Crisis World XX
Bagaimana pandanganmu terhadap dunia ini? Apakah indah? Apakah buruk? Atau mungkin dunia ini tidak adil? Entah apapun tanggapan mu tentang dunia ini, tapi ada satu hal yang pasti.
Kalian pasti belum pernah melihat seluruh isi dunia, kan? Atau yang kalian lihat hanyalah sisi terangnya saja dan sedikit percikan dari sisi gelap dunia. Baik sisi terang atau gelap sekali pun, dunia ini memiliki satu kesamaan. Yaitu krisis yang mengakar di dalamnya.
**
*Jalan Pusat Kota Kyoto*
Suasana panik dan mengerikan terjadi di sebuah perempatan jalan raya yang ramai malam itu. Di saat orang-orang sedang sibuk ingin pulang kantor atau pulang ke rumah, dari atas langit turun beberapa makhluk dengan bentuk dan jenis yang tidak dikenal.
"GrooOAaakkhhHh !!!"
"Kyaaa! Apa itu?!"
"Monster! Mereka monster?! Mereka benar-benar ada?!"
"Uwaa! Ibu dimana? Aku tidak mau sendirian, Bu!"
Makhluk yang memiliki cakar tajam serta gigi tajam yang keluar menonjol dari mulutnya, air liur yang tidak dapat terkontrol oleh mereka membuatnya semakin terlihat mengerikan.
Makhluk itu secara membabi buta menyerang orang-orang dan juga bangunan-bangunan di sekitarnya. Mobil-mobil kosong yang ditinggal lari pemiliknya pun tidak luput dari amukan makhluk besar nan misterius tersebut.
"GrraAAakkHh !!!"
Raungan mengerikan makhluk itu dapat membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan bergidik ngeri karena kebuasan dan keliaran serta aura besar makhluk itu. Tidak terkecuali reporter dan kameramen yang menyiarkan berita dari jarak yang bisa dibilang cukup berbahaya.
Raut ketakutan dan wajah pucat pasi bisa terlihat dari reporter tersebut meski mereka dengan profesional terus melaporkan serta mendeskripsikan kejadian yang ada di sana.
"Pemirsa! Bisa dilihat di sana makhluk misterius yang tiba-tiba muncul menyerang membabi buta apa pun yang ada di dekatnya! Para polisi yang sudah datang memprioritaskan evakuasi warga terlebih dahulu. Siapa?! Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini?!"
Pertanyaan sekaligus harapan putus asa dari reporter itu ia tujukan ke kamera, mencoba memperingatkan serta memohon berhenti bagi siapa pun yang menyebabkan kekacauan ini.
Di tempat lain, di sebuah Cafe yang tidak terlalu jauh dari tempat kejadian perkara. Sebuah Cafe bernama Haiiro Cafe, di mana orang-orang di dalamnya cukup ramai akan pelanggan.
Hampir semua orang yang ada di ruangan itu melihat ke arah TV menonton berita live penyerangan monster yang ada di Pusat Kota Kyoto.
"Apa-apaan makhluk-makhluk aneh mengerikan itu? Apakah itu hewan jenis baru?" ucap seorang yang sedang duduk dengan panik.
"Bagaimana ini?! Tempat tinggal ku ada di sekitar situ!" ucap seorang lainnya panik.
Sementara seorang pria dengan pakaian tuxedo lengkap berwarna merah marun melihat ke arah TV dengan sebuah senyum tersirat yang terpancar di wajahnya.
Di saat yang lain sedang panik dan sibuk berbicara, di Cafe yang sama terlihat seorang gadis yang memakai Hoodie hitam dan rok hijau pendek duduk tenang sambil meminum secangkir kopi pesanannya yang sedikit lagi habis.
Tidak ada raut wajah panik atau takut yang tampak dari wajahnya sedikitpun.
Ia seakan tidak peduli dengan situasi yang sedang terjadi di TV saat ini. Tapi pada saat kopi miliknya habis, gadis itu berdiri dan secara tidak sengaja menyenggol ujung meja sehingga membuat suara yang cukup keras.
"??!!"
Orang-orang di dalam Cafe yang tadi sedang panik dengan keadaan yang terjadi di TV tiba-tiba terdiam dan perhatian mereka tertuju ke arah gadis tersebut, tidak terkecuali dengan orang yang memakai tuxedo tadi.
"Herlin-chan, kau ingin pergi kemana?" tanya pria itu.
"Anda pasti sudah tahu kan, Oita-san?"
"Begitu, ya? Kalau begitu, selesaikan dengan cepat dan segera kembali kesini, ya?"
Pria itu menjawab dengan sebuah senyuman santai seakan sudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh gadis tadi. Sementara gadis itu hanya mengangguk pelan dan segera berjalan keluar dari Cafe.
"Kalau begitu, aku pergi dulu."
Gadis itu pun pergi, meninggalkan Cafe dan pelanggan di dalamnya yang masih dalam keadaan hening terpana seakan mengantarkan kepergian nya.
**
*Keisatsu School, Kyoto*
Di sebuah sekolah yang cukup terkenal di daerah Kyoto. Di salah satu kelas yaitu kelas 10-A, terlihat kelas itu ramai karena waktu sudah cukup siang. Beberapa anak sedang mengobrol sambil menunggu waktu bel masuk tiba, termasuk di antara mereka adalah tiga orang laki-laki di kelas itu.
"Iraya! Kau dengar soal penyerangan makhluk besar aneh semalam?" tanya seorang siswa kepada temannya yang bernama Iraya.
Sementara nama orang yang ditanya itu, Satou Iraya. Dia adalah salah satu murid di sekolah ini yang berumur sekitar 16 tahun, memiliki penampilan rambut coklat gelap dan iris mata berwarna hitam.
"Nn, Aku dengar, kok. Memangnya kenapa? Kau takut ya, Kudou?" tanya Iraya menggoda temannya.
Lalu orang yang bertanya pada Iraya, Takushi Kudou. Ia memiliki ukuran tubuh yang sedikit gempal dengan rambut berwarna coklat hampir sama seperti Iraya, tapi warnanya lebih terang.
"Hah?! apa kau tidak takut?"
"Aku itu jago berkelahi, tahu. Kalau cuman satu sih, aku masih bisa melawannya."
Iraya membalas pertanyaan temannya dengan nada santai dan seakan merendahkan serangan yang terjadi malam tadi. Meski pun dirinya sadar kalau monster-monster semalam tidak akan semudah yang ia bayangkan saat menghadapinya secara langsung.
"Tapi mereka itu ada banyak! Banyak!"
"Aku tahu, aku tahu, tenanglah, Kudou. Tadi itu aku cuma sombong sedikit."
"Sedikit apanya? Kau itu sombong banyak tadi, bahkan sok-sokan mau melawan mereka sendirian. Memangnya kau ini apa? Superhero di acara TV pagi atau gimana?"
Iraya hanya tersenyum saat mendengar balasan datar dari Kudou. Dan kemudian secara acak ia juga mengingat salah satu kejadian aneh yang terjadi pada insiden malam tadi, tentang orang yang mengalahkan mereka semua.
"Oh iya, tapi ada kabar burung yang mengatakan kalau ada orang yang mengalahkan makhluk-makhluk aneh itu sendirian. Apa kau mendengarnya?"
"Ya, aku juga dengar. Siapapun orang itu, dia pasti orang yang kuat. Apa jangan-jangan dia orang dari militer Jepang, ya?" gumam Kudou.
"Aku tidak tahu ini benar atau tidak, tapi rumor lebih lanjut mengatakan kalau yang terlibat adalah seorang gadis kecil," sela seseorang masuk ke dalam pembicaraan mereka.
Orang itu adalah Tooru Hira. Hira memiliki penampilan rambut hitam lurus dan kacamata yang membuatnya terlihat seperti murid pintar, meskipun pada kenyataannya dia adalah yang paling pintar dari mereka bertiga.
"Hah, yang benar saja?! Tidak mungkin?!" ucap Kudou tidak percaya.
"Entahlah, lagi pula itu hanya sebuah rumor belaka, tidak ada yang bisa dipercaya dari sebuah rumor."
Di tengah-tengah pembicaraan mereka yang sudah mulai masuk ke bagian yang serius, tiba-tiba bel masuk kelas berbunyi mengganggu obrolan dan membuat mereka harus menundanya.
Saat guru sudah masuk dan semuanya sudah duduk di tempatnya masing-masing, Iraya malah melamun melihat ke arah jendela luar, membayangkan tentang penyerangan yang ia lihat kemarin malam.
*Satou Iraya PoV*
Namaku adalah Satou Iraya. Anak usia 16 tahun yang bersekolah di Keisatsu School. Aku hanya seorang murid SMA biasa, tidak ada yang spesial dari diriku, mungkin hanya kemampuan beladiri seadanya dan juga sedikit kelebihan dalam bidang olahraga.
Nilai ku juga hanya sedikit diatas rata-rata, dari 180 siswa kelas 10 aku berada di peringkat ke-86. Mungkin nilai segitu tidak cukup untuk masuk ke universitas terkenal.
Tapi jika memikirkan soal universitas itu sendiri, sepertinya itu hal yang tidak terlalu penting untukku saat ini. Entah mengapa aku merasa kalau universitas bukanlah hal yang cocok untukku. Aku malah lebih penasaran terhadap makhluk mengerikan yang menyerang pusat kota kemarin malam.
Bagaimana bisa ada makhluk seperti itu di dunia ini? Aku tahu kalau planet kesayangan manusia ini belum sepenuhnya terjamah. Mari kita ambil contoh yang sederhana yaitu lautan, hanya tiga persen saja yang sudah diketahui manusia.
Lalu bagaimana dengan sisanya? Apa mungkin 97% sisanya ada kaitannya dengan penyerangan kemarin malam? Mungkin bisa saja. Siapa yang tahu, kan? Karena tidak diketahui bisa saja itu berhubungan. Tapi memikirkannya tanpa petunjuk benar-benar tidak ada gunanya, setidaknya aku harus bertemu dengan salah satu dari mereka untuk membuktikan kebenarannya.
"Uhn? Suara apa itu?"
Saat sedang melamun di tengah perjalanan itu, suara aneh yang berasal dari dalam gang kecil tepat di samping ku menarik perhatian ku dan membuatku menghentikan langkah.
Aku tidak yakin kalau ada maling di perumahan padat seperti ini, karena jika ada, dia adalah seseorang yang bodoh. Jika dia mau dihakimi seluruh warga di komplek ini, maka aku akan dengan senang hati membantu para warga. Tapi pada akhirnya aku tetap memeriksanya karena penasaran.
"A-Apa itu?"
Saat aku mengintip ke dalam gang, mataku melebar melihat sesuatu yang tak biasa di ujung gang buntu. Terlihat seorang wanita yang tengah duduk tersudutkan oleh dua makhluk aneh yang aku sendiri tidak tahu jenis hewan nya.
Salah satunya memiliki bola mata besar tapi juga mempunyai sayap di bagian belakang matanya. Sementara yang lainnya adalah Golem batu kerdil yang hanya memiliki tinggi setara pinggang orang dewasa.
"Apa mereka juga monster seperti yang ada di TV malam tadi?" gumamku.
Lalu aku melihat ke arah wanita yang dipojokkan itu. Wajahnya terlihat sangat ketakutan dan bisa menggerakkan hati siapa saja yang melihatnya untuk menolongnya.
Baiklah, baiklah! Biar aku jelaskan sesuatu. Biasanya aku tidak akan repot-repot untuk membantu orang asing yang aku tidak kenal. Bahkan sekarang kejadian di depanku terlalu aneh.
Maksudku, lihat saja dua makhluk absurd itu! Apa yang akan terjadi padaku jika mereka menyerangku? Tidak ada yang tahu dan bisa saja aku mati dalam dua detik.
Tapi ....
Wajah ketakutannya terlalu mengundang seseorang untuk diselamatkan dan juga dia lumayan cantik. Haah ... Aku sudah tidak peduli lagi! Jika kau memaksa!
Aku yang sempat tidak peduli pada akhirnya tidak punya pilihan selain menolongnya. Melihat ke sekitar dan mengambil sebuah batu di dekat kakiku, lalu melemparkannya ke tong sampah sebagai pengalih perhatian.
"Kiik?!"
Dan tentu saja, suara batu tersebut sudah cukup untuk menarik perhatian mereka semua--termasuk wanita yang dipojokkan. Lalu sesuai dugaanku, salah satu dari mereka datang mendekat untuk memeriksa keadaan.
"Kiiik?"
Yang mendekat adalah si makhluk mata sayap. Tanpa memberinya kesempatan untuk menyadari apa yang terjadi, aku memukulnya dengan keras sampai menabrak tembok di belakangnya dengan cukup keras.
Masih bergerak? Padahal aku sudah memukulnya dengan semua tenaga yang aku punya sampai tinjuku sakit. Tapi untungnya, beberapa saat kemudian dia sudah tidak bergerak lagi, darah segarnya juga tertinggal di bagian kepalan tanganku. Menjijikan.
"Grrk? Grrkk!!"
Eh? Makhluk absurd lainnya terlihat murka kepadaku. Aku tidak tahu apakah dia marah karena melihat ku atau saat temannya mati, tapi yang terpenting adalah ia menerjang ke depanku.
Gerakan yang sederhana dan lambat membuatku mudah untuk memprediksi serangannya. Dengan sebuah kuda-kuda sederhana, aku pun menendangnya secara vertikal dari atas ke bawah dengan bagian tumit sepatuku hingga kepala golem miliknya hancur.
"Gwaarkh ...??!!"
Dua monster tadi telah berhasil aku kalahkan dan sekarang saatnya menghampiri wanita tadi. Satu poin untuk pihak manusia saat ini.
Setelah mendekatinya, aku mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. Tapi ia masih menunjukkan raut wajah ketakutan, padahal yang mendekat kali ini adalah penolongnya.
"Oh, ayolah! Aku hanya manusia imut yang tidak suka menyakiti siapa pun, tidak perlu takut kepadaku,” ucapku. “Lagi pula seharusnya kau berterima kasih padaku.”
Ekspresinya mulai berubah saat aku menjelaskan tentang diriku, raut ketakutannya juga sudah mulai sedikit menghilang.
Jika diperhatikan baik-baik, wanita ini memiliki penampilan yang tak biasa. Rambut panjang lurus berwarna hijau, iris mata berwarna jingga terang menjadi hal paling mencolok selain rambutnya. Entah dari mana asal perempuan ini, atau mungkin dia hanya seorang cosplayer.
Dia mulai mengulurkan tangannya juga untuk meraih tanganku. Okay, perkenalan ku berjalan mulus. Sepertinya sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
"Kau tidak apa-a—Wuoo?!"
Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, dia secara tiba-tiba menarik tanganku dan menempelkan bibirnya dengan bibirku. Yap. Kalian tidak perlu bingung untuk membayangkannya, kami sekarang sedang berciuman.
Rasa hangat saat prosesnya terjadi membuatku tidak bisa berbuat apa-apa dan memang tidak ada niatan sama sekali untuk melawan. Mataku terbuka lebar terkejut dan menunggu apa yang akan wanita aneh ini lakukan selanjutnya.
Saat bibir kami berdua masih menempel, tiba-tiba muncul cahaya kehijauan aneh dari sekitar tubuhnya yang lama kelamaan makin terang dan semakin banyak.
Saking banyaknya sampai menutupi seluruh tubuh wanita itu. Aku yang sedang berfikir kejadian ajaib apa lagi ini kembali dikejutkan lagi dengan tubuhnya yang tiba-tiba menghilang bersamaan dengan cahaya tadi yang semakin memudar.
"Apa-apaan tadi itu?"
Tiba-tiba aku merasakan sensasi pusing dan menusuk-nusuk di dalam kepala yang membuatku hampir pingsan tidak kuat menahannya.
"AarrRrggGghh—Eh? Hilang?"
Saat aku sudah bersiap-siap untuk berteriak karena rasa sakitnya, tiba-tiba ia menghilang begitu saja seakan tidak terjadi apa-apa, membuatku hanya terdiam bingung seperti orang bodoh.
"Ada apa sih sebenarnya?"
Apa mungkin kesendirian ku selama 16 tahun telah menjadi serangan balik untukku? Apa itu hanya ilusi belaka? Atau aku adalah orang super beruntung yang dicium oleh perempuan cantik yang tak ku kenal di dalam gang?
Aku mendongakkan kepalaku ke atas melihat ke arah langit sore yang sudah berwarna jingga seperti warna iris mata wanita tadi.
"Mending pulang, deh. Nanti Ibu bisa marah."
Aku pun berjalan keluar dari gang itu dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Berharap kalau kejadian aneh saat ini tidak mengundang kejadian-kejadian aneh lainnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Agis
Bapaklu suruh tanggung jawab.
2024-07-15
0
274ihs_Handika
lu kameramen, lu selamat
2024-06-26
0
矢kaguyume冬
me"dah debes dah reporter ga takut mati"
reporter"mati ya mati ga usah takut yg penting dapet berita😝"
kasih dua jempol sama gw
2022-08-05
3