Chap. 15 : Misi Pertama

Setelah itu, percakapan kami dimulai. Pembicaraan yang akan menentukan kerjasama kami berdua kedepannya.

"Pertama-tama, mungkin kita harus memberitahu kemampuan kita masing-masing, kan?" ucapku.

Jika kita ingin saling mengenal satu sama lain mungkin ini adalah cara tercepat yang terpikirkan di kepalaku. Karena jika kita saling mengenal kekuatan satu sama lain, kita bisa menutupi kekurangan masing-masing. Tapi sebelum itu ada yang mengganjal di benakku.

"Tapi sebelum itu, Herlin-san …."

"Herlin saja cukup."

"Kalau begitu Herlin, kenapa kau tidak suka dipanggil dengan nama keluargamu?"

Pertanyaanku mungkin akan langsung mengubah jalur topik pembicaraan ini menjadi sesuatu yang lebih serius. Tapi dari ekspresi dan perilakunya, sepertinya ia tidak begitu peduli dengan hal itu.

"Biasanya di Jepang memanggil nama depan membuat seseorang terlihat lebih akrab, kan?"

Saat mendengar jawabannya, aku menemukan satu fakta baru tentangnya. Kalau gadis ini bukan berasal dari Jepang. Ya, kalau dilihat secara kasat mata pun penampilannya sangat berbeda dari orang Jepang. Dengan kulit seputih salju dan rambut pirangnya, dia terlalu sempurna untuk orang Jepang. Tunggu, apa aku baru saja memuji kecantikannya secara tidak sadar?

"Yap, kau memujinya," ucap Cecilia.

"Ehem …!"

Karena tidak sengaja memujinya dan dibenarkan oleh Cecilia, tiba-tiba leherku menjadi gatal. Aku pun meminum air yang telah disediakan sebelumnya.

"Ngomong-ngomong, kau ini pemilik jenis Exception yang seperti apa?"

Aku kemudian membawa pembicaraan ini kearah yang lebih berkaitan dengan maksud pertemuan ini. 'Exception' juga adalah kata-kata baru yang baru kupelajari akhir-akhir ini.

"Kalau kau sendiri? Kau pemilik jenis Exception yang mana?" Dia balik bertanya.

Dia tidak menjawab pertanyaanku dan malah balik bertanya. Aku tidak mengerti dia belajar sopan santun dimana tapi biarlah.

"Aku adalah seorang Elemental, lebih tepatnya elemen listrik."

Sluurpp…

"Begitu ya?"

Dia menerima jawabannya dengan ekspresi datar sambil meminum setengah gelas air yang diberikan tadi seakan-akan tidak peduli. Kalau begitu kenapa kau bertanya, dasar sialan!

"Aku memiliki kemampuan Mind Power."

Eh? Dia mulai menanggapi serius pertemuan ini? Baguslah.

"Mi-Mind Power ya?"

Dari kecil aku memang sangat tertarik dengan yang namanya telekinesis. Menggerakkan benda-benda tanpa menyentuhnya benar-benar hal yang keren bagiku. Kupikir itu semua hanya bisa kutemukan di televisi, tapi setelah masuk ke sisi dunia ini, itu semua ternyata memang ada.

"Oi!"

Tiba-tiba Cecilia berteriak di dalam kepalaku ketika aku sedang melamun mengenang masa lalu. Spontan aku mengeluarkan ekspresi kaget yang kemudian disadari oleh Herlin.

"Ada apa?" tanya Herlin.

"Ti-Tidak apa-apa."

Wanita sialan itu. Apa maksudnya berteriak secara tiba-tiba seperti itu. Aku bisa dianggap sebagai orang bodoh olehnya nanti.

"Tanyakan kepadanya soal serangan tak terlihat itu!"

Serangan tak terlihat? Waktu itu ia menggunakannya saat mengujiku. Bagus sekali, wanita cerewet! Ternyata kau ada gunanya juga.

"Ano … Herlin-san …."

"Sudah kubilang Herlin saja cukup."

Entah kenapa dia bersikeras sekali untuk dipanggil dengan sebutan akrab seperti itu.

"Herlin, ada sesuatu yang mengganjal pikiranku."

"Apa itu?"

"Bagaimana sebuah The Unseen bisa menyerang makhluk hidup dalam keadaan tak terlihat?"

Karena menurut penjelasan Cecilia, syarat The Unseen untuk bisa menyerang musuhnya adalah The Unseen tersebut harus dalam keadaan terlihat. Tapi dalam kasus ini berbeda, The Unseen milik Herlin bisa menyerang dalam keadaan tak terlihat.

"Karena kau melihatnya aku tidak bisa menyembunyikannya lagi."

"Benar, kumohon untuk memberitahuku."

"Hal itu tidak bisa kujelaskan sekarang. Jika kujelaskan pun nanti kau tidak akan mengerti, jadi tunggu kau lebih lama lagi beradaptasi dengan dunia ini baru kau akan mengetahuinya dengan sendirinya. Untuk sekarang, anggap saja milikku adalah hal yang langka," jelasnya.

Jadi ini hanya masalah waktu saja sampai dia ingin memberitahuku hal itu. Kalau begitu untuk sekarang aku akan menahan diri untuk mengetahui hal itu. Dan Cecilia sepertinya harus menunggu jawabannya lebih lama lagi.

"Tch … kukira aku bisa dapat informasi lebih," keluh Cecilia.

Sluurpp…

Herlin menghabiskan airnya yang tinggal setengah dengan cepat dan kemudian menatapku dengan serius.

"Aku pikir sudah cukup perkenalannya. Karena untuk kedepannya kau akan berpasangan denganku, maka aku akan melatihmu mulai dari sekarang agar menjadi lebih bisa diandalkan. Dan juga, jangan berpikir kalau pelatihan ku akan lembut."

Glek…

Aku menelan ludah keringku. Ia mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Kurasa hal yang berat akan menungguku mulai dari sekarang, jadi pelatihan darinya adalah hal pertama yang harus kulalui. Aku pun tersenyum lebar dan menyanggupi tantangannya.

"Baiklah! Jangan ragu-ragu denganku!"

Tanpa kami sadari, Yuuki-san yang dari tadi memperhatikan kami dari belakang tersenyum sambil memeluk sebuah nampan. Tapi tiba-tiba ia dipanggil oleh Oita-san ke dalam ruangannya.

"Herlin-chan, Iraya-kun! Kalian dipanggil oleh Oita-san," ucap Yuuki-san.

Setelah dipanggil, kami berdua bergegas menuju ke ruangan Oita-san. Aku tidak tau alasan kami berdua dipanggil, tapi Oita-san sudah menunggu kami berdua di dalam ruangannya.

"Ada apa Oita-san?" tanya Herlin.

"Aku memiliki pekerjaan untuk kalian berdua. Lokasinya berada di Utara Kyoto, sebuah desa kecil bernama desa Shibata."

"Pekerjaan? Pekerjaan seperti apa?"

"Sudah jelas, kan? Kita akan membasmi monster. Hah … padahal aku ingin melatih dia terlebih dahulu," ucap Herlin kecewa.

Kalau dipikir-pikir ini adalah pertama kalinya aku melakukan pekerjaan. Aku tidak menyangka kalau pekerjaan pertamaku harus berurusan dengan makhluk aneh.

Lagipula kenapa dia sangat kecewa saat tidak bisa mengajariku? Apa dia adalah gadis tipe sadis yang suka menyiksa orang? Aku membayangkan Herlin yang sedang memegang pecutan dan bersiap untuk menyabetku ketika aku melakukan sebuah kesalahan.

"Fantasimu menjijikkan, kau tahu?" Cecilia tiba-tiba menanggapi pikiranku.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir khayalan aneh yang sekilas ada di pikiranku.

"Anggap saja ini sebagai latihan untuk kalian berdua. Dan untuk Iraya, sistem organisasi ini adalah sistem jasa. Jadi orang yang meminta jasa kami akan mendapatkannya, tentu saja semua itu ada harganya," jelas Oita-san.

Aku mengerti. Jadi orang-orang memakai jasa kami untuk menghadapi serangan monster, tentu saja dengan sebuah bayaran yang pantas.

"Apa di Kyoto hanya ada organisasi ini saja?"

"Kalau di Kyoto memang hanya kita, tapi kalau di kota lain ada beberapa yang cukup terkenal dan kami juga memiliki organisasi pusat yang berada di Tokyo," jelas Oita-san.

"Jadi monster jenis apa yang akan kita lawan?" tanya Herlin.

"The Beast, Inuijin. Anjing mutan yang memiliki ukuran sebesar manusia, kudengar baru-baru ini mereka kehilangan pemimpin mereka. Jadi mereka menyerang orang-orang disekitar mereka untuk menentukan siapa yang terkuat dan yang akan menjadi pemimpin kawanan yang baru."

Mendengar penjelasan dari Murasaki-san, aku jadi teringat dengan Beast yang menyerang ibuku. Mungkin saja ini bukan jenis yang sama, tapi tetap saja aku akan membalaskan dendam ku disini, menghabisi kawanan Beast itu.

Tanpa sadar aku melakukan gerak gerik aneh yang disadari oleh Herlin. Ia kemudian menatap ke arahku tapi enggan untuk menanyakannya.

"Kalau begitu, saat matahari sudah sedikit tinggi kita akan berkumpul disini lagi," ucap Herlin.

"Eh? Kenapa tidak sekarang saja? Bukankah semakin cepat semakin baik?" tanyaku.

Jika mengambil contoh, kita bisa melihat petugas pemadam kebakaran yang langsung bergegas pergi ketika sirine kebakaran telah berbunyi.

"Aku tahu, tapi ada beberapa kasus yang mencoba mempermainkan kami dengan membuat laporan palsu. Jadi lebih baik tidak usah terburu-buru," jelas Murasaki-san.

Aku tidak mengerti dengan mereka dan hanya bisa mengiyakan saja karena aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik aku mengikuti mereka yang sudah lebih lama berurusan dengan hal seperti ini.

**

Sekitar pukul 2 siang aku kembali lagi kesini, aku sempat kembali ke rumah sakit untuk menemani ibuku yang masih terbaring di rumah sakit. Namun demikian, belum ada tanda-tanda Herlin yang telah sampai kesini.

"Ya ampun."

Dia yang membuat janji untuk datang sekitar jam segini kan? Dasar wanita, aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran mereka.

"Dia itu! Awas saja jika tidak segera datang. Aku akan—"

"Akan apa?"

Disaat aku berkata seperti itu, Herlin telah berada di belakangku dan sepertinya dia mendengar apa yang barusan kukatakan.

"Apa kau bilang sesuatu tadi?"

"Ti-Tidak kok~ …."

"Hmm … kalau begitu ayo cepat kita berangkat."

Aku selamat. Sepertinya dia tidak mendengar apa yang aku katakan. Saat perjalanan, sangat sedikit perbincangan yang kami lakukan. Hanya ada satu pertanyaan yang Herlin tanyakan selama perjalanan.

"Hei Iraya …."

"Ada apa?"

"Apa kau memiliki suatu hubungan dengan monster yang akan kita hadapi saat ini?"

Kenapa dia bertanya seperti itu. Apa karena dia melihat ekspresi ku tadi? Sepertinya sih begitu. Ternyata dia lumayan peduli juga dengan hal-hal seperti itu.

"Memangnya kenapa?"

"Tidak, aku hanya bertanya saja."

"Mm … mungkin karena lawan kali ini berhubungan dengan seseorang yang kukenal."

"Begitu."

Kami terus menelusuri trotoar jalan yang sepi dan sudah sedikit rusak. Lalu kami berbelok ke jalan setapak ke dalam hutan. Jalan setapak yang terbuat dari tanah dan kanan dan kirinya adalah hutan pepohonan yang rimbun.

Kami menyusuri jalan yang seperti tak berujung tadi dan saat sampai di ujung jalan, kami melihat sebuah desa yang tampak sepi dan hening.

Keheningan desa ini tidak wajar, seperti desa yang sudah di tinggal cukup lama. Kami mencoba menghampiri sebuah rumah yang berada paling dekat dengan jalan keluar tadi.

Kriiieett…

Pintunya tidak terkunci. Kami langsung masuk ke dalam dan saat masuk ke dalam kami melihat dua orang dewasa laki-laki dan perempuan tergeletak di lantai berlumuran darah. Aku menghampirinya dan mencoba memeriksanya apakah mereka masih hidup atau tidak.

"Oi! Kau tidak apa-apa?!"

Saat aku menghampirinya, si laki-laki membuka matanya dan berbicara dengan nada yang sangat pelan. "Lemari … bawa dia … pergi …," ucapnya. Setelah itu laki-laki itu menghembuskan nafas terakhirnya.

Aku langsung menghampiri lemari yang laki-laki itu maksud. Saat aku membukanya, terlihat seorang gadis kecil meringkuk duduk ketakutan di dalam lemari itu.

Saat aku membuka lemarinya, ia menunjukkan ekspresi ketakutan dan dengan gemetar ia kemudian berteriak.

"Di-Dibelakangmu!"

Aku langsung menengok disaat seekor Inuijin mencoba menerkamku. Tapi Inuijin itu tiba-tiba langsung terpotong menjadi dua saat di udara.

Craashh…

"Apa yang lain masih hidup?" tanya Herlin.

Anak kecil itu kemudian menggeleng. Gelengan gadis kecil itu bisa bermaksud dua hal, yaitu dia tak tahu apa-apa atau semuanya sudah terbunuh dan tinggal dia saja yang masih hidup.

"Kalau begitu, tunggu disini sebentar," ucap Herlin.

"Kami akan segera kembali. Tetaplah disini dan jangan sampai ketahuan oleh monster yang tadi ya?"

Setelah ia mengangguk dan merasa cukup tenang, aku kemudian berdiri dan meninggalkan anak itu pergi sebentar. Kami berdua masuk lebih dalam ke desa itu dan misi pertamaku akan segera dimulai.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Olan

Olan

sambil baca langsung promosi dong😀 DEVIL MY HUSBAND mampir ya🤗

2020-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!