*Email Ke Dua
Siang itu cukup banyak pelanggan yang hendak memesan kopi, aku sendiri sangat kewalahan untuk mengantarkan orderan demi orderan yang tiada henti-hentinya dipesan dari para pelanggan yang silih berganti memenuhi sebuah warung kopi yang saat ini tempat aku bekerja, faktanya semakin banyak pelanggan yang datang maka semakin banyak pula upah yang akan aku dapatkan nantinya, anehnya 15 menit lagi warkop akan tutup masih saja ada pelanggan yang baru memesan orderan, dengan segera akupun menghampiri pelanggan tersebut.
"Permisi, maaf warkop kami 10 menit lagi akan tutup, jadi untuk minum ditempat udah close order" ucapku dengan sopan.
"Aku mau pesan satu cup cofee capuchino, gak apa-apa dibungkus aja Salwa!" cetuhnya, saat ia menoleh ke arahku sontak kita sama-sama tersenyum lebar, ternyata dia adalah Fasya sahabat dekat sekaligus teman curhat terbaik bagiku.
"Ya ampun Fasya ternyata kamu!" ucapku kaget sambil menepuk pelan pundaknya.
"Iyalah aku, emang siapa lagi, kenapa aku tambah cantik yeah?" pungkasnya sambil bercanda.
"Yaelah PD banget sih kamu, haha…” tuturku dengan tangan yang menggeplak pelan pundak Fasya, ini adalah kebiasaan yang sering kulakukan saat tertawa didekat Fasya.
“Haha iya dong harus PD”
“Oke bentar yah aku buatkan capuchino spesial untuk kamu!"
“Oke…”
Dengan langkah cepat aku langsung menyedorkan kertas orderan Fasya pada seorang barista disitu, sambil menunggu pesanannya siap aku ikut membantu menyiapkan hal-hal kecil yang bisa kubantu juga membersihkan beberapa tumpahan kopi yang ada diatas meja, mengingat beberapa menit lagi warkop akan ditutup, dari arah meja Fasya terus memantau pergerakkanku romannya seperti ada sesuatu yang ingin ia utarakan, hingga akhirnya ia mulai bergegas menghampiriku.
"Denger-denger kamu gak masuk les privat yah hari ini?" tanyanya padaku, aku sedikit gagal fokus dibuatnya bahkan aku sampai bingung mau jawab apa.
"Kenapa? karena kak Qiyas?" Tambahnya lagi, mulutku seakan tak bisa membungkam lama-lama.
"Ahm, kamu denger dari siapa?" tanyaku sedikit kaku.
"Dari Gafin, dia udah cerita semua sama aku tentang masalah kamu dengan kak Qiyas!" aku sedikit menghela nafas, bagiku Gafin memang orang yang sangat sibuk untuk mengurusi urusan orang lain.
"Huum, dia emang cerewet yah, selain itu dia cerita apa lagi sama kamu?" ucapku kesal.
"Uum, dia bilang, tadi kak Qiyas nanyain kamu!" kali ini aku sedikit terkejut.
"Ouw yah? nanyain gimana?" tanyaku semakin penasaran, dengan sudut bibir yang mulai mengukir senyum tipis.
"Gak gimana-gimana sih, katanya dia ngabsen kamunya gak ada, setelah itu dia tanya dong kamunya kemana, dan yang lain gak bisa ngasih keterangan apa-apa, udah itu aja" ucapannya sedikit membuatku tak bersemangat lagi, sepertinya aku yang terlalu percaya diri berharap ada sesuatu dibalik pertanyaan itu, nyatanya Qiyas hanya sekedar bertanya layaknya guru dan murid saja tanpa ada maksud terselubung.
"Setelah apa yang terjadi, aku jadi takut untuk ketemu dengan kak Qiyas, lagi pula aku juga masih malu bertatap muka dengan orang-orang yang menyaksikan kebodohanku waktu itu" ucapku.
"Salwa, kenapa kamu harus takut! hei siswa unggulan seperti Qiyas Fathir Anugerah itu gak akan ambil pusing dengan orang-orang seperti kita ini, emang siapa kita? Salwa kamu harus manfaatkan les privat ini, berkali-kali bu Archy mengingatkan kamu, ini kesempatan terakhir kamu" ucapan Fasya ada benarnya juga, saat ini aku harus fokus untuk meningkatkan kompetensi ku karena jika aku gagal lagi sudah pasti aku akan tertinggal kelas.
******
"Kok baru pulang sih jam begini?" tanya umi sedikit mengkhawatirkan ku.
"Iya Umi aku ngambil kerja full time hari ini" ucapku pelan, sembari menatap umi dan menunggu reaksinya akan seperti apa saat mengetahui hari ini aku tidak ikut kelas les privat.
"Kenapa prioritaskan kerja? seharusnya Salwa utamakan les privat Nak!" umi selalu saja bersuara lembut terhadapku meskipun dalam keadaan sedikit kecewa.
"Nih Umi!" ucapku mengalihkan pembicaraan sambil menyedorkan se buah amplop upah dari hasil kerja full time ku.
"Ya allah Nak, satu juta kamu dapat hari ini?" tanya umi sangat terkejut karena biasanya paling tinggi aku akan dapat hanya sekitaran dua ratus ribu saja untuk upah kerja part time ku.
"Iya Umi, alhamdulillah hari ini lumayan lah banyak pelanggan" melihat umi tersenyum bahagia, akupun turut merasakannya, rasanya terlalu egois jika terus-terusan aku selalu mengecewakan mereka.
Seketika itu, terngiang lagi email yang ku kirimkan pada kak Qiyas, belum lagi aku mandi, dengan semangat-semangatnya ku aktifkan lagi komputer legend milik abi, dengan segera ku buka laman Email tersebut.
"Allahu akbar!" sontak saja kurefleksikan rasa terkejutku dengan menyebut nama allah yang terdengar sedikit lantang, hal ini dikarenakan aku melihat ada dua email yang masuk dari kak Qiyas, email yang pertama tentang jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan ku dan Email yang ke dua isinya seperti ini :
From : QiyasFathirAnugerah55@gmail.com
"Assalamu'alaikum! Salwa
kenapa gak ikut kelas privat hari ini?"
Hanya sebuah pertanyaan singkat, namun aku merasa sangat bahagia, setidaknya dia masih peduli terhadapku, dengan tidak berbesar kepala aku mencoba menganggapnya sebagai rasa peduli seorang guru terhadap siswi didikannya.
"Salwa kenapa teriak-teriak tadi?" tanya umi seketika mengejutkanku.
"Ahm! gak Umi, hanya kaget aja tadi gak sengaja liat gambar hantu" ucapku berbohong agar umi tak mencurigaiku.
"Huum, jangan terlalu keras suaranya yah? abi udah tidur tuh!" ucap umi sembari bergegas menuju kamar.
"Iya Umi" balasku mematuhi.
Aku masih saja memandangi balasan email dari kak Qiyas, sembari memikirkan kalimat seperti apa yang harus kuketik untuk membalas Emailnya, seketika itu terbesit lagi ucapan Fasya yang menurutku sangat masuk akal, mungkin saja ia hanya sekedar basa-basi untuk mengirimkanku pertanyaan singkat itu, saat aku membalas emailnya mungkin aku bukanlah satu-satunya orang yang sedang membalas emailnya saat ini, memangnya siapa aku dimata dia, aku hanyalah orang asing yang kebetulan sedikit beruntung bisa bertemu dengan dia dalam program les privat itu, hingga aku mulai memutuskan untuk tidak membalas emailnya.
Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum Next ke Episode berikutnya😊🧐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments