Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar

"Hoaamm …."

Aku menguap karena keadaan rumah yang sedang sangat membosankan saat ini. Meskipun aku sedang di depan TV sambil menonton acara kartun pagi, tapi itu tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa bosanku hari ini.

Kemarin adalah hari yang sangat melelahkan bagiku. Begitu banyak kejadian yang terjadi selama sehari yang biasanya tidak akan pernah terjadi dalam hidup seseorang. Yang pertama adalah terlambat dan kemudian ada ulangan dadakan, lalu setelah itu temanku kerasukan sebuah makhluk aneh yang tidak diketahui jenisnya.

Piip…

Aku mengganti channel TV kartun pagi tadi ke siaran berita, dan aku bisa melihat sekolahku berada di TV. Bukan karena menang lomba atau prestasi lainnya, melainkan karena ledakan aneh kemarin.

"Pemirsa, bisa di lihat di sini bagian rooftop dari Keisatsu School benar-benar hancur dan menghitam seperti ada seseorang yang meledakkan bom di atas sana."

Yap. Apa yang wartawan itu bilang hampir benar, ledakannya memang mirip seperti bom tapi yang menciptakannya sama sekali bukan bom. Aku hanya bisa tersenyum melihat ketidaktahuan orang luar tentang hal-hal seperti ini.

Dan sekarang di sinilah aku, berbaring di depan sofa sambil menonton TV. Akibat insiden Hasuki-san kemarin, sekolah diliburkan untuk beberapa hari ke depan sampai setidaknya semua tempat dipastikan aman untuk para murid belajar.

Para polisi dan wartawan juga berkumpul di sana untuk menyelidiki adanya bekas bom yang tersisa—meskipun sudah pasti mereka tidak akan menemukannya di sana.

Sementara untuk Hasuki-san sendiri, saat aku tanya apa yang membuat dia bisa kerasukan makhluk seperti kabut hitam itu, ia tidak bisa menjawabnya. Ia tidak ingat saat dia dikendalikan makhluk itu dan semuanya seperti gelap baginya.

Aku tahu kehidupanku yang dulu membosankan, tapi saat ini aku benar-benar merindukannya. Hanya melakukan kegiatan berulang-ulang, itu semua sangat menyenangkan bagiku. Tapi sayang alam berkata lain.

"Hah … dengarkan aku, kau itu sudah tidak bisa kembali ke kehidupan lamamu. Tidak ada gunanya mengeluh lagi."

Tapi makhluk di dalam diriku ini merubah segalanya, ia merebut segala kedamaian yang aku miliki dulu dan sekarang memaksaku untuk menerima keadaan tidak masuk akal ini. Aku ingin segera membalas perkataannya, tapi aku menengok ke sampingku dan melihat ibu yang sedang melipat baju.

Aku tidak bisa sembarangan membalas perkataan C ini. Yang bisa mendengar suaranya hanya aku saja, jadi jika aku menjawabnya aku akan terlihat seperti orang gila yang berbicara sendiri. Oleh karena itu aku mematikan TV dan berjalan ke kamarku.

Setelah di dalam kamar, baru aku membalas perkataannya.

"Kau ini berisik sekali, ya? Keluar dari tubuhku sekarang!"

"Kau tidak bisa melakukan apapun untuk mengeluarkanku, kan? Lebih baik kau tunggu sebentar lagi, semua akan ada waktunya."

"Hah …."

Aku tidak mengerti harus menunggu sampai kapan, tapi aku tidak bisa apa-apa selain menunggu. Aku pun berjalan menuju ke rak kumpulan komikku dan membacanya sebentar. Tapi tidak ada hal yang menarik di sana dan membuatku langsung menutupnya lagi.

"Bahkan manga ini sudah tidak menarik lagi bagiku."

"Kenapa kau tidak coba cari udara segar? Di luar masih lumayan sejuk, kan?" ucap C.

"Keluar?"

Itu bukan ide yang buruk, sih. Lagipula tidak ada apa-apa yang dapat menghiburku di dalam rumah. Akhirnya aku pun memutuskan untuk jalan-jalan sebentar, meskipun saat aku berada di depan pintu, ibuku langsung menanyaiku.

"Mau pergi kemana?" tanya ibu.

"Aku ingin jalan-jalan sebentar, di rumah bosan sekali, Bu."

"Apa kau tahu kalau di sekitar sini sedang berbahaya?"

"Aku tahu, Bu. Aku tidak akan lewat jalan-jalan yang berbahaya seperti sekolah atau yang lainnya. Kalau begitu, aku pergi dulu."

Setelah memakai sendal, aku pun langsung berangkat ke luar rumah.

Aku berjalan menyusuri komplek perumahan di dekat rumahku. Meskipun masih pagi, tapi matahari bersinar cukup terik. Sebenarnya aku tidak tahu mau jalan-jalan kemana, aku hanya mengikuti langkah dan intuisi membawaku dan ternyata aku sampai di depan sekolahku yang sedang diperbaiki.

Keadaan sekolahku sedang ramai dengan para pekerja yang sedang memperbaiki atap gedung sekolah. Melihat mereka bekerja keras karena perbuatanku membuat hatiku tidak enak.

"Maafkan aku," gumamku.

Entah kenapa aku ingin sekali meminta maaf kepada mereka jadi aku menundukkan kepala lalu meminta maaf. Aku kemudian melanjutkan jalan-jalan tak jelas ini karena aku sudah janji dengan ibuku kalau aku tidak boleh berlama-lama di daerah sekolah.

Aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di daerah pertokoan yang tidak asing bagiku.

"Ini kan …."

Aku langsung mengingat kalau aku pernah dibawa kesini oleh perempuan muda sadis itu. Membayangkan dia membantai monster pada malam saat itu saja sudah membuat bulu kudukku merinding, semoga saja aku tidak bertemu dengannya lagi.

"Hiikh!"

"Hnm? Suara siapa itu?" gumamku.

Saat sedang mengingat trauma malam itu, tiba-tiba aku mendengar suara teriakan pria ketakutan. Aku pun menengok ke belakang dan melihat tiga orang berbadan besar dan berpenampilan garang sedang mengelilingi seorang pria berbaju kantoran.

"Oi kau! Mana uangnya? Kau sudah janji ingin membayarnya, kan?" ucap salah satu orang berbadan besar kepada pria itu.

Jadi ini soal masalah pribadi. Kalau begitu sih aku tidak bisa ikut campur lebih jauh, mengingat aku tidak ada urusannya sama sekali dengan dia.

"A-Aku belum punya uangnya, beri aku sedikit waktu lagi, kumohon."

"Cih! selalu saja seperti ini. Ayo bawa dia ke tempat yang lebih sepi."

Dia mengisyaratkan kepada dua orang lainnya untuk membawa pria kantoran itu ke tempat yang lebih sepi supaya apapun yang akan mereka lakukan kepadanya akan lebih lancar dan mereka pergi ke sebuah gang kecil di dekat mereka.

"Tidak! Kumohon! Siapa saja tolong aku!" teriak pria itu.

Aku tidak dengar. Aku tidak dengar. Maafkan aku karena aku tidak dengar jadi aku tidak bisa menolongmu. Hehe …. Hn? Apa? Kalian menganggapku sebagai orang apatis karena tidak menolongnya? Jika kalian berpikir seperti itu berarti kalian salah besar.

Berada dalam jeratan hutang itu sangat menyiksa. Itu adalah hal yang dikatakan oleh ibuku, hidupmu akan terasa tidak nyaman dan sedikit orang yang akan menolongmu—itu pun kalau mereka rela memberikan uangnya kepadamu.

Ngomong-ngomong, pria itu benar-benar dibawa ke gang oleh para preman itu. Karena aku sedang senggang, mungkin mengintip sedikit tidak akan jadi masalah.

Aku berjalan menuju ke gang tersebut sambil menjaga jarak dan langkahku agar tidak ketahuan oleh mereka. Tapi kalau ketahuan oleh mereka sih tidak apa-apa, aku juga bisa melawannya. Apa lagi dengan kekuatan baruku ini.

Aku mengintip ke dalam gang dan melihat orang itu sedang dipojokkan oleh ketiga orang penagih hutang itu. Ini pasti akan menyenangkan.

Jarak mereka denganku cukup jauh, jadi aku tidak bisa mendengar obrolan mereka dengan jelas. Tapi di sini entah kenapa aku memiliki firasat yang aneh, seperti pertanda kalau seharusnya aku tidak berada di sini. Hawanya … terasa sangat mengerikan.

"Hey C."

"Apa? kau mengajakku bicara?"

"Iya, wanita aneh. Ngomong-ngomong, apa kau merasakan sesuatu yang mengerikan berada di dekat sini?"

"Apa katamu?! Kau berani bicara seperti itu kepadaku?!"

"Sudahlah, jawab saja. Kau juga sering menghinaku dulu."

"Anak kecil sialan …. Iya, aku merasakannya! Tapi, aku rasa itu karena aku ingin membunuhmu."

"Bukan. Aku tahu hawamu seperti apa. Tapi yang aku rasakan saat ini berbeda, hawanya seperti … binatang buas."

"Grrr …."

"Eh?!"

Ternyata firasatku tidak salah. Mataku melebar saat aku melihat dari ujung gang yang lain, sesuatu yang sangat mengerikan.

Air liur yang jatuh ke tanah melewati sela-sela gigi tajamnya dan tatapan tajam yang ia tujukan kepada empat orang itu. Di sekitar mulutnya juga terdapat banyak sisa darah kering yang menandakan kalau ia sudah menyerang sesuatu sebelumnya. Anjing yang berukuran kira-kira dua kali ukuran manusia normal, berjalan perlahan mendekati mereka.

"??!!"

"A-Apa itu?!" Ucap salah satu penagih hutang itu.

Mereka bertiga kemudian langsung refleks mengeluarkan pistol saat melihat makhluk—anjing besar itu. Dan menembaknya secara asal dan membabi buta.

"Menjauh dari sini!"

Dor… Dor… Dor…

Tapi tembakan pistol seperti tidak berpengaruh bagi mereka. Memang ada beberapa yang mengenainya, tapi itu malah membuat anjing besar itu semakin marah.

"Grrr …!"

"A-apa?! Tidak mempan?"

"Sial! Ayo cepat kabur dari sini!"

Mereka pun berusaha lari dari gang itu meninggalkan pria kantoran itu sendirian. Tapi mereka tidak bisa semudah itu kabur, karena mereka sudah memancing kemarahan makhluk itu.

Zwuuusshh…

"Ti-tidak mungkin!"

Anjing besar itu melompat menghalangi ketiga penagih tadi kabur. Sementara mereka bertiga yang sudah tidak bisa apa-apa, hanya mencoba untuk melawan dengan pistol mereka yang tidak berdampak apa-apa.

Craasshh…

"Arrgh … tolong aku! Tanganku! Tolong—!"

Teriakan penagih hutang itu langsung terhenti karena anjing besar tadi menggigit kepalanya sampai putus. Melihat temannya mati, dengan putus asa dua orang lainnya langsung melontarkan serangan membabi buta kepada anjing tersebut, namun nyawa mereka memang sudah tidak terselamatkan dari awal.

Kreeekk… Craassh…

Sekarang yang tersisa adalah pria kantoran itu. Anjing besar itu mendekati pria itu dengan darah segar yang masih menetes dari mulutnya, ia kelihatan sudah pasrah dan menyerah untuk melarikan diri. Meskipun sekelebat aku dapat melihatnya tersenyum lega.

Braaakhh…

Disaat si anjing ingin menyerang lagi, aku langsung berlari dan mendorong tubuh anjing itu sehingga menabrak tembok gang. Ini bukan masalah hutang lagi, jadi aku bisa ikut campur sekarang.

"Hampir saja …. Apa kau tidak apa-apa?"

"Apa … yang kau lakukan?" tanya pria itu bingung.

Benar-benar pria yang malang. Di tagih hutang, ingin di hajar, dan sekarang mau diterkam oleh anjing besar yang misterius. Aku pun mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri.

Degh…

"Eh..?!"

Tiba-tiba bulu kudukku berdiri seakan menandakan bahaya terjadi di belakangku yang membuatku dengan cepat berbalik badan dan langsung bersiap. Dan benar saja, anjing itu kembali ingin menerkamku.

"Diam, dasar monster!"

Braaakhh…

Seiring aku berbalik badan, aku juga melancarkan tendangan secara horizontal dari kanan ke kiri yang langsung terkena bagian rahang anjing besar itu. Ia terkena seranganku dengan telak dan kembali menabrak dinding yang sama dua kali.

Setelah terkena serangan sebanyak dua kali, anjing besar itu berhenti sebentar dan seperti menatap dendam padaku. Ia akhirnya kabur dari sana dan kami berdua pun selamat. Aku menghela nafas lega dan kembali menghampiri pria kantoran tadi.

"Hah … sepertinya sudah berakhir."

"Ano …." Pria itu memanggilku.

"Iya, maaf sudah mengabaikanmu sebentar tadi. Jadi, apa kau baik-baik saja?"

"Ke—" Dia berusaha mengucapkan sesuatu.

"Ke?"

"Kenapa kau menolongku?!"

"Eh?"

"Jika tadi anjing itu memakanku, maka kehidupanku yang berantakan ini bisa berakhir! Aku bisa pergi dengan tenang dari dunia yang kotor ini! Tapi kau … kau! Malah datang mencoba berlagak seperti pahlawan kesiangan dan merusak segala rencanaku! Ini semua salahmu!"

Aku tercengang dengan apa yang dikatakan olehnya. Padahal aku sudah siap untuk menerima ucapan terima kasihku, tapi justru orang ini malah menghinaku dan menyalahkanku. Aku benar-benar tidak mengerti pikiran orang ini.

"Kau tahu …." C berbicara di dalam kepalaku.

"Hmm?"

"Kadang mati itu lebih baik daripada harus hidup susah."

Jadi begitu. Aku mengerti sekarang. Orang ini sudah menyerah dengan hidupnya dan ingin keluar lewat anjing besar tadi, tapi aku datang dan mengacaukan semuanya yang membuatnya harus menunggu lebih lama lagi.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?! Apa kau ingin membayar semua utangku?!"

"Hei, dengarkan aku."

"Eh?"

Buughh…

Aku kemudian memukul hidungnya sampai berdarah. Membuatnya jatuh tersungkur kesakitan sambil memegangi hidungnya. Aku sudah terlanjur kesal saat mendengar hal itu darinya.

"A-Apa yang kau lakukan?!" tanya orang itu.

"Cari kerja sana, dasar pemalas! Kalau kau tidak mau, aku akan membunuhmu sekarang juga dengan cara yang lebih menyakitkan daripada di makan hidup-hidup!"

"Hiikh!" Pria itu kemudian lari ketakutan saat aku mengancamnya seperti itu.

Meskipun aku tidak tahu latar belakang orang itu dan kehidupan yang ia jalani seperti apa, tapi tadi hanya kata-kata egoisku yang sudah terlanjur emosi padanya.

"Padahal kau ingin membunuhnya, tapi dia malah kabur, tuh," ucap C.

"Hah ... mood jalan-jalanku hancur gara-gara orang tadi."

Aku tidak menjawab ucapan C. Sepertinya aku akan kembali ke rumah sekarang, sudah cukup jalan-jalan untuk hari ini. Lagipula jika aku terlalu lama berada di sini, bisa-bisa aku dituduh sebagai tersangka yang membunuh mereka.

Aku melirik ke arah mayat-mayat para penagih hutang tadi. Tubuh mereka kebanyakan sudah tidak lengkap semua dan tergeletak di atas kubangan darah mereka sendiri.

Agar tidak membawa lebih banyak masalah padaku, aku pun segera keluar dari gang tadi. Aku akan membiarkannya sampai orang lain menemukannya sendiri dan tidak tahu kalau aku sempat berada di sini. Dan acara jalan-jalan ku hari ini pun selesai.

Bersambung

Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!