Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin

Walaupun ada kejadian yang tidak terduga, tapi misi pertamaku telah berhasil aku selesaikan dengan baik. Dan saat ini adalah saat-saat yang mendebarkan ketika aku akan dilatih oleh perempuan yang staminanya seperti orang gila.

*Bukit Belakang, Kyoto, 15:31*

Jam segini biasanya aku sedang tiduran di kamar ber-AC ku sambil membaca manga atau bermain komputer. Tapi saat ini, aku harus melawan orang yang selama hampir dua jam tidak dapat kusentuh dan tidak berkeringat sama sekali.

"Hah … hah … hah …."

Nafasku yang hampir habis menandakan bahwa latihan ini sangat berat. Saat ini, aku sedang dalam posisi berlutut akibat kelelahan. Wajahku yang ditutupi tanah dan debu serta pakaian ku yang seperti tidak pernah dicuci selama seminggu menandakan kerasnya latihan yang ia berikan kepadaku. Benar-benar perempuan gila.

"Cepat berdiri."

Dia masih berdiri setelah dua jam kita berlatih tanding? Stamina macam apa yang dimiliki oleh gadis kecil ini? Stamina, ya? Ternyata yang dikatakan oleh Murasaki-san tidak main-main. Staminanya benar-benar tidak bisa kuremehkan.

**

*Beberapa Hari yang Lalu*

Setelah menyelesaikan misi dan mengantarkan Haruka-chan ke panti asuhan bernama Himawari Orphanage tempat Herlin tinggal. Tanpa istirahat sedikit pun, kami berdua langsung pergi lagi ke Haiiro Cafe untuk memberi laporan perihal misi yang baru saja kami jalani.

Saat sampai ditempatnya, kami langsung masuk ke dalam ruangan Murasaki-san dan ia pun sudah menunggu hasil laporan kami sambil melihat-lihat kertas yang bertumpuk di satu sisi meja dan secangkir kopi di sisi meja lainnya.

"Selamat datang kembali, Iraya-kun, Herlin-chan. Bagaimana perasaan kalian setelah menjalankan misi bersama untuk pertama kalinya?"

"Tidak ada kesan khusus. Semuanya sama saja menurutku."

Setelah mendengar penjelasan dari Herlin yang terlihat biasa saja, Murasaki-san kemudian melihat kearahku.

"Bagaimana denganmu, Iraya-kun? Tentang Herlin-chan dan juga misi pertamamu ini?"

"Kalau ditanya soal misi, sih …. Kurasa ini awal yang baik untuk memulai perjalananku menembus 'dunia baru' ini. Tapi kalau soal dia …."

Aku sedikit melirik ke arah Herlin. Dia menyadari perilakuku dan membalas pandanganku dengan tatapan sinis.

"Apa?" ucapnya cepat.

"Hah …. Kira-kira begitulah jawabanku."

Aku menghela nafas pasrah. Hanya memandanginya sudah membuatku dimarahi olehnya. Bagaimana mungkin aku bisa akrab dengan orang satu ini.

"Kalau menurut Herlin-chan sendiri, bagaimana dengannya?"

Kalau kupikir-pikir lagi, ini adalah pertama kalinya aku dinilai dalam pandangannya. Aku sedikit penasaran dengan bagaimana cara dia melihatku. Entah itu baik ataupun buruk.

"Kalau menurutku, dia itu …."

"PAYAH."

Jleb…

"LEMAH."

Jleb… Jleb…

"TIDAK BISA DIANDALKAN, begitulah."

Jleb… Jleb… Jleb…

"Jangan 'begitulah' doang, oi!"

Sebuah panah imajiner seakan menusukku akibat pandangan yang ia berikan kepadaku. Apa aku ini sebegitu rendah dimatanya? Meskipun tidak sekuat dia, aku ini masih memiliki kemampuan dalam bertarung. Percayalah sedikit padaku, wahai orang-orang yang ada disini!

"Lagipula … memangnya kau melihatku bertarung?"

"Tidak."

"Lalu darimana semua penilaian itu berasal?!"

Orang ini benar-benar membuatku naik darah.

"Dari para Inuijin yang kau kalahkan waktu itu."

Eh? tunggu sebentar, dari para Inuijin itu? Memangnya dia bisa menilai ku dengan melihat bangkainya? Apa hal seperti itu memang bisa dilakukan? Aku berpikir sebentar untuk mencari jawabannya. Dan setelah berpikir, aku rasa itu adalah hal yang mustahil.

"Inuijin yang kau kalahkan waktu itu, untuk mengalahkan semuanya kau masih membutuhkan bantuan para warga, kan? Aku bisa melihatnya dari bangkai para Inuijin itu."

Ternyata beneran bisa! Perempuan ini menyeramkan!

Tapi dari apa yang dikatakan ada benarnya juga. Mungkin saja jika dia yang melawan para Inuijin itu dulu, dia bahkan tidak perlu menggerakkan tubuhnya. Selain itu, dia masih memiliki senjata rahasia. Mungkin itu adalah yang paling berbahaya dari dirinya.

"Oh iya … saat aku bertarung waktu itu, kau dengan santainya pergi dan bilang untuk menahan mereka, kan? Sebenarnya apa yang kau lakukan?"

Herlin melirik kearahku sedikit, namun ia langsung berbicara kepada Murasaki-san tanpa menjawab pertanyaanku.

"Ngomong-ngomong, Oita-san …."

"Jawab pertanyaanku, kek!"

"Apa kau tau ada The Unseen kuat yang berada disekitar situ?"

"Hmm … mungkin jika aku berada disana, aku bisa mengetahuinya. Apa kau bertarung melawannya, Herlin-chan?"

"Ya. Saat dia dan yang lainnya melawan para Inuijin itu, aku merasakan sesuatu yang sangat kuat di sekitar situ. Jadi aku langsung menghampirinya."

"Lalu kau melawannya dan menang?"

Herlin kemudian mengangguk.

"Sebelum ini aku juga pernah melawan seekor Inuijin yang nyasar ke rumahku. Tapi yang membedakannya dengan yang saat misi kemarin adalah para Inuijin itu memiliki kemampuan regenerasi. Apa ada hubungannya dengan yang kau lawan?"

"Nn … yang kulawan juga memiliki kemampuan regenerasi."

Ternyata benar! Aku tersenyum karena aku menyadari sesuatu yang penting. Bahkan mereka berdua yang sudah berpengalaman pun tidak menyadarinya. Hehehe …. Aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling pintar di ruangan ini.

"Ada apa?" tanya Herlin.

"Kemampuan para Inuijin itu adalah meniru kemampuan makhluk kuat yang ada disekitarnya, misalnya regenerasi itu! Maka dari itu mereka adalah musuh yang kuat. Apa itu masuk akal?!"

Murasaki-san tersenyum mendengar penjelasanku.

"Kemungkinan besar begitu. Dan juga, aku pernah mendengar hal yang seperti itu dari jenis The Beast. Dengan begini misi pertama kalian dinyatakan berhasil dan kalian akan menerima bayaran secepatnya."

Aku menghela nafas lega. Lebih rumit dari yang aku bayangkan tapi aku bersyukur karena sudah berakhir. Meskipun ini hanya permulaan. Masih banyak hal-hal tak terduga yang tidak akan pernah kubayangkan sebelumnya. Ini membuatku jantungku berdebar-debar.

"Sekarang … karena ini sudah selesai apa kita bisa memulai pelatihannya?"

"Heh … siapa takut!"

"Kalau begitu kita akan memulai pelatihannya pada esok lusa, sebaiknya istirahatlah yang cukup karena latihannya akan sangat berat."

"Baiklah."

Ia kemudian keluar dari ruangan itu. Sebelum keluar, ia sempat menundukkan kepalanya sedikit untuk memberi hormat kepada Murasaki-san. Sepertinya aku juga akan pulang. Saat aku ingin pergi, tiba-tiba Murasaki-san menahanku.

"Iraya-kun, akan kuberitahu sesuatu soal Herlin-chan."

"Hn? Ada apa?"

Aku mendekat ke arah Murasaki-san. Sebenarnya aku juga ingin tau lebih dalam tentangnya, jadi mungkin ini adalah kesempatan yang bagus untuk itu. Cukup sulit untuk mengetahui sifat aslinya, apalagi dengan sikap dinginnya itu.

"Dia itu … meskipun dia dingin dan mulutnya tajam, sebenarnya dia adalah orang yang peduli kepada sesama. Walaupun dia sendiri tidak sadar kalau dia ternyata peduli terhadap orang lain. Jadi, kalau bisa perlakukan dia dengan baik dan tahan dirimu saat omongan tajamnya keluar, ya?" ucap Murasaki-san.

"Mm … Memang benar sih mulut tajamnya itu masalah bagiku. Tapi! Aku ini laki-laki! Aku tidak akan membiarkan seseorang menyakitinya," ucapku tegas.

Murasaki-san tersenyum dengan jawabanku. Sepertinya dia sudah mulai bisa mempercayaiku untuk lebih lama berpasangan dengan Herlin.

"Aku senang mendengarnya. Dan ada satu lagi yang ingin kuberitahu. Saat latihan dengannya, jangan pernah sekali-kali meremehkan staminanya. Jangan pernah. Karena kau akan menyesalinya."

**

*Sekarang*

Stamina, kah? Jadi ini kelebihan stamina yang Murasaki-san maksud. Aku yang tadi dalam posisi berlutut kemudian berubah ke dalam posisi duduk. Herlin yang melihatku menaikkan salah satu alisnya dan heran dengan sikapku saat ini.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau menyerah?"

"Tidak … tapi aku penasaran dengan yang kau sebut The Unseen kuat itu. Apa kau bisa menceritakannya?"

Ya … ini juga kesempatanku untuk mendapat waktu istirahat, sih. Jadi seperti menembak dua burung dengan satu batu. Herlin kemudian melihat ke arah langit seperti sedang membayangkan pertarungannya saat itu.

"Walau aku menyebutnya kuat, tapi dia masih lebih lemah dibandingkan denganku."

Wah … dia benar-benar punya harga diri yang tinggi. Dia tidak mau terlihat lemah sama sekali.

"Tapi yang jelas … makhluk itu jauh lebih kuat dibandingkan dengan dirimu yang sekarang."

Dia meremehkan ku lagi. Tapi aku tidak bisa membantahnya. Ucapannya kali ini memang benar.

"Hei … bisakah kau berhenti untuk meremehkan ku? Apa hanya itu yang bisa kau lakukan?"

"Jika kau tidak ingin diremehkan olehku, cepat bangun dan kita selesaikan latihan hari ini."

Ia kemudian melihat kearahku dan sepertinya sudah siap untuk berlatih lagi. Aku kemudian berdiri dan membersihkan debu yang ada di bagian belakang celanaku. Dia benar. Jika aku bahkan tidak bisa menyentuhnya, maka tidak ada perkembangan yang terjadi pada diriku.

"Aku …."

Bzzztt… Bzzztt…

Tanpa kusadari, percikan listrik keluar dari dalam tubuhku dan mulai menyelimuti sekujur tubuhku. Setelah itu, aku kemudian melesat kearah Herlin. Pijakan yang aku pijak sebelumnya hancur dan meninggalkan percikan-percikan listrik kecil.

"… Jangan meremehkanku, sialan!"

**

*18.45*

Bahkan dengan kekuatan penuhku tadi, aku masih belum bisa menyentuhnya. Sebenarnya seberapa kuat orang ini? Karena kelelahan, saat ini aku sedang dalam posisi telentang menghadap kearah langit malam yang berbintang.

"Kenapa … ini bisa terjadi? Hah … hah …," gumamku.

"Baiklah, latihan hari ini selesai. Besok kita akan latihan ditempat dan jam yang sama."

Aku kemudian berdiri, meskipun dengan kepayahan lalu berjalan mengikuti Herlin untuk keluar dari bukit ini. Tapi tiba-tiba perasaan aneh menyerangku, kepalaku pusing dan seketika pandanganku kabur.

"Eh?"

Bruuk…

Aku ambruk ke tanah, sepertinya aku terlalu banyak mengeluarkan auraku dan membuat energiku terkuras habis. Pandanganku semakin kabur dan lama kelamaan dunia mulai menghitam. Aku pun akhirnya jatuh pingsan dan hal terakhir yang kulihat adalah kaki Herlin yang sedang berjalan menjauh.

**

"Hah?! apa yang terjadi?!"

"Kau pingsan setelah latihan tadi."

"Jam berapa sekarang?"

"Sekitar pukul delapan malam."

Hal terakhir yang aku ingat adalah aku pingsan saat itu. Dan juga ini sudah pukul delapan malam, berarti aku sudah pingsan sekitar satu jam. Aku melihat sekitar dan baru menyadari sesuatu.

Tunggu dulu! Ini sedikit tidak benar. Wajah Herlin berada tepat diatasku, bagian dada Hoodie-nya tidak terlalu menonjol sehingga aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Bantal pada kepalaku rasanya juga sangat lembut dan bersih, tidak salah lagi. Aku sedang tidur di pangkuan perempuan!

Apakah ini mimpi?! Tidak … aku sudah sadar dari pingsanku saat ini. Jadi ini adalah kenyataan. Kenyataan yang menyenangkan! Ahahaha ….

"Apa aku terlalu keras, ya?" gumam Herlin.

"Eh? Ada apa, Herlin?"

"Tidak, aku hanya merenungkan pola pelatihanku. Kau bisa sampai pingsan begini. Jadi aku berpikir, apakah pola pelatihanku terlalu keras untukmu?"

Aku melihat wajah Herlin. Tatapannya saat ini kosong karena sedang memikirkan sesuatu. Aku tidak menyangka, ternyata dia memiliki sisi lembut juga. Aku pun tersenyum dan kemudian menjawab keraguannya.

"Tidak apa-apa, kau sudah melakukan yang kau bisa. Lagipula ini adalah kali pertamamu melatih seseorang, kan? Jadi tidak apa-apa jika salah. Yang seharusnya kau lakukan adalah belajar dari kesalahan itu."

Ia tidak membalas kata-kataku. Tapi entah kenapa aku bisa melihat kalau tatapannya menjadi lebih lembut dari sebelumnya. Tapi dalam sekejap, tiba-tiba ia berbicara dengan sinis lagi.

"Dan juga … mau sampai kau akan berada disitu? Ini mulai pegal, kau tahu."

"Gekh …!"

Aku baru sadar kalau aku masih berada di 'bantal' paha milik Herlin. Tanpa pikir panjang akupun langsung bangun dari pangkuannya karena sepertinya sudah terlalu lama.

"Sekarang sudah bisa pulang, kan?"

Aku hanya bisa mengangguk kecil sambil menahan malu. Herlin kemudian berdiri dan membersihkan kaki bagian tulang keringnya yang kotor karena bersimpuh. Setelah itu, akhirnya kami berdua pulang ke rumah masing-masing.

**

Seminggu setelah latihan pertama itu, aku masuk sekolah seperti biasanya. Seminggu tidak masuk sekolah itu rasanya lama sekali, apalagi dengan semua kejadian yang kualami belakangan ini. Benar-benar terasa seperti tidak sekolah selama setahun—Ya, pengandaian tadi terlalu berlebihan, sih.

Kenapa aku boleh mengajukan absensi ke sekolah selama seminggu? Itu karena aku beralasan untuk merawat ibuku yang mengalami kecelakaan, jadi sekalian liburan juga. Hehe ….

Teng… Teng… Teng…

Bel masuk pelajaran pertama telah berbunyi dan aku langsung masuk menuju ke kelas. Saat aku memasuki pintu kelas, murid-murid yang lain sudah semuanya berkumpul di dalam kelas. Mereka menatapku yang baru masuk kelas setelah seminggu absen.

Tapi ada sesuatu yang menggangguku. Saat aku masuk ke dalam kelas, seluruh murid memandangiku dengan tatapan yang tidak wajar. Seperti jijik atau takut kepadaku. Tapi atau hanya perasaanku?

Aku menghampiri Kudou dan Hira yang sedang berbicara berdua. Saat aku berbicara kepadanya, mereka kemudian menghindar dan seperti tidak ingin bertatapan langsung denganku.

"Hei, Kudo—"

Ini bukan perasaanku lagi, aku benar-benar dikucilkan. Apa telah terjadi sesuatu? Sebenarnya apa yang terjadi saat aku tidak ada?

Tanpa kusadari, Hasuki yang sedang berbicara dengan teman-temannya melirik kearahku dan tiba-tiba mengeluarkan seringai kecil.

Bersambung

Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!