Dunia Gelap Rindu 19

Rindu tersedak saat mendengar orang tuanya ada disini. “ Loe nggak apa-apa Rin. Emang ada apa sii?” Tanya Gevan kepo. Ia menepuk pundak Rindu.

Dada Rindu sakit bagai ditusuk banyak jarum, tepat dihatinya. Ia juga tak tahu. Ia memaksa untuk tegas. “ Ngak apa-apa, entar kalian juga tahu Masalahnya.” Jawab Rindu. Ia bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya. “ Yaudah ayok...” Lanjutnya.

Gevan menatap Vivi meminta jawaban. Sedangkan Vivi hanya menggelengkan kepala. Rindu berjalan menuju rektor. Ia bukanlah orang yang takut akan tanggung jawab. Jika ia berbuat, maka ia akan menerima Konsekwensinya. Ia tak akan takut jika itu menyangkut kesalahannya. Tapi tidak dengan orang tuanya.

Rindu takut orang tuanya akan marah besar. Faktanya ia baru masuk dikampus ini belum lama, bahkan belum lebih dari satu bulan tapi Rindu sudah berbuat ulah. Ia hanya pasra.

Saat kakinya memasuki ruang yang sudah diarahkan Vivi. Ia menatap orang-orang didalam ruangan itu. Ruangan itu dipenuhi dengan banyak orang. Mjulai dari dosen pembimbingnya. Dosen prodi, orang tuanya, bahkan ketua rektor disana.

“ Assalamu’alaikum...” Ucap Rindu.

Wajah mereka penuh dengan emosi. semua orang menatap Rindu intimidasi.

Ayah dan ibu Rindu bangkit dari duduknya. Ia mendekat dimana Rindu berdiri, dibelakang Rindu ada Vivi dan Gevan..

Plaakkkk...

Plakkk..

Tamparan bolak balik dipipi kanan dan kirinya menggema diruangan itu. Pipi Rindu memerah, ada garis merah tercetak disana.

Bahkan kepala Rindu terhantuk pintu yang berada dibelakangnya. Sontak membuat Gevin dan Vivi mau menolong. Tapi sudah diusir oleh dosen, mereka keluar dengan raut wajah khawatir terhadap Rindu.

Tangan ayahnya bahkan memerah sakit menampar Rindu. Tangannya memerah semerah wajahnya menahan emosi. bayangkan saja betapa kerasnya tamparan itu!.

Mata Rindu terpejam erat. Ia sudah terbiasa akan tamparan orang tuanya. Kepalanya berdarah membasahi jilbabnya. “ Lepas jilbab kamu!. Lepas!” Teriak ibunya. Sambil menarik jilbab Rindu.

Rindu tentu saja mempertahankan jilbabnya, ia memberontak tapi tetap membungkam mulutnya.

Plakk..

Plakk...

Suara tamparan lagi lagi menggema. “ Nggak ada gunanya kamu pakek jilbab. Nggak ada gunanya.lepas!. “ Teriak ibunya.

Semua orang hanya menyaksi kan saja. Kelakuan Rindu memang sudah kelewatan dimata mereka.

“Bisa nggak kamu satu hari aja nggak buat masalah. Satu kali aja Rindu!. Ibu capek punya anak kayak kamu!. Ibu capek!” Teriak Ibunya.

Tamparan yang ia dapatkan sama sekali tak ada bandingannya dengan rasa sakit Ucapan ibunya. Rindu hanya memegang jilbabnya erat. Ia sama sekali tak ingin jilbabnya dibuka.

“IBU NGGAK MAU PUNYA ANAK KAYAK KAMU!. IBU CAPEK” Teriak ibunya.

Air mata Rindu sudah ingin jatuh. Tapi ia tahan dengan sekuat tenaga. Kelemahan Rindu memang kepada orang tuanya.

"Sudah pak. Buu. Sudah...” Ucap dosen pembimbing Rindu.

“Saya udah capek pak. Capek.” Ucap Ayah Rindu. Ia mengelus punggung ibu Rindu.

Ibu Rindu terduduk dilantai dengan air mata yang bercucuran. Ini bukan kali pertama Rindu membuat onar dan membuat orang lain masuk rumah sakit. Bahkan jika dijadwalkan mereka bisa 3kali dalam satu minggu datang kesekolah Rindu karena kasus buruk Rindu.

“Tenang dulu ibu sama bapak. Kita bicara baik-baik. Mari duduk pak.” aucap ketua rektor sopan.

Ayah Rindu membimbing Ibunya Rindu ntuk duduk dikursi tempat ia duduk semula. Sudut-sudut bibir Rindu berdarah, tapi Rindu sama sekali tak menyentu pipinya atau sudut bibirnya lagi. Ia berusaha setenang mungkin. Ia menatap ketua rektor serius.

“Jadi begini Pak, Buk. Saya mendapatkan laporan yang seperti ibu dan Bapak dengar tadi, bahwa Rindu melakukan tindak kriminal, atau mencelakai orang lain didalam toilet. Untungnya korban-korban sekarang sudah berada dirumah sakit. Satu dari mereka kritis karena pendarahan, dan satunya lagi tak sadarkan diri karena lemah.” Ucapnya. Ia melirik Rindu tajam.

“Saya juga mendengar dari pak Verry jika Rindu bulan lalu juga pernah melakukan kekerasan terhadap kakak tingkatnya, satu diantara mereka patah tangan dan segera dimasukan rumah sakit dan beberapa lainnya hanya terkena luka-luka dan lebam yang sangat parah.” Lanjutnya.

“Rindu!” Teriak ibunya marah. Tubuhnya ditahan oleh Ayah Rindu supaya tidak Memukul Rindu lagi. Ia shok mendengar itu semua. Semua itu diluar batas seorang perempuan!.

“Tenang dulu buk...” Sahut dosen pembimbing Rindu.

“Jadi karena pihak yang bulan lalu tidak menuntut Rindu, maka kasus itu ditutup. Tapi sekarang Rindu membuat kasus baru. Orang yang Rindu hajar bukanlah mahasiswi sini. Dia juga anak yatim piatu, jadi karena Rindu masih anak didik kami. Kami sudah mengusahakan supaya semua ini tidak melewati jalur hukum dan mesuk kedalam berita besar. Jika tidak, kampus ini tercemar.

Karena itu kami putuskan jika Rindu kami keluarkan dari kampus untuk menutupi semua hal buruk yang akan mendatang...” Lannjutnya.

Ibu Rindu semakin menangis mendengar itu. Sedangkan Ayah Rindu merapalkan kalimat sabar setiap detik.

“Umi. Rindu nggak salah...” Suara Rindu membuat semua orang menatap Rindu. Termasuk ibunya.

“Nggak salah kamu bilang?. Kamu terus aja bilang nggak salah dari dulu Rindu!. Dari dulu!” Jawab ibunya.

“Kamu mau bilang kalo dia yang mulai duluan dan kamu bela diri kamu, atau kamu bantu temen kamu?” Teriak Ayah Rindu tegas.

“Dia siram Rindu duluan. Rindu Cuma ngebales dikit..” Jawab Rindu parau. Sebenarnya ia ingin sekali menangis jika ia sudah Menyakiti ibu dan ayahnya. Ia tak kuat jika berhubungan dengan air mata ibu dan ayahnya.

Ayah Rindu berdiri dan melangkah kedepan Rindu. Rindu hanya menundukan kepalanya takut jika ayahnya memukulnya lahi. “ Kamu pikir kami buta!. Baju kamu kering seperti ini kamu bilang basah?” Ayahnya menarik baju Rindu. “ Dikit kamu bilang?. Terus yang banyak gimana?. Bunuh orang!. Mau jadi pembunuh kelas kakap kamu ha...!” Teriak ayahnya. Ia memukul kepala Rindu lagi. Badan Rindu terhuyung membentur Pintu yang tertutup.

Sontak pak ketua Rektor dan dosen-dosen yang ada didalam berdiri dan menahan ayah Rindu.”Sudah pak. Tenang...” sahut mereka menenangkan.

“Saya tida pernah didik dia seperti itu!” Teriak ayah Rindu.

“Mulai saat ini, kamu bukan anak saya lagi!. Kamu denger baik baik!” Teriak ayahnya. Ayah Rindu sudah sangat lelah menyikapi semua yang Rindu lakukan, ia sudah malu, bahkan seluru guru akan mengenali wajah ayahnya Karena keseringan memasuki sekolah Rindu!.

Kepala Rindu mendongak menatap Ayahnya. Air matanya hampir lolos, tapi ia tahan dengan sekuatnya. “ Mana kunci motor sama dompet kamu?” Tanya Ayahnya membentak.

“Untuk apa Bi?. Maafin Rindu bi, Rindu mohon” Ucap Rindu. Tas Rindu ditarik paksa oleh Ayahnya, ia sama sekali tak mendengarkan permohonan anaknya.

“Abi jahat, nggak pernah mau dengerin penjelasan Rindu. Abi sama Umi jahat. Rindu benci sama Abi sama Umi. Rindu benci!” Teriak Rindu. Air matanya jatuh.

Ia cepat-cepat menghapuskan air matanya dan melangkah pergi. Saat ia membuka pintu ada Gevan dan Vivi yang masih menunggu disana.

“Rin, Loe nggak pa-apa?” Tanya Gevan. Ia bahkan nyilu saat melihat wajah Rindu penuh dengan memar.

Rindu sama sekali tak menggubris nya. Ia melewati mereka dengan mendorong mereka untuk mendapatkan jalan. Ia berlari, semua orang menatapnya aneh.

Rindu sama sekali tak merasakan lelah ditubuhnya. Dari dulu ayah dan ibunya selalu berlaku kasar untuk mendapatkan kehendak mereka. Diwaktu kecil Rindu pernah dipukul habis-habis supaya Rindu bisa mengaji, Rindu selalu disuruh hal yang sama sekali tak ia sukai, seperti mengikuti pengajian ibuk-ibuk, memasuki pesantren dan lainnya. Tapi Rindu selalu menolak. Karena itu saat kulia Rindu memilik untuk menyewa Rumah saja.

Terpopuler

Comments

Ayucute Neey

Ayucute Neey

Sampai metes air mata ini 😢😢

2022-04-16

1

Siti Fadilah

Siti Fadilah

sumpah knp cerita bisa sesedih ini sih aku jadi inget semua perlakuan orang tua ku, jadi makin nyesek karna rasain hal yang sama

2021-11-05

0

Ajeng Ajeng

Ajeng Ajeng

sebenarnya hidup ini penuh dgn ujian.dalam kasus rindu.tidak ada yg salah.yg salah hanyalah keadaan,situasi.dan itu bagian dari hidup.tuhan pun sudah pasti memberikan jalan yg lebih indah jika kita kuat menjalaninya.
dalam kondisi seperti ini kebijakkan lah yg dibutuhkan.

2021-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Dunia Rindu
2 Dunia Gelap Rindu 1
3 Dunia gelap Rindu 2
4 Dunia gelap Rindu 3
5 Dunia Gelap Rindu 4
6 Dunia Gelap Rindu 5
7 Dunia gelap Rindu 6
8 Dunia gelap Rindu 7
9 Dunia gelap Rindu 8
10 dunia gelap Rindu 9
11 dunia gelap Rindu 10
12 Dunia gelap Rindu 11
13 Dunia Gelap Rindu 12
14 Dunia Gelap Rindu 13
15 Dunia Gelap Rindu 14
16 Dunia gelap Rindu 15
17 Dunia Rindu 16
18 Dunia Gelap Rindu 17
19 Dunia Gelap Rindu 18
20 Dunia Gelap Rindu 19
21 DGR 20
22 DGR21
23 DGR22
24 Mulai lembaran baru
25 putus
26 Cari kerja
27 Cari kerja 2
28 Dunia Baru
29 DBR
30 DGR
31 Zina mata?
32 Hari pertama kerja
33 Kucing
34 Bertemu lagi
35 Pertengkaran lagi
36 Pemilik Caffe
37 Dokter Rey
38 Berjumpa mami Gevan
39 Pencuri
40 Sikembar
41 Cerita Sii Kembar
42 Cerita Rian dan Rani
43 Bunda
44 Diva bunuh Diri
45 Masalalu Rindu
46 Pengakuan Diva
47 Diva dan Meme pergi
48 Luka fisik
49 Polisi
50 Polisi 2
51 Bertemu Umi Lagi
52 Bibit Hijra
53 Arga
54 Hampir hancur
55 Habib Khawatir
56 Tragedi rumah sakit
57 Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58 Pilihan
59 Oke
60 Bertemu Diva kembali
61 Masa lalu
62 Pembantu sombong
63 Membangunkan Habib
64 Masak itu?
65 Cast
66 Makan dikantor Habib
67 Kiblad
68 Tugas
69 Mise
70 Jauhi Habib...!
71 Belanja
72 Kata mama peka
73 Pms
74 Kemarahan Habib
75 Marahmu menentukan akhlakmu
76 Kabar buruk
77 Tersinggung
78 Calon Istri
79 Motivasi Rindu
80 Bukit Azza
81 Gara gara kuda
82 Penyakit Ain
83 Kesempatan
84 Lindungan Allah SWT
85 Aurell
86 Penyesalan Hendrawan
87 Kenapa pakek kain?
88 Akibat sosial media
89 Minta papah
90 Syarat
91 Cerita Rindu
92 Hijrahku hanya dipenampulanku
93 Siapa Dimas?
94 Maaf dari sang mantan
95 Habib sakit
96 Tuhanku menyayangiku..!
97 Because I'm Muslim
98 Ketika senyum
99 Didikan untuk anak
100 Surat untuk ibu dan ayah
101 janji
102 Syarat
103 tragedi
104 Tragedi 2
105 Tragedi 3
106 Tragedi 4
107 Masuk rumah sakit
108 Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109 Izin
110 Makan
111 Bertemu Vivi
112 Nayla kabur
113 Pengumuman
114 Nayla
115 Alasan
116 Aku
117 Sadar
118 Wanita
119 Pesan
120 Cerita
121 Geva
122 Kenal?
123 Tidak sah
124 menyerahkan padamu
125 Pilihan
126 Mise
127 Ancaman
128 Pengungkapan
129 Menginap
130 bertemu kembali
131 Kasihan
132 Wali
133 Masih yang dulu
134 Salah lagi
135 Fitnah
136 kembali jatuh
137 Jatuh lagi
138 Jangan bersedih
139 Kamu tidak bersalah
140 Kisah Tauladania
141 Maulid Nabi....
142 Ketika Cinta
143 Lagi
144 Dokter Rey
145 DR2
146 Rindu
147 Rp
148 Rp2
149 Cinta yang dipertanyakan
150 Cinta yang terpancarkan
151 Sesungguhnya
152 Cerita
153 Kacau
154 tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155 Telambat
156 Usaha
157 Sidang
158 penjelasan
159 Keputusan
160 Terbukti
161 Terbukti
162 fakta
163 Rindu
164 Mau?
165 Maaf
166 Ulah lagi?
167 Pertanyaan
168 Sadar
169 Tamparan
170 Kenyataan
171 Reno
172 Rasyid
173 Beruntung
174 Rasa
175 Uhibuka
176 Huaa
177 Kampung halaman
178 bertemu..
179 Mimpi kah?
180 diterima
181 gosip
182 Hancur?
183 kerabatkah?
184 Siapa?
185 Kakek
186 Putriku
187 Jemput
188 Pilihan atau Keharusan?
189 Ibu?
190 Kakak
191 Kisah
192 Wanita yang terhormat
193 Akrab
194 Bukan
195 Boleh
196 Khawatir
197 Alasan
198 pilihan
199 kedatangan keluarga Rey
200 Reon?
201 Ayah?
202 Mimpi
203 Rasyid
204 Lelah
205 Ketahuan
206 Kejam
207 Penjaga Baik
208 Bantuan?
209 Bangun?
210 Menjemput
211 Kebenaran
212 H-1
213 Hari pernikahan
214 SAH
215 Selamat tinggal...
216 Abi
217 Kabar baik kabar buruk
218 Habib?
219 Pulang
220 bersama
221 Bulan madu?
222 Gadis
223 Bertemu
224 Pertemuan
225 Donor
226 Akhir
227 Tamat
228 Pengumuman
229 Novel Baru....
Episodes

Updated 229 Episodes

1
Dunia Rindu
2
Dunia Gelap Rindu 1
3
Dunia gelap Rindu 2
4
Dunia gelap Rindu 3
5
Dunia Gelap Rindu 4
6
Dunia Gelap Rindu 5
7
Dunia gelap Rindu 6
8
Dunia gelap Rindu 7
9
Dunia gelap Rindu 8
10
dunia gelap Rindu 9
11
dunia gelap Rindu 10
12
Dunia gelap Rindu 11
13
Dunia Gelap Rindu 12
14
Dunia Gelap Rindu 13
15
Dunia Gelap Rindu 14
16
Dunia gelap Rindu 15
17
Dunia Rindu 16
18
Dunia Gelap Rindu 17
19
Dunia Gelap Rindu 18
20
Dunia Gelap Rindu 19
21
DGR 20
22
DGR21
23
DGR22
24
Mulai lembaran baru
25
putus
26
Cari kerja
27
Cari kerja 2
28
Dunia Baru
29
DBR
30
DGR
31
Zina mata?
32
Hari pertama kerja
33
Kucing
34
Bertemu lagi
35
Pertengkaran lagi
36
Pemilik Caffe
37
Dokter Rey
38
Berjumpa mami Gevan
39
Pencuri
40
Sikembar
41
Cerita Sii Kembar
42
Cerita Rian dan Rani
43
Bunda
44
Diva bunuh Diri
45
Masalalu Rindu
46
Pengakuan Diva
47
Diva dan Meme pergi
48
Luka fisik
49
Polisi
50
Polisi 2
51
Bertemu Umi Lagi
52
Bibit Hijra
53
Arga
54
Hampir hancur
55
Habib Khawatir
56
Tragedi rumah sakit
57
Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58
Pilihan
59
Oke
60
Bertemu Diva kembali
61
Masa lalu
62
Pembantu sombong
63
Membangunkan Habib
64
Masak itu?
65
Cast
66
Makan dikantor Habib
67
Kiblad
68
Tugas
69
Mise
70
Jauhi Habib...!
71
Belanja
72
Kata mama peka
73
Pms
74
Kemarahan Habib
75
Marahmu menentukan akhlakmu
76
Kabar buruk
77
Tersinggung
78
Calon Istri
79
Motivasi Rindu
80
Bukit Azza
81
Gara gara kuda
82
Penyakit Ain
83
Kesempatan
84
Lindungan Allah SWT
85
Aurell
86
Penyesalan Hendrawan
87
Kenapa pakek kain?
88
Akibat sosial media
89
Minta papah
90
Syarat
91
Cerita Rindu
92
Hijrahku hanya dipenampulanku
93
Siapa Dimas?
94
Maaf dari sang mantan
95
Habib sakit
96
Tuhanku menyayangiku..!
97
Because I'm Muslim
98
Ketika senyum
99
Didikan untuk anak
100
Surat untuk ibu dan ayah
101
janji
102
Syarat
103
tragedi
104
Tragedi 2
105
Tragedi 3
106
Tragedi 4
107
Masuk rumah sakit
108
Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109
Izin
110
Makan
111
Bertemu Vivi
112
Nayla kabur
113
Pengumuman
114
Nayla
115
Alasan
116
Aku
117
Sadar
118
Wanita
119
Pesan
120
Cerita
121
Geva
122
Kenal?
123
Tidak sah
124
menyerahkan padamu
125
Pilihan
126
Mise
127
Ancaman
128
Pengungkapan
129
Menginap
130
bertemu kembali
131
Kasihan
132
Wali
133
Masih yang dulu
134
Salah lagi
135
Fitnah
136
kembali jatuh
137
Jatuh lagi
138
Jangan bersedih
139
Kamu tidak bersalah
140
Kisah Tauladania
141
Maulid Nabi....
142
Ketika Cinta
143
Lagi
144
Dokter Rey
145
DR2
146
Rindu
147
Rp
148
Rp2
149
Cinta yang dipertanyakan
150
Cinta yang terpancarkan
151
Sesungguhnya
152
Cerita
153
Kacau
154
tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155
Telambat
156
Usaha
157
Sidang
158
penjelasan
159
Keputusan
160
Terbukti
161
Terbukti
162
fakta
163
Rindu
164
Mau?
165
Maaf
166
Ulah lagi?
167
Pertanyaan
168
Sadar
169
Tamparan
170
Kenyataan
171
Reno
172
Rasyid
173
Beruntung
174
Rasa
175
Uhibuka
176
Huaa
177
Kampung halaman
178
bertemu..
179
Mimpi kah?
180
diterima
181
gosip
182
Hancur?
183
kerabatkah?
184
Siapa?
185
Kakek
186
Putriku
187
Jemput
188
Pilihan atau Keharusan?
189
Ibu?
190
Kakak
191
Kisah
192
Wanita yang terhormat
193
Akrab
194
Bukan
195
Boleh
196
Khawatir
197
Alasan
198
pilihan
199
kedatangan keluarga Rey
200
Reon?
201
Ayah?
202
Mimpi
203
Rasyid
204
Lelah
205
Ketahuan
206
Kejam
207
Penjaga Baik
208
Bantuan?
209
Bangun?
210
Menjemput
211
Kebenaran
212
H-1
213
Hari pernikahan
214
SAH
215
Selamat tinggal...
216
Abi
217
Kabar baik kabar buruk
218
Habib?
219
Pulang
220
bersama
221
Bulan madu?
222
Gadis
223
Bertemu
224
Pertemuan
225
Donor
226
Akhir
227
Tamat
228
Pengumuman
229
Novel Baru....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!