Chap. 14 : Awal Cerita Baru

Tiik… Tiik… Syuurr…

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi Kyoto sore ini. Terlihat orang-orang yang sedang berjalan di badan jalan—terutama orang-orang yang tidak membawa payung, berlari kecil agar tidak terkena air hujan. Begitu juga di tempat ini, anak-anak yang sedang bermain masuk ke dalam rumahnya masing-masing.

"Anak-anak! Cepat masuk! Hujan mulai turun!" teriak seorang wanita muda berambut ungu dengan gaya kuncir kuda.

Setelah diperingatkan, anak-anak itu kemudian masuk ke sebuah bangunan yang cukup besar. Sebuah bangunan yang memiliki gambar lucu di dinding depannya. Sebuah tempat ceria yang cocok untuk anak-anak. "Himawari Orphanage" begitulah tulisan di depannya.

Sekitar lima orang anak berusia antara 5 sampai 12 tahun berdiri di dalam pintu masuk panti asuhan tersebut. Mereka sedang mengeringkan rambut mereka dengan handuk karena terkena air hujan. Seorang dari mereka yang berumur paling kecil dibantu di keringkan rambutnya oleh wanita dewasa tadi.

"Terima kasih, bibi," ucapnya.

Wanita itu membalas ucapan terima kasihnya dengan sebuah senyuman ramah nan lembut.

"Langsung mandi, ya? Jika tidak, kau akan demam," ucap wanita itu.

"Uuhh … aku tidak mau demam!"

"Kami juga!"

Rengekan anak kecil tadi tiba-tiba diikuti oleh anak-anak lain yang semuanya telah selesai mengeringkan rambutnya.

"Kalau begitu cepat mandi! Nanti monster demam akan menyerangmu, loh."

Anak itu pun kemudian mengangguk dan langsung berlari, ia diikuti oleh anak yang lainnya yang dengan riangnya berlari ke kamar mandi. Wanita itu hanya tersenyum melihat kelakuan anak-anak yang lucu itu.

Ceklek…

Tiba-tiba suara gagang pintu yang terbuka menarik perhatian wanita itu, ia melihat seseorang masuk ke dalam dengan keadaan basah kuyup.

"Aku pulang," ucapnya.

"Ara … Herlin-chan! Kau kehujanan! Sini biar kukeringkan kepalamu," ucapnya.

Wanita itu sudah bersiap dengan handuk di tangannya—yang ia pakai sebelumnya kepada anak kecil tadi, untuk mengeringkan kepala Herlin.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih, Yuuki-san."

Ia terlihat tidak peduli dengan dirinya yang sudah basah kuyup akibat hujan deras di luar. Tapi meski begitu, ia tetap mengambil handuk yang sebelumnya Yuuki-san pegang dan kemudian menaruhnya di kepalanya sebelum akhirnya ia masuk ke dalam.

**

*Malam Hari*

Hujan sudah berhenti sejak tadi dan hanya menyisakan genangan-genangan air besar di halaman gedung. Sementara anak-anak panti yang telah selesai mandi dan sudah rapi, beberapa diantara mereka ada yang berlarian di lorong—meski ada juga yang duduk tenang di meja makan menunggu makanan datang.

Sementara itu di dapur, Yuuki-san sedang memanaskan makanan mereka malam ini, yakni bubur. Setelah matang dan dirasa sudah siap untuk disajikan, ia kemudian memindahkan bubur itu ke meja dan membaginya menjadi delapan mangkuk kecil yang telah ia siapkan. Lalu kemudian pergi ke ruang makan sambil membawa bubur tadi.

"Tunggu aku!"

"Kejar aku kalau bisa!"

Seorang anak kecil perempuan berlari melewati Yuuki-san yang sedang memegang nampan penuh dengan mangkuk bubur. Ia sedang mengejar anak laki-laki yang lebih besar darinya sekitar kira-kira tiga tahunan.

"Jangan berlarian di lorong!" ucap Yuuki-san.

Setelah sampai di ruang makan, anak-anak terlihat sudah dalam keadaan siap dan telah duduk di kursinya masing-masing menunggu makanan disajikan. Yuuki-san kemudian menaruh sekitar tujuh mangkuk bubur keatas meja.

"Kurang satu? Ah…!"

"Selamat makan!" Teriak semua anak yang ada di dalam ruang makan dan langsung menyantap bubur itu dengan lahap.

Sementara Yuuki-san pergi dari ruang makan itu menuju ke sebuah kamar sambil membawa satu nampan yang diatasnya terdapat semangkuk bubur.

'Ririsaka Herlin' tulisan yang ada di depan pintu kamar itu. Yuuki-san kemudian mengetuk pintu untuk memeriksa apakah ada orang di dalamnya.

Tok…Tok…

"Silahkan masuk."

Yuuki-san kemudian membuka pintu dengan hati-hati, satu tangan ia gunakan untuk memegang nampan sementara satunya lagi untuk memegang gagang pintu.

Saat Yuuki-san masuk ke dalam, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di tempat tidurnya sambil memandangi langit malam yang dapat ia lihat melalui jendela kaca. Gadis itu memakai sebuah kaos putih polos dan celana tidur panjang.

"Herlin-chan, makananmu ku taruh di meja, ya?"

Yuuki-san kemudian menaruh mangkuk bubur itu di atas meja yang berada tepat di samping tempat tidurnya.

"Terima kasih, Yuuki-san," ucap Herlin tanpa melihat ke arahnya.

Yuuki-san diam sebentar memperhatikan perilaku Herlin dan kemudian ia mulai membuka percakapan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan anak baru itu?"

Yuuki-san memulai pembicaraan dengan menanyakan orang yg baru saja bergabung dengan organisasi Black Rain ini. Ia seperti tahu dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Herlin. Herlin yang menyadari pertanyaan Yuuki-san kemudian menengok kearahnya.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Aku tidak pernah melihatmu melewatkan makan malam sebelumnya. Jadi aku tahu pasti ada sesuatu yang telah terjadi," ucapnya sambil tersenyum.

"Itu memalukan, Yuuki-san." ucap Herlin datar.

Yuuki-san hanya tersenyum mendengar jawaban darinya. Setelah terdapat jeda hening diantara percakapan mereka, Herlin kembali melihat ke arah luar jendela dan kemudian berbicara.

"Aku pikir, sepertinya dia adalah orang yang keras kepala."

"Keras kepala? Jangan bilang—" ucapannya terpotong oleh jawaban Herlin.

"Ya, aku menerimanya. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Dan besok kami akan bertemu di Cafe milik Oita-san."

"Besok? Apakah itu untuk mengenal lebih dalam satu sama lain?" tanya Yuuki-san.

"Kurasa seperti itu. Karena sesuatu seperti 'mengenal lebih dalam satu sama lain' itu pasti berguna untuk kami kedepannya," ucap Herlin.

Yuuki-san kembali tersenyum dengan jawaban datar yang diberikan oleh Herlin. Ia kemudian menghampiri Herlin. Herlin menyadari kalau Yuuki-san menghampirinya, ia lalu menengok ke arah Yuuki-san.

"Yuuki-san?"

Yuuki-san kemudian mencium pipi kanan Herlin.

"Kau sudah berkembang, ya? Berjuanglah."

Setelah mencium pipinya, Yuuki-san kemudian berjalan keluar dari kamar Herlin.

"Selamat malam Herlin-chan, pastikan untuk makan buburnya sampai habis ya."

Saat Yuuki-san keluar dari ruangan, Herlin hanya melihatnya keluar sambil memegang pipi kanannya. Setelah itu, dia berjalan menuju meja untuk memakan bubur yang diberikan Yuuki-san.

"Selamat makan."

Setelah makannya habis, dia langsung menuju ke tempat tidur untuk segera tidur. Saat berbaring, Herlin melihat kearah langit-langit kamarnya dan sempat berpikir sesuatu tentang apa yang Yuuki-san ucapkan sebelumnya.

"Berjuang, ya?"

**

*Malam Hari di Rumah Sakit*

Sudah dua hari aku menemani ibuku di ruang perawatan rumah sakit, dan selama seminggu ke depan pula aku tidak akan masuk sekolah. Aku sudah mengajukan absensi ke sekolah, jadi sepertinya tidak akan ada masalah yang terjadi.

"Oi Cecilia, kau ada disana?" panggilku.

"Aku selalu ada disini, ada apa?"

"Menurutmu bagaimana orang yang bernama Ririsaka itu?"

Aku tidak tahu apakah aku bisa percaya dengannya atau tidak. Karena menurutku, aku harus berhati-hati dengan seseorang seperti dirinya.

"Entahlah, aku belum bisa menilainya saat ini. Tapi dia bilang 'semoga kita bisa akrab', 'kan? Kupikir untuk saat ini adalah keputusan yang bijak untuk menjadikan dia sebagai sekutu, mengingat senjata yang dia punya," jawabnya.

Senjata yang dia punya, ya. Kalau dipikir-pikir, senjata seperti itu benar-benar menyeramkan. Senjata tak terlihat yang bisa tiba-tiba membelahmu menjadi dua.

"Tapi itu aneh … bagaimana bisa dia menyerangnya dalam bentuk tak terlihat? Apa memang ada sesuatu yang seperti itu?" gumam Cecilia.

Benar juga … bukankah Cecilia pernah bilang kalau 'mereka' hanya bisa menyerang dalam bentuk terlihat. Atau jangan-jangan Cecilia salah.

"Jangan menyalahkanku, bodoh!" Tiba-tiba Cecilia berteriak di dalam kepalaku.

"Aku tidak menyalahkanmu, bisa saja itu jenis baru, kan? Dan juga berhenti berteriak di kepalaku, itu menyebalkan tau."

"Semoga saja begitu. Oh iya, besok kau ada urusan kan? Sebaiknya kau istirahat sekarang. Tubuh lemahmu itu sepertinya sudah mencapai batasnya."

"Apa kau mengajakku berkelahi malam-malam seperti ini?" tanyaku.

Aku masih tidak tahu apa tujuannya masuk ke dalam tubuhku, tapi ucapannya benar-benar menyebalkan. Dia seperti nenek-nenek tua yang suka mengomel.

"Kalau begitu aku akan tidur sekarang. Jangan menggangguku malam ini ya?"

"Iya, iya, sudah sana cepat tidur."

**

*Keesokan Harinya*

Aku sudah bersiap-siap untuk pergi sebentar dari rumah sakit. Sebelum pergi, aku sempat berpamitan dengan ibuku.

"Aku pergi dulu, Bu."

Aku kemudian berjalan menuju Cafe tempat dimana kami berdua akan bertemu. Setelah beberapa saat naik bis dan berjalan kaki, akhirnya aku sampai di depan cafe.

Aku sudah beberapa kali mengunjungi Cafe ini. Tapi setiap kali kunjunganku kesini, rasanya tidak ada satupun hal yang normal terjadi padaku disini.

Sekarang sepertinya masih terlalu pagi untuk cafe buka, 'kan? Tapi dia menyuruhku untuk datang kesini pada pagi hari. Apa dia sengaja membiarkanku menunggu? Cafe nya sendiri juga baru dibuka.

Saat aku sedang berpikir di depan cafe tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku dari belakang.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Suara itu … aku menengok ke belakang dan yang kulihat adalah seorang gadis dengan rambut pirang dan Hoodie hitamnya—Ririsaka-san.

"Ririsaka-san?" tanyaku.

"Apa yang kau lakukan di depan sini? Cepat masuk,"

Setelah berbicara seperti itu, ia langsung berjalan mendahuluiku. Tapi sebelum dia memasuki pintu, dia menengok ke arahku dan mengatakan sesuatu hal.

"Dan juga, jangan panggil aku dengan sebutan itu."

Aku tidak terlalu mengerti dengan apa yang barusan ia katakan, tapi aku langsung mengikutinya untuk masuk ke dalam Cafe tersebut. Di dalamnya kami sudah disambut oleh wanita yang bekerja di Cafe ini dan selalu menyambut setiap tamu yang datang.

"Selamat datang, Herlin-chan. Silahkan duduk disana."

Dia menunjuk ke arah dua tempat duduk yang berada di dekat jendela. Kami berdua langsung menuju kesana dan duduk disana. Ia juga menyediakan air kepada kami. Setelah itu, ia kemudian pergi dan kembali bekerja.

"Dia adalah Aiza Yuuki-san." ucapnya memulai pembicaraan sambil melihat kearah Aiza-san.

"Wanita yang ramah, bukan?"

"Ya begitulah," ucapku.

Entah kenapa kata-kata 'tidak sepertimu' adalah kata-kata yang terpikirkan olehku saat dia menyebut kata 'wanita yang ramah'.

"Jadi seperti yang kubilang sebelumnya pada saat itu. Namaku Ririsaka Herlin, kau bisa memanggilku Herlin. Umurku sekitar 16 tahun."

"Aku Satou Iraya, panggil saja Iraya, dan aku juga seumuran denganmu, 16 tahun."

"Jadi Iraya, akan lebih mudah untuk bekerja sama jika saling mengenal satu sama lain. Maka dari itu, sebelumnya kita harus mengetahui kekuatan kita masing-masing," jelasnya.

"Ya, aku pun berpikir seperti itu."

Setelah itu, percakapan kami dimulai. Pembicaraan yang akan menentukan kerjasama kami berdua kedepannya.

Bersambung

Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!