Dirasa sudah sampai di tempat yang ditujui mereka. Mereka masuk kedalam Butik yang terpampang disana dengan nama “Melodi Cinta.” Ya disana butik terlengkap. Mulai dari baju santai sampai baju pengantin yang cantiknya luar biasa ada disana.
Tak disangkah setelah masuk kedalam butik itu Diva dan Meme menjadi lupa diri sehingga menyebabkan Rindu tertinggal dan berpisah kepada mereka. Tentunya Danil dan Arga ditarik paksa oleh mereka dan sekarang Rindu tertinggal sendiri disana.
“Ini yang sama sekali gue nggak suka.” Gumam Rindu kesal. Memang benar jika mereka akan lupa dengan Rindu dan asik dengan sendiri jika sudah diberi Uang, Pria tampan dan traktiran belanja.
Rindu menghela nafas. Ia melangkah menyelusuri deretan baju yang sangat cantik dan jangan lupa. Harganya!. Satu baju diibaratkan bisa untuk makan selama satu bulan buat Rindu. Jadi mau tak mau Rindu hanya melihat-lihat saja sampai ia bertemu dngan Diva dan yang lain. Saat sudah satu jam ia berjalan tapi masih tak bertemu dengan Diva dan Lain membautnya menjadi bosan dan memilih pergi ketoilet untuk menghubungi Diva dan Meme.
“Gimana nih..” Gumam Rindu. Ia terus mencoba menelpon Diva atau Meme. Tapi sama sekali tak diangkat oleh mereka. Ia tak tahu harus bagaimana, sedangkan sekarang sudah menunjukan pukul 11 malam.
Ia dengan kesal melangkahkan kakinya keluar dari tilet.
Saat diluar tepatnya perkelokan lorong untuk menuju keluar Toilet Rindu menabrak seseorang. Rindu terkejut akan hal itu. Hidungnya berdarah!. Itu membuktikan bahwa yang ditabraknya sangat keras, ditambah hidungnya yang memang sering mimisan!.
“Awww...” Ringisnya. Jika saja yang ditabraknya tidak memeluknya mungkin ia akan terhuyung kebelakang dengan kondisi yang mengenaskan.
Tunggu!. Jika yang ia tabrak bisa memeluknya berarti itu manusia!. bukan tembok!.
Rindu membuka matanya. Yang pertama ia lihat dada seseoramg yang berjas dan berdasi. Gleghh.. ia menelan ludahnya. Ia berfikir cepat bahwa yang ia tabrak adalah seorang pria!. Ia mengangkat kepalanya menatap orang yang ia tabrak. Wajah itu!.
Rindu menodrong pria itu jauh darinya dan cepat cepat mengambil tisyu dari tasnya. Untungnya pria itu ditangkap oleh bodyguard yang Berada dibelakangnya.
Saat Rindu melihat jika pria itu dilindungi bodyguard yang bertubuh besar membuat Rindu melangkah pergi menjauh dengan tangan Kanan memegang hidungnya. Tapi kesialian sedang berpihak kepada Rindu.
Tangan pria itu dengan muda mencekal tangan Rindu. “Berhenti...” suara bariton nan berat itu secara tegas memerintah Rindu .
Karena tarikan tangan itu cukup kuat membuat Rindu terhuyung kebelakang membuat pinggangnya terbentur ditubuh gaga pria itu.. Lagi- lagi Rindu meringis kesakitan.
“Ini tubuh atau baja? Kok terasa tertimpa besi bangunan” Ucap Rindu dalam hati. Tanpa meminta izin pria itu melingkarkan tangannya diperut Rindu. Yang membuat Rindu menegang ditempat. Ia tak pernah dipeluk lawan jenis!. Bahkan baru kali ini ia bisa berdekatan begitu intim kepada seorang pria.
“Apa-apan si. Lepasin...” Teriak Rindu cempreng. Pria itu menyipitkan matanya terganggu dengan suara Rindu.
“Saya akan melepaskan kamu, jika kamu ingin bertanggung jawab” Ucapnya tegas dan menambah eratkan pelukannya.
“Eh paman. Rindu nggak ngapa-ngapain. Lagian juga paman nggak Rindu tabrak pakek mobil atau motor, jadi mau minta pertanggung jawab apa?” Ucap Rindu. Pria itu membalikan tubuh Rindu untuk menghadap kepadanya. Rindu memang orang yang sering bermasalah tapi bukan berarti ia tak memiliki sompan santun. Ia menggunakan namanya jika terlibat dengan orang lebih Tua darinya dengan tujuan menghormati.
‘Namanya Rindu’ batinnya
“Paman?. Apa saya setua itu?” Tanyanya . wajahnya menggelap menatap Rindu. Tatapannya tajam, untungnya tatapan itu bukan pisau.
“Memang paman masih muda?” Tanya Rindu. Itu membuat Filos dibelakang Habib menahan tawa. Bahkan ia menenggelamkan bibirnya supaya tidak kelepasan.
Ya pria yang ditabrak Rindu adalah Habib.
“Umur saya belum cukup 27tahun.saya bahkan belum memiliki istri.” Ucap Habib tegas. Wajahnya menggelap saat mendengar ucapan Rindu. Ia merasakan jika Rindu sedang mengejeknya. Padahal tidak menurut Rindu!
“Nah kalo wajah paman seperti ini. Paman seperti berumur 40tahun.” Ucap Rindu mengejek. Sudah cukup Filos menahan tawa. Bahkan Filos yang hidupnya penuh dengan kedataran menjadi tak bisa mengendalikan dirinya saat tuan mudanya dipermainkan oleh gadis kecil seperti Rindu.
“Paman lepasin. Paman tahu nggak ini pelukan pertama aku.” Ucap Rindu memberontak. Ia meletakkan tangannya didepan dadanya untuk pembatas. saat merasakan jika Habib mengeratkan pelukan dan merapatkan tubuh Rindu.
Habib menjadi tegang. ‘ Apa pelukan pertama?. Apa masih ada gadis yang sepoos ini?’ batin Habib.
“Kau harus bertanggung jawab.” Ucap Habib tegas.
"Hey paman sama sekali tak terluka. Paman lihat. Hidungku bahkan sampai berdarah menabrak paman.” Ucap Rindu yang menunjukan tisyu yang berisi darah yang telah ia bersikan dari hidungnya.
Habib menatap tisyu itu lalu menatap Hidung Rindu. Memang benar disana ada jejak darah yang terselip dilubang mancungnya Rindu. Ia menatap Rindu dengan tatapan tak terbaca. Sampai suatu suara terdengar lantang dikedua insan ini.
“ Sayang!. Apa-apaan ini?. kau pergi kesini bersama perempuan lain? Mengapa kau tak bilang jika kamu sudah sampai?" Tanyanya beruntun dengan rasa yang sangat menggebu-gebu mencari tahu apa yang membuatnya terganggu.
Habib menatap asal suara tanpa melonggarkan tanggannya dipinggang Rindu. Rindu yang dipeluk hanya bisa mengangkat wajahnya dan memutar lehernya untuk menatap asal suara. Mulut Rindu terbuka menjadi hurup o kecil. Ia tahu siapa dia bahkan cukuup tahu!.
Gadis yang memanggil Habib dengan sayang tak kalah terkejut saat melihat gadis dipelukan pujaan hatinya adalah gadis yang ia kenal. Ia mengerjab tak percaya. “Hey ******!. Apa yang kau lakukan dengan calon suamiku ha?.” Ucapnya berteriak. Ia melangkah maju mendekat keberadaan Rindu dan Habib saat ini.
Habib mengangkat satu alisnya menatap Rindu dan gadis itu secara bergantian.” Apa kalian saling mengenal?” Tanya Habib. Ia tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
Rindu tersentum sinis. Bahkan saat tersenyum sinis mampu memunculkan lesung pipinya. “Cukup kenal” Ucap Rindu. Dapat ia rasakan tangan yang dipinggangnya melonggar. Jadi ia bisa bergerak untuk berdiri disisi kiri Habib dan menatap perempuan didepannya. Ia menyilangkan tangannya diatas dada.
Perempuan itu berwajah pias. Entah mengapa wajahnya menjadi pucat. Ia segera berbicara untuk mengusir Rindu. “Apa yang kau lakukan dengan calon suamiku ha?” Ucapnya tegas. Ia sekarang berada sejauh satu meter dari Rindu dan Habib.
“Oh apa ini selingkuhanmu sayang?" Rindu melingkarkan tangannya kelengan Habib dengan manja. Lalu menatap gadis didepannya. “Sampai kapan kau ingin menjadi pelakor Mise?” Tanya nya sinis.
Wajah gadis yang bernama Mise memerah. Enah karena marah atau malu. Ia mengepalkan tangannya. “Selingku? Apa maksudmu ha?. Aku calon Istri Habib. Dan aku bukan pelakor!. Salahkan saja dirimu yang tak bisa menjaga kekasihmu dengan baik” Suara itu terhubung erat dengan emosi. Bahkan gemercikan api itu sangat besar.
Rindu menatap perempuan yang bernama Mise itu dengan wajah mengejek. “Kau tahu?. Aku sudah berpacaran sejak lama dengan paman Habib. Kau serahusnya cukup malu untuk merebut kekasihku yang kesekian kali. Bahkan kau harus menerima bekas dari adik kelasmu berkali-kali.”
Habib mengerutkan alisnya. Ia sebenarnya tak pernah digandeng atau memeluk perempuan sebelumnya. Tapi entah mengapa tubuhnya seperti tak bisa ia kontrol. Bahkan mampu bergerak sendiri Untuk menahan dan dia menerima sentuhan Rindu. Apa lagi kata-kata Rindu yang mengatakan jika ia ‘kekasihnya’ dan ada kata ‘pelakor’ tapi ia bisa memahami jika Rindu bukan teman Mise melainkan musuh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Ajeng Ajeng
seru.
2021-09-28
2
Dwi Niken
Rindu hebat , keren bgt sih mulutnya gak ada filternya nyelonong aja deh kyk busway , , , 😁😁😁
2021-04-01
2
Arsyila Sailaputri
thoore kau tkah membuat aku menghalu² lagi...aduh kmfin aku halu samakeyna dan alka skrngn rindu habib💕💕💕😍
2021-01-28
0