Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san

Belum cukup hari yang buruk untukku pagi ini berjalan, kali ini aku kembali di hadapkan dengan hal aneh lainnya. Yap. Temanku kerasukan.

Hasuki Chifu, teman sekelasku yang biasanya ramah dan ceria kini mengeluarkan aura yang gelap dan jahat karena sesuatu di dalam dirinya mengincar makhluk yang ada di dalam tubuhku.

Zwuusshh...

Hembusan angin besar berhembus dari arah Hasuki-san seperti menandakan kalau ia sudah siap untuk bertarung. Sementara aku di sini yang masih belum mempercayai hal ini hanya bisa menghalangi angin berlebihan dengan lenganku agar tidak mengenai mataku.

"Oi! Bagaimana aku melawannya?! Apa aku tidak bisa menyelamatkannya tanpa melukainya?"

"Jangan bodoh! Tentu saja kau harus mengeluarkannya secara paksa! Kau kira kau ini siapa?! Mau mendapatkan sesuatu tanpa menanggung resiko yang besar!"

"Jangan mengatakannya seolah ini semua adalah salahku! Kau yang seenaknya masuk ke dalam tubuhku, sumber semua masalah ini adalah dirimu!"

"Kau yang menyelamatkan aku waktu itu, berarti seharusnya kau sudah siap dengan apa yang akan kau terima!"

"Kalau aku tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan menyelamatkanmu waktu itu!"

Perdebatan malah terjadi di antara kami berdua. Meskipun aku tahu kalau itu tidak akan menyelesaikan apapun, tapi setidaknya aku ingin meluapkan kekesalanku hari ini padanya.

Zwuusshh... Zwuusshh...

Sementara Hasuki-san yang berada di hadapanku sekarang malah menciptakan angin yang lebih kencang lagi dan mencoba untuk membuatku tidak bisa bergerak sehingga ia bisa mengambil Subject C di dalam tubuhku ini.

"Sial! Anginnya semakin kencang."

"Tidak ada waktu untuk berdebat, sekarang ulurkan tanganmu!"

"Kau yang memulainya! Lagipula apa yang akan kau lakukan?"

"Sudah cepat lakukan saja!"

Aku pun menuruti permintaan makhluk ini. Mengulurkan tanganku ke depan dan membiarkan C untuk bekerja karena dia memiliki rencana yang berguna. Setidaknya itu yang ia bilang.

Syiiing...

Setelah menunggu beberapa saat, aku merasakan suatu pergerakan yang terjadi di dalam tubuhku. Ia bergerak dari kepalaku lalu turun ke leher dan bergerak ke kanan menuju ke telapak tangan kananku.

Saat pergerakan yang aku bisa sebut aura itu sampai ke telapak tanganku, sebuah cahaya hijau transparan mulai terbentuk menyelimuti tanganku. Cahaya itu menyelimuti tanganku dan memiliki sensasi yang sama seperti memakai sarung tangan musim dingin.

Pada awalnya memang itu terasa hangat dan nyaman, tapi lama kelamaan ia berubah menjadi panas seperti memegang sebuah api, sensasi hangatnya juga sudah menghilang dan yang aku rasakan saat ini hanyalah sensasi terbakar.

"O-Oi! Ini mulai panas, tahu!"

"Itu terjadi karena tubuhmu belum terbiasa dengan aura milikku. Kau tidak boleh gagal dalam satu serangan ini, jika kau gagal maka tubuhmu akan terbakar dan cedera yang kau alami bisa parah."

"Itu kedengaran menyeramkan sekali, sialan! Tapi itu artinya do or die, kan?"

"Benar, sekarang tutup mulutmu dan fokus pada lawan yang ada di depanmu."

Tap...

Saat rencana yang aku dan C buat sudah hampir selesai, Hasuki-san sepertinya sudah tidak sabar untuk melakukan serangan kepada kami.

Zyiiing...

"I-itu ...."

"Kemampuan yang mirip dengan milikku."

Hasuki-san juga melakukan hal yang hampir sama denganku. Tangan kirinya kali ini mengeluarkan aura yang hampir mirip, hanya saja terdapat perbedaan di warna aura yang kami miliki, Hasuki-san berwarna hitam legam sementara aku berwarna hijau transparan.

"Dia datang!"

Swuushh...

Ia kemudian melesat dengan kecepatan yang melebihi manusia biasa yang membuat aku terkejut dan hampir tidak bisa menghindarinya. Ia mengincar kepalaku dan ingin menempelkan aura hitam itu di sana.

"Tch! Tidak semudah itu, monster!"

Tapi aku masih bisa bereaksi dengan kecepatan melebihi manusianya itu dengan refleksku.

Dan aku berhasil menghindari tangan kirinya dengan menundukkan kepalaku. Tanpa jeda aku langsung menangkap leher Hasuki-san yang membuatnya kesulitan bernafas, lalu membantingnya ke tanah dengan keras.

Braaakkk...

"Ahhaakh !!!"

Darah sedikit keluar dari mulut Hasuki-san akibat bantingan yang aku lakukan. Aku kemudian menahan sumber masalahnya yaitu tangan kiri Hasuki-san dengan tangan kiriku.

Agar ia semakin tidak bisa bergerak, aku mengangkangi Hasuki-san sambil menahan lengan kirinya dengan tanganku. Ia mencoba untuk berontak tapi tubuhnya saat ini hanyalah tubuh gadis biasa, jadi ia tidak bisa berbuat banyak.

"Maafkan aku, Hasuki-san!"

"Sekarang!" teriak C.

Syiiing...

Aku memegang kepalanya dengan tangan kanan yang sudah aku lapisi aura dan menekannya lebih keras agar hal itu bisa bereaksi dengan monster yang ada di dalam tubuhnya.

"AaaAkkhhHh !!"

Hasuki-san berteriak sangat keras tepat saat aku memegang kepalanya. Dan setelah beberapa saat, sebuah kabut hitam aneh keluar dari mulut Hasuki-san yang membuatnya berhenti berteriak dan malah tak sadarkan diri.

Swuush...

"Itu sumber masalahnya, kan?" tanyaku.

"Iya. Sepertinya dia berasal dari jenis yang sama denganku."

Aku memperhatikan kabut hitam itu, ia terbang menjauhiku dan berusaha kabur dari sini. Tapi sayangnya ia sudah tidak memiliki cukup kekuatan untuk melakukannya.

Ia sepertinya masih merasakan rasa sakit akibat gesekan aura antara milik C dan miliknya tadi. Ia tidak berbicara ataupun berteriak kesakitan karena dirinya hanyalah sebuah kabut, tapi aku bisa melihat kalau dirinya kesakitan lewat getaran yang ada pada dirinya.

Melihat kabut itu terdiam membuatku bertanya-tanya. Apa hidupku akan benar-benar berubah sekarang. Aku merebahkan tubuhku di lantai yang kotor ini, sepertinya ini sudah batasku pada hari ini.

"Pertama serangan di pusat kota, lalu serangan di Game Club, bertemu dengan gadis psikopat aneh, dan sekarang temanku kerasukan. Apa-apaan hidup yang tidak tenang ini?" gumamku.

Memang sebelum semua ini terjadi, aku hanya hidup di lingkaran yang membosankan. Bangun, sekolah, makan, main, lalu kembali tidur. Tapi jika aku harus menukarnya dengan hal seperti ini, tentu saja aku akan menolaknya.

"Kau sudah bertemu denganku, tentu saja hidupmu akan berubah. Sudah terlambat untuk kembali ke kehidupan lamamu."

Dia lagi-lagi mengomentari gumamanku. Sepertinya dia tidak memiliki kerjaan lain selain membuat orang kesal. Tapi aku terlalu malas untuk berdebat dengannya, saat ini aku hanya ingin menyelesaikan semua ini lalu pulang ke rumah.

"Berisik, dasar makhluk jelek."

"Ehehehe ... tidak ada gunanya marah seperti itu kepadaku sekarang. Takdir sudah mempertemukan kita seperti ini, tidak ada yang bisa kau lakukan lagi. Oh iya ngomong-ngomong, kita urus dulu makhluk itu."

"Hah ... jika saja aku bisa bertemu takdir itu, aku akan melakukan apapun untuk membuatnya merubah hal ini."

Aku pun berjalan mendekati kabut hitam itu. Ia masih gemetar karena kesakitan. Sepertinya efek seranganku kepadanya lebih besar dari yang aku kira. Tapi ini adalah kesempatanku, aku akan menghabisinya di sini sebelum ia membuat keributan di tempat lain.

"Matilah, makhluk a—Eh?!"

"...."

Tiba-tiba makhluk itu terdiam dan gemetarannya pun ikut berhenti. Apa dia sudah mati duluan sebelum aku habisi, tentu saja itu hal yang bagus, sih. Tapi aku masih bisa merasakan auranya yang lama kelamaan bergerak dan berkumpul di satu titik yang sama di kabut itu.

"Menjauh dari sini! Dia akan meledak!"

Tiba-tiba suara teriakan terdengar dari kepalaku. Membenarkan firasat buruk dan perasaan ngeri yang aku rasakan dari tadi pada makhluk itu. Hanya ada suatu kemungkinan yang terjadi bila suatu aura sudah berkumpul di satu titik, yaitu sebuah ledakan.

"Sial!"

Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menjauh dan segera menuju ke tangga turun. Tidak lupa juga aku membawa Hasuki-san yang sedang pingsan di punggungku.

"Cepat!"

"Sabar! Bicara sih mudah!"

Akibat pertarungan tadi dan untuk pertama kalinya menggunakan aura untuk bertarung, tenagaku benar-benar terkuras habis dan bahkan menggendong perempuan saja terasa sangat berat bagiku.

Seakan-akan aura tadi membakar tangan kananku serta membuat kakiku gemetar lemah. Dengan sekuat tenaga aku pun berjalan sambil membawa Hasuki-san yang pingsan, prioritasku saat ini adalah membawanya menjauh dari pusat ledakan.

Aku berhasil mencapai pintu masuk untuk turun dari rooftop, tapi itu masih belum cukup karena aku belum tahu radius ledakan makhluk itu. Jadi aku terus berjalan menuruni anak tangga meskipun dengan kaki yang mati rasa.

Dan pada saat anak tangga ketiga di saat kedua kakiku sudah tidak kuat berjalan lagi, sebuah cahaya menyilaukan tercipta di atas rooftop itu yang membuatku tidak berani untuk melihat ke belakang.

Syiiing... Duuaaarrr...

Tercipta ledakan cukup besar yang membuat kami terhempas akibat efek ledakan itu sampai menabrak tembok bagian tangga yang pertama. Beruntung aku masih bisa memposisikan diriku yang menabrak tembok sehingga Hasuki-san tidak terkena bagian kerasnya.

Tapi itu tetap terasa bagiku. Aduh sakit.

"Fyuuhh ... itu tadi hampir saja. Benar-benar makhluk yang mengerikan, bahkan saat mati pun masih mengancam keselamatan orang lain."

Aku melihat ke arah Hasuki-san yang berada di dekapanku. Meskipun ia sedang pingsan, tapi dia lebih terlihat seperti orang yang sedang tertidur pulas. Aku juga dapat merasakan harum tubuhnya dalam jarak sedekat ini yang wajahku tanpa sadar memerah.

"Baiklah ... tenang, Iraya. Ini dalam kondisi darurat, jadi kau boleh memeluknya. Ini bukan curi-curi kesempatan, tapi menolong orang yang kesusahan," ucapku menenangkan diri sendiri.

Setelah sudah cukup tenang, aku kemudian kembali menggendong Hasuki-san di punggungku dan ingin cepat-cepat berjalan menuju ke UKS. Tapi saat aku sedang menuruni tangga, sudah banyak orang yang dalam keadaan panik datang untuk memeriksa keadaan.

"Hoi, kamu! Apa yang terjadi di atas sana?!" tanya seorang guru kepadaku.

Selain guru yang bertanya padaku tadi, ada juga orang lain seperti para murid, staff, dan juga guru lainnya. Tapi aku tidak memperdulikan hal itu karena yang aku inginkan sekarang adalah suasana yang tenang.

"Anda bisa lihat sendiri apa yang terjadi di atas sana, pak. Sekarang saya mau pergi ke UKS karena ada murid yang terluka, permisi."

Aku pun berjalan ke arah UKS dan setelah sampai di sana, secara perlahan aku membaringkan tubuh Hasuki-san di kasur. Aku melihat penjaga UKS yang khawatir melihat keadaan kami yang kacau serta suara ledakan tadi, tapi aku memberitahunya kalau kami tidak apa-apa.

Aku kemudian duduk dalam diam di samping Hasuki-san yang sedang pingsan. Tujuanku begini karena aku memiliki sesuatu yang harus ditanyakan kepadanya.

"Apa kau akan menunggunya sampai dia bangun?" tanya C.

"Ya, ada sesuatu yang harus aku tanyakan pada dia."

Percakapan kembali terhenti. Dalam keheningan itu, aku berpikir di dalam otakku dan menebak-nebak bagaimana caranya kabut hitam itu bisa merasuki Hasuki-san dan darimana asalnya.

Tapi tiba-tiba C bertanya kepadaku lagi.

"Hei, Iraya."

"Ada apa?"

"Aku hanya penasaran saja, apa refleksmu dari dulu memang sebagus itu? tanya C.

"Memangnya kenapa? Apa ada yang salah dengan hal itu?"

"Tidak, tapi orang yang kau lawan tadi bergerak dengan kecepatan yang melebihi manusia biasa. Tapi kau seakan bisa mengimbangi pergerakannya."

"Ah ... yang kau maksud itu. Aku tidak terlalu mengerti konsepnya seperti apa dan tidak tahu soal sebutannya. Tapi di alam bawah sadarku seperti ada sesuatu yang memberitahuku kalau 'sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya' atau 'jika tidak sekarang, kau akan mati'. Sesuatu seperti itu," jelasku.

"Begitu, ya?"

Aku bisa mendengar tawa cekikikan terdengar di dalam kepalaku. Sepertinya dia menertawakan penjelasan aneh barusan yang aku berikan padanya. Tapi biarlah, karena aku tidak memiliki kata yang tepat untuk menjelaskannya.

"Apa ada yang lucu?"

Tawa cekikikannya berlangsung cukup lama yang membuatku entah kenapa seperti baru saja mengatakan hal yang memalukan.

"Tidak ada. Hah ... manusia benar-benar tidak bisa kuprediksi."

Apa-apaan sih makhluk ini. Terkadang dia bisa menjengkelkan, bisa juga mengerikan, tapi kadang juga bisa jadi aneh dan tertawa tidak jelas seperti ini.

***

*Sebuah Tempat di Kota Tokyo*

Sementara di suatu tempat yang tidak diketahui di daerah Tokyo, di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh sinar layar monitor. Seorang pria dengan warna rambut pirang acak-acakan terlihat sedang sibuk pada layar komputernya.

Di meja komputernya banyak terdapat foto-foto makhluk aneh yang tidak diketahui jenisnya berasal dari mana. Tapi ada juga foto sesosok monster besar yang menyerang kota Kyoto serta monster kerdil yang membuat orang pingsan.

Pria itu memeriksa satu-satu monitor itu dengan teliti dan pandangannya terhenti di salah satu layar monitor. Senyuman lebar tercipta seakan mendapat sesuatu yang sangat menyenangkan bagi dirinya.

"Kyoto, kah? Apa benar sejauh itu dia bisa bergerak? Benar-benar produk sempurna! Ahahaha ...!!"

Tak... Tak... Tak...

Ia langsung mengetik keyboard komputernya dengan semangat dan tertuju pada satu file yang terlihat berbahaya, karena file tersebut menunjukkan satu makhluk dengan wujud yang mengerikan.

Piip... Bsshhh...

"Bagaimana kalau kita pastikan sedikit lagi? Coba hibur aku, Subject C."

"Grrr ...."

Sebuah pintu besi terbuka dan dari dalamnya terdengar suara geraman sebuah makhluk yang menggema di ruangan itu. Air liurnya jatuh ke lantai melewati gigi tajam makhluk itu yang memperlihatkan kalau dia lapar akan sesuatu.

Sementara pria itu hanya tersenyum melihat makhluk itu pergi berlari keluar dari ruangan itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mutie Cutie

Mutie Cutie

aku mampir thor.. boom like and rate 5.

semangat ya...

2020-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!