“Apa sii Div. Coba ulangin, gue nggak denger” Ucap Rindu.
“Kalo gue udah’anu anu’ loe percaya nggak?” Tanya nya lagi. Matanya pokus menatap jalan, tapi kecepatan motor yang dikendarai Diva berkurang menjadi santai.
“Loe ngomong apaan si Div. Dari tadi ngaur aja, apa loe kesambet setan jalanan?” Jawab Rindu sedikit menepuk pundak Diva.
“Gue bakan percaya kalo itu keluar langsung dari mulut loe. Lagian juga loe juga tahu sendirikan akibat dari perbuatan gitu. Itu Zina Div.” Lanjut Rindu.
Diva sedikit menganggukan kepalanya tanpa menjawab ia langsung menambah kecepatannya. Rindu menjadi tambah curiga terhadap Diva. Tapi ia tepis mentah-mentah apa yang ada dipikirannya.
Saat mereka telah sampai dirumah tak ada yang mulai bicara. Ada seskali bercanda gurau seperti biasa. Sebenarnya Rindu bukanlah sosok yang sangat pendiam, tapi ia sosok yang tidak mudah berbaur dan sedikit apatis dalam tanggapan orang lain terhadap dirinya. Ia seakan menulikan telinganya. Ia juga tidak terlalu mudah untuk menjadikan orang yang tidak ia kenal menjadi temannya.
Setelah menghabiskan waktu dengan bercanda dan saling membully.. mereka merebahkan diri dan pergi kealam mimpi.
...Pagi...
Pagi ini Rindu menjalankan rutinitasnya sperti biasa. Dia melaksanakan Sholat sunah Duha 2 rakaat dan bergegas pergi menuju kampusnya. Tapi sepertinya ia sedikit telat karena melaksanakkan sholat Duha terlalu lama. Saat ia sampai dikelas ia melihat kelas itu kosong. Ia bertanya kepada kelas sebelahnya dan mereka berkata jika kelasnya diadakan seminar gedung GSG. Rindu sama sekali tak tahu berita ini. Ia berjalan cepat menuju gedung GSG.
Saat ia masuk kegedung GSG. Ternyata acara seminarnya sudah dilaksanakan.
Rindu menenangkan dadanya yang masih naik turun karena berjalan setengah berlari. Saat dirinya sudah merasa sedikit tenang ia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam gedung.
“Permisi..” Ucapnya. Ia tak menggunakan kalimat kebanggaannya’ Assalamu’alaikum ‘ karena ini kampus umum, bukan kampus Islam.
Semua orang mengalihkan pandangannya kepada Rindu yang berada diambang pintu, termasuk sang motivator/pengisi acara.
“Ya, ada apa ya?” Tanya salah satu pria. Ia menggunakan kemeja putih dan celana dasar.
Sepertinya dia pembawa acara’ Batin Rindu.
“Maaf pak. Saya terlambat, soalnya saya nggak tahu jika hari ini ada seminar.” Ucap Rindu sopan.
“Lantas apa kerja kamu sebagai Mahasiswi?. Masih menjadi student aja kamu sudah tidak disiplin.” Salah satu pria yang menggunakan jas abu-abu. Mungkin usianya sekitar 27tahun. Wajahnya tampan, bibir tipis, hidung mancung. Rahang kokoh, berkulit putih mulus. Mata tajam, rambut rapi, badannya yang atletis serta tinggi badannya mencapai 182cm. Ditambah penampilannya yang rapi menambah ketampanannya yang berkali-kali lipat.
Rindu menatap pria yang itu. Wajahnya tidak menunjukan reaksi apapun “Maaf pak. Saya memang benar-benar tidak mendapatkan informasi.” Jawab Rindu singkat.
“Saya tidak suka dengan orang yang tidak disiplin. Sebagai hukumannya kamu berdiri didepan sampai acaranya selesai.”’ Ucapnya tegas.
Rindu hanya diam dan berjalan dimana pria itu menunjukan tempatnya. Ia meletakkan tasnya tanpa kata. Itu membuat sang pemateri tercengang melihat Rindu.
‘tidakkah ia ingim meminta maaf? Atau merengek supaya tidak dihukum’ batin pria itu. Wajahnya yang awalnya sedikit terkejut langsung ia rubah lagi menjadi wajah yang datar penuh dengan kharisma.
“Baiklah. Kita mulai lagi acaranya. Dan masalah pertanyaan saya tadi apa ada yang bisa menjawab?” Tanyanya lantang nan tegas.
‘ternyata udah mulai acaranya ‘ Batin Rindu. Ia menatap semua orang yang berada dideppannya. Ada ratusan murid disana. Tapi ia sama sekali tak memberi kesan takut ataupun malu. Hanya wajah datar tak berekspresi, hanya sesekali menghela nafas.
“Kamu yang dipojok.” Ucap pria itu menunjukan pria yang dipojok kiri salah satu yang ingin mnjawab.
“Baiklah. Terimakasih buat kak Habib yang sudah memberi saya kesempatan buat menjawab pertanyaan kakak. Menurut saya masalah adalah suatu hal yang merusak suasana hati dan menyebabkan seseorang harus mencari solusi Untuk menyelesaikannya.” Ucapnya. Pria yang bernama Habib itu hanya menganggukan kepalanya dan menunjukan lagi seseorang yang ada didalam ruangan itu tentang pertanyaan yang ia ajukan.
‘oh pertanyaannya definisi masalah” Batin Rindu, ia menganggukan kepla mengerti. Ia menatap kakinya, ia menggerakkannya karena terasa keram. Bahkan sangat keram, ia sudah berdiri selama setengah jam.
“Kamu..” Pria yang bernama Habib itu menngarahkan telunjuknya kehadapan Rindu. Rindu yang awalnya menundukan kepala membuat ia mendongak menatap Habib, Rindu mengerutkan alisnya sebagi isyarat tanda tanya.
“Jika kamu mau duduk. Jelaskan apa itu definisi masalah menurut kamu. Jika kamu menjawab tidak memuaskan saya, maka kamu harus melanjutkan hukuman kamu.” Ucapnya tegas nan dingin.
Rindu tersenyum tipis, setidaknya ia diberi kesempatan dan bisa duduk. Maasalah adalah suatu hal yang bertolak belakang dengan harapan” Ucapnya singkat. Ia tak ingin memanjangkan tali klambu.
Pria itu terkejut atas jawaban Rindu. Hawabn itu singkat, padat dan jelas. Jawaban itu juga tidak ber Unsur takut, gugup dan malu. Itu tegas, lugas dan tepat sasaran. Ia menarik sudut bibirnya. “Kamu bisa duduk. Tapi kamu duduk disini.” Ucapnya sambil mengarahkan telunjukkan ke sofa disamping kanannya. Rindu terkejut akan hal itu.
‘Apa-apaan ini?. Kalo nggak mau ngehapus hukuman bilang aja’ batin Rindu. Tapi dengan langka pasti ia duduk dimana pria itu printahkan. Dan hal itu membuat pria itu lagi-lagi trkejut.
‘*G*adis ini’ batinnya.
Semua orang tercengang akan keberanian Rindu. Bahkan diwajahahnya sama sekali tak ada jejak takut barang sedikitpun. Dosen disanapun hanya mengelus dada akan kelakuan Rindu.
‘Mau main-main ama gue’ Batin Rindu.
Ia mengabaikan semua tatapan kepadanya. Ia Pokus kepada pemateri acara.sesekali mata mereka bertemu. Bahkan Rindu bisa mencium aroma meskulin pria itu saat ia duduk disamping Rindu. Bahkan beberapa sesi Rindu memberi pertanyaan dan bantahan atas pernyataan pemateri yang menurutnya mengganjal.
Semua itu tak luput pada perhatian pria itu
.’Menarik’ Batinnya.
Ia menarik sudutnya berkali kali hari ini saat melihat Rindu.
Saat seminar selesai semua orang sibuk untuk meminta salaman dan foto bersama kepada Habib. Tapi tidak Dengan Rindu. Ia hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun dan pergi meninggalkan orang yang sibuk berdesak desakan untuk bersalaman.
Habib menatap punggung Rindu yang mnjauh dari pandangannya, dia berfikir jika Rindu berbeda dari gadis yang selama ini ia kenli.
Habib adalah salah satu pria yang masuk kategori pria sukses pada umur yang sangat muda. Habib dari keluarga besar. Ia dibesarkan oleh presdir hollmes. Atau keluarganya bermarga Hollmes. Keluarga i ni menunduki pringkat 5orang terkaya didunia. Semua usaha dan prusahaan keluarga Hollmest diturunkan kepada Habib. Karena Habib adalah satu satunya putra dari keluarga Hollmes, sedangkan satunya lagi seorang perempuan yaitu adiknya Habib.
Banyak gadis yang bertekuk lutut kepada Habib. Dan mengemis cinta darinya. Tapi Habib abaikan semua itu. Ia bahkan tak pernah melirik gadis manapun yang mendekatinya. Gadis mendekatinya juga bukan gadis sembarangan. Mulai dari artis tingkat nasional sampai internasional bahkan tak ada yang ampu menolak kharisma yang ia miliki membuat ia terlalu bosan untuk melihat hidupnya yang seperti-seperti ini saja. ‘membosankan’
Tapi hari ini sepertinya rasa bosan itu sedikit terkikis karena kehadiran seorang gadis pemberani. Bahkan ia mampu menarik perhatian dari pemuda sukses yang berasal dari keluarga Hollmas begitu mudah.
Setelah acara seminar itu selesai, Habib melangkakkan kakinya tegas penuh wibawah melangkah menuju parkiran mobil sportnya yang berwarnah Hintam mengabaikan teriakan histeris dari mahasiswi yang memekakkan telinga. Siapa yang tidak histeris jika melihat mahluk sesempurna Habib. Hidup terjamin dan paras yang sangat memuaskan!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Maya Bagi
aku nqak lanqsunq coment kak' aku oranqx nqk cpat nqambil kesimpulan krna kadanq karya se2oranq penu teka teki
2022-03-02
2
Ajeng Ajeng
visual.
2021-09-28
1
Arsyila Sailaputri
wah mntapppp thor bikin aku hlu lgi
2021-01-28
1