Mise sangat marah akan perkataan Rindu. Memang benar jika Mise selalu merebut kekasih Rindu saat semasa SMA. Sebenarnya Mise adalah kakak kelasnya Rindu saat menginjak masa SMA.
“Kau saja yang terlalu membosankan sehingga para kekasihmu meninggalkanmu.” Ucapnya mengejek. Ia sangat terbakar emosi. Rasanya ingin sekali ia menjambak Rinduu dengan keras, menendangnya dan melemparkannya keantartika saat ini juga.
“Mereka saja yang terlalu menjijikan bagiku.
Yaaaa mereka menjijikan karena itu. Mereka harus mendapatkan yang ‘menjijikan juga.’” Ucap Rindu. Ia menekan kalimat ‘menjijikan.
Mise sudah tak bisa menahan emosinya yang berkabut, ia melangkah untuk menampar wajah Rindu. Tapi saat tangannya ingin menyentu wajah Rindu. Ada tangan kokoh yang melindunginya. “Lepaskan Habib. Aku harus memberi pelajaran kepada iblis kecil ini.” Ucapnya.
“’Jangan sesekali menyentu milikku” Ucap Habib menatap tajam Mise seakan-akan itu adalah ancaman yang sangat diwanti-wanti, jika dilanggar makan nyawalah yang akan melayang.
“Sa sayang apa maksudmu?” Matanya meminta belaskasih pada Habib. Tapi Habib terlalu pelit akan ekspresi.
Rindu semakin menyeringai saat Habib mendukungnya. Ia merasa jika Habib mendukungnya, karena itu ia menyebutkan Rindu adalah miliknya. “Kau lihat bukan?. Kekasihku yang katanya sebagai calon suamimu bahkan mengatakan ’aku miliknya’. Dasar wanita tak tahu diri.” Ucap Rindu pedas. “ pergilah dasar pelakor” Lanjut Rindu sambil mengibaskan tangannya seolah-olah mengusir binatang yang menjijikan.
Mise menatap Habib dan Rindu secara bergantian dengan amarah lalu berucap. “Kita lihat saja nanti. Akanku aduhkan dengan tante Merry” Ucapnya marah. Ia berjalan menjauh dari mereka. Lalu berhenti sesaat. “Awas kau!. “ Ucap Mise mengancam. Rindu hanya menggelengkan kepalanya menatap Mise menjauh
“Apa kau sudah puas mengatakan jika aku kekasihmu? Dan menghancurkan pernikahanku?” Tanya Habib. Sebenarnya ia senang akan hal ini. sekaligus memamfaatkan situasi. Ia memang sangat Tertarik dengan Rindu, dan sekarang Rindu datang sendirinya untuk dijerat.
Rindu menoloh kesampingnya dan mendongak menatap Habib yang jauh lebih tinggih, “Puk, puk, puk” Ia menepuk bahu Habib seakan-akan sahabat karib lama “Kau tahu paman?. Dia bukanlah baik yang bisa kau nikahi. Umurmu sudah sangat dewasa bukan?. Jadi kau harus mencari wanita yang memang benar-benar pantas untukmu,” Ucap Rindu serius nan polos yang dipadukan. “Kau tahu, Menikah itu bukanlah perkara mudah. Aku tahu jika Mise seksi dan juga cantik, siapa yang tak tergoda dengan tubuhnya yang indah. Tapi kau harus ingat paman. Cantik akan hilang beriringnya waktu berjalan, keseksian akan tubuh juga akan menjadi lemak yang merusak semua hal itu. Tapi sifat?. Cinta tak selalu makan cantik!. Lagian juga jika sifat kalian bertolak belakang akan membuat kalian sama-sama masuk jurang. Mise orang yang tak pantas untukmu. Dia wanita ular dan juga matre” Ucap Rindu laksana Mario tegu yang memberi pencerahan secara Rohani.
Habib tertegun saat ini. bagaimana bisa ia diperingati oleh orang yang lebih mudah darinya?. Bukankah biasanya dia yang menjadi motivator?.
“Lalu menurutmu perempuan seperti apa yang panntas untukku?” Tanyanya dengan wajah datar.
Rindu menghelanafas, ia menatap seluruh wajah Habib dan mengingat semua motivasi yang diberi Habib sewaktu dikampus. Ia tersenyum tipiis tanpa takut menatap mata Hitam Habib. “Tentunya lembut dan murah hati. Supaya bisa mengimbangi sikap pemarah dan arogan paman” Jawab Rindu santai. “Sudah paman aku harus pergi pulang, sebentar lagi akan semakin larut.” Ucapnya ringan dan melangkah pergi.
“Tapi kau belum bertanggung jawab kepadaku.” Habib lagi-lagi cencekal tangan Rindu dan menahannya. Rindu berbalik menatap Habib, ia sudah lelah, belum lagi harus mencari Diva dan lainnya hingga membuatnya malas untuk berdebat.
“Paman ada alien.” Ucap Rindu dengan mata membulat dan mengarahkan telunjuknya kebelakang Habib yang membuat Habib beserta antek-anteknya menatap apa yang dimaksud Rindu.
Rindu tersenyum jahat dan menginjak kaki Habib dengan keras membuat sang empuh menjerit sakit dan melepaskan cekalannya kepada Rindu.
Tak mengabaikan waktu dan kesempatan Rindu melarikan diri dari Habib dan antek-anteknya yang masih terkejut akan keberanian Rindu membohongi tuan mereka. Dengan langkah pasti Rindu berlari dengan tertawa lepas, saat merasa cukup jauh Rindu membalikan tubuhnya yang mengulur lidahnya untuk mengejek dan berlari lagi.
“Sial..m” Umpat Habib.
“Tangkap gadis itu!” Perintah Filos kepada dua bodyguard di belakang mereka. Tangan Habib terangkat dan berucap “Tidak perlu....” ia berdiri tegap dan menetralkan denyutan kakinya . “Filos.” Ucapnya tegas.
Filos yang tadi menolong Habib untuk berdiri kini menjadi tegap” Ya Tuan. Ada yang tuan inginkan?” Tanyanya hormat.
“Aku inginkan semua identitas gadis tadi besok pagi. Jika tidak habis kau.” Serunya lalu melangkah meninggalkan Filos yang sama sekali belum menjawab pernyataannya.
“Awas kau tikus liar. Akanku pastikan kau berada ditanganku.” Gumamnya.
...
Ditempat lain Rindu berhenti dengan menumpuhkan tangan mungilnya di lututnya. Ia bahkan sangat rakus menghirup oksigen seakan-akan tiada hari esok. “ Dasar paman galak” Gumamnya. Saat merasa nafasnya sudah teratur ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari Mall itu. Ia menatap jam kulit berwarna hitam bercampur emas ditangan kirinya. “Udah jam setengah sebelas tapi belum ada kabar dari Diva.” Gumanya. Ia mencoba mengambil handphonenya untuk menghubungi Diva dan Meme berkali kali. Bahkan ia mengirimi banyak chat tapi sama sekali tak ada jawaban. Rindu berdecap kesal.
Hari yang semakin larut memaksa Rindu berjalan menyelusuri jalanan yang tak akan sepi. Untungnya ia menggunakan switer longgar. Jadi bisa sedikit mengusir rasa dingin. Sepanjang jalan ia menendang kaleng minuman kesal dan memeriksa handphonenya untuk mendapati kabar dari Diva dan Meme. Tapi sama sekali tak ada kabar.
Rindu memutuskan mencari taxsi. Tapi taksi apa yang masih berkeliaran jam segini?. Mencari mamang ojek?. Dimana?. Rindu menggeram frustasi menyesali akan hal yang terjadi pada dirinya.ingin rasanya meminta tolong kepada teman lain yang ia miliki. Tapi siapa yang tidak akan terganggu jika diganggu selarut ini?. Rindu tak punya tman Kunti!.
Tapi suara pukulan dari jalanan sepi diseberangnya membuat Rindu menatap sumber suara. Rindu mengerutkan keningnya, ia mulai mendekat sumber suara untuk mencari tahu apa yang terjadi. Saat ia sudah berada dibalik pohon hias yang tak jauh dari sumbernya. Mata Rindu melebar saat melihat 4pria di kepung 10 orang berbadan besar. Bahkan dari mereka ada yang menggunakan pistol.
Dengan cepat Rindu berlari menuju orang-orang yang menerima serangan. Ia tak akan turun tangan jika tidak melihat dua dari empat orang yang dikepung itu sudah dibunuh menggunakan pelatuk dengan cara mengenaskan.
Kerasnya Rindu merubahnya menjadi tak takut apa-apa. Berbeda dengan perempuan lainnya yang jika mlihat kejadian itu akan berteriak histeris dan memilih untuk pergi menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
@$YUR@H✨💫☀☄️🌞❄
judulnya mengganggu
2022-11-03
0
Marhaban ya Nur17
gw jg klo ada kejadian kaya gtu mha udh teriak thor 😅
2022-04-17
1
zha syalfa
kl aku pilih sembunyi 🤭
2022-04-16
1