Chap. 3 : Perempuan Misterius

Acara main di Game Club ternyata benar-benar terjadi saat ini. Padahal tadi Hira sudah sangat yakin dan menolak mentah-mentah tawaran dari Kudou, tapi entah bagaimana caranya dan apa yang sudah dikatakan oleh Kudou sampai membuatnya mau ikut bersama kami. Bujukannya memang tidak tertandingi.

"Uwaah! Sudah lama sekali kita tidak ke sini!" ucap Kudou.

"Kalau tidak salah, terakhir saat kita masih SMP, kan?"

"Benar! Wah, saking lamanya sampai terasa seperti lima tahun yang lalu aku terakhir ke sini."

"Apa kau lupa kalau kita ini masih anak SMA?" ucapku datar.

Sebenarnya tidak ada yang salah kalau ingin bermain setelah pulang sekolah, tapi yang ku khawatirkan adalah sesuatu yang ada di sekitar sini. Jika kalian ingat tentang penyerangan monster di Pusat Kota Kyoto beberapa hari lalu, kita sedang berada di tempat itu sekarang. Dekat sekali.

Ketika aku melihat ke sekitar, para pejalan kaki yang lewat juga kebanyakan mempercepat langkah mereka untuk segera menjauh dari tempat ini.

Perilaku mereka dapat dimaklumi. Karena mereka berpikir tempat ini masih belum sepenuhnya aman — dan tentu saja, aku juga berpikir demikian! Tapi kami bertiga malah bermain-main di sini dengan santainya, kurang hebat apalagi coba kami ini.

Senyum miris dan sebutir keringat kekhawatiran muncul di dahiku. Aku masih tidak yakin kalau ini adalah keputusan yang tepat untuk datang ke sini. Ah, sial! Tadi mah aku mendukung Hira agar tidak main ke sini!

Hah ... tapi semua sudah terlanjur, aku hanya berharap kalau tidak ada hal yang terjadi di sini. Para pejalan kaki juga sudah lebih banyak dari beberapa hari lalu, yang tentu saja merupakan pertanda baik. Tidak perlu terlalu overthinking, Satou Iraya!

Setelah menenangkan diri, aku kemudian melihat ke arah Hira. Ia menjelaskan syarat yang harus dilakukan supaya dia mau bermain sekarang.

"Dengar baik-baik! Aku tidak akan lama di sini. Kalau kalian terlalu lama, maka aku akan meninggalkan kalian dan pulang sendiri. Kalian ini bukan anak SMP lagi, masa harus aku peringatkan terus," tegur Hira tegas.

Yah .... Dia memang teman tegas kami sejak masa SMP, sih. Seseorang yang selalu menegur kami ketika keasikan bermain sampai ke taraf lupa belajar, maka tidak heran jika ia jadi yang paling pintar di antara kami bertiga.

"Iya, iya, tenang saja. Kau terdengar seperti nenek-nenek yang mengomel ke cucunya, kau tahu?"

"Nenek—?! Oi! Aku tidak jadi main, nih!"

"Ehehehe ... bercanda, kok, bercanda. Oh iya, karena kita sudah ada di sini, apa kau punya saran permainan mana yang harus kita mainkan terlebih dahulu? Meski pun kita tetap akan memainkan semuanya, sih.”

"Sebenarnya kau mendengarkan ku atau tidak, sih?" tanya Hira.

"Baiklah! Ayo kita serang semua game yang ada di sini!"

Tentu saja Kudou tidak mendengarkan Hira. Jika dia sudah fokus pada hal yang dia senangi, ia akan lupa segalanya. Makanya Hira hanya bisa menggelengkan kepala pusing karena tidak tahu harus berbuat apa. Terlebih, Kudou berteriak sangat keras sehingga menarik perhatian semua orang yang lewat di sini.

"Suara mu terlalu keras, tahu," ucap Hira.

Aku hanya bisa menjauh darinya dan bersembunyi agar tidak dianggap teman Kudou oleh orang-orang di sini dan harus menanggung malu dari perbuatan Kudou. Tapi berkat Kudou—meski tak ada hubungannya—mengingatkan ku pada suatu yang penting.

"Oh iya, aku baru ingat kalau aku belum memberitahu Ibu kalau aku sedang bermain di Game Club."

Aku mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pendek kepadanya kalau aku sedang ada di sini. Karena jika pulang telat tanpa alasan lagi, bisa-bisa tuduhan tak berdasar seperti berkelahi dengan anak sekolah lain akan kembali aku terima.

'Aku pulang sedikit telat, sedang bermain di Game Club'. Begitu kira-kira pesan yang aku ketik dan kirim.

"Yosh! Sudah."

Setelah itu, kami pun menikmati waktu bermain kami di Game Club cukup lama. Sudah hampir satu tahun kami tidak ke tempat ini. Padahal saat masih SMP, saking seringnya kami ke sini, penjaga Game Club sampai mengenali wajah kami.

Tidak pernah ada kata bosan di dalam kamus kami jika sudah bermain di Game Club, meski sudah mencoba seluruh permainannya. Setelah memainkan semuanya, kami pun keluar dan tanpa sadar, langit di luar sudah mulai gelap.

"Nghn! Tadi itu menyenangkan sekali," ucap Kudou.

Semua meregangkan tubuhnya pegal, sementara aku hampir bisa membunyikan semua tulang yang ada di tubuhku. Sudah cukup lama kami tidak bermain di sini, jadi kami sedikit terbawa suasana.

"Tadi benar-benar terasa nostalgia, sudah lama aku tidak se-semangat tadi," seru Hira.

Kudou memberi senyum jahil pada Hira. "Heh~ Kau bisa bilang begitu sekarang padahal sebelumnya sangat menolak kami, itu berarti kau tidak menyesal telah ikut, kan?”

"Tapi tetap saja, aku masih mengkhawatirkan tentang ulangan besok. Apa kalian berdua akan baik-baik saja?"

"Ahahaha ... tidak usah terlalu mementingkan detail-detail kecil! Yang penting adalah hidup harus bersenang-senang! Bukankah begitu, Iraya?! Hn ... Iraya?"

Aku tidak terlalu mendengarkan percakapan Kudou dan Hira dari tadi. Entah kenapa perasaan ku sudah tidak enak sejak kami keluar dari Game Club. Seperti akan terjadi sesuatu yang buruk terjadi malam ini, tapi aku tidak tahu apa.

"Iraya, kau tidak apa-apa? Wajahmu pucat," tanya Kudou.

Tanpa sadar, aku telah melamun cukup lama. Dan wajahku pucat? Apa aku setakut itu? Tidak, yang ku khawatirkan adalah mereka berdua. Saat melihat monster mengerikan yang menyerang Pusat Kota Kyoto di TV saat itu, aku pesimis jika harus bertarung dengannya dan menyelamatkan Kudou dan Hira di saat bersamaan.

"Eh? Pucat? Tentu saja tidak! Apa-apaan kau ini, Kudou? Ehehe ... ngomong-ngomong, apa sudah tidak ada urusan lagi? Kalau begitu, ayo kita cepat pulang! Ayo, ayo!"

Aku mendorong dan memaksa mereka berjalan lebih cepat dari biasanya meninggalkan tempat ini segera.

“H-Hey, kau ini kenapa? Kenapa harus buru-buru? Aku bisa jalan sendiri, oi!”

***

Sementara di bagian rooftop gedung, sekumpulan makhluk aneh sedang melihat ke jalanan di bawah. Mereka tidak hanya berada di satu gedung rooftop saja, tapi di beberapa gedung lainnya juga.

Tubuh mereka yang tidak terlalu tinggi--berukuran setengah tinggi rata-rata orang dewasa atau sekitar 100 cm. Wajahnya yang lebar dan hidung pesek memiliki bentuk humanoid serta kulit berwarna kuning pucat. Selain itu, masing-masing dari mereka juga membawa sebuah botol penuh dengan serbuk di tangan mereka.

Mereka kemudian membuka botol dan menebarkannya ke bawah. Isi botol-botol tadi adalah serbuk-serbuk yang mudah menyebar. Serbuk yang begitu ringan dan mudah terbawa angin akhirnya menyebar di area jalanan di bawahnya sehingga semua orang yang ada di sekitarnya tanpa sadar menghirup serbuk-serbuk tadi.

***

Aku benci ketika firasat buruk menjadi kenyataan. Contohnya adalah seperti saat ini, ada sesuatu yang terbang terbawa angin. Sesuatu seperti serbuk yang masuk dan menyatu di keramaian. Lalu asalnya juga berasal dari atas gedung.

"Dari atas?!"

Serbuk itu terhirup ke hidung orang-orang yang ada di jalanan secara tidak sengaja. Anehnya, hanya aku yang menyadari kejadian ini. Semua orang seolah tidak sadar dengan apa yang terjadi sebenarnya.

"Kudou! Hira! Tutup hidung kalian! Ada sesuatu yang aneh ditaburkan dari atas!" Aku memperingatkan mereka berdua.

"Aneh? Ahaha ... kau ini memang suka bercanda, ya? Mana ada—"

"K-Kepalaku pusing ...."

Mereka berdua tiba-tiba ambruk ke tanah, seolah membenarkan firasatku yang memperingatkan kalau serbuk-serbuk tadi adalah sesuatu yang berbahaya.

"Kudou! Hira!"

Aku menghampiri mereka berdua dan memeriksa keadaan mereka. Keduanya masih bernapas. Pertama-tama, itu adalah hal yang patut aku syukuri. Entah bagaimana reaksi serbuk aneh itu pada tubuh manusia yang bisa jadi lebih berbahaya, beruntung kalau itu hanya menyebabkan pingsan.

Saat sedang fokus pada Kudou dan Hira, aku mendengar suara orang-orang jatuh di belakang. Dan saat aku menengok, mataku melebar karena keadaannya jauh lebih buruk dari yang aku perkirakan.

"Semuanya ... jatuh pingsan?"

Benar. Ternyata bukan hanya Kudou dan Hira saja yang tidak jatuh pingsan, semua orang yang berada di sekitar sini—yang kemungkinan besar menghirup serbuk yang sama seperti Kudou dan Hira—juga ikut tidak sadarkan diri.

Satu persatu semua orang di sini ambruk dan dengan cepat akhirnya semua orang jatuh ke jalan. Suasananya jadi lebih sunyi dari malam-malam biasanya di Pusat Kota Kyoto. Tapi di antara mereka, ada seseorang yang sama sekali tidak terpengaruh. Bahkan tidak merasa efek serbuk itu sedikit pun.

Tepat sekali. Orang itu adalah diriku.

Benar-benar sulit untuk dimengerti. Padahal aku berada di tengah-tengah serbuk yang membuat semua orang pingsan, tapi aku tidak merasakan perubahan berarti pada tubuhku. Semuanya masih normal.

“Sial! Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini?!”

"Satou Iraya ...."

"Huh?!"

Seseorang tiba-tiba memanggil namaku. Aku menengok ke sekitar mencoba mencari sumber suara itu. Padahal seharusnya yang ada di sini adalah orang-orang yang tergeletak tak sadarkan diri. Dan dugaanku benar, tidak ada seorang pun yang sadar. Lalu siapa ...?

"Kita pernah bertemu sebelumnya, seharusnya kau sudah kenal dengan suara ini, kan?"

Ia berbicara lagi. Suara itu terus menggema dalam jarak yang secara aneh, sangat dekat. Seolah berada di dalam kepalaku. Aku mencoba mengingat lagi karena seingatku tidak pernah mendengar suara wanita seperti ini.

Tunggu.

Mungkin aku pernah.

Memang agak sulit diingat, tapi aku tidak akan pernah lupa soal suara wanita yang lembut tapi juga mengintimidasi ini. Suara wanita yang aku dengar di dalam mimpi dan juga yang ku selamatkan tempo hari.

“Suara ini, apa mungkin itu ... kau?”

"Cukup lama bagimu untuk menyadarinya, Satou Iraya. Tapi kau benar, aku kini ada di dalam kepalamu. Dulu aku pernah bilang, kan? Kehidupan membosankan itu akan segera berakhir dan ini adalah awal dari segalanya."

"Awal? Oi! Tunggu sebentar! Apa yang sebenarnya kau lakukan kepadaku?!"

Dan wanita itu tidak berbicara lagi. Sial! Sebenarnya apa yang akan terjadi padaku? Apa yang dia maksud ‘awal dari segalanya’? Argh! Memikirkannya membuat kepalaku pusing.

"Kiik! Kiik! Kiik!"

“Huh?”

Ketika masih dalam kebingungan, peristiwa aneh lainnya kembali terjadi tanpa henti. Kali ini gerombolan makhluk yang aku sendiri tidak tahu jenisnya turun dari langit bagaikan rintik hujan.

"M-Makhluk apa itu?"

Mereka bukan binatang buas. Aku yakin sekali. Karena tubuh mereka mirip seperti manusia kerdil dengan kulit kuning dan wajah yang jelek — mungkin aku bisa mendeskripsikannya sebagai goblin berkulit kuning.

Aku mundur selangkah. Jumlahnya jauh melebihi dari orang-orang yang pingsan di sini. Lalu dengan wajah puas dan cekikikan, mereka mulai menggotong orang-orang yang pingsan tersebut bersama-sama.

Tubuhku tidak bisa bergerak. Aku takut pada apa yang terjadi pada diriku jika mengganggu ‘aktivitas’ mereka, terlebih jumlah mereka sangat banyak. Anehnya-- atau mungkin beruntungnya, mereka tidak tertarik padaku.

"Kiik?"

Tapi ketakutan ku perlahan sirna, ketika beberapa dari mereka mulai mendekati Kudou dan Hira. Aku memang penakut dan tidak bisa menolong mereka semua, tapi jika mereka sudah menyentuh temanku, aku akan melawan balik!

“Jangan sentuh temanku!”

Dengan ragu, aku pun melancarkan tendangan yang telak mengenai dan membuat mereka terpental. Eh? Mereka tidak sekuat yang ku duga. Tubuhnya juga cukup ringan, sepertinya aku bisa melindungi Kudou dan Hira!

"Kiiik? Kiiik!"

“O-Oh ... ini tidak bagus.”

Kini aku menarik perhatian mereka. Tentu saja setelah menendang dan mengganggu pekerjaan mereka, aku akan di cap sebagai ancaman.

Tapi serangan yang mereka berikan terlihat seperti main-main. Dengan botol-botol kosong yang mereka bawa — sepertinya dari sana lah serbuknya berasal, mereka melemparkan botol kosong itu ke arah ku. Bahkan mereka tidak mendekat, juga lemparannya lemah dan lambat sehingga masih bisa dihindari dengan mudah.

I-Ini kesempatan!

Kemampuan bertarung mereka lebih lemah dari dugaanku, dan yang jadi masalah di sini hanyalah jumlah mereka yang mencapai ratusan. Tapi aku rasa sudah tidak ada jalan lain lagi, mau kabur pun percuma.

Semua goblin kuning ini menghentikan pekerjaan mereka dan mengepung ku dari berbagai arah. Bagi mereka, aku adalah ancaman yang harus dibereskan terlebih dahulu dan membuat ku tersenyum pahit.

“Haha ... ‘hari yang buruk’ itu juga ada batasnya kali,” gumamku miris.

Tapi meski mengeluh, aku tetap memasang kuda-kuda. Demi kedua temanku yang sedang tidak bisa apa-apa saat ini, aku yang harus berdiri melindungi mereka. Lalu setelah itu, mereka mulai menyerang secara bersamaan.

...

..

.

"Sial."

Kata-kata itu terselip dari mulutku. Sudah hampir dua puluh menit berlalu dan lumayan banyak yang aku kalahkan. Tapi semua itu seakan percuma, jika dilihat dari sudut pandang ku, bahkan berkurang saja tidak. Mereka masih terus mengerubungi bagai semut yang melihat permen loli.

"Hah ... hah .... B-Bagaimana ini?"

"Kiik. Kiik. Kiik."

Sejauh ini Kudou dan Hira masih aman di belakangku. Tapi aku tidak tahu sampai kapan bisa melindungi mereka. Napas ku sudah berat dan tubuhku juga semakin kelelahan. Serangan mereka memang cukup lemah, tapi jika terkena terus menerus tentu akan terasa juga.

Sesuatu. Aku butuh sesuatu. Sesuatu yang bisa membuatku melampaui mereka semua. Siapa pun! Jika memang ditakdirkan untuk lolos dari hal mustahil ini, tolong berikan aku sesuatu untuk mengalahkan mereka semua. Aku mohon!

Bzztt...

"Eh?"

Tiba-tiba perasaan aneh terjadi di dalam tubuhku. Rasanya seperti seluruh tubuh menjadi lebih ringan dan bertenaga, rasa lelah yang dari tadi terasa juga tiba-tiba hilang seperti sebelum melakukan pertarungan panjang ini.

Efek serbuk yang mereka lemparkan tadi? Tidak. Bukankah seharusnya itu membuat kepalaku pusing dan pingsan — seperti orang-orang di sini dan yang Hira katakan sebelum pingsan. Ini malah kebalikan dari efek serbuk tadi.

Yang aku rasakan dalam diriku saat ini adalah sensasi terbakar dan setruman di tubuhku. Dan ketika melihat ke arah lenganku, luka dan lecet yang sebelumnya memenuhi tangan dan lengan juga sudah benar-benar bersih sekarang.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kiik?! Kiik! Kiik!"

Goblin kuning mulai menyerang lagi. Aku masih belum terlalu mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi sekarang kepercayaan diri tumbuh subur di dalam diriku dan merasa mampu mengalahkan mereka.

"Kalau begitu, mari kita coba! Rasakan ini!"

"KiiiaaAAkkhHh !!!"

Wow. Apa-apaan itu barusan?! Aku menendang para goblin kuning secara diagonal dari atas kanan ke bawah kiri. Lalu sekitar sepuluh monster terpental secara bersamaan seakan terkena tembakan meriam. Terkejut? Aku? Tentu saja! Mulutku tidak bisa berhenti menutup dari tadi karena saking terkejutnya.

Kembali ke kesadaranku, dan kemudian tersenyum. Aku memang harus masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku, tapi untuk sekarang ... Mari kita hajar para monster-monster jelek ini!

"Yosha! Aku tidak mengerti apa yang terjadi tapi maju sini kalian semua!"

"Tunggu."

"Eh?"

Tapi ketika sedang berada pada puncak semangat, tiba-tiba seseorang memanggil ku dari belakang. Suaranya bukan berasal dari wanita aneh itu karena suaranya kini lebih ringan, dingin, tapi lembut.

Lalu ketika menengok, seorang gadis dengan rambut pirang memakai hoodie hitam dan rok pendek hijau muncul di sana. Seseorang yang sama sekali tidak terbayangkan akan bertemu di tempat seperti ini.

Anak kecil? Tidak, seumuran denganku? Apa dia salah satu pejalan kaki yang sudah bangun? Kalau begitu, dia harus cepat pergi dari sini. Aku takut tidak bisa melindunginya saat bertarung nanti.

"Siapa kau?" ia bertanya.

"Eh? Siapa aku?"

Dan dia malah bertanya padaku. Bukankah itu tidak penting untuk saat ini?

Tapi aku terlambat. Mataku melebar ketika seekor goblin kuning melompat ke arah nya bersiap untuk menyerang gadis itu dari belakang. Jarak ku cukup jauh sehingga aku tidak sempat untuk melindunginya.

"Awas!" Dan hanya berteriak yang aku lakukan.

Sryiing... Sryiing... Sryiing... Craasshh...

“??!!”

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi mataku masih melebar — kali ini karena terkejut. Goblin kuning tiba-tiba terpotong menjadi beberapa bagian kecil tanpa sebab yang jelas. Gadis itu juga hanya melirik sedikit ke arahnya dan kembali fokus padaku.

Dan gadis itu tidak terkejut sama sekali dengan kejadian itu. Angin malam bertiup dalam hening, mengibarkan rambut pirang panjangnya lembut. Bisa terlihat juga darah monster menempel pada pipi dan rambutnya.

“Aku ulangi, siapa kau sebenarnya?”

Ia kembali bertanya. Tatapan mata yang lebih dingin dari es dan lebih tajam dari pisau, seakan memberitahu kalau aku harus waspada pada gadis ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurul

Nurul

goblin kah soalnya pendek?

mungkin soalnya gatau juga?

2022-04-23

1

Evi Riyanti

Evi Riyanti

xj h bn h😁😁

2020-08-28

0

Sept September

Sept September

Hi kak salken dariku 🤗

2020-07-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!