Mengikuti saran dari Cecilia, akhirnya saat ini aku resmi menjadi bagian dari organisasi bernama 'Black Rain' yang diketahui oleh orang bernama Murasaki Oita-san ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, tapi aku yakin pasti hal yang tidak baik.
Dari yang aku tahu, organisasi ini bertujuan untuk membasmi monster-monster di daerah Kyoto dan sekitarnya. Setelah bergabung, pemimpin mereka—Murasaki Oita-san memberikan aku beberapa penjelasan tentang dunia yang baru aku masuki ini. Dan salah satunya adalah Exception.
"Kami disebut sebagai Exception."
"Exception?"
"Orang-orang yang memiliki kekuatan melebihi manusia normal, untuk orang-orang normal, keberadaan kami memang jarang diketahui sehingga wajar bagimu tidak pernah mendengar tentang kami. Lagipula orang awam menganggap kami sebagai mitos atau rumor belaka."
"Hmm … aku memang pernah mendengar hal-hal seperti itu. Tapi aku tidak menyangka kalau kalian benar-benar ada."
"Ya, begitulah misteri dunia ini."
Benar-benar dunia yang penuh misteri. Katanya manusia sudah menjelajahi semua tempat di daratan bumi, tapi buktinya mereka masih belum menemui orang-orang seperti ini. Aku pun tersenyum tipis dan kembali mengobrol bersama Murasaki-san.
"Jadi, apa Exception benar-benar sekuat itu?"
"Jika dibandingkan dengan manusia biasa, Exception jauh lebih kuat dari mereka. Dan mereka memiliki beberapa jenis yang akan aku jelaskan sekarang."
"Baiklah."
"Seperti yang kau tahu, otak manusia memiliki sebuah limiter yang tercipta sebagai pembatas agar tubuh seperti otot dan sebagainya tidak bekerja berlebihan dan merusak dirinya sendiri."
"Seperti pembatas alami di alam bawah sadar manusia?" tebakku.
Murasaki-san mengangguk. "Tapi para Exception adalah sebagian orang yang berhasil meningkatkan, melewati, bahkan merusak limiter yang ada pada otak mereka sehingga memiliki kekuatan yang diluar nalar. Dan berkat hal itu, mereka jadi memiliki beberapa kemampuan unik berdasarkan dari diri dan kepribadian mereka."
"Jadi begitu, karena keunikan yang masing-masing Exception miliki, mereka jadi memiliki kemampuan yang berbeda?"
"Meski bisa dibilang berbeda-beda, tapi kemampuan mereka dapat diperkecil ke dalam lima jenis berbeda."
Inti dari penjelasannya, Elemental adalah seseorang yang memiliki kekuatan yang berhubungan dengan alam dan dapat memanipulasinya. Contohnya adalah api, air, tanah, listrik, dan angin. Tetapi ada beberapa elemen yang memiliki level yang lebih tinggi, contohnya kegelapan dan cahaya. Beberapa elemen juga bisa berevolusi menjadi lebih tinggi contohnya air menjadi es, api menjadi lava.
Dan yang kedua adalah Physical Strength, orang yang memiliki kemampuan untuk memperkuat tubuh. Tidak hanya memperkuat, mereka juga bisa merubah tubuh menjadi lebih cepat, lebih ringan, atau lebih berat. Physical Strength juga dapat memaksa penggunanya mencapai batas kemampuan tubuhnya.
Selanjutnya ada Transformation, penggunanya bisa menciptakan benda dengan menggunakan auranya. Benda yang dapat dibuat juga fleksibel, dapat keras maupun lembut, bisa berbentuk padat, cair, maupun gas, dan juga dapat digunakan untuk bertahan ataupun menyerang. Kekuatan benda yang diciptakan oleh pengguna Transformation sepenuhnya tergantung pada seberapa kuat aura penggunanya.
Keempat ada Mind Power, merupakan kekuatan pengendali gravitasi menggunakan pikiran, bisa dibilang telekinesis. Mereka dapat menggerakkan, mengangkat, atau memindahkan benda menggunakan pikiran. Kemampuan Mind Power juga memiliki beberapa jenis lagi yang sudah diketahui adalah ESPer dan pencipta ilusi.
Dan yang terakhir adalah Unique Skill, Skill yang berbeda yang dimiliki setiap Exception. Unique Skill ini bisa digabungkan dengan jenis Exception lainnya atau bahkan bisa saja tidak berhubungan sama sekali, tergantung dengan Exception itu sendiri. Unique Skill ini ada di dalam semua diri para Exception, tapi tidak semua dari mereka bisa mengeluarkan kemampuannya.
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Murasaki-san. Aku jadi memikirkan sesuatu, aku bisa menciptakan sebuah pedang lewat aura yang aku keluarkan—lebih tepatnya pinjam dari Cecilia, sih. Besar kemungkinan kalau aku adalah seorang Transformation.
"Ngomong-ngomong, apa kau sudah bisa mengeluarkan aura yang ada di dalam tubuhmu, kan?" tanya Murasaki-san.
"Iya. Sepertinya sudah."
"Bisa kau tunjukkan hal itu kepadaku?"
Aku kemudian memfokuskan diri untuk mengeluarkan aura di seluruh tubuhku, seperti yang sudah diajarkan oleh Cecilia. Secara perlahan-lahan, mengalirkan dari kepalaku dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.
Fyuushh…
Setelah beberapa detik, aura hijau transparan dapat terlihat mengelilingi seluruh tubuhku.
"Begini?" tanyaku.
"Benar. Sekarang coba kau alirkan auramu itu ke telapak tanganmu."
Aku kemudian memusatkan seluruh aura yang tersebar di sekitar tubuhku menuju ke telapak tangan. Setelah berhasil melakukannya, Murasaki-san kemudian berdiri dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya—aku pun juga melakukan hal yang sama.
"Jabat tanganku."
Degh…
Setelah menjabat tangannya, aku merasakan aura yang tidak biasa di dalam tubuhku. Aura yang sangat berbeda dengan yang aku miliki mengalir masuk ke dalam tubuhku dan menciptakan sebuah daya kejut yang membuatku merasa seperti tersetrum.
Bzztt… Bzztt…
Lalu tiba-tiba keluar beberapa percikan listrik di sekujur tangan kananku. Selain di awal tadi, percikan listrik yang menari-nari bebas ini tidak memberikan rasa sakit pada tubuhku.
"Apa ini?"
"Itu adalah kekuatanmu, kau adalah seorang Elemental dengan tipe listrik."
"Listrik?"
Kami pun selesai berjabat tangan dan bersamaan dengan itu, percikan listrik yang ada di tanganku pun juga ikut menghilang. Tapi masih ada yang mengganjal di dalam pikiranku, bukankah aku seorang Transformation karena bisa menciptakan pedang dengan aura? Tapi kenapa aku juga bisa mengeluarkan listrik?
Saat aku sedang bingung seperti itu, Cecilia kemudian masuk ke dalam pikiranku dan menjawab pertanyaanku.
"Yang kau keluarkan sebelumnya adalah aura milikku. Saat kau menggunakan auraku kau adalah seorang Transformation, tapi saat menggunakan aura milikmu sendiri kau adalah seorang Elemental."
Ternyata begitu penjelasannya. Itu memang masuk akal tapi sepertinya ini adalah hal yang jarang terjadi, jadi untuk sekarang aku akan merahasiakannya dulu darinya.
"Selamat, kau sudah resmi menjadi seorang Exception saat ini. Ada apa? Apa kau tidak senang? Wajahmu terlihat seperti orang bingung?"
"A-Ah … tidak. Aku senang, kok. Tapi aku hanya bingung saja, bagaimana anda bisa melakukannya?"
"Kalau soal itu, itu adalah kekuatan dari Unique Skill milikku, Knowing. Aku bisa meningkatkan limiter seseorang agar dapat menjadi Exception, meskipun hanya beberapa orang saja yang dapat aku bangkitkan kekuatannya. Dan tentu saja masih ada beberapa kemampuan menguntungkan lainnya dari Unique Skill milikku ini."
Jadi kemampuannya bukan hanya itu saja, ya? Tentu saja, dia adalah orang yang kuat dan juga waspada. Ia tidak secara sembarangan membicarakan kemampuannya.
"Aku mengerti."
"Ngomong-ngomong, Iraya-kun. Bisa tunggu disini sebentar? Ada seseorang yang ingin aku temui."
"Baiklah."
Dia lalu pergi keluar dari ruangan ini entah kemana dan aku disuruh untuk menunggunya di sini. Ternyata orang itu tidak seburuk dan semengerikan yang aku pikirkan, meskipun aura yang dimilikinya memang benar-benar mengintimidasi.
Aku juga menyadari kalau Cecilia dari tadi tidak terlalu banyak bicara. Kepalaku terasa sangat sunyi dari tadi dan aku pun memanggilnya.
"Oi, Cecilia."
"Ada apa?"
"Tumben kau diam, apa aku melakukan suatu kesalahan?"
"Tidak, aku rasa semuanya sudah lumayan benar. Dan aku beruntung kalau hal ini berjalan cukup lancar."
"Jadi, apa ini semua sudah sesuai dengan rencanamu? Bergabung dengannya dan membangkitkan kekuatan baruku," tanyaku.
"Menerima tawarannya memang sudah aku rencanakan sejak awal bertemu dengannya, tapi aku tidak menyangka kalau kau mendapatkan kemampuan barumu tersendiri. Itu diluar dugaanku."
"Ya, kukira aku adalah seorang Transformation. Tapi ternyata itu semua adalah milikmu dan Elemental listrik adalah kekuatanku yang sebenarnya."
"Ya, aku juga sedikit terkejut."
Cklek…
"Dia kembali," ucap Cecilia.
Cecilia menyadari kalau Murasaki-san sudah kembali sehingga kami pun langsung memotong pembicaraan kami agar tidak ketahuan. Yang masuk ke ruangan itu memang benar adalah Murasaki-san, tapi ada seseorang lagi yang bersamanya kali ini.
"Murasaki-san, dia kan …."
"Orang ini akan menjadi partner mu selama kau bergabung di sini."
Orang yang datang bersama dengan Murasaki-san memang tidak asing bagiku. Tinggi orang itu setara dengan pundakku, rambutnya panjang dengan warna pirang yang terurai lurus sampai ke punggung, wajahnya putih dan tatapan matanya tajam. Tidak salah lagi, ia adalah gadis yang membantai monster malam itu.
"… Kau?"
Ia terlihat bingung dengan keberadaanku di sini dan aku pun juga tidak tahu harus mengatakan apa. Tiba-tiba saja Murasaki-san memasangkan kami begitu saja.
"Senang bertemu denganmu …, kurasa."
"Kenapa dia ada di sini?"
"Dia berubah pikiran dan akhirnya bergabung dengan kita disini," jelas Murasaki-san.
Tapi dia mengabaikan salamku dan malah berbicara pada Murasaki-san. Hah … sepertinya dia adalah tipe orang yang sulit dekat dengan orang baru. Bagaimana caranya aku akrab dengan dia.
"Dan kau menerimanya?" tanya gadis itu ke Murasaki-san.
"Tentu saja! Ini adalah kesempatan yang bagus bagi kita karena kita juga masih kekurangan orang di sini. Dan kau bisa mengetesnya sendiri, kau akan terkejut dengannya."
"Terkejut?"
Gadis itu menatapku dengan tatapan tajam. Iris mata hijaunya bertatapan langsung dengan mataku dan tatapan yang diberikannya benar-benar mengintimidasi bagi orang sepertiku, padahal dia terlihat lebih lemah dariku.
"Boleh aku mengujinya?"
"Lakukan sesukamu dan lihatlah hasilnya sendiri."
Aku tidak bisa mengikuti percakapan mereka karena aku tidak tahu apa yang sedang dibicarakan. Gadis itu sepertinya ingin mengetes kemampuanku dan setelah melirik ke arahku sebentar, dia kemudian keluar dari ruangan itu.
Aku yang bingung dengan tingkahnya pun hanya disuruh oleh Murasaki-san untuk mengikutinya.
"Sebaiknya kau mengikutinya."
"Mmm … mengikutinya kemana, ya?"
"Kau akan tahu nanti."
Meskipun masih belum tahu harus mengikutinya kemana, tapi pada akhirnya aku tetap mengikutinya keluar dari ruangan ini. Dan sebelum aku pergi, Murasaki-san sempat berbicara sesuatu padaku.
"Kita bicarakan soal perusahaan itu nanti, ya?"
Perusahaan, ya. Sesuatu yang menyeretku ke sisi dunia ini. Akan kupastikan aku bisa melewati ujian ini dan membalaskan dendam ke orang yang menyakiti ibuku. Itu pasti.
**
Aku terus mengikuti gadis itu dari belakang. Selama perjalanan dia belum pernah bicara sepatah kata pun padaku. Apa dia benar-benar akan jadi partnerku? Tapi setelah itu, kami pun sampai di sebuah bukit belakang di pinggiran Kyoto yang tak jauh dari Cafe tadi.
Kami berdua memasuki kawasan bukit itu dan terus masuk lebih dalam. Saat sudah masuk lebih dalam, kami berhenti di sebuah tanah kosong yang berada di tengah pepohonan lebat seperti sudah dirancang untuk dipakai sebagai tempat pertarungan.
Gadis itu kemudian membalikkan badannya dan akhirnya berbicara kepadaku.
"Aku akan mengujimu, jika kau berhasil melewati ini, kau aku akui pantas menjadi partnerku," ucapnya singkat.
"Ba-baiklah … seperti apa jenis ujiannya?"
"Mudah saja. Jika kau berhasil menghindari satu seranganku, kau aku anggap lulus."
"Hanya satu serangan, kan? Baiklah!"
"Kalau begitu, aku mulai."
"Silahkan."
Aku memasang kuda-kuda dan bersiap kalau saja dia akan menyerangku. Kalau soal bertarung tangan kosong, aku rasa aku tidak akan kalah dengannya.
Swuuush…
Sudah beberapa saat aku menunggu, tapi tidak ada yang terjadi. Gadis itu juga tidak terlihat akan bertarung karena posisinya yang masih santai dengan kedua tangannya yang berada di dalam kantung Hoodie.
Karena terlalu lama menunggu, aku pun mengendurkan kuda-kudaku dan berbicara padanya.
"Ano … apa kau benar-benar akan—"
Buughh…
"A-apa itu?"
Tiba-tiba sebuah pukulan seperti mendarat tepat di pipiku. Membuatku terkejut dan sedikit kehilangan keseimbangan, meskipun aku tidak sampai terjatuh.
Baaghh… Buughh…
Serangan tak terlihat itu kembali menyerangku, kali ini sebanyak dua kali dan membuatku sedikit goyah, tapi masih tetap bisa berdiri. Aku melihat ke arah gadis itu, ia masih belum pindah dari tempatnya. Lalu dari mana serangan tadi berasal.
"Mana sikap percaya dirimu yang tadi?" ucapnya meremehkanku.
Dia mengejekku. Tapi aku tidak memiliki waktu untuk meresponnya karena sedang sibuk melindungi kepalaku dari serangan tak terlihat itu.
Buughh…
"Tcih!"
Tapi serangan itu kembali menyerangku, kali ini mengarah di perutku dan membuatku melangkah mundur sambil memeganginya. Ini tidak bisa dibiarkan, aku tidak tahu arah serangannya karena aku tidak bisa melihatnya. Aku bahkan tidak bisa mencium bau atau mendengar suaranya, ini terlalu curang untuk sebuah tes.
Aku kemudian melirik ke arahnya dan menyadari kalau dia terlihat tidak siap. Jika serangan tak terlihat ini berasal darinya, itu berarti aku tinggal menyerangnya dan serangannya akan berhenti.
Bzztt… Swuuush…
"Hn …?"
Aku memfokuskan aura di tanganku dan bergerak cepat untuk melesat ke arahnya. Serangan ke arah alat gerak yang membuatnya tidak bisa bergerak untuk sementara. Tapi sayangnya, semua tidak berjalan sesuai rencanaku.
Tep…
Saat aku sudah mendekatinya, gadis itu dengan tepatnya menghindari seranganku dengan sedikit gerakan ke samping.
"Eh?"
Bruughh…
Saat aku melewatinya dan tidak mengenai apapun, ia langsung menjegal kakiku dan di saat yang bersamaan mendorong punggungku. Persis seperti apa yang dia lakukan malam itu saat aku juga mencoba untuk menyerangnya.
Gadis ini sangat kuat. Padahal aku sudah mempercepat gerakanku dengan aura tapi ia masih bisa menghindariku dengan cara yang sama. Saat aku mencoba untuk bangun dan mundur, Cecilia tiba-tiba menyarankan sesuatu padaku.
"Iraya, ini adalah satu-satunya cara untuk lulus dalam ujian ini. Coba alirkan auramu pada daerah mata."
Benar juga! Itu bisa dipakai saat ini. Kenapa aku tidak memikirkannya dari tadi. Gadis itu kemudian berbicara padaku dan sepertinya aku akan gagal pada ujian ini.
"Sayang sekali, sepertinya kau gagal pada ujian ini. Padahal aku sedikit berharap padamu dan—"
"Tunggu dulu!"
"Hnm?"
Aku menyelak perkataannya. Setelah ini aku tidak akan gagal, aku harus memastikan kalau dia mau mendengarkanku dan membiarkanku menjalani ujian ini sekali lagi.
"Berikan aku satu kesempatan lagi!"
"Tapi kau sudah gagal, tidak ada yang perlu kau buktikan lagi."
"Serang aku sekali lagi, dengan serangan yang bisa membunuhku!" ucapku meyakinkannya.
Keheningan sempat terjadi sesaat setelah aku bicara seperti itu. Ia sepertinya sedikit tertarik dengan kata-kataku dan gadis itu pun mulai berbicara lagi.
"Kata 'membunuh' itu, tidak bisa kau ucapkan sembarangan. Apa kau yakin dengan hal itu?"
"Ya, sangat yakin! Aku harus lulus ujian ini "
"Hah … kalau begitu bersiaplah."
Yosh! Aku berhasil meyakinkannya. Aku kemudian melompat ke belakang untuk memperlebar jarak sekaligus mengalirkan auraku ke daerah mata. Dan saat aku melakukannya, aku dapat melihat sesuatu yang tidak aku duga sebelumnya.
"Bagaimana?" tanya Cecilia.
"Hehe … kau pasti bercanda."
Swuuushh…
"Ini dia!"
Serangan itu kemudian datang, saat serangan itu telah berada di samping telingaku, aku mengeluarkan senyum tipis lalu menarik kepalaku sedikit ke belakang yang untuk pertama kalinya berhasil menghindari serangan tak terlihatnya.
"Bagaimana?!"
Satu serangan itu berhasil aku hindari dan tentu saja aku akan lulus ujiannya. Aku tersenyum lebar dan menunggu bagaimana reaksi gadis itu saat aku berhasil menghindari serangannya.
Beberapa saat berlalu, tapi ia tidak bereaksi apa-apa dan hanya melihatku dengan wajah tanpa ekspresi seperti malas bertemu denganku. Dan tanpa mengucapkan sepatah kata, gadis itu berbalik badan dan berniat pergi dari sini.
"Oi! Bagaimana dengan ujiannya?! Aku lulus, kan?" tanyaku.
Gadis itu seakan biasa saja saat aku berhasil melewati ujiannya. Tapi meski begitu, ia menghentikan langkahnya dan mulai berbicara soal serangan barusan.
"Jadi … kau melihatnya?"
"Y-Ya, begitulah."
"Jadi itu yang spesial darimu. Ngomong-ngomong, namaku Ririsaka Herlin, kau bisa memanggilku Herlin."
"Eh? Tu—"
"Hari ini cukup sampai di sini saja, besok pagi kita akan bertemu di Haiiro Cafe untuk membicarakan kedepannya."
"Makanya tunggu sebentar!"
"Oh iya satu lagi …"
"Hn?"
"… Semoga kita bisa akrab, Iraya."
Dan setelah mengucapkan kata itu, ia pun pergi dari sini. Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi untuk menahannya dan pada akhirnya aku membiarkannya pergi, tapi yang pasti aku lulus dari ujian ini dan besok akan bertemu dengannya lagi di Cafe yang sama.
"Apa dia benar-benar ingin jadi partnermu?" tanya Cecilia.
"Entahlah, aku juga tidak tahu."
Dan dengan begitu, ujianku pun berjalan dengan cukup lancar dan aku sudah resmi menjadi anggota Black Rain serta partner dari gadis bernama Ririsaka Herlin.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments