Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san

Baiklah, baiklah. Makhluk di dalam tubuhku ini bilang kalau aku tidak bisa menyerang Hasuki-san secara sembarang atau dia akan terluka. Tapi cara mengeluarkannya adalah dengan menggunakan paksaan? Hello? Bukankah itu sudah masuk ke dalam ranah masuk akal?! Sialan kau, makhluk tak jelas!

Hasuki Chifu, teman sekelas yang biasanya ramah dan murah senyum, kini mengeluarkan aura gelap yang jahat karena sesuatu merasuki dirinya.

“RaAaagH !!!”

Raungan yang diikuti dengan hembusan besar diciptakan Hasuki-san. Bagaimana ini? Dia sudah sangat siap untuk bertarung, sementara aku masih ragu untuk melakukan hal yang tepat.

“Bagaimana caraku melawannya tanpa melukainya?!”

“Tentu saja tidak bisa, dasar bodoh! Keluarkan saja secara paksa, jika mati itu adalah salahnya karena terlalu lemah.”

“Bukan begitu caranya menyelamatkan, sialan! Lagi pula ini adalah salahmu karena masuk ke dalam tubuhku seenaknya! Kesialan jadi terus menghampiri ku!”

“Waktu itu kau menyelamatkan ku, ku kira kau seorang prajurit pemberani. Ternyata hanya seorang bocah penakut.”

“Kalau tahu seperti ini jadinya, akan ku biarkan monster itu memakan mu waktu itu!”

Di saat kami berdua sibuk berdebat, Hasuki-san mengeluarkan hembusan angin yang lebih kencang dari sebelumnya.

“Sialan! Berhenti dulu jadi menyebalkan, sekarang bantu aku menghentikannya,” ucapku sambil melindungi mata dari angin kencang ini.

“Kau yang menyebalkan, bocah penakut! Ulurkan tanganmu!”

Aku menuruti perintah makhluk ini. Sebenarnya aku masih belum percaya penuh padanya, tapi keselamatan Hasuki-san lebih penting, jadi lebih baik lakukan sesuatu daripada terlambat. Beberapa saat berlalu, tiba-tiba aku merasakan sebuah sensasi aneh di dalam tubuh.

Sensasi hangat mengalir dari kepala lewat leher lalu terus meluncur menuju telapak tangan kanan yang aku ulurkan. Dan produk akhir sensasi itu adalah cahaya hijau transparan yang hangat menyelimuti telapak tangan layaknya sarung tangan bulu khusus musim dingin.

Ekspresi kagum tercipta di wajahku. Maksudku, aku tidak percaya sesuatu yang seperti ini dulu. Namun sekarang, hal ajaib ini terjadi pada tubuhmu. Tapi rasa kagum itu tidak berlangsung lama, karena sensasi hangat tadi berubah menjadi rasa panas yang mulai membakar telapak tanganku.

“O-Oi! Ini mulai panas!”

“Kita tidak bisa melakukannya terlalu lama, tubuh mu masih belum terbiasa dengan aura milikku. Kita selesaikan dengan satu serangan. Jika gagal, tubuhmu bisa terbakar dan luka mu akan jauh lebih parah.”

“Jangan nakut-nakutin gitu, woi!”

Tapi makhluk ini ada benarnya. Semakin lama aku menunda, maka semakin lama juga Hasuki-san akan kerasukan. Tenang saja, aku akan menyelamatkan mu!

“Kalau begitu, ini artinya do or die, kan?”

“Benar. Sekarang tutup mulutmu dan fokus pada lawan di depanmu.”

Rencana ku sudah sempurna. Sekarang semuanya tinggal bergantung padaku. Saat sedang fokus, tiba-tiba Hasuki-san melakukan sesuatu yang membuat ku terkejut bukan main. Dia mengeluarkan sesuatu yang sangat mirip denganku.

“Apa-apaan itu? Dia bisa meniru teknik ini juga?”

“Itu artinya yang merasukinya adalah jenis yang sama dengan diriku. Jangan hilang fokus, dia akan menyerang.”

Perbedaan yang kami miliki hanya ada pada warna aura. Hasuki-san memiliki warna hitam legam, sementara milikku adalah hijau transparan.

“Dia datang!”

Hasuki-san melesat dengan cepat. Aku sedikit terkejut karena kecepatannya di luar perkiraanku, melebihi manusia biasa. Dia mengincar kepala ku dan mencoba menyentuhnya, beruntung aku masih bisa bereaksi dengan refleks menghindar menunduk.

Sekarang saatnya giliran ku! Tanpa jeda, aku mengincar leher Hasuki-san dan membuatnya lengah sedikit. Selanjutnya, membantingnya ke tanah dengan keras. Ini sudah merupakan cara paling lembut yang bisa aku pikirkan. Selain cara ini, aku tidak tahu lagi cara lain.

“Ahaakh !!”

Benturan yang cukup keras antara punggung dan beton membuat Hasuki-san muntah darah sedikit. Tidak berhenti sampai di situ, aku menghentikan sumber serangan yaitu telapak tangan kiri dengan cara menahan lengannya. Walau kekuatannya bertambah, tapi tubuh Hasuki-san masih sekecil gadis SMA pada umumnya. Jadi diriku masih sedikit lebih unggul dari dirinya.

“Sentuh kepalanya untuk mengeluarkan makhluk itu dari tubuhnya!” teriak C memberitahu ku.

Kini aku berada pada posisi mengangkangi dan menduduki perut Hasuki-san untuk membatasi pergerakannya. Ia mencoba berontak, tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan.

“Ini akan sedikit sakit. Maafkan aku, Hasuki-san.”

Aku memegang kepalanya dengan tangan yang sudah dilapisi oleh aura dan menggenggamnya lebih keras. Sepertinya caraku berhasil, karena Hasuki-san bereaksi menderita dan menjerit sangat kencang.

Setelah beberapa saat berteriak, sesuatu kemudian keluar dari mulut Hasuki-san yang mencoba terbang menjauh. Tapi itu terlalu lemah dan akhirnya jatuh di bagian rooftop juga. Sesuatu yang aneh, berbentuk seperti kabut hitam. Bersamaan dengan kabut hitam itu keluar, Hasuki-san akhirnya berhenti berteriak.

“Hasuki-san! Hasuki-san, apa kau mendengarku?!” Aku mencoba mengguncangkan tubuh Hasuki-san mencoba menyadarkan nya.

“Dia hanya tidak sadarkan diri. Dia beruntung karena tubuhnya cukup kuat menahan rasa sakit itu,” ucap C.

Aku menghela napas lega. Entah apa yang harus ku lakukan jika hal lebih buruk terjadi pada Hasuki-san. Beruntung kalau dia hanya tidak sadarkan diri saja.

Sekarang, saatnya mengurus sumber masalahnya. Fokus ku langsung berpindah pada kabut hitam yang tergeletak tak jauh dari kami. Jadi dia yang menyebabkan Hasuki-san bersikap agresif dan diluar kendali.

“Apa sebenarnya itu?”

“Sepertinya dia adalah jenis yang sama denganku.”

“Benarkah? Tapi pertama kali aku melihatmu, kau berwujud seperti wanita dewasa dengan rambut hijau.”

“Aku sedikit berbeda dengan jenis ku yang lain. Tidak perlu khawatirkan detail-detail tak penting.”

Bagaimana tidak dikhawatirkan, sebelum semua ini terjadi, aku berada pada lingkaran hidup yang membosankan namun damai. Makan, tidur, belajar, main, lalu ulang kembali. Tapi sekarang harus menghadapi makhluk-makhluk aneh yang entah berasal dari mana dan jenisnya apa. Bahkan salah satunya masuk ke dalam tubuhku.

Karena lelah, aku merebahkan diri di lantai rooftop yang berdebu.

“Pertama serangan monster di pusat kota, lalu serangan monster-monster kerdil di area Game Club, bertemu dengan gadis psikopat tanpa ekspresi, setelah itu teman kelas ku kerasukan dan ingin membunuh ku.”

Benar-benar candaan yang tidak lucu. Apa-apaan hidup yang tidak tenang ini? Kembalikan hidup membosankan ku yang dulu, oi!

“Jangan banyak mengeluh. Ketika kau sudah bertemu denganku, hidup mu otomatis akan berubah. Sudah terlambat untuk melangkah mundur dan kabur.”

Itu dia. Respons yang tidak diperlukan darinya kadang-kadang membuatku kesal. Sepertinya kerjaannya jika tidak sedang membantuku hanyalah sengaja membuat kesal. Tapi sekarang aku sudah terlalu malas untuk berdebat, jadi akan kubiarkan saja dia saat ini.

“Berisik.”

“Mengeluh tidak akan mengubah apapun. Sebaiknya kau urus dulu makhluk itu.”

“Tidak perlu kau suruh pun aku sudah tahu.”

Aku berjalan mendekati kabut hitam yang masih berkedut kesakitan. Efek serangan yang aku berikan kepadanya sepertinya cukup fatal. Ini kesempatan. Jangan berikan dia waktu untuk kabur atau merasuki orang lain lagi.

“Matilah, dasar makhluk merep--Eh?!”

“....”

Kabut itu tiba-tiba berhenti berkedut. Apa ini? Dia sudah mati duluan, kah? Bagus kalau begitu karena akhirnya semuanya sudah berakhir. Namun, aura di dalam tubuhnya masih cukup terasa. Walau sekarang semuanya aura yang menyebar di kabut itu berjalan ke inti dan berkumpul menjadi sebuah aura bulat tebal. Apa-apaan perilaku anehnya itu?

Tunggu. Jika aura bergerak ke titik yang sama, bukankah itu artinya ....

“Cepat menjauh dari sini! Dia akan meledakkan diri!” teriak C.

Tuh, kan! Sialan, perasaan burukku ternyata benar. Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menjauh dan tidak lupa menggendong Hasuki-san yang masih tidak sadarkan diri.

“Ngapain kau bawa beban? Tinggal saja di sini.”

Si makhluk bodoh ini malah bertanya. “Sudah jelas untuk menyelamatkannya! Buat apa aku bertarung kalau misalnya dia tidak diselamatkan dari ledakan, dasar bodoh banyak bicara!”

“Bodoh! Kalau begini kau bisa mati!”

Aku baru paham dengan apa yang dimaksud oleh C. Ternyata tubuh yang belum terbiasa mengeluarkan aura ini, menerima efek samping lebih besar dari yang aku kira.

Kaki ku seakan tertanam di tanah dan sangat sulit digerakkan dari satu langkah ke langkah lainnya. Setiap langkahnya seakan membawa beban masing-masing seratus kilogram. Tapi bukan berarti, aku akan menyerah begitu saja.

“HYaaHh !!”

Dengan teriakan sekuat tenaga, mencoba melangkah menuju ke tangga bawah. Sangat menyiksa. Tapi pada akhir-akhir ketika cahaya menyilaukan muncul dari makhluk kabut itu, sensasi terbakar dan tersetrum terasa di kakiku yang membuat langkah ku menjadi ringan untuk sepersekian detik. Hingga akhirnya aku bisa sampai ke anak tangga ketiga turun.

Bersamaan dengan itu, ledakan besar tercipta dan hembusannya mendorong ku dan Hasuki-san jatuh ke bagian bawah tangga lalu menabrak tembok. Beruntung itu hanya mendorong, tidak sampai membakar atau pun meledakkan kami. Dan tubuhku juga yang menabrak tembok, bukan Hasuki-san. Aw, sakit.

“Aku tidak percaya kita bisa selamat,” gumamku terkejut.

Melihat ke arah Hasuki-san yang ada di dekapan ku, syukurlah tidak ada sesuatu yang parah terjadi padanya. Wajahnya juga lebih damai dari sebelumnya, seperti orang yang sedang tertidur. Aku baru sadar, ternyata jarak kami begitu dekat. Sampai bisa memerhatikan wajah cantik dan harum parfum miliknya.

“Tenangkan dirimu, Satou Iraya. Ini keadaan darurat, jadi kau bukan sedang mencuri kesempatan atau semacamnya,” ucapku menenangkan diri sendiri, padahal tidak ada yang nanya. Aku yakin pasti wajahku sudah lebih merah dari tomat rebus.

“Hey, kamu! Apa yang terjadi di atas sana?!”

Tentu saja ledakan tadi akan mengundang perhatian banyak orang. Tiba-tiba langsung banyak orang mulai dari guru-guru, penjaga sekolah, sampai murid-murid yang penasaran pada kejadian ini. Seharusnya ini belum jam istirahat. Sial! Apa nanti kami terlihat seperti pasangan yang bolos?

“Ekhem!” Pertama, bersihkan tenggorokan dulu. “Anda bisa periksa saja sendiri. Saat kami tiba, keadaannya sudah begini. Sekarang permisi dulu, aku mau pergi ke ruang UKS.” Lalu setelah itu berjalan melewati mereka sambil menggendong Hasuki-san.

Untungnya, mereka membiarkan ku pergi tanpa harus menjawab banyak pertanyaan. Sampai di UKS, aku langsung membaringkan Hasuki-san dan menunggu sampai dia bangun di kursi sebelah kasur.

“Kau mau menunggunya sampai bangun?” tanya C.

“Ya, ada beberapa pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya.”

Siapa tahu Hasuki-san punya petunjuk tentang makhluk seperti kabut hitam itu dan bagaimana cerita dia bisa dirasuki lalu dikendalikan olehnya. Aku masih perlu banyak informasi tentang hal itu. Lagi pula kedua kaki ku juga sudah tidak kuat untuk berjalan lagi, jadi sekalian istirahat juga, deh.

“Hey, Iraya.” C tiba-tiba memecahkan keheningan.

“Ada apa?”

“Apa refleks mu memang sebagus itu sejak dulu?”

“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”

“Tidak, hanya saja kecepatan lawan mu tadi melebihi kecepatan manusia biasa. Tapi, kau bisa mengimbanginya dan bahkan menghindari serangannya.”

Kalau dipikir-pikir, dia ada benarnya juga. Meski begitu, aku sulit menjelaskannya jika ditanya seperti itu. “Aku tidak tahu konsep tepatnya, tapi terkadang alam sadar ku seolah mengatakan sesuatu seperti ‘Sekarang waktu yang tepat untuk melakukannya’ atau ‘Jika kau tidak bergerak, kau akan mati!’, sesuatu seperti itu.”

“Hmm ... begitu.”

Dan suara menahan tawa bisa ku dengar setelah aku menjelaskan hal itu kepadanya. Padahal tidak ada lawakan yang aku berikan di sana. Aku benar-benar serius, oi!

“Apa ada yang lucu.”

“Tidak, hanya saja aku berpikir kalau manusia sangat menarik.”

Apaan sih, dia itu. Terkadang bisa menjadi sangat menyebalkan, kadang juga bisa jadi mengerikan. Sekarang dia malah berubah menjadi aneh dan tertawa sendiri tak jelas.

“Oi, barusan kau berpikir yang tidak sopan tentang ku, kan?”

“....”

Dia tahu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mutie Cutie

Mutie Cutie

aku mampir thor.. boom like and rate 5.

semangat ya...

2020-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!