Chap. 2 : Bertemu Langsung

Setelah kejadian tak terduga yang terjadi tadi, akhirnya aku sampai di rumah saat matahari sudah hampir terbenam, tentu saja itu lumayan. Dan saat ada seorang anak yang pulang telat ke rumah, kalian tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Di dalam, aku bisa melihat di rak sepatu sepasang sendal yang tersusun rapi di dalamnya. Aku juga bisa mendengar samar-samar suara air keran yang mengalir dari wastafel.

"Aku pulang!" ucapku agak keras.

Tidak ada jawaban. Sepertinya suara air keran itu menghalangi pendengarannya sampai-sampai tidak mendengar salamku. Aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Berjalan ke arah ruang tamu, dari dapur, seseorang menyambut kepulanganku setelah mendengar langkah kakiku. Tapi yang bisa aku dengar hanyalah suaranya saja, karena wujudnya sedang mencuci piring.

"Selamat datang! Tumben pulang sore, apa ada keperluan sampai pulang jam segini? Sudah begitu, tidak laporan ke Ibu pula."

Suara keran wastafel tadi berhenti dan kemudian seseorang datang dari dalam dapur dengan menggunakan baju daster dan celemek di tubuhnya.

Dia adalah ibuku—Satou Honoka, wanita berusia 41 tahun yang setiap hari merawatku dari kecil. Ia adalah single parent semenjak kepergian ayahku. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh sedikit pun dan terus bisa tersenyum saat ada di depanku.

Dengan rambut berwarna coklat yang sama denganku dan gaya rambut kepang khas ibu-ibu, ia datang kepadaku dengan pertanyaan di benaknya. Tapi meski begitu, aku tidak ingin menjawabnya dengan jujur karena bisa dianggap tidak waras olehnya nanti.

"Tidak ada apa-apa, cuma ada kejadian aneh saja hari ini," jawabku.

"Hmm?"

Sepertinya jawabanku tadi belum cukup untuk meyakinkannya, wajah penuh pertanyaan masih tertinggal di sana dan bahkan semakin terlihat penasaran. Entah kenapa aku memiliki perasaan buruk tentang ini.

"Kejadian aneh apa? Apa kau terlibat perkelahian jalanan?"

Yap. Itu dia yang aku tunggu-tunggu. Setiap kali aku pulang telat dan tidak memberitahukan alasannya, ibuku pasti selalu menuduhku terlibat perkelahian jalanan.

Padahal aku adalah seorang anak SMA baik-baik yang disukai semua orang dan tidak pernah berkelahi, tapi kenapa ibuku sendiri bisa berpikiran begitu padaku. Kecuali jika kau mengabaikan kejadian sebelumnya.

"Tidak, beneran deh! Tidak ada yang aneh, hanya ada yang berbeda saja tadi."

Ibuku terus mendekati wajahku bermaksud untuk memberikan tekanan dalam interogasi yang dilakukannya. Ia bahkan sampai berjinjit karena tubuhnya yang lebih pendek dariku.

Sementara aku hanya memalingkan wajah, berusaha untuk tidak melihat matanya agar aku tidak keceplosan mengatakan sesuatu yang aneh soal tadi. Tapi entah itu karena refleks atau kebodohan ku, tanpa sengaja aku malah menyentuh bibir sendiri dan disadari olehnya.

"Kau memegang bibirmu, pasti kau dipukul tepat di bibirmu, kan?"

Permisi sebentar, Bu! Apa kita bisa menyingkirkan tuduhan tentang perkelahian jalanan ini terlebih dahulu? Anak laki-laki kesayanganmu ini baru saja dicium oleh wanita aneh dengan dua makhluk aneh yang ingin menyerangnya! Seharusnya Anda menenangkan dia atau setidaknya mencarikannya pacar.

Tadinya aku ingin bilang begitu, tapi tentu saja aku tidak bisa melakukannya. Lalu kata-kata yang terakhir juga hanya bercanda, kurasa.

Kejadian tadi masih terus terbayang di kepalaku. Bahkan sampai membuat wajahku memerah tanpa sadar.

"Kau kenapa, Iraya? Apa kau demam? Wajahmu merah."

"Mm ... tidak, aku ...."

Ibu memegang dahiku untuk memeriksa apakah aku demam atau tidak. Dan tentu saja itu sedingin kutub utara, aku tidak demam atau apa pun. Yang membuatnya tambah bingung.

"Po-Pokoknya aku tidak apa-apa dan aku juga tidak lapar. Jadi aku ke kamar dulu, ya? Dadah! Hehe ...."

Okay, sudah cukup. Aku menjauhkan tangan Ibu dari dahi ku dan naik ke kamar tanpa makan dahulu. Bagiku, lebih baik kelaparan di dalam kamar daripada harus menghadapi kesalahpahaman Ibu. Sementara Ibu melihatku yang sedang naik ke atas dengan tatapan aneh.

"Anak aneh," gumamnya.

Aku langsung merebahkan tubuh di atas kasur, memikirkan banyak hal acak yang terjadi dalam waktu singkat. Meski perutku keroncongan, tapi beruntungnya rasa lelah lebih kuat daripada rasa lapar ku, jadi kini rasa kantuk sudah mulai menyerang.

"Hah ... benar-benar hari yang panjang."

Aku melihat langit-langit kamar dalam diam, menghalangi cahaya lampu yang berlebihan dengan tangan. Dan tanpa sadar semuanya berubah hitam karena sudah terlalu lelah dan akhirnya tertidur.

**

"Hakh ??!!"

Aku membuka mata dengan panik. Kenapa bisa begitu? Karena saat terbangun, aku berada di tempat yang asing bagiku.

"D-Di mana ini?"

Aku bangun dari posisi tidur telentang ke posisi duduk, menengok ke kanan dan kiri. Entah di mana sekarang aku berada saat ini, tapi satu hal yang pasti adalah kalau ini bukanlah kamarku. Ruangan gelap gulita yang hanya memiliki satu sumber cahaya— yaitu tepat berada di atas kepalaku.

Untuk mencari informasi dan sedikit penasaran, aku pun berdiri dan mulai berjalan, berharap menemukan suatu petunjuk yang dapat memberitahu lokasi keberadaanku saat ini. Tapi percuma. Ruangan ini terlalu gelap dan aku terasa seperti tidak berjalan kemana-mana, karena satu-satunya cahaya di atas kepalaku juga bergerak mengikuti.

Pada saat aku sudah pasrah dan menyerah berjalan, aku menemukan harapan. Secercah cahaya berada di hadapanku dan aku langsung menghampirinya. Tapi saat sampai di sana, harapan tadi seolah musnah. Karena itu hanya sebuah cahaya kosong yang mengarah dari atas ke bawah, tak menyinari apapun selain lantai putih bersih yang sama dengan yang lainnya.

“??!!”

Tiba-tiba dari belakang, seseorang seolah meraih kedua pundak ku. Aku berusaha untuk menengok ke belakang, tapi anehnya kini tubuhku tidak bisa digerakkan sama sekali, seperti ditahan oleh sesuatu.

Dalam kebingungan dan kepanikan itu, aku bisa mendengar langkah kaki yang berjalan ke depan wajahku. Akhirnya aku bisa melihat sesuatu selain secercah cahaya dan kegelapan. Tapi ketika melihat wajah seseorang itu, mataku melebar terkejut.

Bukan karena ada sesuatu di wajahnya atau penampilan jelek yang ia gunakan. Melainkan itu adalah wajah seseorang yang pernah ku lihat sebelumnya.

Wanita dengan rambut hijau dan sorotan iris mata jingga tajam. Memakai pakaian aneh yang sama saat terakhir kali bertemu dengannya. Tidak salah lagi, dia adalah wanita yang ku selamatkan dan secara acak menciumku saat pulang sekolah itu.

Ia memberikan senyuman misterius kepadaku menatap seolah menginginkan sesuatu dariku. Lalu bagaimana denganku jika kalian bertanya? Aku sudah berusaha 120% untuk melepaskan diri, tapi seperti ada sesuatu tak terlihat yang menahan tubuhku.

Bahkan gerakan sederhana seperti menggerakkan mulut atau mengeluarkan suara pun tidak bisa. Semua usahaku nampak sia-sia.

Wanita itu menyadari usaha sia-sia yang aku lakukan lalu mulai berbicara.

"Satou Iraya, namaku Si ...."

Si? Nama aneh macam apa itu? Oh iya, aku pernah dengar kalau cara pelafalan huruf 'C' dalam bahasa Inggris adalah 'Si', jadi mungkin itu yang dia maksud. Mungkin saja. Tapi tidak tahu juga, sih, karena itu semua hanya dugaan. Lagipula apa pentingnya nama orang lain jika kau sedang ditahan seperti ini.

Wanita itu—C terus melanjutkan ucapannya, tapi aku tidak terlalu mendengarkannya karena masih berusaha melepaskan diri sendiri—yang sepertinya tidak menunjukkan suatu perkembangan signifikan.

"... Mungkin kau masih ingat siapa aku ini. Kau juga pasti memiliki banyak pertanyaan di dalam kepalamu saat ini, karena aku dapat merasakannya dengan jelas. Tapi untuk saat ini, aku akan memberitahu mu satu hal, kalau kau dan aku telah bersatu."

"???!!!"

Tunggu. Dia baru saja mengatakan hal yang tidak ku mengerti. Memang tidak ku dengarkan dengan sesama, sih, tapi apa yang dia maksud dengan kami berdua telah bersatu?

Aku yang awalnya sibuk dengan acara melepaskan diri, pada akhirnya tertarik pada ocehannya, yang membuatnya mengeluarkan senyum misterius.

"... Untuk saat ini kau tidak perlu bicara, aku hanya ingin kau mendengarkan saja. Saat kau menyelamatkan ku tadi, rasa terima kasih adalah hal pertama yang harus aku ucapkan padamu. Sikap pemberani mu saat itu patut ku apresiasi. Tapi karena keberanian yang kau tunjukkan saat itu, membuatku sedikit tertarik denganmu. Dan setelah kita bersatu, satu hal yang pasti akan terjadi ...."

Ia menggantungkan kata-katanya, membuatku semakin penasaran.

"... Kehidupan damai yang membosankan milikmu akan berubah 180 derajat. Maka dari itu, persiapkan tubuh dan mental mu yang lemah itu, Satou Iraya."

Setelah selesai berbicara, cahaya kehijauan menyilaukan secara instan menyelimuti wanita itu sama seperti waktu pertama bertemu. Ia menghilang bersamaan dengan cahaya yang semakin memudar. Setelah menghilang secara sempurna, tiba-tiba suara teriakan terdengar memanggil namaku secara samar-samar dan semakin menguat.

"Iraya! Bangun, sudah jam berapa ini?! Cepat siap-siap lalu sarapan!"

Teriakan Ibu membangunkan ku secara paksa. Ketika membuka mata, ia sudah berada di sebelah tempat tidur ku sambil bertolak pinggang. Aku yang sadar akan hal itu kemudian duduk di tempat tidur.

Aku masih memikirkan soal mimpi yang tadi. Jantung ku berdebar kencang dan keringat membasahi tubuhku. Apa itu benar-benar hanya mimpi, semacam bunga tidur biasa yang dialami oleh manusia pada umumnya? Atau pertanda lain yang sangat buruk bagiku? Ketidaktahuan ini membuatku ngeri.

"Nih, anak, kenapa malah diam?! Cepat siap-siap!"

"I-Iya, bu."

Aku pun berangkat sekolah setelah itu.

**

Sekarang aku sudah sampai di kelas. Tapi tentu saja masih belum bisa tenang karena pemikiran ku masih membayangkan kejadian semalam.

"... Saat ini kau dan aku telah bersatu ...."

"... Hidupmu akan berubah 180 derajat ...."

Kata-katanya di dalam mimpi saat itu membuat ku tidak bisa fokus selama perjalanan ke sekolah. Aku meregangkan tubuhku yang pegal dan bingung secara mental, setelah itu lanjut memangku dagu sambil terus melamun.

"Lagi pula bagaimana dia tahu soal namaku, ya?" gumamku.

Itu juga jadi salah satu pertanyaan ku. Apa jangan-jangan dia masih satu jenis dengan monster yang menyerang pusat kota? Tapi kemungkinannya kecil. Karena saat aku menyelamatkannya, ia juga sedang diserang oleh dua monster lainnya.

Tapi kalau dia bukan monster, kenapa dia bisa bersinar terang dan menghilang di depan mataku begitu? Terlebih lagi dia masuk ke dalam mimpiku.

"Argh! Sialan!"

Semua pemikiran dan kemungkinan yang aku buat di dalam kepalaku membuat ku bingung sendiri dan malah berteriak cukup keras.

"Kau ini kenapa, sih? Dari tadi melamun dan bicara sendiri terus. Obatmu sudah habis, kah?" ucap Kudou.

"Eh ... melamun? Ahahaha .... Tidak mungkin aku melamun, aku ini selalu fokus pada tujuanku dan tidak pernah berpikiran yang aneh-aneh." Aku menghindari hal yang sama sekali tidak bisa dihindari.

"Lalu yang tadi itu namanya apa?" tanya Kudou datar.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan?" tanya Hira.

"Mmm ... tidak, tidak juga."

Tidak mungkin aku memberitahu mereka soal hal itu. Benar. Ini adalah suatu hal yang tidak boleh diketahui oleh teman-temanku. Tentu saja untuk melindungi teman-temanku dari monster-monster tak jelas. Hehe ... jika di pikir-pikir aku ini keren sekali. Aku memejamkan mata dan mengangguk-angguk membenarkan pemikiran ku sendiri.

"Orang aneh," ucap mereka bersamaan.

"Kenapa semua orang berkata seperti itu kepadaku?" balasku datar.

"Oh iya! Nanti setelah pulang mau main Game Club, tidak?" tanya Kudou.

Kudou langsung mengganti topik pembicaraannya tanpa menanyakannya lebih lanjut. Sebenarnya dia ini peduli atau tidak, sih? Meski pun itu bagus untukku, sih. Jadi aku tidak perlu membuat alasan atau semacamnya.

"Eh? Ya ... aku sih bisa saja. Bagaimana denganmu, Hira?" Aku mengiyakan ajakan Kudou.

"Tidak bisa! Bukannya besok kita ada ulangan?"

"Ah ... ayolah, Hira! Sebentar saja," rayu Kudou sambil merangkul Hira.

"Aa! Sekali tidak bisa tetap tidak bisa!"

Kudou merangkul Hira yang mencoba untuk menolak tawaran darinya. Sementara Hira malah meronta berusaha melepaskan rangkulan Kudou dan keluar dari ilusi ajakan Kudou ke Game Club.

Bibirku terangkat saat melihat kelakuan lucu dan heboh mereka berdua. Ini juga sekaligus membuatku berpikir; tidak mungkin kehidupan yang damai ini akan berubah, kan? Setidaknya aku tidak akan membiarkan hal itu berubah.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurul

Nurul

walaupun aneh tetep anak kamu kan?kan?

2022-04-23

1

『~Tempest~』

『~Tempest~』

c di baca dalam bahasa Inggris

2021-07-03

0

Titik Sunarti

Titik Sunarti

lpoiuytrewqlkjkhgfdssamnbb-zz, 0

2020-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!