Dunia gelap Rindu 2

Rindu memang sudah terbiasa akan panggilan semacam ini, ia bahkan sering diskors diwaktu sekolah menengah pertama. Dia bukanlah gadis yang sering membuat onar, tapi ia selalu ikut campur tentang hal yang menurutnya tidak sesuai dengan jalan pikirannya, dan semua itu membuat hidupnya menjadi terjerat masalah.

Kakinya berhenti didepan pintu coklat. Diatas pintu itu tertulis RUANGAN PRODI. ia membuka pintu itu secara berlahan dan berucap “ Assalamu’aikum.” Ia sedikit membungkukkan Kepalanya sopan.

Dapat dilihat didepannya ada beberapa pria tapi yang paling mencolok adalah paru baya yang menggunakan baju yang berjas rapi. Lengkap dengan antek anteknya yang memberi kesan ia bukan orang sembarangan. dan ada salah satu pria yang Rindu hajar pagi tadi.

“Keluar!” Pria yang memakai pakaian jas itu berteriak. Dapat dilihat wajah merah itu adalah wajah yang menampung emosi yang meledak.

“Om dia yang matahin tangannya Willi.” Dia adalah salah satu teman pria yang Rindu hajar.

Pria berbaju jas itu beranjak dari duduknya. Kakinya melangkah mendekat dimana tempat Rindu berada. Sorot matanya tajam. Tapi itu semua sama sekali tak mempengaruhi Rindu.

“Kalian bilang gadis kecil ini.” Dia mengarahkan dagunya untuk menunjuk Rindu.

“Iy iya om.”

“Kamu tahu seberapa berharganya tangan anak saya?” Tanyanya sinis. Rindu hanya diam dan balik menatap pria paru baya didepannya dengan datar. “Bahkan jika saya jual kamu dirumah *******. Kamu tidak akan ada harganya.” Ucapnya sombong.

Kalimat itu menunjukan jika harga diri Rindu itu tidak sebanding dengan apapun yang dimiliki oleh putranya, dan hal itu membuat Rindu sedikit emosi. Tapi karena sudah terbiasa akan situasi seperti ini, ia masih bisa memaksimalkan ekspresinya. “Jika harga diri saya saja setidak berguna itu. Bagaimana kabar dengan tangan anak bapak yang kotor itu. bahkan mengalahkan satu orang gadis yang tak memiliki harga diri ini harus menggunakan teman-temannya untuk mengkeroyok.” Ia tersenyum sinis.

‘Rindu.” teriak pak Verry. Ia adalah dosen pembimbing prodi. ia tak menyangkah jika Rindu seberani itu. Lawannya bukanlah orang biasa. Bahkan kampus yang Rindu pijaki adalah kampus orang yang dihadapi Rindu!.

Paru baya itu memerah malu. Tangannya terkepal erat. Apa yang diucap Rindu memang benar, bahkan anaknya terlalu lemah menghadapi gadis didapannya. “ Kamu tahu berhadapan dengan siapa?” Dia bertanya cukup berteriak.

Tapi itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan bahwa dia bukan orang biasa!.

“Saya tak butuh tahu siapa lawan saya. Ketika saya tahu jika saya benar.” Ringan suara itu teralun dari bibir Tipis Rindu, tapi masih terdengar tegas dan menantang lawan.

Pria paru baya itu menyeringai. Sedikit tersenyum, ia tertarik dengan keberanian Rindu. Meskipun Rindu seperti orang yang tidak sopan. Ia baru sekarang bisa menemukan orang yang sama sekali tak tunduk dibawah kakinya. "Lalu menurut kamu?. Apa kamu sudah benar?” Tanyanya. Ia mendekatkan Rindu.

“saya rasa bapak juga tahu jawabannya” ucap Rindu santai.

“ Siapa orang tua kamu?” Pria itu bertanya sinis.

“Apa ada hal lain yang lebih berguna untuk saya jawab Tuan Antonio Williem.” Rindu menekankan nama dari pria parubaya yang bernama Antonio, sebagai penjelas. ‘saya tiduk melibatkan marga atau jabatan’ dan itu bisa dimengerti dengan baik dengan pak Anton.

“Pak Antonio. Maafkan mahasiswi saya. Dia mahasiwi baru disini. Jadi ia belum menerima banyak pelajaran dan pengetahuan." Ucap pak Verry sedikit gemetar. Ia bahkan tak menyangka jika mahasisiwinya menentang pemilik kampus.

“Jika bicaranya selesai. Saya permisi. Masalah hukuman, saya menanti dengan keputusan bijak.” Ucap Rindu. Ia menekan kalimat Bijak sebagai peringatan ‘sesuai peraturan kampus dan tak melibatkan apapun Selain itu’ dan itu menyinggung semua orang yang berada didalam sana.

“Saya permisi.” Ucap Rindu. Ia mengawali Assalamu’alaikum tapi tak dijawab memiliki kesimpulan jika orang orang didalam adalah orang-orang non-muslim, karena itu ia mengganti dengan ‘permisi’ tapi kalimat perubahan itu bisa diserab langsung oleh pak Anton, dia adalah orang yang jenius, jika tidak. Bagaimana mungkin ia menjadi orang sukses.

Rindu meninggalkan ruangan yang masih dalam diam. ia bahkan merasakan itu bukanlah masalah baginya. Tapi tidak didalam ruangan itu. Termasuk pak Verry. “ Maaf pak Willi, karena mahasisiwi kita sangat kurang ajar. Dan saya berjanji akan menghukumnya secara berat.” Ucapnya dengan wajah yang penuh keringat dingin.

Pak Willy hanya menganggukan kepala. Entah, dia sama sekali tak merasa emosi saat Rindu mengatakan hal yang tidak sopan. Bahkan ia sangat kagum akan keberanian itu. Tak semua orang yang bisa seperti itu!. “Jangan berikan hukuman apapun sebelum ada instruksi dari saya.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan yang diikuti tiga pria yang menggunakan baju hitam berbadan tegap.

____

Rindu berjalan ringan menuju kelasnya kembali. Saat sampai didepan kelasnya, bisa ia lihat kelas itu sudah kosong. Hanya ada 1 orang perempuan yaitu Vivi. Vivi yang melihat Rindu sudah sampai langsung menyapa dan memberi sejuta pertanyaan. Sepertinya ia sudah lama menunggu Rindu.

“Rin. Kamu kenapa dipanggil sama prodi?. gara-gara pagi tadi ya. Yaampun, maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi kena imbasnya.” Pertanyaan itu terlontar berturut-turut, Rindu hanya menghela nafas dan memijit batang hidung atasnya. Ia snangat pusing ingin menjawab pertanyaan yang mana duluan.

“Gue nggak apa-apa. Tenang aja.” Ucap Rindu untuk menghindari deretan pertanyaan Vivi.

“Terus kata pak Verry tadi apa Rin. Kamu kena hukum nggak?” Tanyanya lagi.

“Belum tahu. Udah ah, gue udah biasa kayak gini.” Ucap Rindu santai. Saat Vivi mulai membuka mulutnya lagi untuk bertanya ia mengalihkan pembicaraan “Kantin yuk, laper gue” Ucap Rindu. Vivi hanya menganggukan kepalanya.

Rindu dan Vivi berjalan ringan menuju kantin. Tapi Rindu memilih untuk ketoilet sebentar untuk buang air kecil, sehingga Vivi mau tak mau harus menunggu didepan Tolet. Saat Rindu sudah selesai dengan urusannya ia melangkah keluar dan melanjutkan jalannya.

“Vivi” teriaka itu berasal cukup jauh dari mereka. Membuat Vivi berhenti dan menoleh kesumber suara. Senyum diwajahnya mengembang menambah kadar kecantikan diwajahnya “Hey kak Kevin apa kabar?” Ia memeluk pria yang dipanggilnya kak Kevin itu cukup erat.

‘Sepertinya mereka cukup dekat’ batin Rindu.

“Baik akunya. Kamu apa kabar?. Kamu kulia disini juga, jurusan apa?" Pertanyaan itu berurutan. Rindu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua. Sama saja.

“Tanyanya satu satu donk. Kan jadinya aku bingung mau jawab apa” Vivi menepuk pundak pria itu sedikit manja.

“Hehe. Kamu kulia disini juga?, jurusan apa?” Tanya nya.

“Iya iyalah. Kalo nggak kulia disini ngpain aku disini. Aku jurusan hukum kak.” Jawab Vivi.

“Waw enak dong. Bisa ketemu terus dong kita.” Jawab pria itu bahagia. Ia melirik Rindu yang berada disisi kanan Vivi. Ia tak menyadari kehadiran Rindu dari tadi karena kegirangan dengan Vivi. Vivi mengalihkan pandangan kesumber mata pria didepannya. “ Oh astaga. Aku lupa. Kenalin ini temanku namanya Rindu kak.” Ucapnya sambil memegang lengan Rindu. Rindu hanya memberi senyum seadanya tanpa berucap apapun.

“Dia emang dingin orangnya. Aku juga baru kenal.” Bisik Vivi tapi masih bisa didengar Rindu.

Terpopuler

Comments

Humhum Humkum

Humhum Humkum

kuliah, thor bukan kulia

2024-04-16

0

anggrymom

anggrymom

good rindu, klo benar ga ush takut.

2021-07-22

2

Dwi Niken

Dwi Niken

jd wanita hrs jual mahal jgn d rendahkan hatinya dr laki-laki , aq suka bgt wanita tegar , berani mengambil keputusan dan bertindak sebagai wanita pemberani dan sukses 💕💕💕

2021-03-31

8

lihat semua
Episodes
1 Dunia Rindu
2 Dunia Gelap Rindu 1
3 Dunia gelap Rindu 2
4 Dunia gelap Rindu 3
5 Dunia Gelap Rindu 4
6 Dunia Gelap Rindu 5
7 Dunia gelap Rindu 6
8 Dunia gelap Rindu 7
9 Dunia gelap Rindu 8
10 dunia gelap Rindu 9
11 dunia gelap Rindu 10
12 Dunia gelap Rindu 11
13 Dunia Gelap Rindu 12
14 Dunia Gelap Rindu 13
15 Dunia Gelap Rindu 14
16 Dunia gelap Rindu 15
17 Dunia Rindu 16
18 Dunia Gelap Rindu 17
19 Dunia Gelap Rindu 18
20 Dunia Gelap Rindu 19
21 DGR 20
22 DGR21
23 DGR22
24 Mulai lembaran baru
25 putus
26 Cari kerja
27 Cari kerja 2
28 Dunia Baru
29 DBR
30 DGR
31 Zina mata?
32 Hari pertama kerja
33 Kucing
34 Bertemu lagi
35 Pertengkaran lagi
36 Pemilik Caffe
37 Dokter Rey
38 Berjumpa mami Gevan
39 Pencuri
40 Sikembar
41 Cerita Sii Kembar
42 Cerita Rian dan Rani
43 Bunda
44 Diva bunuh Diri
45 Masalalu Rindu
46 Pengakuan Diva
47 Diva dan Meme pergi
48 Luka fisik
49 Polisi
50 Polisi 2
51 Bertemu Umi Lagi
52 Bibit Hijra
53 Arga
54 Hampir hancur
55 Habib Khawatir
56 Tragedi rumah sakit
57 Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58 Pilihan
59 Oke
60 Bertemu Diva kembali
61 Masa lalu
62 Pembantu sombong
63 Membangunkan Habib
64 Masak itu?
65 Cast
66 Makan dikantor Habib
67 Kiblad
68 Tugas
69 Mise
70 Jauhi Habib...!
71 Belanja
72 Kata mama peka
73 Pms
74 Kemarahan Habib
75 Marahmu menentukan akhlakmu
76 Kabar buruk
77 Tersinggung
78 Calon Istri
79 Motivasi Rindu
80 Bukit Azza
81 Gara gara kuda
82 Penyakit Ain
83 Kesempatan
84 Lindungan Allah SWT
85 Aurell
86 Penyesalan Hendrawan
87 Kenapa pakek kain?
88 Akibat sosial media
89 Minta papah
90 Syarat
91 Cerita Rindu
92 Hijrahku hanya dipenampulanku
93 Siapa Dimas?
94 Maaf dari sang mantan
95 Habib sakit
96 Tuhanku menyayangiku..!
97 Because I'm Muslim
98 Ketika senyum
99 Didikan untuk anak
100 Surat untuk ibu dan ayah
101 janji
102 Syarat
103 tragedi
104 Tragedi 2
105 Tragedi 3
106 Tragedi 4
107 Masuk rumah sakit
108 Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109 Izin
110 Makan
111 Bertemu Vivi
112 Nayla kabur
113 Pengumuman
114 Nayla
115 Alasan
116 Aku
117 Sadar
118 Wanita
119 Pesan
120 Cerita
121 Geva
122 Kenal?
123 Tidak sah
124 menyerahkan padamu
125 Pilihan
126 Mise
127 Ancaman
128 Pengungkapan
129 Menginap
130 bertemu kembali
131 Kasihan
132 Wali
133 Masih yang dulu
134 Salah lagi
135 Fitnah
136 kembali jatuh
137 Jatuh lagi
138 Jangan bersedih
139 Kamu tidak bersalah
140 Kisah Tauladania
141 Maulid Nabi....
142 Ketika Cinta
143 Lagi
144 Dokter Rey
145 DR2
146 Rindu
147 Rp
148 Rp2
149 Cinta yang dipertanyakan
150 Cinta yang terpancarkan
151 Sesungguhnya
152 Cerita
153 Kacau
154 tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155 Telambat
156 Usaha
157 Sidang
158 penjelasan
159 Keputusan
160 Terbukti
161 Terbukti
162 fakta
163 Rindu
164 Mau?
165 Maaf
166 Ulah lagi?
167 Pertanyaan
168 Sadar
169 Tamparan
170 Kenyataan
171 Reno
172 Rasyid
173 Beruntung
174 Rasa
175 Uhibuka
176 Huaa
177 Kampung halaman
178 bertemu..
179 Mimpi kah?
180 diterima
181 gosip
182 Hancur?
183 kerabatkah?
184 Siapa?
185 Kakek
186 Putriku
187 Jemput
188 Pilihan atau Keharusan?
189 Ibu?
190 Kakak
191 Kisah
192 Wanita yang terhormat
193 Akrab
194 Bukan
195 Boleh
196 Khawatir
197 Alasan
198 pilihan
199 kedatangan keluarga Rey
200 Reon?
201 Ayah?
202 Mimpi
203 Rasyid
204 Lelah
205 Ketahuan
206 Kejam
207 Penjaga Baik
208 Bantuan?
209 Bangun?
210 Menjemput
211 Kebenaran
212 H-1
213 Hari pernikahan
214 SAH
215 Selamat tinggal...
216 Abi
217 Kabar baik kabar buruk
218 Habib?
219 Pulang
220 bersama
221 Bulan madu?
222 Gadis
223 Bertemu
224 Pertemuan
225 Donor
226 Akhir
227 Tamat
228 Pengumuman
229 Novel Baru....
Episodes

Updated 229 Episodes

1
Dunia Rindu
2
Dunia Gelap Rindu 1
3
Dunia gelap Rindu 2
4
Dunia gelap Rindu 3
5
Dunia Gelap Rindu 4
6
Dunia Gelap Rindu 5
7
Dunia gelap Rindu 6
8
Dunia gelap Rindu 7
9
Dunia gelap Rindu 8
10
dunia gelap Rindu 9
11
dunia gelap Rindu 10
12
Dunia gelap Rindu 11
13
Dunia Gelap Rindu 12
14
Dunia Gelap Rindu 13
15
Dunia Gelap Rindu 14
16
Dunia gelap Rindu 15
17
Dunia Rindu 16
18
Dunia Gelap Rindu 17
19
Dunia Gelap Rindu 18
20
Dunia Gelap Rindu 19
21
DGR 20
22
DGR21
23
DGR22
24
Mulai lembaran baru
25
putus
26
Cari kerja
27
Cari kerja 2
28
Dunia Baru
29
DBR
30
DGR
31
Zina mata?
32
Hari pertama kerja
33
Kucing
34
Bertemu lagi
35
Pertengkaran lagi
36
Pemilik Caffe
37
Dokter Rey
38
Berjumpa mami Gevan
39
Pencuri
40
Sikembar
41
Cerita Sii Kembar
42
Cerita Rian dan Rani
43
Bunda
44
Diva bunuh Diri
45
Masalalu Rindu
46
Pengakuan Diva
47
Diva dan Meme pergi
48
Luka fisik
49
Polisi
50
Polisi 2
51
Bertemu Umi Lagi
52
Bibit Hijra
53
Arga
54
Hampir hancur
55
Habib Khawatir
56
Tragedi rumah sakit
57
Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58
Pilihan
59
Oke
60
Bertemu Diva kembali
61
Masa lalu
62
Pembantu sombong
63
Membangunkan Habib
64
Masak itu?
65
Cast
66
Makan dikantor Habib
67
Kiblad
68
Tugas
69
Mise
70
Jauhi Habib...!
71
Belanja
72
Kata mama peka
73
Pms
74
Kemarahan Habib
75
Marahmu menentukan akhlakmu
76
Kabar buruk
77
Tersinggung
78
Calon Istri
79
Motivasi Rindu
80
Bukit Azza
81
Gara gara kuda
82
Penyakit Ain
83
Kesempatan
84
Lindungan Allah SWT
85
Aurell
86
Penyesalan Hendrawan
87
Kenapa pakek kain?
88
Akibat sosial media
89
Minta papah
90
Syarat
91
Cerita Rindu
92
Hijrahku hanya dipenampulanku
93
Siapa Dimas?
94
Maaf dari sang mantan
95
Habib sakit
96
Tuhanku menyayangiku..!
97
Because I'm Muslim
98
Ketika senyum
99
Didikan untuk anak
100
Surat untuk ibu dan ayah
101
janji
102
Syarat
103
tragedi
104
Tragedi 2
105
Tragedi 3
106
Tragedi 4
107
Masuk rumah sakit
108
Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109
Izin
110
Makan
111
Bertemu Vivi
112
Nayla kabur
113
Pengumuman
114
Nayla
115
Alasan
116
Aku
117
Sadar
118
Wanita
119
Pesan
120
Cerita
121
Geva
122
Kenal?
123
Tidak sah
124
menyerahkan padamu
125
Pilihan
126
Mise
127
Ancaman
128
Pengungkapan
129
Menginap
130
bertemu kembali
131
Kasihan
132
Wali
133
Masih yang dulu
134
Salah lagi
135
Fitnah
136
kembali jatuh
137
Jatuh lagi
138
Jangan bersedih
139
Kamu tidak bersalah
140
Kisah Tauladania
141
Maulid Nabi....
142
Ketika Cinta
143
Lagi
144
Dokter Rey
145
DR2
146
Rindu
147
Rp
148
Rp2
149
Cinta yang dipertanyakan
150
Cinta yang terpancarkan
151
Sesungguhnya
152
Cerita
153
Kacau
154
tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155
Telambat
156
Usaha
157
Sidang
158
penjelasan
159
Keputusan
160
Terbukti
161
Terbukti
162
fakta
163
Rindu
164
Mau?
165
Maaf
166
Ulah lagi?
167
Pertanyaan
168
Sadar
169
Tamparan
170
Kenyataan
171
Reno
172
Rasyid
173
Beruntung
174
Rasa
175
Uhibuka
176
Huaa
177
Kampung halaman
178
bertemu..
179
Mimpi kah?
180
diterima
181
gosip
182
Hancur?
183
kerabatkah?
184
Siapa?
185
Kakek
186
Putriku
187
Jemput
188
Pilihan atau Keharusan?
189
Ibu?
190
Kakak
191
Kisah
192
Wanita yang terhormat
193
Akrab
194
Bukan
195
Boleh
196
Khawatir
197
Alasan
198
pilihan
199
kedatangan keluarga Rey
200
Reon?
201
Ayah?
202
Mimpi
203
Rasyid
204
Lelah
205
Ketahuan
206
Kejam
207
Penjaga Baik
208
Bantuan?
209
Bangun?
210
Menjemput
211
Kebenaran
212
H-1
213
Hari pernikahan
214
SAH
215
Selamat tinggal...
216
Abi
217
Kabar baik kabar buruk
218
Habib?
219
Pulang
220
bersama
221
Bulan madu?
222
Gadis
223
Bertemu
224
Pertemuan
225
Donor
226
Akhir
227
Tamat
228
Pengumuman
229
Novel Baru....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!