Dunia Gelap Rindu 4

Saat Rindu sudah melaksanakan sholatnya ia mengalikan pandangannya kepada hpnya yang sudah sejak tadi bergetar. Ia menatap nama yang terpampang dilayar hpnya “abi” .

“Pasti abang ngadu ni.” Gumamnya. Sesaat setelahnya hpnya bergetar lagi. Rindu mulai menggeserkan tanda telepon kearah kanan. “Hallo. Rindu kamu dari mana aja baru angkat telepon abi ha?” Suara itu membuat Rindu reflek menjauhkan telepon dari telinganya. Ia hanya menghela nafas.

“Assalamu’alaikum bi. Tadi Rindu sholat, kenapa Abi nelpon Rindu.” Tanyanya.

“Oh ya waalaikum salam. Maaf tadi Abi lupa salam. Abi mau nanya kamu beneran berantem lagi?” Suara itu Membentak keras. Rindu lagi lagi menghela nafa.

“Jawab Abi. Kamu pasti brantem lagikan. Rindu dengerin Abi, Abi udah capek ngajarin kamu, capek ngingetin kamu terus, kamu cewek, jadi kamu taukan harus bersikap seperti apa” Ucapnya panjang lebar, Rindu hanya memejamkan matanya “ Hallo kamu denger Nggak sii?. Kamu itu baru masuk satu hari udah bikin masalah, kalo kamu masih kayak gini lagi. Abi nggak bakal mau ngurusin masalah kamu disana. Abi malu liat kamu dari dulu nggak pernah berubah. Kamu inget baik baik ya. Abi nggak akan mau nyelesaiin masalah yang kamu buat! Tut tut...” Suara telepon itu ditutup secara sepihak. Bahkan Rinduu tak sempat untuk menjelaskan semuanya. Ia hanya memandang layar teleponnya dengan sendu. Memang dari dulu Abi dan Umi Rindu mendidiknya secara keras membuat Rindu tak bisa bergerak bebas. Sedangkan Rindu adalah sosok yang benci batasan.

Tes...

Darah segar Jatuh keatas layar hp Rindu. Rindu tak terkejut akan hal itu. Ia menatap darah itu, ia mengangkat tangan kirinya dan menggesekan jempolnya kearah hidungnya. Dapat ia lihat jempolnya berdarah. “ Ini udah kesekin kali gue mimisan, padahal dari kecil gue nggak perna, kenapa yah dua bulan belakangan ini dada gue sering sakit...” Gumamnya. Ia memegang dadanya yang sedikit berat. Rindu sudah mulai mimisan saat dua bulan yang lalu. Rindu memegang dadanya yang sakit, itu sangat sakit, ia mnghentakkan punggungnya kedinding, ia juga menepuk kasar dadaya yang terasa sakit, ia bahkan mengabaikan mukena putihnya sudah ternoda oleh darah segar dari hidungnya. Itu cukup lama, saat terasa sesak dan sakit itu berkurang Rindu mulai bernafas sedikit legah, wajahnya sudah dipenuhi keringat, bahkan keringat Rindu bisa dikatakan sebesar jagung. Rindu melepaskan mukenanya dan berdiri, ia meringis kesakitan saat punggungnya ia tegaki. Ia membuka baju dibagian punggngnya sedikit. Bisa ia lihat punggungnya memar. Ia beralih memegang dadanya. Pasti dadanya juga memar’ batinnya.

Ia hanya menghela nafas panjang. Semua itu sudah biasa ia lalui beberapa bulan ini. Tapi masalah ini ia tak ceritakan pada siapapun. Ia mengunci rapat rapat. Ia juga belum pernah memperiksa keshatannya. Ia sangat takut mendengar hal yang tak ingin ia dengar, ia selalu menepis segala kemungkinan buruk pada dirinya.

“Rindu bangke. Yuuuhuuuuu Meme cantik datang.” Teriakan dari luar rumahnya menggemah. Rindu sudah terbiasa akan hal itu.

“Berisikan banget sii loe.” Ucap Rindu ketus saat asal suara berada tak jahu darinya.

“ Yaellah bangke. Selow dikit napa?. Tau nggak pas dikampus gue ketemu suami suami gue. Sumpah gantengnya minta ampyun” Ucapnya lebay. Rindu menggulung mukenanya seperti buntalan supaya becak darah tak terlihat oleh temannya.

“Ih loe jadi cewek genit banget sii.”Ucap Rindu senang wajah yang dibuat buat.

“Biarin, ntar kalo gue bisa dapetin salah satu dari calon suami gue, awas aja loe rebut. Cukup masa SMP sama SMA aja ya.” Ketusnya. Ya teman Rindu ini bernama Meme nama aslinya adalah Melisa tapi dipanggil Meme, ia berteman sejak masa SMP. Sebenarnya wajah Rindu biasa aja. Tapi ntah mengapa pria-pria yang disukai teman-temannya selalu melirik Rindu. Padahal Rindu sama sekali tidak melirik bahkan menatap mereka.

“Gue nggak pernah merebut ya. Gebetan loe aja yang salah naksir.” Ucap Rindu ketus.” Udah ah, gue ngantuk mau tidur, ntar kalo Diva pulang tolong bilang jangan ganggu gue tidur” Ucapnya ketus dan meninggalkan teriakan Meme yang masih ingin membahas suami-suaminya.

Tubuh Rindu cukup lemas untuk meladeni Meme, ia butuh istirahat. Belum sempat ia menutup matanya ada teriakan suara yanng tak asing ditelinganya. Rindu hanya berdecak sebal dan memilih pura pura tidur.

“ Calon artis papan atas datang. “ Teriaknya yang tak lain adalah Diva.

“Papan lapuk kali.” Jawab Meme ketus.

“Eh bisa ngak sii aminin aja biar jadi doa gitu” Jawan Diva tak kalah ngotot. “Rindu udah pulang?” Kepalanya melirik kekanan dan kekiri.

“Dia tidur. Katanya jangan gangguin tadi.” Jawab Meme. Diva hanya menganggukan kepalanya dan pergi membersikan diri.

... Malam hari....

Saat Diva telah usai melaksanakan sholatnya. Ia memilih masuk kekamar dan mengambil ponselnya. Disana terdapat 3pesan dan 6panggilan tak terjawab dari ponselnya. Ia tak ingin memikirkan siapa yang menghubunginya. Tapi matanya teralihkan pada suara dering handponenya Diva yang dari tadi tiada henti-hentinya berdering. Rindu mendongakkan kepalanya untuk melihat handponenya Diva. Tapi belum sempat ia melihat, Diva menyembunyikan hpnya didada.

”Ngapain loe liat-liat. Kalo jomblo ya jomblo aja.” Ucapnya ketus tapi ada terselip rasa takut dalam suara itu.

“Yaellah, nggak usa bahas jomblo juga kali. Dari tadi hp loe brisik banget tau nggak.” Ucap Rindu.

“Namanya juga orang punya pacar. Nggak kayak loe sama Dia tu. Hp aja kayak kuburan.” Jawabnya mengejek.

“Napa gue yang dibawa-bawa?” Jawab Meme yang dari tadi hanya diam.

“Ya kan gue bilang fakta. Bdw kalian mau gebetan nggak. Lumayan buat diporotin.” Ucap Diva. Ia menaik turunkan alisnya.

“ Apaan sii Div. Nggak ah dosa. Lagian juga kalo loe nawarin kita cowok, pasti cowoknya buluk.” Jawab Rindu.

“Ya kalo ganteng nggak bakan rela dia Rin.” Jawab Meme sambil tertawa.

“Gue serius kali. Ya kalo tampang sii emang nggak ganteng tapii enaklah diporotin.” Jawab Diva.

“Loe aja gue nggak mau terlibat.” Jawab Rindu.

“Loe mau Me?” tanya Diva kepada Melisa.

“Liat orang dulu gua.” Jawabnya.

“Yaudah. Besok malem kita ketemuan ya.” Ucap Diva semangat.

“Serah lo ajah de.” Jawab Meme malas yang diangguki oleh Diva.

Sebenarnya mereka Menyewakan satu rumah yang berisi 3kamar. Tapi mereka lebih Memilih tidur di satu kamar yag sama. Satu kamar untuk mushola dan satunya lagi buat ruang ganti baju yang berisi pakaian mereka.

“Rin temenin gue ke apotik yuk.” Tiba-tiba Diva bicara memecahkan konsentrasi Rindu saat membaca Novel.

Rindu mengerutkan alisnnya “ Loe sakit?” Tanyanya.

“En enggak sii. Tapi gu gue mau beli vitamin, ya vitamin.” Jawabnya gugup.

“Yaudah. Gue ganti baju dulu, “ Ucap Rindu sambil bangkit. Ia sebenarnya curiga jika Diva menyembunyikan sesuatu dari mereka. Tapi ia tepis jauh-jauh perasaan itu. Ia bergegas mengganti baju dan pergi keapotik.

_____

“Rin gue beli dulu. Loe tunggu disini ya..” Ucapnya. Ia langsung meninggalkan Rindu sendirian.

“Ngak biasanya tu anak mau sendirian.” Gumam Rindu. Tak lama kemudian Diva datang membawa pelastik tranparan yang berisi sesuatu. Rindu mengerutkan alisnya menatap belanjaan Diva. Diva menatap apa yang ditatap Rindu menjadi tegang ditempat, dia berjalan mendekat dengan gugup” Rin ay ayo pulang” ucapnya gugup.

“Loe ngapain beli tes pack?” Tanya Rindu. Matanya tajam seperti ketua intel kepolisian yang menyelidiki kasus.

“Hehe. In ini. Ini tadi temen gue yang nitip. Tadi pas loe baca Chet gue karena itu gue takut. Ya temen.” Dia berbicara terbata –bata.ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Loe nggak bohongkan Div?” Tanya Rindu lagi.

“Ya en enggak lah. Udah pulang yuk. Dingin.” Ucapnya dan langsung menaiki Motornnya.

Saat diperjalanan pikiran Rindu penuh selidik tentang Diva. Ia curiga jika Diva menyembunyikan sesuatu. Tapi ia tak mau jika nanti ia bertanya Diva akan marah terhadapnya.

Hening..

“Rin?” Hingga Diva memecahkan keheningan.

“Napa?” Jawab Rindu. Ia menongakkan kepalanya supaya dapat mendengar ucapan Diva. Soalnya mereka berada ditengah jalan.

“Kalo gue yang beli taspack tadi, loe percaya nggak?” Tanya Diva takut.

Rindu terkejut. Ia semakin menongakkan kepalanya supaya memastikan ia tak salah dengar.

“Apa sii Div. Coba ulangin, gue nggak denger.” Ucap Rindu.

Terpopuler

Comments

Badelan

Badelan

bagus ceritanya

2024-02-19

1

Didik Bolang Bolang

Didik Bolang Bolang

lanjut ka

2022-10-14

0

Ajeng Ajeng

Ajeng Ajeng

rindu wonder women.wanita idaman.

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 Dunia Rindu
2 Dunia Gelap Rindu 1
3 Dunia gelap Rindu 2
4 Dunia gelap Rindu 3
5 Dunia Gelap Rindu 4
6 Dunia Gelap Rindu 5
7 Dunia gelap Rindu 6
8 Dunia gelap Rindu 7
9 Dunia gelap Rindu 8
10 dunia gelap Rindu 9
11 dunia gelap Rindu 10
12 Dunia gelap Rindu 11
13 Dunia Gelap Rindu 12
14 Dunia Gelap Rindu 13
15 Dunia Gelap Rindu 14
16 Dunia gelap Rindu 15
17 Dunia Rindu 16
18 Dunia Gelap Rindu 17
19 Dunia Gelap Rindu 18
20 Dunia Gelap Rindu 19
21 DGR 20
22 DGR21
23 DGR22
24 Mulai lembaran baru
25 putus
26 Cari kerja
27 Cari kerja 2
28 Dunia Baru
29 DBR
30 DGR
31 Zina mata?
32 Hari pertama kerja
33 Kucing
34 Bertemu lagi
35 Pertengkaran lagi
36 Pemilik Caffe
37 Dokter Rey
38 Berjumpa mami Gevan
39 Pencuri
40 Sikembar
41 Cerita Sii Kembar
42 Cerita Rian dan Rani
43 Bunda
44 Diva bunuh Diri
45 Masalalu Rindu
46 Pengakuan Diva
47 Diva dan Meme pergi
48 Luka fisik
49 Polisi
50 Polisi 2
51 Bertemu Umi Lagi
52 Bibit Hijra
53 Arga
54 Hampir hancur
55 Habib Khawatir
56 Tragedi rumah sakit
57 Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58 Pilihan
59 Oke
60 Bertemu Diva kembali
61 Masa lalu
62 Pembantu sombong
63 Membangunkan Habib
64 Masak itu?
65 Cast
66 Makan dikantor Habib
67 Kiblad
68 Tugas
69 Mise
70 Jauhi Habib...!
71 Belanja
72 Kata mama peka
73 Pms
74 Kemarahan Habib
75 Marahmu menentukan akhlakmu
76 Kabar buruk
77 Tersinggung
78 Calon Istri
79 Motivasi Rindu
80 Bukit Azza
81 Gara gara kuda
82 Penyakit Ain
83 Kesempatan
84 Lindungan Allah SWT
85 Aurell
86 Penyesalan Hendrawan
87 Kenapa pakek kain?
88 Akibat sosial media
89 Minta papah
90 Syarat
91 Cerita Rindu
92 Hijrahku hanya dipenampulanku
93 Siapa Dimas?
94 Maaf dari sang mantan
95 Habib sakit
96 Tuhanku menyayangiku..!
97 Because I'm Muslim
98 Ketika senyum
99 Didikan untuk anak
100 Surat untuk ibu dan ayah
101 janji
102 Syarat
103 tragedi
104 Tragedi 2
105 Tragedi 3
106 Tragedi 4
107 Masuk rumah sakit
108 Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109 Izin
110 Makan
111 Bertemu Vivi
112 Nayla kabur
113 Pengumuman
114 Nayla
115 Alasan
116 Aku
117 Sadar
118 Wanita
119 Pesan
120 Cerita
121 Geva
122 Kenal?
123 Tidak sah
124 menyerahkan padamu
125 Pilihan
126 Mise
127 Ancaman
128 Pengungkapan
129 Menginap
130 bertemu kembali
131 Kasihan
132 Wali
133 Masih yang dulu
134 Salah lagi
135 Fitnah
136 kembali jatuh
137 Jatuh lagi
138 Jangan bersedih
139 Kamu tidak bersalah
140 Kisah Tauladania
141 Maulid Nabi....
142 Ketika Cinta
143 Lagi
144 Dokter Rey
145 DR2
146 Rindu
147 Rp
148 Rp2
149 Cinta yang dipertanyakan
150 Cinta yang terpancarkan
151 Sesungguhnya
152 Cerita
153 Kacau
154 tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155 Telambat
156 Usaha
157 Sidang
158 penjelasan
159 Keputusan
160 Terbukti
161 Terbukti
162 fakta
163 Rindu
164 Mau?
165 Maaf
166 Ulah lagi?
167 Pertanyaan
168 Sadar
169 Tamparan
170 Kenyataan
171 Reno
172 Rasyid
173 Beruntung
174 Rasa
175 Uhibuka
176 Huaa
177 Kampung halaman
178 bertemu..
179 Mimpi kah?
180 diterima
181 gosip
182 Hancur?
183 kerabatkah?
184 Siapa?
185 Kakek
186 Putriku
187 Jemput
188 Pilihan atau Keharusan?
189 Ibu?
190 Kakak
191 Kisah
192 Wanita yang terhormat
193 Akrab
194 Bukan
195 Boleh
196 Khawatir
197 Alasan
198 pilihan
199 kedatangan keluarga Rey
200 Reon?
201 Ayah?
202 Mimpi
203 Rasyid
204 Lelah
205 Ketahuan
206 Kejam
207 Penjaga Baik
208 Bantuan?
209 Bangun?
210 Menjemput
211 Kebenaran
212 H-1
213 Hari pernikahan
214 SAH
215 Selamat tinggal...
216 Abi
217 Kabar baik kabar buruk
218 Habib?
219 Pulang
220 bersama
221 Bulan madu?
222 Gadis
223 Bertemu
224 Pertemuan
225 Donor
226 Akhir
227 Tamat
228 Pengumuman
229 Novel Baru....
Episodes

Updated 229 Episodes

1
Dunia Rindu
2
Dunia Gelap Rindu 1
3
Dunia gelap Rindu 2
4
Dunia gelap Rindu 3
5
Dunia Gelap Rindu 4
6
Dunia Gelap Rindu 5
7
Dunia gelap Rindu 6
8
Dunia gelap Rindu 7
9
Dunia gelap Rindu 8
10
dunia gelap Rindu 9
11
dunia gelap Rindu 10
12
Dunia gelap Rindu 11
13
Dunia Gelap Rindu 12
14
Dunia Gelap Rindu 13
15
Dunia Gelap Rindu 14
16
Dunia gelap Rindu 15
17
Dunia Rindu 16
18
Dunia Gelap Rindu 17
19
Dunia Gelap Rindu 18
20
Dunia Gelap Rindu 19
21
DGR 20
22
DGR21
23
DGR22
24
Mulai lembaran baru
25
putus
26
Cari kerja
27
Cari kerja 2
28
Dunia Baru
29
DBR
30
DGR
31
Zina mata?
32
Hari pertama kerja
33
Kucing
34
Bertemu lagi
35
Pertengkaran lagi
36
Pemilik Caffe
37
Dokter Rey
38
Berjumpa mami Gevan
39
Pencuri
40
Sikembar
41
Cerita Sii Kembar
42
Cerita Rian dan Rani
43
Bunda
44
Diva bunuh Diri
45
Masalalu Rindu
46
Pengakuan Diva
47
Diva dan Meme pergi
48
Luka fisik
49
Polisi
50
Polisi 2
51
Bertemu Umi Lagi
52
Bibit Hijra
53
Arga
54
Hampir hancur
55
Habib Khawatir
56
Tragedi rumah sakit
57
Masih ada tujuan yang harus aku capai sebelum dijemput Tuhan
58
Pilihan
59
Oke
60
Bertemu Diva kembali
61
Masa lalu
62
Pembantu sombong
63
Membangunkan Habib
64
Masak itu?
65
Cast
66
Makan dikantor Habib
67
Kiblad
68
Tugas
69
Mise
70
Jauhi Habib...!
71
Belanja
72
Kata mama peka
73
Pms
74
Kemarahan Habib
75
Marahmu menentukan akhlakmu
76
Kabar buruk
77
Tersinggung
78
Calon Istri
79
Motivasi Rindu
80
Bukit Azza
81
Gara gara kuda
82
Penyakit Ain
83
Kesempatan
84
Lindungan Allah SWT
85
Aurell
86
Penyesalan Hendrawan
87
Kenapa pakek kain?
88
Akibat sosial media
89
Minta papah
90
Syarat
91
Cerita Rindu
92
Hijrahku hanya dipenampulanku
93
Siapa Dimas?
94
Maaf dari sang mantan
95
Habib sakit
96
Tuhanku menyayangiku..!
97
Because I'm Muslim
98
Ketika senyum
99
Didikan untuk anak
100
Surat untuk ibu dan ayah
101
janji
102
Syarat
103
tragedi
104
Tragedi 2
105
Tragedi 3
106
Tragedi 4
107
Masuk rumah sakit
108
Cintai Allah melebihi cintamu padaku
109
Izin
110
Makan
111
Bertemu Vivi
112
Nayla kabur
113
Pengumuman
114
Nayla
115
Alasan
116
Aku
117
Sadar
118
Wanita
119
Pesan
120
Cerita
121
Geva
122
Kenal?
123
Tidak sah
124
menyerahkan padamu
125
Pilihan
126
Mise
127
Ancaman
128
Pengungkapan
129
Menginap
130
bertemu kembali
131
Kasihan
132
Wali
133
Masih yang dulu
134
Salah lagi
135
Fitnah
136
kembali jatuh
137
Jatuh lagi
138
Jangan bersedih
139
Kamu tidak bersalah
140
Kisah Tauladania
141
Maulid Nabi....
142
Ketika Cinta
143
Lagi
144
Dokter Rey
145
DR2
146
Rindu
147
Rp
148
Rp2
149
Cinta yang dipertanyakan
150
Cinta yang terpancarkan
151
Sesungguhnya
152
Cerita
153
Kacau
154
tak bisa membahagiakan maka lepaskan
155
Telambat
156
Usaha
157
Sidang
158
penjelasan
159
Keputusan
160
Terbukti
161
Terbukti
162
fakta
163
Rindu
164
Mau?
165
Maaf
166
Ulah lagi?
167
Pertanyaan
168
Sadar
169
Tamparan
170
Kenyataan
171
Reno
172
Rasyid
173
Beruntung
174
Rasa
175
Uhibuka
176
Huaa
177
Kampung halaman
178
bertemu..
179
Mimpi kah?
180
diterima
181
gosip
182
Hancur?
183
kerabatkah?
184
Siapa?
185
Kakek
186
Putriku
187
Jemput
188
Pilihan atau Keharusan?
189
Ibu?
190
Kakak
191
Kisah
192
Wanita yang terhormat
193
Akrab
194
Bukan
195
Boleh
196
Khawatir
197
Alasan
198
pilihan
199
kedatangan keluarga Rey
200
Reon?
201
Ayah?
202
Mimpi
203
Rasyid
204
Lelah
205
Ketahuan
206
Kejam
207
Penjaga Baik
208
Bantuan?
209
Bangun?
210
Menjemput
211
Kebenaran
212
H-1
213
Hari pernikahan
214
SAH
215
Selamat tinggal...
216
Abi
217
Kabar baik kabar buruk
218
Habib?
219
Pulang
220
bersama
221
Bulan madu?
222
Gadis
223
Bertemu
224
Pertemuan
225
Donor
226
Akhir
227
Tamat
228
Pengumuman
229
Novel Baru....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!