Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)

Cerita Hasuki-san kemudian berakhir di sana. Aku masih terkejut dengan kabut hitam itu yang dari cerita Hasuki-san dapat membunuh orang dengan sangat mengerikannya.

Bayangkan saja sesuatu yang masuk ke tubuhmu dengan tiba-tiba dan meledakkannya dari dalam begitu saja. Kematian seperti itu tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, bahkan mungkin untuk orang-orang yang menculik Hasuki-san saat itu.

Aku kemudian menarik nafas untuk menenangkan diri dan mencoba untuk melanjutkan percakapan ini. Meskipun sudah mendengar ceritanya, aku masih memiliki beberapa pertanyaan di benakku.

"Setelah rasa sakit yang aku rasakan di bagian punggung saat itu, aku sudah tidak bisa mengingat apa-apa lagi," jelas Hasuki.

"Jadi makhluk itu benar-benar mengambil kesadaranmu saat itu, ya?"

"Ya, aku rasa begitu."

"Lalu bagaimana caranya kau pulang saat itu? Apa mereka menemukanmu di tempat lain?"

"Saat aku diculik, para bodyguard dan orang-orang di rumah ini semuanya melakukan pencarian untukku. Tapi anehnya, mereka menemukanku terbaring di depan gerbang depan tak sadarkan diri."

"Tunggu ... kau ditemukan di depan gerbang rumahmu? Kau bilang kau tidak sadarkan diri, itu berarti makhluk itu yang menuntun tubuhmu ke rumahmu?"

Hasuki-san terkejut dengan fakta itu, begitu juga dengan diriku. Bagaimana caranya makhluk itu tahu rumah Hasuki-san padahal ia hanyalah sebuah makhluk tak berakal biasa.

Aku dan Hasuki-san termenung dan berpikir sebentar untuk memikirkan kemungkinan yang masuk akal atas kejadian itu. Tapi tiba-tiba C berbicara untuk membantuku kali ini.

"Aku pernah bilang kalau makhluk itu mirip denganku, kan? Itu berarti dia juga mengetahui memori inangnya."

C membuatku semakin bingung saat ia menyebutkan soal 'memori inang', bukankah itu tidak mungkin terjadi. Bahkan jika itu bisa terjadi, berarti makhluk bodoh di dalam tubuhku saat ini bisa mendengarku sekarang.

"Aku mendengarnya."

"?!!"

Aku sedikit terkejut karena tiba-tiba C berbicara menanggapi pemikiranku. Sikap kagetku juga sampai terlihat oleh Hasuki-san.

"Ada apa? Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Hasuki-san.

"Ti-tidak ... hehehe ...."

Sial. Dia ternyata benar-benar bisa melakukannya, kenapa makhluk itu tidak pernah memberitahuku. Tapi jika aku melihat sisi positifnya, setidaknya aku sudah menemukan jawabannya.

Aku melihat ke arah Hasuki-san, ia terlihat masih memikirkan hal tadi. Sepertinya aku tidak bisa memberitahunya begitu saja, nanti jika dia bertanya darimana jawaban ini aku dapat, bisa-bisa keberadaan C terancam. Jadi aku akan menyimpannya untuk diri sendiri saat ini.

Aku berdehem dan melanjutkan topik kami yang lainnya, melangkah ke depan meninggalkan topik sebelumnya.

"Ehem ... kita kesampingkan dulu hal itu untuk saat ini. Hasuki-san, bagaimana caranya kau bisa kehilangan kesadaranmu di sekolah?"

"Ah itu ... sepertinya ingatan terakhirku adalah waktu aku naik ke mobil saat ingin berangkat sekolah. Supirku juga mengatakan kalau tatapanku kosong saat aku turun dari mobil."

"Tapi sebelumnya saat di rumah, kau dapat beraktivitas seperti biasa tanpa ada kendala?"

"Ya, begitulah."

Jadi makhluk itu bisa sesuka hati untuk mengendalikan inangnya yang hanya seorang manusia biasa. Lagipula dari awal manusia biasa memang tidak memiliki kemampuan untuk melawan hal-hal seperti itu.

Sepertinya untuk saat ini hanya segitu informasi yang bisa aku dapatkan, memang hanya sedikit tapi itu tetap saja berharga. Aku pun kemudian berdiri dan berniat untuk pulang, sebenernya lebih bagus lagi kalau mereka mau mengantarkanku pulang sih.

Salah satu maid juga baru saja mengantarkan air padaku padahal aku sudah ingin pulang. ia sudah sedikit terlambat jadi aku tidak terlalu memperhatikannya.

"Terima kasih atas informasinya, Hasuki-san."

Aku melirik ke kanan dan kiri. Yap. Sepertinya mereka tidak mau mengantarkanku pulang, aku harus pulang sendiri. Aku pun berjalan menuju ke pintu keluar, tapi tiba-tiba Hasuki-san memanggilku lagi.

"Tunggu, Satou-san."

"Hn?"

"Aku masih belum selesai bicara."

Aku yang sedang berjalan kemudian berhenti dan menengok ke arah Hasuki. Ternyata ada yang masih dia ingin bicarakan, aku kira hanya itu saja yang ia ingat, tapi kalau misalkan ada lagi yang dia ingat tentu saja aku sangat berterima kasih.

"Ada apa?

Ia tidak menjawab pertanyaanku dan malah berdiri lalu berjalan mendekatiku. Hasuki-san kemudian mengambil segelas air yang tadi ditaruh di meja oleh maid nya dan mengarahkannya kepadaku.

"Ha-Hasuki-san? Ada yang ingin kau bicarakan lagi?"

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu."

"Hah?"

"Aku ingin kau bekerja untukku."

Aku yang dari awal sudah bingung jadi tambah bingung ketika Hasuki-san bicara seperti itu. Ia malah menawarkanku sebuah pekerjaan secara tiba-tiba.

"Pekerjaan?"

"Ya, pekerjaan mudah. Kau hanya perlu melindungiku dari makhluk aneh yang belakangan ini sering berkeliaran, aku lihat kalau kau memiliki kemampuan yang lumayan untuk seorang anak SMA.

Dan tentu saja kau akan mendapat bayaran dari pekerjaanmu itu. Dan selama kau bekerja denganku, kau akan tinggal di sini. Tenang saja, semua keperluanmu akan menjadi tanggung jawabku. Jadi, bagaimana?"

"I-itu ... tolong tunggu sebentar ...."

Ibu melarangku untuk bekerja dan harus fokus pada sekolah. Lagipula aku tidak mau bekerja untuknya, apalagi dengan paksaan. Tapi jika aku menolaknya, sepertinya sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku diam-diam melirik sekitar untuk memastikan keadaan.

C juga sepertinya sadar akan hal itu. Ia kembali menanggapi pemikiranku.

"Kau benar, ada sekitar sepuluh orang yang sedang memperhatikan pembicaraan kita saat ini." ucap C di dalam kepalaku.

Hasuki-san sepertinya tidak suka menunggu terlalu lama, jadi meskipun aku sedang berpikir ia memberikanku sebuah pilihan lain dengan gelas air yang dibawa olehnya saat ini.

"Begini saja ... jika kau menolak permintaanku, kau bisa meminum air ini. Tapi jika kau menerima tawaranku, banting gelas ini ke lantai."

Hasuki-san memberikanku dua pilihan ia juga menggoyang-goyangkan pelan gelas yang sedang ia pegang saat ini dan aku pun mengambilnya dan melihat air yang ada di dalamnya. Sejak awal aku sudah berpikir kalau aku akan menolaknya, aku tidak bisa bohong kepada diriku sendiri.

"Air itu diberi obat pelumpuh, masih yakin ingin meminumnya?"

C membuatku berhenti sebelum aku sempat meminum air ini. Aku terkejut karena ternyata air yang aku hadapi saat ini diberi sesuatu seperti itu.

Tapi menyadari hal itu, aku malah tersenyum tipis. Memang sejak awal dia adalah Hasuki-san yang berbeda dari yang biasa aku temui di sekolah, saat ini ia hanyalah anak manja yang kemauannya selalu dituruti.

Senyumku semakin lebar karena obat pelumpuh ini. Hanya obat pelumpuh biasa? Heh! Aku bisa bertahan dari hal yang lebih buruk dari ini.

"Kau percaya diri sekali, ya. Tapi hal itu memang benar, obat pelumpuh bodoh ini tidak akan berpengaruh apapun padamu."

Glekk... Glekk...

Aku meminum air tersebut dalam satu kali teguk dan menaruhnya di atas meja kemudian aku berjalan keluar dari rumah Hasuki-san seakan aku tidak mengetahui kalau air tersebut sudah di taruh sesuatu di dalamnya. Sampai saat ini sepertinya sandiwaraku cukup baik.

Aku sedikit melirik ke belakang dan sekilas melihat wajah Hasuki-san yang dipenuhi dengan rasa kekesalan bercampur dengan sedikit seringai karena berpikir kalau sebentar lagi obat yang ia taruh akan bekerja.

Tapi saat aku membuka pintu, aku menghentikan langkahku dan menengok ke belakang. Aku akan menghentikan kesenangannya saat ini juga.

"Kau tahu, Hasuki-san ...."

"Hnm?"

"... Obat seperti itu tidak akan berpengaruh kepadaku," ucapku.

Mata Hasuki-san melebar karena aku bisa mengetahui hal itu. Ia dengan cepat berdiri dan menyuruh para penjaganya untuk menangkapku dan tidak membiarkanku keluar dari area rumahnya.

"Penjaga! Tangkap dia! Jangan sampai dia melewati pintu gerbang!"

Swuuushh...

"Heh!"

Baaghh... Baaghh...

Dua penjaga langsung berlari dari kanan dan kiriku, tapi mereka hanyalah manusia biasa. Mereka ingin menangkapku dan membuatku tidak bisa bergerak, tapi aku dengan cepat langsung menunduk dan memukul dagu mereka berdua secara vertikal yang membuat mereka terpental kesakitan.

Aku kemudian berlari dan menutup pintu kabur dari sini, tapi sebelum itu aku sempat menyapa Hasuki-san.

"Sampai jumpa di sekolah, Hasuki-san yang tidak aku kenal."

"Jangan kabur, sialan!"

Ternyata benar dia bukan Hasuki-san yang aku kenal. Aku pun meninggalkannya yang masih dalam keadaan marah dan kabur dari sini.

Jarak pintu rumah dan pintu gerbang lumayan jauh jika di tempuh dengan berlari, sepertinya dia tidak ingin melakukan keributan di luar kawasan rumahnya.

Karena dari yang aku dengar di TV, keluarga Hasuki-san adalah keluarga terhormat yang memiliki banyak kenalan dan orang tuanya memiliki sebuah perusahaan besar yang bekerja sama dengan perusahaan bidang kesehatan terbesar di Kyoto.

Oleh karena itu, mereka harus bisa menjaga sikap di luar sana. Apalagi jika sedang berada di depan kamera.

Bruumm... Bruummm...

Lupakan dulu soal kekayaan keluarga Hasuki-san, di belakang aku bisa mendengar suara kendaraan yang mendekat ke arahku. Dan saat aku menengok ke belakang, dua buah motor ninja sedang mengejarku.

"Kau pasti bercanda, kan?!"

Karena menggunakan motor, mereka berhasil berada di sampingku dengan cepat sampai mendahuluiku lalu menghadang jalanku dengan kedua motornya. Mereka kemudian turun dan menghadapiku dengan pisau yang masing-masing mereka pegang.

"Oi, oi! Itu curang tau!"

Slaashh... Slaashh...

Mereka menyerangku secara bersamaan. Tapi sepertinya aura yang diberikan C kepadaku benar-benar membuatku unggul jauh dari mereka semua.

Buughh... Daakhh...

"Akkhh!"

Aku menangkap tangan salah satu dari mereka dan menjadikannya sebagai tameng. Temannya yang ingin menusukku pun langsung berhenti dan aku memanfaatkan dengan mendorong tameng dagingku itu ke arahnya.

Buugghh...

Sementara dua orang lainnya masing-masing aku memukul dan menendang mereka berdua di bagian perut sehingga mereka tidak bisa berdiri menahan sakitnya untuk beberapa saat.

"Maaf, aku harus sedikit kasar."

Melihat mereka berempat yang meringis kesakitan di aspal membuatku meminta maaf. Lalu aku melihat motor ninja yang dipakai untuk menghadangku dan mengambilnya.

"Aku pinjam sebentar, ya?"

Aku pun menyalakan motor itu dan mulai berakselerasi. Meskipun aku belum pernah mengendarai motor seperti ini, tapi ada satu wahana yang mirip dengan motor ini di Game Club.

Bruumm... Bruumm...

Aku memacu motorki dengan kecepatan tinggi dan semakin tinggi. Aku dapat melihat pintu gerbang dengan cepat dan aku tidak memiliki niat untuk berhenti.

Ada security yang sudah bersiap untuk menghadang jalanku. Tapi aku terus melaju dengan kecepatan tinggi dan akhirnya menabrak pintu gerbang tadi.

Braaakkhh...

Pintu gerbang itu rusak dan terbuka setelah aku menabrakkan motorku dengan kecepatan tinggi, sementara aku sendiri melompat dan membiarkan motor itu yang menabraknya sementara aku tinggal keluar saja.

"Hahaha! Makan itu, Hasuki-san!"

Sementara di rumahnya, Hasuki-san sedang menunggu kabar dari para pelayannya yang sedang mengejar Iraya. Ia terlihat panik dan berjalan mondar-mandir tidak tenang.

Lalu kemudian salah satu maid memberitahu Hasuki-san kalau Iraya berhasil lolos dari kejaran mereka semua yang membuatnya geram.

"Apa?!" teriak Hasuki-san.

"Chifu-sama, kumohon tenangkan diri anda," ucap salah satu pelayan wanita.

Plaaakk...

Tapi Hasuki-san malah menampar maid yang mencoba menenangkan dirinya. Ia terjatuh dan kemudian dibantu oleh maid lainnya.

"Satou-san, kau membuat kesalahan besar. Aku adalah putri dari orang terkaya di Kyoto. Kau membuat masalah dengan orang yang salah. Lihat saja nanti!"

Setelah mengucapkan hal itu, Hasuki-san berjalan kembali ke kamarnya meninggalkan semua maid-maid yang ada di ruang tengah.

**

"Uwaah! Mengerikan sekali di dalam sana."

Aku berhasil kabur dari rumah Hasuki-san. Tapi setelah ini apa yang akan terjadi? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di sekolah, apalagi dia terlihat sangat marah waktu itu.

"Hah ...."

Aku menghela nafas. Aku hanya akan tahu jawabannya saat berada di sekolah nanti, semuanya akan jadi lebih merepotkan pastinya.

"Nee, Iraya," panggil C.

"Hn? Ada apa?"

"Kau bilang dia adalah anak dari orang yang berpengaruh di kota ini, kan? Apa kau yakin ingin menjadikannya musuh?"

"Aku rasa kau benar, menjadikannya musuh bukanlah hal yang bagus. Tapi aku tidak ingin kebebasanku dikekang, apalagi harus bekerja untuk orang seperti dia. Kau tadi lihat sendiri sikapnya, kan?"

"Ya, aku lihat."

"Berarti kau tahu kenapa aku menolaknya."

"Semuanya tergantung padamu, aku tidak akan ikut campur soal kehidupan pribadimu," ucap C.

Perjalanan pulang kali ini terasa sangat lama, tadi kami berangkat menggunakan mobil jadi wajar kalau jauh. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya aku pun mengajak C mengobrol.

"Hei C, aku sempat berpikir. Apa namamu itu hanya C saja? Tidak ada kepanjangan atau semacamnya?" tanyaku.

"Tidak ada, itu hanya sebuah kode untuk mengenaliku. Lagipula aku ini bukan manusia, nama tidak terlalu penting bagiku."

"Kalau begitu bagaimana kalau aku memberimu nama?"

"Nama? Untuk apa?"

"Agar aku lebih mudah memanggilmu. Dan juga, bukankah panggilan C itu terlalu pendek? Hal seperti ini juga berfungsi untuk memudahkanku berkomunikasi denganmu."

"Apa benar begitu? Ini bukan karena kau senang memberi nama seperti anak kecil yang senang memberikan nama ke bonekanya, kan?"

"T-Tentu saja, bukan? Hahaha ... apa-apaan pemikiranmu itu?"

Sial, hampir saja ketahuan. Aku tidak bisa memberitahunya kalau aku memang menyukai hal-hal seperti itu.

"Yah, terserah kau saja. Pastikan beri aku nama yang bagus."

"A-Akan kulaksanakan!"

Sebuah nama untuk wanita seperti dirinya. C, ya. Awalan namanya harus 'C' supaya tidak menghilangkan identitas aslinya. Hmm … Chika? Aku rasa tidak cocok. Christie … memangnya dia pebulutangkis? Nama, ya. Nama. Kenapa memikirkan nama sesulit ini, sih.

Aku terdiam sebentar untuk memikirkan nama yang cocok untuknya dan tiba-tiba aku terpikirkan sebuah nama yang cukup bagus. Ide ini aku dapat dari kartun pagi yang sering aku tonton di TV.

"Kalau begitu, bagaimana kalau namamu adalah Cecilia?!"

"Cecilia? ada apa dengan nama itu?"

"Aku pernah melihat seseorang yang mirip sepertimu di TV, jadi aku akan memanggilmu dengan nama itu."

"Ya terserah, kau bisa panggil aku Cecilia mulai saat ini."

Aku tersenyum karena ia menerimanya. Ternyata ini berjalan lebih baik dari yang aku bayangkan.

Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya aku sampai ke rumah. Ya ampun, rasanya jauh sekali. Aku meregangkan tubuhku saat berada di depan pintu sebelum masuk. Rasanya setelah ini aku tidak ingin melakukan apa-apa dan hanya ingin di rumah saja.

"Aku pu—"

Degh...

"Sia—!"

Sraaakk...

Tiba-tiba saja aura mengerikan muncul di belakangku. Itu membuatku dengan cepat langsung melihat ke belakang dan menghindar, tapi gerakanku kurang cepat yang membuatku terkena serangannya di bagian lenganku.

Aura ini …. Aku tidak asing dengan aura mengerikan ini. Aura buas yang sebelumnya aku rasakan di gang waktu itu. Dia anjing besar yang waktu itu menghabisi tiga penagih hutang itu.

"Grrr ...."

"Hehe … lama tidak bertemu, anjing manis."

Sebuah geraman keluar dari mulut penuh darah kering miliknya. Dan pertarungan ulangku dengannya akan segera dimulai.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Olan

Olan

sambil baca sambil promosi nih DEVIL MY HUSBAND jangan lupa mampir ya manteman🤗

2020-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!