya.” Sahut Danil santai.
“Ya. Bener juga kalo kata Rindu. Abisin aja , nggak apa-apa kok. Kalo masih laper pesen aja lagi...” Ucap Arga lembut.
“Tuh yang bayar aja sama sekali nggak keberatan...” Ucap Rindu cuek sambil menghabiskan makanannya lagi. Ia bahkan tidak peduli jika semua hidangan didepan Matanya sama sekali tidak ada yang luput dari lidahnya. Ia bahkan tidak sadar jika setengah dari makanan itu dia yang menghabiskan.
“Udah kenyang?” TanyabArga lembut. Rindu menatap Arga dengan senyum tipis dengan menaik turunkan alisnya sebagai tanda iya.
“Mau nambah lagi?” Tanyanya lagi. Rindu hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia sudah kenyang.
“Wajar kali kenyang.” Ucap Diva ketus. Yang merasakan malu disini bukan Rindu tapi teman-temannya. Rindu hanya mengangkat bahunya seperti tidak peduli sama sekali apa yang terjadi.
“Yaudah kita belanja barang yang kalian mau aja yuk.” Ucap Arga. Seketika wajah malu Diva dan Meme berubah menjadi dermaga yang diisi air segar yang berwarnah biru jerni.
" Ayok” Ucap mereka serentak layaknya tentara yang telah terlati. Mereka bangkin dengan menggandeng tangan Arga tanpa permisi, sii empuh yang digandeng menjadi salah tingkah. Tapi matanya menatap Rindu takut. Seperti ibu yang takut dimarahi ibunya karena melakukan kesalahan.
“Gue nggak ada yang mau gandeng ni?” Ucap Danil dengan wajah sedih yang Dibuat-buat.
Diva mendorong Meme dari sisi kanan Arga untuk menjauh, “sano kan loe lagi PDKT ama Danil” ucap Diva ketus.
“ya. Ya ma malu.” Ucap Meme dengan rona merah diwajahnya membuktikan bahwa ia salah tingkah.
“Sini gue gandeng duluan kalo gitu.” Ucap Danil dengan khas godaan laki-laki biasa. Ia menggandeng Meme yang wajahnya tmbah merah dan sekarang hanya Rindu yang tidak memiliki pasangan.
“Terus Rindu?” Tanya Arga menatap Rindu.
“Gue nggak buta. Kalo jalan mau digandeng-gandeng.” Ucap Rindu datar lalu Meninggalkan meja. Mereka hanya angkat bahu sekaligus tersinggung. Setelahnya Arga membayar seluruh tagihannya yang bisa dikatakan cukup lumayan besar bagi rakyat jelata hanya untuk makan satu malam!. Sesudahnya mereka mulai mengelilingi Mall. Arga dan Diva berada didepan disusul oleh Meme dan Danil.sesekali mereka saling goda dan bercengkrama manja. Sedangkan Rindu hanya clingak-clinguk menatap barang-barang yang terpampang dengan sangat indah. Sesekali ia melirik jam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Dwi Niken
Temen2 emg murah bgt sih lu jadi org wanita hrs jual mahal , jgn terlalu bebas kehormatan diri sendiri hrs d jaga smpe menikah 💕💕👍👍
2021-04-01
5
Rahima💜Yoongi
kalau perempuan harus jual mahal dikit...
2020-06-25
20