Saat Rindu sudah melaksanakan sholatnya ia mengalikan pandangannya kepada hpnya yang sudah sejak tadi bergetar. Ia menatap nama yang terpampang dilayar hpnya “abi” .
“Pasti abang ngadu ni.” Gumamnya. Sesaat setelahnya hpnya bergetar lagi. Rindu mulai menggeserkan tanda telepon kearah kanan. “Hallo. Rindu kamu dari mana aja baru angkat telepon abi ha?” Suara itu membuat Rindu reflek menjauhkan telepon dari telinganya. Ia hanya menghela nafas.
“Assalamu’alaikum bi. Tadi Rindu sholat, kenapa Abi nelpon Rindu.” Tanyanya.
“Oh ya waalaikum salam. Maaf tadi Abi lupa salam. Abi mau nanya kamu beneran berantem lagi?” Suara itu Membentak keras. Rindu lagi lagi menghela nafa.
“Jawab Abi. Kamu pasti brantem lagikan. Rindu dengerin Abi, Abi udah capek ngajarin kamu, capek ngingetin kamu terus, kamu cewek, jadi kamu taukan harus bersikap seperti apa” Ucapnya panjang lebar, Rindu hanya memejamkan matanya “ Hallo kamu denger Nggak sii?. Kamu itu baru masuk satu hari udah bikin masalah, kalo kamu masih kayak gini lagi. Abi nggak bakal mau ngurusin masalah kamu disana. Abi malu liat kamu dari dulu nggak pernah berubah. Kamu inget baik baik ya. Abi nggak akan mau nyelesaiin masalah yang kamu buat! Tut tut...” Suara telepon itu ditutup secara sepihak. Bahkan Rinduu tak sempat untuk menjelaskan semuanya. Ia hanya memandang layar teleponnya dengan sendu. Memang dari dulu Abi dan Umi Rindu mendidiknya secara keras membuat Rindu tak bisa bergerak bebas. Sedangkan Rindu adalah sosok yang benci batasan.
Tes...
Darah segar Jatuh keatas layar hp Rindu. Rindu tak terkejut akan hal itu. Ia menatap darah itu, ia mengangkat tangan kirinya dan menggesekan jempolnya kearah hidungnya. Dapat ia lihat jempolnya berdarah. “ Ini udah kesekin kali gue mimisan, padahal dari kecil gue nggak perna, kenapa yah dua bulan belakangan ini dada gue sering sakit...” Gumamnya. Ia memegang dadanya yang sedikit berat. Rindu sudah mulai mimisan saat dua bulan yang lalu. Rindu memegang dadanya yang sakit, itu sangat sakit, ia mnghentakkan punggungnya kedinding, ia juga menepuk kasar dadaya yang terasa sakit, ia bahkan mengabaikan mukena putihnya sudah ternoda oleh darah segar dari hidungnya. Itu cukup lama, saat terasa sesak dan sakit itu berkurang Rindu mulai bernafas sedikit legah, wajahnya sudah dipenuhi keringat, bahkan keringat Rindu bisa dikatakan sebesar jagung. Rindu melepaskan mukenanya dan berdiri, ia meringis kesakitan saat punggungnya ia tegaki. Ia membuka baju dibagian punggngnya sedikit. Bisa ia lihat punggungnya memar. Ia beralih memegang dadanya. Pasti dadanya juga memar’ batinnya.
Ia hanya menghela nafas panjang. Semua itu sudah biasa ia lalui beberapa bulan ini. Tapi masalah ini ia tak ceritakan pada siapapun. Ia mengunci rapat rapat. Ia juga belum pernah memperiksa keshatannya. Ia sangat takut mendengar hal yang tak ingin ia dengar, ia selalu menepis segala kemungkinan buruk pada dirinya.
“Rindu bangke. Yuuuhuuuuu Meme cantik datang.” Teriakan dari luar rumahnya menggemah. Rindu sudah terbiasa akan hal itu.
“Berisikan banget sii loe.” Ucap Rindu ketus saat asal suara berada tak jahu darinya.
“ Yaellah bangke. Selow dikit napa?. Tau nggak pas dikampus gue ketemu suami suami gue. Sumpah gantengnya minta ampyun” Ucapnya lebay. Rindu menggulung mukenanya seperti buntalan supaya becak darah tak terlihat oleh temannya.
“Ih loe jadi cewek genit banget sii.”Ucap Rindu senang wajah yang dibuat buat.
“Biarin, ntar kalo gue bisa dapetin salah satu dari calon suami gue, awas aja loe rebut. Cukup masa SMP sama SMA aja ya.” Ketusnya. Ya teman Rindu ini bernama Meme nama aslinya adalah Melisa tapi dipanggil Meme, ia berteman sejak masa SMP. Sebenarnya wajah Rindu biasa aja. Tapi ntah mengapa pria-pria yang disukai teman-temannya selalu melirik Rindu. Padahal Rindu sama sekali tidak melirik bahkan menatap mereka.
“Gue nggak pernah merebut ya. Gebetan loe aja yang salah naksir.” Ucap Rindu ketus.” Udah ah, gue ngantuk mau tidur, ntar kalo Diva pulang tolong bilang jangan ganggu gue tidur” Ucapnya ketus dan meninggalkan teriakan Meme yang masih ingin membahas suami-suaminya.
Tubuh Rindu cukup lemas untuk meladeni Meme, ia butuh istirahat. Belum sempat ia menutup matanya ada teriakan suara yanng tak asing ditelinganya. Rindu hanya berdecak sebal dan memilih pura pura tidur.
“ Calon artis papan atas datang. “ Teriaknya yang tak lain adalah Diva.
“Papan lapuk kali.” Jawab Meme ketus.
“Eh bisa ngak sii aminin aja biar jadi doa gitu” Jawan Diva tak kalah ngotot. “Rindu udah pulang?” Kepalanya melirik kekanan dan kekiri.
“Dia tidur. Katanya jangan gangguin tadi.” Jawab Meme. Diva hanya menganggukan kepalanya dan pergi membersikan diri.
... Malam hari....
Saat Diva telah usai melaksanakan sholatnya. Ia memilih masuk kekamar dan mengambil ponselnya. Disana terdapat 3pesan dan 6panggilan tak terjawab dari ponselnya. Ia tak ingin memikirkan siapa yang menghubunginya. Tapi matanya teralihkan pada suara dering handponenya Diva yang dari tadi tiada henti-hentinya berdering. Rindu mendongakkan kepalanya untuk melihat handponenya Diva. Tapi belum sempat ia melihat, Diva menyembunyikan hpnya didada.
”Ngapain loe liat-liat. Kalo jomblo ya jomblo aja.” Ucapnya ketus tapi ada terselip rasa takut dalam suara itu.
“Yaellah, nggak usa bahas jomblo juga kali. Dari tadi hp loe brisik banget tau nggak.” Ucap Rindu.
“Namanya juga orang punya pacar. Nggak kayak loe sama Dia tu. Hp aja kayak kuburan.” Jawabnya mengejek.
“Napa gue yang dibawa-bawa?” Jawab Meme yang dari tadi hanya diam.
“Ya kan gue bilang fakta. Bdw kalian mau gebetan nggak. Lumayan buat diporotin.” Ucap Diva. Ia menaik turunkan alisnya.
“ Apaan sii Div. Nggak ah dosa. Lagian juga kalo loe nawarin kita cowok, pasti cowoknya buluk.” Jawab Rindu.
“Ya kalo ganteng nggak bakan rela dia Rin.” Jawab Meme sambil tertawa.
“Gue serius kali. Ya kalo tampang sii emang nggak ganteng tapii enaklah diporotin.” Jawab Diva.
“Loe aja gue nggak mau terlibat.” Jawab Rindu.
“Loe mau Me?” tanya Diva kepada Melisa.
“Liat orang dulu gua.” Jawabnya.
“Yaudah. Besok malem kita ketemuan ya.” Ucap Diva semangat.
“Serah lo ajah de.” Jawab Meme malas yang diangguki oleh Diva.
Sebenarnya mereka Menyewakan satu rumah yang berisi 3kamar. Tapi mereka lebih Memilih tidur di satu kamar yag sama. Satu kamar untuk mushola dan satunya lagi buat ruang ganti baju yang berisi pakaian mereka.
“Rin temenin gue ke apotik yuk.” Tiba-tiba Diva bicara memecahkan konsentrasi Rindu saat membaca Novel.
Rindu mengerutkan alisnnya “ Loe sakit?” Tanyanya.
“En enggak sii. Tapi gu gue mau beli vitamin, ya vitamin.” Jawabnya gugup.
“Yaudah. Gue ganti baju dulu, “ Ucap Rindu sambil bangkit. Ia sebenarnya curiga jika Diva menyembunyikan sesuatu dari mereka. Tapi ia tepis jauh-jauh perasaan itu. Ia bergegas mengganti baju dan pergi keapotik.
_____
“Rin gue beli dulu. Loe tunggu disini ya..” Ucapnya. Ia langsung meninggalkan Rindu sendirian.
“Ngak biasanya tu anak mau sendirian.” Gumam Rindu. Tak lama kemudian Diva datang membawa pelastik tranparan yang berisi sesuatu. Rindu mengerutkan alisnya menatap belanjaan Diva. Diva menatap apa yang ditatap Rindu menjadi tegang ditempat, dia berjalan mendekat dengan gugup” Rin ay ayo pulang” ucapnya gugup.
“Loe ngapain beli tes pack?” Tanya Rindu. Matanya tajam seperti ketua intel kepolisian yang menyelidiki kasus.
“Hehe. In ini. Ini tadi temen gue yang nitip. Tadi pas loe baca Chet gue karena itu gue takut. Ya temen.” Dia berbicara terbata –bata.ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Loe nggak bohongkan Div?” Tanya Rindu lagi.
“Ya en enggak lah. Udah pulang yuk. Dingin.” Ucapnya dan langsung menaiki Motornnya.
Saat diperjalanan pikiran Rindu penuh selidik tentang Diva. Ia curiga jika Diva menyembunyikan sesuatu. Tapi ia tak mau jika nanti ia bertanya Diva akan marah terhadapnya.
Hening..
“Rin?” Hingga Diva memecahkan keheningan.
“Napa?” Jawab Rindu. Ia menongakkan kepalanya supaya dapat mendengar ucapan Diva. Soalnya mereka berada ditengah jalan.
“Kalo gue yang beli taspack tadi, loe percaya nggak?” Tanya Diva takut.
Rindu terkejut. Ia semakin menongakkan kepalanya supaya memastikan ia tak salah dengar.
“Apa sii Div. Coba ulangin, gue nggak denger.” Ucap Rindu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Badelan
bagus ceritanya
2024-02-19
1
Didik Bolang Bolang
lanjut ka
2022-10-14
0
Ajeng Ajeng
rindu wonder women.wanita idaman.
2021-09-28
1