Hijrah Sang Gadis Pemberontak
Daun daun berguguran, angin-angin bercengkrama akrab dengan dedaunan menciptakan tarian indah yang diiringi melodi gemersik ranting ranting pohon. Burung-burung sudah tak ada lagi yang berlari lari bersama sahabat karibnya.
Seorang gadis duduk dibawah pohon dengan beralaskan batu besar. Ujung jilbabnya menari-nari mengikuti angin kemana ia pergi. Ia menggunakan jilbab berwarna biru, baju yang bernada sama hanya ada garis garis berwarna dongker sebagai pembeda. Ditangannya ada setangkai pena yang menyapa kertas halus miliknya. Ada banyak catatan didalamnya yang berisi tentang hari yang ia lewati.
Back....
Rindu Azzahra. Ia gadis manis yang berumur 18tahun, Rindu baru menempuh pendidikan tingkat tinggih (kulia) disalah satu universitas ternama diIndonesia.. Ia memiliki satu kakak yang bernama Rasyit Ibrahim, kakaknya juga masih menempuh pendidikan dan ia juga menempuh pendidikan ditempat yang sama dengan Rindu. Rindu juga memiliki seorang adik perempuan yang bernama Chacha Aisya Fathila yang dipanggil Echa, adiknya masih menempuh pendidikan dasar. Orang tuanya hanya berkerja di kebun yang dikelolah sendiri. Ayah dan ibunya memiliki beberapa hektar kebun dan sawah.
Seorang gadis dengan ringan melangkahkan kakinya. Hari ini adalah hari pertama ia masuk ke sekolah yang ia tempuh saat ini. Dengan gaya seperti biasa, wajah acuh tak acuh, headset putih yang menutup suara bising mahasiswa yang berkeliaran, rok hitam longgar yang dipadukan dengan baju berwarna marun dan Jilbab yang menutupi dada berwarna hitam memberi kesan sifatnya sendiri.
Langkah kakinya terhenti saat mendengar suara teriakan diarah kanannya yang mengusik alunan lagu yang diserap di telinganya. Bisa ia lihat ada satu orang perempuan yang ditarik paksa oleh beberapa pria. Ada banyak orang yang melihat kejadian itu.
“Lepasin. Gue nggak mau.” Teriaknya. Rindu menatap hal itu seksama. Ia melepaskan headset kesayangannya dan mulai melangkah untuk mendekat.
“Gue Cuma mau minta nomor hp loe doang. Pelit amat sii.” Ucap salah satu pria itu. Ia menarik paksa tangan perempuan didepannya.
Gadis itu hampir menangis, dan berteriak” Udah gue bilang. Gue nggak mau, gue nggak kenal sama kalian.”
“Nggak kenal maka tak sayang dong. Jadi cewek jangan sombong ntar jadi perawan tua lo.” Ucap pria satunya lagi dengan sedikit berbisik menggoda, tapi bisikan itu bisa didengar jelas oleh Rindu.
Salah satu pria itu mulai mencengkram pipi wanita itu. Rindu yang dari tadi menatap dan memahami permasalahan mulai maju dengan wajah yang mengeram kesal segera mendorong keras sii pemaksa. Hal itu sontak membuat semua pria disana beralih menatap si pelaku.
“Wah wah ada ada pahlawan ni.” Ejeknya sambil bertepuk tangan. Rindu tak bergeming. Ia menarik tangan perempuan yang ia selamatkan menuju belakang punggungnya. Perempuan itu hanya mengikuti perintah Rindu, wajahnya pucat karena ketakutan.
“Loe tau sama siapa lo cari masalah?” Tanyanya. Ia menatap tajam Rindu yang hanya diam tak menjawab.
“Loe bisu? Atau tuli?” Ia mendekati Rindu dan mengelilingi tubuh Rindu. Rindu mendorong perempuan yang ia tolong untuk menjauh.
“Loe anak baru ya?” Tanyanya ditelinga Rindu.
Rindu hanya diam dan mulai melangkahkan lagi kakinya untuk meninggalkan pria-pria itu. Tapi baru dua langkah kakinya melangkah tangannya dicekal oleh salah satu pria itu.
“Urusan loe ama gue belum selesai” Teriakan pria itu menggema keras. Dia mencengkram tangan Rindu secara kasar. Semua orang hanya menahan nafas, takut suatu hal akan terjadi kepada Rindu.
“Lepasin.” Ucap Rindu datar. Mata coklatnya menatap tajam kepada pria yang mencengkram erat tangangannya.
“Wah wah, ada yang nantangin loe bos” Ucap pria lainnya.
“Benar tu. Mau kita apain ni.” Ucap satunya lagi dengan senyum remeh.
Pria yang mencengkram tangan Rindu mulai menarik paksa tangan Rindu untuk mengikuti langkah kakinya “ Gue bilang lepas.” teriak Rindu tegas.
“Berani loe teriak didepan gue.” Teriakan pria itu bahkan jauh lebih keras dari pada teriakan Rindu.
“Emang loe siapa yang harus gue takuti?” Rindu mendekatkan tubuhnya dengan pria yang menahannya. Ada jejak angkuh diwajahnya.
“Loe bakal nyesel karena udah nyari masalah sama gue.” Ucapnya tajam. Matanya pun tak kalah tajam menatap Rindu. Ia merunduk menatap wajah datar Rindu, karena memang tinggi badan mereka terpaut jauh.
“Gue mau liat apa yang loe bisa lakuin ke gue.” Ucap Rindu. Tangannya yang dicekal pria itu semakin erat. Wajahnya memerah marah. Rindu sama sekali tak memberikan kesan ia kesakitan, wajahnya masih tak bergeming. Padahal ia merasakan bahwa tangannya sudah tak dialiri darah dan sakit yang menjalar.
Pria itu menarik paksa lagi tangan Rindu. Tapi saat ini Rindu memberontak dan melepaskan cengkraman itu satu kali hentakan. Bisa dilihat ada bekas jari tangan yang berwarna merah ditangan Rindu.”Berani Loe ama gue.” teriak pria itu.
Bughh..
Pria itu memukul Rindu, tapi sayang, pukulan itu hanya mengenai udara karena Rindu menghindar ke kanan. Pria itu semakin terhenyak dengan emosinya. Ia mencoba memukul lagi tapi pukulannya saat ini ditahan oleh tangan Rindu erat.
Krak...
Suara tulang patah terdengar jelas saat Rindu mematahkan tangan pria itu dengan satu gerakan. Pria itu hanya memekik kesakitan. Dengan satu gerakan lagi Rindu membanting tubuh kekar Pria itu kelantai, tubuh pria yang terbanting dilantai menciptakan suara yang cukup keras.
Ditambah suara ia yang meringis kesakitan.
Gerakan Rindu sangat cepat dan kuat. Rindu menatap pria yang ia banting dengan tatapan sinis. “Kurang ajar loe...!” Teriak teman pria yang Rindu banting.
Dua orang sekaligus menyerang Rindu. Rindu hanya memutar kakinya kearah kaki pria yang menyerangnya. Suara keras yang menyentuh lantai terdengar lagi. Semua orang menatap takjub terhadap Rindu yang mampu melawan mereka dengan semudah itu.
Ada satu pria dari kawanan mereka yang memandang Rindu takut. Dua pria yang Rindu taklukan beberapa saat mulai bangkit dan menyerang Rindu lagi. Rindu menghindar dengan menggunakan split nya sehingga dua pria itu hanya menyerang angin, dengan lihai Rindu mengapit kaki pria pria itu. Tendangan salah satu pria itu melayang kearah pipi Rindu. Tapi ditahan oleh tangan Rindu. Dengan gerakan memutar Rindu mematahkan kaki pria itu. Ia mulai menarik kakinya dan mendorongnya kearah temannya.
Buh..
Mereka jatuh dengan bertabrakan yang sempurna. “Mau ngerasain gue pukul?” Tanya Rindu dengan saru pria yang belum menyerang sama sekali.
Wajah pria itu pias, ia menggaruk rambut yang tak gatal. Ia melihat teman temannya sedih dan memandang Rindu takut ‘duh gimanani’ Batinnya.
Rindu meninggalkan kerumunan yang menatapnya kagum. Sesaat setelahnya pukulan melayang dari sisi kanan pipinya, menyebabkan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Ia menyekah sudut bibirnya yang mengalir darah segar sambil menatap asal pukulan. Sudut bibirnya tertarik melihatnya. Ia adalah salah satu rombongan pria yang tadi takut untuk melawannya. “Ternyata gue ngelawan banci kampus...” Ucap Rindu mengejek.
Ia menendang tepat diarea vital laki-laki itu dengan satu kali hentakan cukup membuat pria itu tersungkur secara menyedihkan. Dengan tangan yang menggenggam selangkangannya, wajahnya merah kesakitan dan bibir yang tak terhenti henti untuk meringis kesakitan “Besok ganti pakek rok aja ya...” Ucap Rindu dengan senyum mengejek. Ia pergi meninggalkan pria pria itu dengan nasib yang mengenaskan.
Sakit yang mereka dapat dari pikulan Rindu sebenarnya tidak seberapa dari rasa malu mereka karena dikalahkan oleh seorang perempuan!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Fayulan Fayulan
sdh ku baca 2 tahun yang lalu,, tapi kangen pengen baca lagi. ..
2024-12-07
1
Reader
keren gess ceritanya
2025-01-28
0
Nurul Fitria
g bosan baca lagi..
2023-05-07
1