Baiklah, baiklah. Makhluk di dalam tubuhku ini bilang kalau aku tidak bisa menyerang Hasuki-san secara sembarang atau dia akan terluka. Tapi cara mengeluarkannya adalah dengan menggunakan paksaan? Hello? Bukankah itu sudah masuk ke dalam ranah masuk akal?! Sialan kau, makhluk tak jelas!
Hasuki Chifu, teman sekelas yang biasanya ramah dan murah senyum, kini mengeluarkan aura gelap yang jahat karena sesuatu merasuki dirinya.
“RaAaagH !!!”
Raungan yang diikuti dengan hembusan besar diciptakan Hasuki-san. Bagaimana ini? Dia sudah sangat siap untuk bertarung, sementara aku masih ragu untuk melakukan hal yang tepat.
“Bagaimana caraku melawannya tanpa melukainya?!”
“Tentu saja tidak bisa, dasar bodoh! Keluarkan saja secara paksa, jika mati itu adalah salahnya karena terlalu lemah.”
“Bukan begitu caranya menyelamatkan, sialan! Lagi pula ini adalah salahmu karena masuk ke dalam tubuhku seenaknya! Kesialan jadi terus menghampiri ku!”
“Waktu itu kau menyelamatkan ku, ku kira kau seorang prajurit pemberani. Ternyata hanya seorang bocah penakut.”
“Kalau tahu seperti ini jadinya, akan ku biarkan monster itu memakan mu waktu itu!”
Di saat kami berdua sibuk berdebat, Hasuki-san mengeluarkan hembusan angin yang lebih kencang dari sebelumnya.
“Sialan! Berhenti dulu jadi menyebalkan, sekarang bantu aku menghentikannya,” ucapku sambil melindungi mata dari angin kencang ini.
“Kau yang menyebalkan, bocah penakut! Ulurkan tanganmu!”
Aku menuruti perintah makhluk ini. Sebenarnya aku masih belum percaya penuh padanya, tapi keselamatan Hasuki-san lebih penting, jadi lebih baik lakukan sesuatu daripada terlambat. Beberapa saat berlalu, tiba-tiba aku merasakan sebuah sensasi aneh di dalam tubuh.
Sensasi hangat mengalir dari kepala lewat leher lalu terus meluncur menuju telapak tangan kanan yang aku ulurkan. Dan produk akhir sensasi itu adalah cahaya hijau transparan yang hangat menyelimuti telapak tangan layaknya sarung tangan bulu khusus musim dingin.
Ekspresi kagum tercipta di wajahku. Maksudku, aku tidak percaya sesuatu yang seperti ini dulu. Namun sekarang, hal ajaib ini terjadi pada tubuhmu. Tapi rasa kagum itu tidak berlangsung lama, karena sensasi hangat tadi berubah menjadi rasa panas yang mulai membakar telapak tanganku.
“O-Oi! Ini mulai panas!”
“Kita tidak bisa melakukannya terlalu lama, tubuh mu masih belum terbiasa dengan aura milikku. Kita selesaikan dengan satu serangan. Jika gagal, tubuhmu bisa terbakar dan luka mu akan jauh lebih parah.”
“Jangan nakut-nakutin gitu, woi!”
Tapi makhluk ini ada benarnya. Semakin lama aku menunda, maka semakin lama juga Hasuki-san akan kerasukan. Tenang saja, aku akan menyelamatkan mu!
“Kalau begitu, ini artinya do or die, kan?”
“Benar. Sekarang tutup mulutmu dan fokus pada lawan di depanmu.”
Rencana ku sudah sempurna. Sekarang semuanya tinggal bergantung padaku. Saat sedang fokus, tiba-tiba Hasuki-san melakukan sesuatu yang membuat ku terkejut bukan main. Dia mengeluarkan sesuatu yang sangat mirip denganku.
“Apa-apaan itu? Dia bisa meniru teknik ini juga?”
“Itu artinya yang merasukinya adalah jenis yang sama dengan diriku. Jangan hilang fokus, dia akan menyerang.”
Perbedaan yang kami miliki hanya ada pada warna aura. Hasuki-san memiliki warna hitam legam, sementara milikku adalah hijau transparan.
“Dia datang!”
Hasuki-san melesat dengan cepat. Aku sedikit terkejut karena kecepatannya di luar perkiraanku, melebihi manusia biasa. Dia mengincar kepala ku dan mencoba menyentuhnya, beruntung aku masih bisa bereaksi dengan refleks menghindar menunduk.
Sekarang saatnya giliran ku! Tanpa jeda, aku mengincar leher Hasuki-san dan membuatnya lengah sedikit. Selanjutnya, membantingnya ke tanah dengan keras. Ini sudah merupakan cara paling lembut yang bisa aku pikirkan. Selain cara ini, aku tidak tahu lagi cara lain.
“Ahaakh !!”
Benturan yang cukup keras antara punggung dan beton membuat Hasuki-san muntah darah sedikit. Tidak berhenti sampai di situ, aku menghentikan sumber serangan yaitu telapak tangan kiri dengan cara menahan lengannya. Walau kekuatannya bertambah, tapi tubuh Hasuki-san masih sekecil gadis SMA pada umumnya. Jadi diriku masih sedikit lebih unggul dari dirinya.
“Sentuh kepalanya untuk mengeluarkan makhluk itu dari tubuhnya!” teriak C memberitahu ku.
Kini aku berada pada posisi mengangkangi dan menduduki perut Hasuki-san untuk membatasi pergerakannya. Ia mencoba berontak, tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan.
“Ini akan sedikit sakit. Maafkan aku, Hasuki-san.”
Aku memegang kepalanya dengan tangan yang sudah dilapisi oleh aura dan menggenggamnya lebih keras. Sepertinya caraku berhasil, karena Hasuki-san bereaksi menderita dan menjerit sangat kencang.
Setelah beberapa saat berteriak, sesuatu kemudian keluar dari mulut Hasuki-san yang mencoba terbang menjauh. Tapi itu terlalu lemah dan akhirnya jatuh di bagian rooftop juga. Sesuatu yang aneh, berbentuk seperti kabut hitam. Bersamaan dengan kabut hitam itu keluar, Hasuki-san akhirnya berhenti berteriak.
“Hasuki-san! Hasuki-san, apa kau mendengarku?!” Aku mencoba mengguncangkan tubuh Hasuki-san mencoba menyadarkan nya.
“Dia hanya tidak sadarkan diri. Dia beruntung karena tubuhnya cukup kuat menahan rasa sakit itu,” ucap C.
Aku menghela napas lega. Entah apa yang harus ku lakukan jika hal lebih buruk terjadi pada Hasuki-san. Beruntung kalau dia hanya tidak sadarkan diri saja.
Sekarang, saatnya mengurus sumber masalahnya. Fokus ku langsung berpindah pada kabut hitam yang tergeletak tak jauh dari kami. Jadi dia yang menyebabkan Hasuki-san bersikap agresif dan diluar kendali.
“Apa sebenarnya itu?”
“Sepertinya dia adalah jenis yang sama denganku.”
“Benarkah? Tapi pertama kali aku melihatmu, kau berwujud seperti wanita dewasa dengan rambut hijau.”
“Aku sedikit berbeda dengan jenis ku yang lain. Tidak perlu khawatirkan detail-detail tak penting.”
Bagaimana tidak dikhawatirkan, sebelum semua ini terjadi, aku berada pada lingkaran hidup yang membosankan namun damai. Makan, tidur, belajar, main, lalu ulang kembali. Tapi sekarang harus menghadapi makhluk-makhluk aneh yang entah berasal dari mana dan jenisnya apa. Bahkan salah satunya masuk ke dalam tubuhku.
Karena lelah, aku merebahkan diri di lantai rooftop yang berdebu.
“Pertama serangan monster di pusat kota, lalu serangan monster-monster kerdil di area Game Club, bertemu dengan gadis psikopat tanpa ekspresi, setelah itu teman kelas ku kerasukan dan ingin membunuh ku.”
Benar-benar candaan yang tidak lucu. Apa-apaan hidup yang tidak tenang ini? Kembalikan hidup membosankan ku yang dulu, oi!
“Jangan banyak mengeluh. Ketika kau sudah bertemu denganku, hidup mu otomatis akan berubah. Sudah terlambat untuk melangkah mundur dan kabur.”
Itu dia. Respons yang tidak diperlukan darinya kadang-kadang membuatku kesal. Sepertinya kerjaannya jika tidak sedang membantuku hanyalah sengaja membuat kesal. Tapi sekarang aku sudah terlalu malas untuk berdebat, jadi akan kubiarkan saja dia saat ini.
“Berisik.”
“Mengeluh tidak akan mengubah apapun. Sebaiknya kau urus dulu makhluk itu.”
“Tidak perlu kau suruh pun aku sudah tahu.”
Aku berjalan mendekati kabut hitam yang masih berkedut kesakitan. Efek serangan yang aku berikan kepadanya sepertinya cukup fatal. Ini kesempatan. Jangan berikan dia waktu untuk kabur atau merasuki orang lain lagi.
“Matilah, dasar makhluk merep--Eh?!”
“....”
Kabut itu tiba-tiba berhenti berkedut. Apa ini? Dia sudah mati duluan, kah? Bagus kalau begitu karena akhirnya semuanya sudah berakhir. Namun, aura di dalam tubuhnya masih cukup terasa. Walau sekarang semuanya aura yang menyebar di kabut itu berjalan ke inti dan berkumpul menjadi sebuah aura bulat tebal. Apa-apaan perilaku anehnya itu?
Tunggu. Jika aura bergerak ke titik yang sama, bukankah itu artinya ....
“Cepat menjauh dari sini! Dia akan meledakkan diri!” teriak C.
Tuh, kan! Sialan, perasaan burukku ternyata benar. Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menjauh dan tidak lupa menggendong Hasuki-san yang masih tidak sadarkan diri.
“Ngapain kau bawa beban? Tinggal saja di sini.”
Si makhluk bodoh ini malah bertanya. “Sudah jelas untuk menyelamatkannya! Buat apa aku bertarung kalau misalnya dia tidak diselamatkan dari ledakan, dasar bodoh banyak bicara!”
“Bodoh! Kalau begini kau bisa mati!”
Aku baru paham dengan apa yang dimaksud oleh C. Ternyata tubuh yang belum terbiasa mengeluarkan aura ini, menerima efek samping lebih besar dari yang aku kira.
Kaki ku seakan tertanam di tanah dan sangat sulit digerakkan dari satu langkah ke langkah lainnya. Setiap langkahnya seakan membawa beban masing-masing seratus kilogram. Tapi bukan berarti, aku akan menyerah begitu saja.
“HYaaHh !!”
Dengan teriakan sekuat tenaga, mencoba melangkah menuju ke tangga bawah. Sangat menyiksa. Tapi pada akhir-akhir ketika cahaya menyilaukan muncul dari makhluk kabut itu, sensasi terbakar dan tersetrum terasa di kakiku yang membuat langkah ku menjadi ringan untuk sepersekian detik. Hingga akhirnya aku bisa sampai ke anak tangga ketiga turun.
Bersamaan dengan itu, ledakan besar tercipta dan hembusannya mendorong ku dan Hasuki-san jatuh ke bagian bawah tangga lalu menabrak tembok. Beruntung itu hanya mendorong, tidak sampai membakar atau pun meledakkan kami. Dan tubuhku juga yang menabrak tembok, bukan Hasuki-san. Aw, sakit.
“Aku tidak percaya kita bisa selamat,” gumamku terkejut.
Melihat ke arah Hasuki-san yang ada di dekapan ku, syukurlah tidak ada sesuatu yang parah terjadi padanya. Wajahnya juga lebih damai dari sebelumnya, seperti orang yang sedang tertidur. Aku baru sadar, ternyata jarak kami begitu dekat. Sampai bisa memerhatikan wajah cantik dan harum parfum miliknya.
“Tenangkan dirimu, Satou Iraya. Ini keadaan darurat, jadi kau bukan sedang mencuri kesempatan atau semacamnya,” ucapku menenangkan diri sendiri, padahal tidak ada yang nanya. Aku yakin pasti wajahku sudah lebih merah dari tomat rebus.
“Hey, kamu! Apa yang terjadi di atas sana?!”
Tentu saja ledakan tadi akan mengundang perhatian banyak orang. Tiba-tiba langsung banyak orang mulai dari guru-guru, penjaga sekolah, sampai murid-murid yang penasaran pada kejadian ini. Seharusnya ini belum jam istirahat. Sial! Apa nanti kami terlihat seperti pasangan yang bolos?
“Ekhem!” Pertama, bersihkan tenggorokan dulu. “Anda bisa periksa saja sendiri. Saat kami tiba, keadaannya sudah begini. Sekarang permisi dulu, aku mau pergi ke ruang UKS.” Lalu setelah itu berjalan melewati mereka sambil menggendong Hasuki-san.
Untungnya, mereka membiarkan ku pergi tanpa harus menjawab banyak pertanyaan. Sampai di UKS, aku langsung membaringkan Hasuki-san dan menunggu sampai dia bangun di kursi sebelah kasur.
“Kau mau menunggunya sampai bangun?” tanya C.
“Ya, ada beberapa pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya.”
Siapa tahu Hasuki-san punya petunjuk tentang makhluk seperti kabut hitam itu dan bagaimana cerita dia bisa dirasuki lalu dikendalikan olehnya. Aku masih perlu banyak informasi tentang hal itu. Lagi pula kedua kaki ku juga sudah tidak kuat untuk berjalan lagi, jadi sekalian istirahat juga, deh.
“Hey, Iraya.” C tiba-tiba memecahkan keheningan.
“Ada apa?”
“Apa refleks mu memang sebagus itu sejak dulu?”
“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”
“Tidak, hanya saja kecepatan lawan mu tadi melebihi kecepatan manusia biasa. Tapi, kau bisa mengimbanginya dan bahkan menghindari serangannya.”
Kalau dipikir-pikir, dia ada benarnya juga. Meski begitu, aku sulit menjelaskannya jika ditanya seperti itu. “Aku tidak tahu konsep tepatnya, tapi terkadang alam sadar ku seolah mengatakan sesuatu seperti ‘Sekarang waktu yang tepat untuk melakukannya’ atau ‘Jika kau tidak bergerak, kau akan mati!’, sesuatu seperti itu.”
“Hmm ... begitu.”
Dan suara menahan tawa bisa ku dengar setelah aku menjelaskan hal itu kepadanya. Padahal tidak ada lawakan yang aku berikan di sana. Aku benar-benar serius, oi!
“Apa ada yang lucu.”
“Tidak, hanya saja aku berpikir kalau manusia sangat menarik.”
Apaan sih, dia itu. Terkadang bisa menjadi sangat menyebalkan, kadang juga bisa jadi mengerikan. Sekarang dia malah berubah menjadi aneh dan tertawa sendiri tak jelas.
“Oi, barusan kau berpikir yang tidak sopan tentang ku, kan?”
“....”
Dia tahu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Mutie Cutie
aku mampir thor.. boom like and rate 5.
semangat ya...
2020-07-06
0