Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san

Empat hari telah berlalu semenjak insiden di rooftop sekolah itu dan semua murid sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah seperti biasa—begitu juga denganku.

Tapi saat sedang berangkat menuju ke sekolah, perasaanku jadi aneh. Masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan santainya tanpa rasa bersalah. Pihak sekolah menganggap kalau penyebab ledakan itu adalah hubungan pendek arus listrik. Karena tidak ada penjelasan ilmiah lain soal ledakan itu.

Makanya aku sempat berjanji pada diriku sendiri di depan gerbang sekolah.

"Itu bukan salahku, tapi masih tetap salahku. Pokoknya aku harus memastikan tidak ada kejadian aneh lagi di sini."

Setelah berjanji seperti itu, akhirnya aku masuk ke sekolah. Suasana sekolah masih seperti biasa, banyak murid yang mengobrol pada temannya dan tidak ada yang mengajakku bicara. Hah … sangat menyedihkan.

Aku menaruh tasku di atas meja dan kemudian duduk di bangku. Saat sedang bosan tidak melakukan apa-apa, aku memilih menguping pembicaraan teman-temanku yang lain. Berbagai macam percakapan dapat aku dengar dari mereka.

"Nee, apa kau dengar soal kasus pembunuhan di dekat sini?"

"Dengar, dengar, korbannya ada tiga orang, kan?"

"Ya. Yang parahnya lagi kondisinya sangat mengerikan, saat aku lihat fotonya dari temanku, aku sampai tidak bisa makan."

"Aku juga, mereka seperti habis di terkam hewan buas."

Aku mendengar salah satu percakapan anak perempuan di sana, mereka membicarakan pembicaraan para penagih hutang itu. Untung saja aku cepat-cepat pergi dari sana agar tidak dicurigai.

"Tapi aku dengar, seseorang melihat kalau ada anak muda yang mirip dengan anak kelas kita, tahu."

"Uhuuk …!! Uhuook …!!"

Aku langsung tersedak saat mereka bilang seperti yang membuat perhatian mereka tertuju padaku, aku pun langsung pura-pura tidak dengar dan berlagak seperti sedang merapikan isi tasku.

Mereka kemudian melanjutkan pembicaraannya dan aku pun selamat dari kecurigaan mereka. Aku menghela nafas lega dan tiba-tiba seseorang datang menghampiriku.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Kudou.

"Kudou! Akhirnya ada orang yang mengajakku bicara!"

"Kedengarannya sedih sekali. Ngomong-ngomong bagaimana liburan dadakanmu?"

"Seperti biasa, tidak ada yang spesial."

"Hah … empat hari itu rasanya lama sekali. Apa kau benar-benar tidak ada yang kau lakukan? Aku sempat pergi ke luar kota selama empat hari itu."

"Mmm … ya kau tahu diriku, tidak suka bepergian jauh kalau bukan libur panjang."

"Hahaha … benar juga."

Aku tidak bisa bilang kalau aku bertemu dengan anjing besar yang membunuh tiga orang itu kepada Kudou, itu terlalu mengerikan untuk dibicarakan. Lalu ada juga orang kantoran aneh yang malah marah saat aku tolong.

Saat aku sedang mengingat kejadian waktu itu, tanpa sadar aku mengeluarkan senyuman yang di sadari oleh Kudou.

"Iraya."

"Eh, ada apa?"

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Ah … tidak kok, tidak."

"Lebih baik kau hentikan kebiasaanmu yang suka melamun itu atau akan berbahaya nantinya."

Aku rasa dia benar, aku terlalu sering melamun. Dan pembicaraan kami pun berlanjut ke pembicaraan sehari-hari yang tidak terlalu penting. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri kami berdua, seorang perempuan dengan rambut merah yang di kepang.

"A-Ano, Permisi …."

"Iya? Eh … Hasuki-san?" ucap Kudou.

Hasuki-san mengangguk. "Nn. ngomong-ngomong, apa aku bisa berbicara sebentar dengan Satou-san?"

"Aku?"

Kudou melihat ke arahku saat Hasuki-san ingin bicara denganku. Aku juga bingung kenapa dia tiba-tiba mau bicara denganku. Dan aku pun langsung menyadari hal penting dan tujuan Hasuki-san, aku pun langsung mengajak Hasuki-san untuk berbicara di luar kelas.

Meskipun satu kelas melihat kami dengan tatapan bingung dan penasaran, tapi aku tidak peduli. Ini lebih penting dari apapun. Setelah sampai di depan pintu, aku pun langsung masuk ke intinya.

"Sekarang, apakah yang ingin kau bicarakan adalah soal yang kemarin?" tanyaku.

Hasuki-san mengangguk. Ternyata benar dugaanku, ini adalah langkah awal yang baik untukku. Sepertinya Hasuki-san sudah sedikit mengingat kejadian hari itu.

"Jadi apa kau mengingat sesuatu?"

"Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu …."

"Kau sudah mengucapkan itu sebelumnya, kan? Aku juga bilang kalau itu bukan masalah lagi."

"Iya, tapi … kau bilang kalau aku mengingat sesuatu, sampaikanlah kepadamu, kan?"

Dia benar-benar mengingat sesuatu. Aku sangat senang dan bersemangat dengan hal ini sampai-sampai aku tanpa sadar memegang kedua pundak Hasuki-san dan mengeluarkan suara yang lumayan keras.

"Jika kau ingat sesuatu katakanlah kepadaku! Apa saja, sekecil apapun itu! Gaw—!"

"Eh? Ada apa?"

"Apa ada sesuatu di sana?"

"Hasuki-san, kau baik-baik saja?"

Aku kebablasan berteriak dan sontak membuat seluruh orang yang ada di dalam kelas melihat ke arah kami. Mereka bertanya-tanya tentang apa yang terjadi dan menanyakan keadaannya. Sementara wajah Hasuki-san juga kelihatan merah karena apa yang sudah kulakukan.

Teng… Tong… Teng… Teng…

Dan seakan di waktu yang sangat tepat, bel masuk kelas berbunyi. Hasuki-san belum sempat berbicara apa-apa dan ia malah kabur karena malu menjadi pusat perhatian. Sepertinya kesempatanku gagal, aku terlalu bersemangat sampai membuatnya malu.

Dengan keadaan lemas dan diperhatikan satu kelas, aku pun masuk kembali dan duduk di tempatku. Lalu menaruh wajahku di atas meja berharap hari ini cepat berakhir untukku.

"Kau ini bodoh, ya?" C berbicara di dalam kepalaku.

"Berisik, aku ingin tidur."

Lalu pada saat pelajaran telah selesai dan bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Para murid merapikan buku-buku yang ada di atas mejanya—begitupun aku.

Hari ini benar-benar gagal total. Tapi saat harapanku untuk mendapat informasi hampir hilang, tiba-tiba secara sembunyi-sembunyi Hasuki-san melemparkan sebuah bulatan kertas yang sudah diremas.

"Hn?"

Aku melihat ke arah Hasuki-san, tapi dia sama sekali tidak melihat ke arah wajahku. Aku kemudian mengambil dan membukanya, di dalamnya terdapat tulisan yang menghidupkan kembali harapanku. 'Saat hari libur temui aku di pintu gerbang sekolah, kita akan bicara di rumahku.' Kira-kira begitu isi suratnya.

Semua beban seakan keluar dari tubuhku. Ternyata dia masih mau bicara denganku, sudah kuduga Hasuki-san itu memang baik. Dan begitulah, hari Minggu aku akan berbicara dengan Hasuki-san.

**

Dan hari Minggu pun tiba. Matahari masih belum sampai di tempat tertingginya, udara juga masih dingin sampai dapat mematikan api dengan hembusannya. Sementara aku berdiri sendirian di depan gerbang sekolah yang sepi seperti seorang gelandangan.

"Hachu !!"

Bersinku merupakan bukti bahwa suhu di sini cukup dingin bahkan untuk orang sepertiku. Kami sebenarnya janjian sekitar pukul segini, aku sengaja datang lima menit lebih awal supaya Hasuki-san tidak menunggu lama, tapi malah dia sendiri yang terlambat.

Ini sudah hampir tiga puluh menit lewat dari waktu janjian kami. Aku menengok ke kanan dan kiri berharap Hasuki-san segera datang.

"Kita bertemu sekitar jam segini, kan?" ucapku sambil memeluk diriku sendiri.

Bruumm… Criitt…

Tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna silver datang dan berhenti di depanku. Seorang pria yang memakai setelan jas hitam lengkap dengan kacamatanya keluar dari dalam mobil.

Dan aku juga bisa mendengar dari dalam mobil suara perempuan yang berbicara dengan nada yang sedikit sombong. Aku sebenarnya mengenali suara itu, tapi aku memastikannya lagi karena nada bicaranya berbeda dari yang biasa aku dengar.

"Ha-Hasuki-san, kan?" ucapku ragu.

"Ayo masuk Satou-san. Di luar pasti dingin, kan? Ehehehe …."

Dia memang benar Hasuki Chifu dari sekolah yang sama denganku. Tapi aku bisa tahu kalau ia tidak sama dengan yang biasa di sekolah, tingkahnya sangat berbeda dengan gadis idaman yang ia tunjukkan setiap hari di sekolah.

Meski begitu aku tetap masuk ke dalam mobilnya dan kami pun berangkat menuju ke rumah Hasuki-san. Selama perjalanan, meskipun ia duduk di sampingku, aku sama sekali tidak bisa memulai pembicaraan dengannya.

Ia juga tidak pernah sekalipun melirik ke arahku. Hasuki-san selalu melihat ke arah jendela maupun memainkan HPnya. Akhirnya aku memutuskan untuk diam saja sampai di tempat tujuan kami, yaitu rumah Hasuki-san.

Para penjaga membuka gerbang depan rumah, lalu mobil kami masuk ke dalamnya. Setelah memasuki gerbang depan, kami di sambut oleh pemandangan taman bunga di sepanjang pinggir jalan.

Aku tidak bisa berhenti terpana melihat semua kemewahan yang ada di sepanjang jalan menuju ke rumahnya. Keluarganya benar-benar kelewatan kaya karena punya taman yang besar dan panjang seperti ini.

Mobil kami berhenti di depan rumah megah dengan tembok berwarna krem, lalu supir membukakan pintu mobil untuk kami berdua. Aku langsung masuk ke dalam rumahnya lewat pintu utama rumah ini, kami juga di sambut oleh para pelayan wanita di depan pintu tadi.

Saat aku masuk ke dalam rumahnya, isinya sangat luar biasa, lampu gantung yang terbuat dari kaca terlihat sangat mewah dan juga interior di dalam rumahnya benar-benar menggambarkan seseorang yang memiliki kekayaan berlimpah. Aku sampai berpikir kalau aku menjual salah satu benda yang ada di sini, aku akan dapat uang berapa.

Aku yang masih mengagumi isi rumah milik Hasuki-san kemudian dipersilahkan duduk olehnya.

"Silahkan duduk, Satou-san."

Aku duduk di sebuah kursi sofa besar berwarna merah marun. Ia juga duduk di sana dengan kaki yang disilangkan menunjukkan kemegahan seorang tuan rumah.

Tapi saat ini aku lebih fokus ke sofanya, sial bahkan sofanya lebih empuk daripada tempat tidurku di rumah. Aku masih terlena dengan semua kemewahan ini sampai pada akhirnya Hasuki-san yang memulai pembicaraan duluan.

"Jadi Satou-san, kau ingin mengetahui apa yang terjadi pada diriku, kan?"

"Benar, kalau bisa semua yang kau tahu."

"Kalau begitu pertama akan kuceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengannya."

"Dengannya?"

Hasuki-san kemudian mulai bercerita, hal mengerikan yang terjadi padanya saat bertemu dengan kabut hitam itu.

Sekitar beberapa minggu lalu di pusat perbelanjaan di Kyoto, Hasuki-san terlihat sedang berjalan keluar dari sebuah toko baju dengan tangan yang penuh dengan beberapa tas belanjaan menuju ke mobil miliknya.

Keadaan di sekitar toko itu sudah sepi karena waktu malam itu sudah cukup larut. Supir Hasuki-san juga sudah menunggu di depan pintu mobil dan bersiap untuk membukakan pintu.

Tanpa diketahui oleh Hasuki-san, beberapa orang sedang memperhatikan Hasuki-san dari balik kegelapan. Mereka berpakaian hitam-hitam dan terlihat seperti seorang penjahat.

"Jika dia lengah, cepat bawa perempuan itu."

"Baik."

Mereka semua sekitar empat orang dan sudah mengincar Hasuki-san sejak tadi. Lalu saat sang supir sedang membukakan pintu, mereka semua langsung melesat dan menangkap Hasuki yang kemudian berlari menjauh.

"Hasuki-sama—Ahaakh!"

Buuughh…

Supir yang tadi ingin membukakan pintu juga tidak bisa berbuat banyak karena sudah tersungkur akibat mendapatkan pukulan mentah di bagian perutnya. Supir itu hanya bisa melirik ke arah Hasuki-san yang dibawa pergi oleh mereka sambil kesakitan.

"Ha-Hasuki-sama …."

"Hiiiyyaaaa! To-Tolong aku!"

Setelah cukup jauh, teman mereka yang lain sudah menunggu mereka di dalam mobil dan langsung memasukkan Hasuki-san ke dalam mobil, setelah itu mereka semua masuk dan kabur dengan cepat.

Saat sedang di bawa kabur di dalam mobil, Hasuki-san sempat mengancam para penculiknya meskipun kedua tangannya sedang diikat dengan tali.

"Kalian pasti akan menyesali hal ini!"

"Hehehe … ayahmu tidak bisa apa-apa kecuali dia memberi tebusan kepada kami. Ahahaha!"

"Tch! Dasar orang-orang bodoh!"

"Eits … jaga omonganmu tuan putri, wajah cantikmu tidak pantas untuk mengatakan hal seperti itu."

Salah satu dari mereka mengeluarkan kain putih dari kantung celananya dan menggunakannya untuk menutup mulut Hasuki-san. Ia mencoba memberontak dan melepaskan ikatan di mulutnya, tapi tangannya juga terikat sehingga membuat hal itu percuma.

"Nngghh!"

"Ahahaha! Begini lebih baik. Memang perempuan itu kelihatan lebih cantik kalau mereka sedang tidak berbicara."

Saat mereka semua sedang bercanda meledek Hasuki-san yang mencoba melepaskan diri, tanpa disadari yang lainnya orang yang menyetir mobil ini tampak berperilaku aneh. Ia terlihat seperti tercekik sesuatu dan mulai kehabisan nafas.

"Kkkhhh …!! Haakkh …!!"

"Oi! Kau kenapa? Menyetir yang benar!"

Craashh…

Meskipun dimarahi begitu, supir itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan yang lebih mengejutkan lagi kepalanya pecah seperti ada yang meledakkannya dari dalam tengkoraknya, membuat darah, pecahan tengkorak, dan bagian-bagian dalam kepalanya terpencar kemana-mana di dalam mobil.

Semuanya terkejut dan tidak terkecuali Hasuki-san yang melebarkan matanya yang sudah ingin mengeluarkan air mata, ia berusaha menjauh dari orang yang sudah mati itu.

Tapi karena sekarang sudah tidak ada yang menyetir, pergerakan mobil mereka jadi tidak beraturan dan oleng ke kanan dan kiri jalan lalu menabrak pembatas jalan.

Braaakhh…

"A-Apa yang terjadi?!—Kkhhh! Ahaakh!" ucap penculik lainnya.

Craasshh… Craasshh… Craasshh…

Tidak hanya orang yang menyetir saja, hampir semua penculik juga mengalami hal yang sama dengannya. Kepalanya pecah yang membuat bagian dalam mobil ini seperti sebuah tempat pembantaian.

"Ti-tidak … siapapun tolong aku! Aku tidak ingin mati! Aku tidak ingin mati!"

Tapi masih ada salah satu penculik yang hidup, meskipun ia menjadi panik dan segera berlari keluar mobil. Tanpa sadar arah mana yang sedang ia tuju. Ia malah menuju ke tengah jalan yang ramai akan kendaraan yang lewat.

Tiiinn… Tiiinn…

"Eh?"

Braaakhh… Kraaakk…

Sebuah mobil truk tidak bisa menghentikan kendaraannya dan akhirnya menabrak salah satu penculik itu sampai membuatnya mati di tempat. Meskipun ia tidak mati dalam keadaan kepala pecah, tapi ia malah mati karena tertabrak.

Sementara Hasuki-san yang bebas kali ini, keluar dari dalam mobil dengan keadaan bingung. Kakinya masih lemas karena melihat kejadian yang ada di depannya sehingga ia terduduk di pinggir jalan.

"Sebenarnya … ada apa ini?"

Swuushh…

Tapi tanpa Hasuki-san sadari, sebuah kabut hitam keluar dari salah satu tubuh penculik yang kepalanya pecah. Ia saat ini melayang di belakang Hasuki-san yang sedang lemas dan shock.

Dan sosok kabut hitam itu memanfaatkan kelengahan yang berada pada diri Hasuki-san saat ini, ia dengan cepat melesat dan menembus punggung Hasuki-san yang membuatnya merasakan perasaan sakit dan tidak nyaman.

Zwuuusshh… Degh…

"AaaAakkKhHh!! To-tolong … aku …."

Hasuki-san mencoba meraih apapun yang ada di depannya, tapi tidak ada yang dapat diraihnya. Pandangannya kali ini semakin lama semakin buram dan juga berubah gelap. Dan pada akhirnya, hal yang terakhir ia lihat adalah jalanan yang ramai kendaraan dan beberapa orang yang mencoba menolongnya.

Sementara saat Hasuki-san kehilangan kesadarannya, kabut hitam itu yang kali ini menguasai tubuhnya. Tatapan mata kosong ditunjukkan oleh Hasuki-san karena tubuhnya sedang dikendalikan.

Beberapa orang kemudian berhenti dan datang menghampiri Hasuki-san. Mereka adalah para pengendara yang berhenti karena melihat kecelakaan mobil yang dinaiki oleh Hasuki-san.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya salah satu pengendara.

Tapi Hasuki-san tidak menjawab pertanyaannya, ia menghiraukan mereka semua dan berjalan lurus tanpa arah. Orang-orang yang menghampiri itu mereka bingung karena Hasuki-san berperilaku aneh setelah kecelakaan itu.

Dan setelah itu, Hasuki-san berjalan perlahan meninggalkan tempat kecelakaan serta orang-orang yang mengkhawatirkan mereka tadi.

Bersambung

Episodes
1 Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2 Chap. 2 : Bertemu Langsung
3 Chap. 3 : Perempuan Misterius
4 Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5 Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6 Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7 Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8 Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9 Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10 Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11 Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12 Chap. 12 : Kebenaran
13 Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14 Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15 Chap. 15 : Misi Pertama
16 Chap. 16 : Misi Berlanjut
17 Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18 Chap. 18 : Misi Selesai!
19 Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20 Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21 Chap. 21 : Rencana Herlin
22 Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23 Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24 Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25 Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26 Chap. 26 : Sukses Besar
27 Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28 Chap. 28 : Penyerangan Mall
29 Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30 Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31 Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32 Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33 Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34 Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35 Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36 Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37 Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38 Chap. 38 : Turnamen The One
39 Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40 Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41 Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42 Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43 Chap. 43 : Unique Skill
44 Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45 Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46 Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47 Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48 Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49 Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50 Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51 Chap. 51 : Pertaruhan
52 Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53 Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54 Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55 Chap. 55 : Primadona Sekolah
56 Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57 Chap. 57 : Iraya vs Delta
58 Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59 Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60 Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61 Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62 Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63 Chap. 63 : Rekan Rahasia
64 Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65 Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66 Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67 Chap. 67 : Serangan Balasan
68 Chap. 68 : Rencana Terhebat
69 Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70 Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71 Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72 Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73 Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74 Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75 Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76 Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77 Chap. 77 : Angin Melawan Api
78 Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79 Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80 Chap. 80 : Asal Usul Delta
81 Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82 Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83 Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84 Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85 Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86 Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87 Chap. 87 : Serangan di Osaka
88 Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89 Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90 Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91 Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92 Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93 Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94 Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95 Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96 Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97 Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98 Special Chapter : Liburan!
99 Special Chapter : Liburan! (2)
100 Special Chapter : Liburan! (3)
101 Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102 Chap. 99 : Ressurection
103 Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104 Chap. 101 : Assassin
105 Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106 Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107 Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108 Chap. 105 : Gadis Aneh
109 Chap. 106 : Sparing
110 Chap. 107 : Penyelidikan!
111 Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112 Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113 Chap. 110 : Berkunjung
114 Chap. 111 : Misi di Nagoya
115 Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116 Chap. 113 : Sebelum Misi
117 Chap. 114 : Duel Harga Diri
118 Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119 Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120 Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121 Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122 Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123 Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124 Chap. 121 : Solusi
125 Chap. 122 : Tenda Sirkus
126 Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127 Chap. 124 : Sumber Masalah
128 Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129 Chap. 126 : Tidak Adil
130 Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131 Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132 Chapter 129 : Fase Kedua
133 Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134 Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135 Chap. 132 : Pil Elemen
136 Chap. 133 : Cube of Death
137 Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138 Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139 Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140 Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141 Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142 Chap. 139 : Perasaan Arisu
143 Chap. 140 : Tidak Berubah
144 Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145 Chap. 142 : Selamat Tinggal
146 Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147 Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148 Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149 Chap. 146 : Interogasi
150 Chap. 147 : Target Yang Familiar
151 Chap. 148 : Room and Door
152 Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153 Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154 Chap. 151 : Kastil Blaircass
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Chap. 1 : Pertemuan Pertama
2
Chap. 2 : Bertemu Langsung
3
Chap. 3 : Perempuan Misterius
4
Chap. 4 : Ditarik Lebih Dalam
5
Chap. 5 : Menolak Tawarannya
6
Chap. 6 : Ada yang Aneh dengan Hasuki-san
7
Chap. 7 : Bertarung Melawan Hasuki-san
8
Chap. 8 : Jalan-Jalan Sebentar
9
Chap. 9 : Mengungkap Insiden Hasuki-san
10
Chap. 10 : Mengungkap Insiden Hasuki-san (2)
11
Chap. 11 : Pertarungan Ulang
12
Chap. 12 : Kebenaran
13
Chap. 13 : Bergabung dengan Black Rain
14
Chap. 14 : Awal Cerita Baru
15
Chap. 15 : Misi Pertama
16
Chap. 16 : Misi Berlanjut
17
Chap. 17 : Herlin vs Inugami
18
Chap. 18 : Misi Selesai!
19
Chap. 19 : Berlatih Dengan Herlin
20
Chap. 20 : Masalah Baru di Sekolah
21
Chap. 21 : Rencana Herlin
22
Chap. 22 : Menyusun Rencana Balas Dendam
23
Chap. 23 : Masalah Kecil Sebelum Bencana Besar
24
Chap. 24 : Rencana Balas Dendam Sempurna Sudah Siap!
25
Chap. 25 : Kerusuhan Dimulai
26
Chap. 26 : Sukses Besar
27
Chap. 27 : Muncul Masalah Baru
28
Chap. 28 : Penyerangan Mall
29
Chap. 29 : Operasi Penangkapan Subject C
30
Chap. 30 : Bertemu Orang Aneh
31
Chap. 31 : Herlin vs Dua Assassin
32
Chap. 32 : Insiden Mall Berakhir
33
Chap. 33 : Hukuman Dari Oita-san
34
Chap. 34 : Oita-san & Ishikawa-san
35
Chap. 35 : Tugas Untuk Ishikawa-san
36
Chap. 36 : Senjata Baru Iraya
37
Chap. 37 : Meminta Izin Untuk Persiapan Turnamen
38
Chap. 38 : Turnamen The One
39
Chap. 39 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate
40
Chap. 40 : Pertandingan Pertama, Iraya vs Hayate (2)
41
Chap. 41 : Ucapan 'Selamat'
42
Chap. 42 : Rapat Pemimpin Kuni no Hashira
43
Chap. 43 : Unique Skill
44
Chap. 44 : Wanita Aneh Masuk ke Kamarku
45
Chap. 45 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami
46
Chap. 46 : Pertandingan Kedua, Iraya vs Oukami (2)
47
Chap. 47 : Pertemuan Dua Assassin
48
Chap. 48 : Aku Akan Bangkit Kembali!
49
Chap. 49 : Bertemu Calon Anggota Baru Black Rain
50
Chap. 50 : Kuromichi Anna & Kurobane Mei-senpai
51
Chap. 51 : Pertaruhan
52
Chap. 52 : Sesuatu Di Dalam Pedang
53
Chap. 53 : Anggota Baru Black Rain, Kurobane Mei
54
Chap. 54 : Misi Bagi Ishikawa-san
55
Chap. 55 : Primadona Sekolah
56
Chap. 56 : Bertemu Dengan Lawan Masing-Masing
57
Chap. 57 : Iraya vs Delta
58
Chap. 58 : Kurobane Mei vs Klon Delta
59
Chap. 59 : Herlin vs Astaroth
60
Chap. 60 : Keluar Dari Laboratorium
61
Chap. 61 : Bala Bantuan yang Mengubah Segalanya
62
Chap. 62 : Setelah Misi Selesai
63
Chap. 63 : Rekan Rahasia
64
Chap. 64 : Kompetisi Internal Kelas
65
Chap. 65 : Membeli Bahan-Bahan
66
Chap. 66 : Kompetisi Internal Kelas yang Terganggu
67
Chap. 67 : Serangan Balasan
68
Chap. 68 : Rencana Terhebat
69
Chap. 69 : Menuju ke Rumah Iraya
70
Chap. 70 : Kebenaran yang Terungkap
71
Chap. 71 : Kebenaran yang Terungkap (2)
72
Chap. 72 : Permintaan Kecil Oita-san Kepada Ryuzaki
73
Chap. 73 : Latihan Pedang Bersama Tetsu
74
Chap. 74 : Uji Tanding Dengan Mei-senpai
75
Chap. 75 : Serangan Balasan Dimulai!
76
Chap. 76 : Black Rain vs Para Assassin
77
Chap. 77 : Angin Melawan Api
78
Chap. 78 : Pertahanan Terkuat Melawan Serangan Paling Brutal
79
Chap. 79 : Reuni Teman Lama
80
Chap. 80 : Asal Usul Delta
81
Chap. 81 : Pertarungan Bagi Cecilia
82
Chap. 82 : Murasaki Oita vs Astaroth
83
Chap. 83 : Pertarungan Menjadi Lebih Besar
84
Chap. 84 : Serangan di Tokyo
85
Chap. 85 : Serangan di Tokyo (2)
86
Chap. 86 : Serangan di Tokyo (3)
87
Chap. 87 : Serangan di Osaka
88
Chap. 88 : Serangan di Nagoya
89
Chap. 89 : Berkumpul Kembali
90
Chap. 90 : Kerjasama Dadakan
91
Chap. 91 : Pengorbanan Oita-san
92
Chap. 92 : Pemulihan Mental Iraya
93
Chap. 93 : Puncak Pertarungan
94
Chap. 94 : Kemenangan Tanpa Perayaan
95
Chap. 95 : Anggota Black Rain Kembali Bertambah!
96
Chap. 96 : Menghapus Luka Masa Lalu
97
Chap. 97 : Menjadi Organisasi Kecil
98
Special Chapter : Liburan!
99
Special Chapter : Liburan! (2)
100
Special Chapter : Liburan! (3)
101
Chap. 98 : Perjalanan Menuju Jepang
102
Chap. 99 : Ressurection
103
Chap. 100 : Membangkitkan Satu Orang Lagi
104
Chap. 101 : Assassin
105
Chap. 102 : Ardenter dan Nimis
106
Chap. 103 : Hari Baru, Senjata Baru
107
Chap. 104 : Pedang Baru Berhasil Didapatkan!
108
Chap. 105 : Gadis Aneh
109
Chap. 106 : Sparing
110
Chap. 107 : Penyelidikan!
111
Chap. 108 : Saatnya Bertindak
112
Chap. 109 : Selesai Dengan Damai
113
Chap. 110 : Berkunjung
114
Chap. 111 : Misi di Nagoya
115
Chap. 112 : Satu Orang Tambahan
116
Chap. 113 : Sebelum Misi
117
Chap. 114 : Duel Harga Diri
118
Chap. 115 : Iraya vs Oukami (Lagi)
119
Chap. 116 : Rencana Taman Hiburan
120
Chap. 117 : Rencana Taman Hiburan (2)
121
Chap. 118 : Menjemput Para Idol
122
Chap. 119 : Konser Yang Tidak Selesai
123
Chap. 120 : Kerusuhan Menyebar
124
Chap. 121 : Solusi
125
Chap. 122 : Tenda Sirkus
126
Chap. 123 : Pertarungan Di Dalam Tenda Sirkus
127
Chap. 124 : Sumber Masalah
128
Chap. 125 : Pertarungan Yang Menyulitkan
129
Chap. 126 : Tidak Adil
130
Chapter 127 : Jalan Yang Aku Pilih
131
Chapter 128 : Saatnya Arisu Beraksi
132
Chapter 129 : Fase Kedua
133
Chap. 130 : Perjalanan Menuju Stasiun Radio
134
Chap. 131 : Masuk Ke Stasiun Radio
135
Chap. 132 : Pil Elemen
136
Chap. 133 : Cube of Death
137
Chap. 134 : Pertarungan Ahli Beladiri
138
Chap. 135 : Puncak Trik Kotor
139
Chap. 136 : Pertarungan Di Lantai Atas
140
Chap. 137 : Solilokui Murasaki Oita
141
Chap. 138 : Sang Bintang Utama
142
Chap. 139 : Perasaan Arisu
143
Chap. 140 : Tidak Berubah
144
Chap. 141 : Kejutan Ulang Tahun
145
Chap. 142 : Selamat Tinggal
146
Chap. 143 : Mengejar Ketertinggalan
147
Chap. 144 : Sang Assassin, Dantalion
148
Chap. 145 : Membuat Keributan Di Bar
149
Chap. 146 : Interogasi
150
Chap. 147 : Target Yang Familiar
151
Chap. 148 : Room and Door
152
Chap. 149 : Akhir yang Tak Diinginkan
153
Chap. 150 : Gadis Asing Di Keluarga ku
154
Chap. 151 : Kastil Blaircass

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!