Episode 10

*Empat Tahun Kemudian

"Selamat ya Syah, akhirnya kamu udah sarjana juga…” saat ini aku tengah bercengkrama di telpon dengan Fasya yang baru saja menyelesaikan sidang skripsi beberapa jam yang lalu, dan aku adalah orang ke tiga yang diberi kabar bahagia ini setelah ke dua orang tuanya, tak lupa Fasya juga memberiku undangan untuk turut menghadiri acara wisudanya minggu depan, tentu dengan senang hati akupun mengiyakan undangan tersebut.

Akhirnya satu demi satu teman-teman seangkatanku sudah menyandang gelar sarjana dan diploma, sementara aku hanya sebatas menduduki bangku SMA saja, dikota metropolit seperti ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan yang sedikit layak jika hanya mengandalkan ijazah SMA saja, paling jatoh-jatohnya hanya sekedar menjadi pelayan toko, pelayan restaurant, laundry ataupun pelayan warung cofee seperti yang sudah kugeluti saat ini.

Sejak lulus SMA, hampir setiap tahunnya aku selalu memohon pada abi agar aku bisa melanjutkan pendidikanku ke jenjang strata satu, namun abi masih setia dengan jawabannya yang hanya satu kata itu "La" yang berasal dari bahasa arab tersirat makna "Tidak" dalam bahasa indonesia, dengan kondisi kak Hilwa yang seakan tak ada mukzizat untuk pulih dari koma, rasanya permintaanku itu sangat mustahil untuk dikabulkan oleh abi.

Beberapa kali aku coba mengikuti tes berbasis online disalah satu perguruan tinggi negeri, yang katanya bebas biaya termasuk biaya SPP tiap semesternya, sudah pasti masuk dalam jalur beasiswa, dan aku sendiri bahkan tidak yakin kalau aku akan punya peluang untuk lulus, dan benar saja namaku sama sekali tidak tertera dalam daftar kelulusan, kuyakinkan diriku dengan seribu anggukkan karena yang memiliki nyali untuk mengikuti jalur beasiswa hanyalah orang-orang dengan IQ diatas rata-rata, bukan orang-orang yang sepertiku, mungkin aku hanya sebatas bermimpi dan mencoba, hasilnya tetap bukan yang terbaik.

Bertatap wajah dengan teman-teman yang saat ini sudah mengenakan pakaian rapih dan terlihat berwibawa, tentunya menimbulkan sedikit rasa kecanggungan untukku bertegur sapa dengan mereka, entahlah akhir-akhir ini aku merasa segala sesuatunya bercampur aduk, terkadang aku merasa bangga melihat mereka yang sudah sukses namun tak mengingkari rasa aku juga lebih sering merasa kecewa dengan diri ini yang hanya bergerak di titik nol saja, bahkan sulit bagiku untuk melangkah ke angka selanjutnya.

"Umi! kira-kira baju apa ya, yang cocok aku pakai nanti ?" tanya ku pada umi, dengan berhamburan beberapa lembar pakaian yang saat ini ku bandingkan untuk memilih yang pantas aku pakai di acara tersebut.

"Memangnya Salwa mau kemana?" tanya umi dengan tatapannya sedikit berbeda, fikirku mungkin umi sedikit mencurigaiku kalau-kalau aku akan bertemu seseorang yang tentunya bukan mahromku.

"Ini, Fasya ngundang aku di acara graduation day nya nanti minggu depan umi" terangku

"Ouw!!! yang itu aja, kelihatannya cocok untuk Salwa pakai di acara itu" pungkas umi, bagaimana bisa aku akan mengenakan baju yang direkomendasikan umi, bukan apa-apa hanya saja aku sedikit minder, sudah cukup lama aku tidak lagi membeli pakaian baru, diantara semua baju-bajuku, baju itu pula yang hampir setiap hari kupakai.

*******

Usai sholat maghrib, kami bertiga umi dan abi tengah menikmati makanan buka puasa terlihat hanya beberapa hidangan menu sederhana saja, saat ini memang belum waktunya menyambut bulan ramadhan namun sudah menjadi rutinitas kami untuk selalu berpuasa sunah dihari senin dan kamis bahkan puasa-puasa sunnah lainnya.

"Salwa?" kali ini abi memanggilku terdengar sangat lembut.

"Iya abi?" ucapku dengan terus mengunyah makanan.

"Tadi, teman abi sempat melihat Salwa di masjid, dan dia titip salam juga sama umi dan Salwa!" kali ini abi terlihat sedikit canggung.

“Teman abi yang mana yah?”

“Pak Fahri, Salwa tahu kan orangnya?”

"Ouw yang pak Fahri itu yah bi? masya Allah alaika wa alaihissalam, pak Fahri itu orang yang baik yah bi!"

Rasanya seperti percakapan yang biasa-biasa saja akupun terus melanjutkan kunyahanku, seketika suasana mulai terlihat hening lagi, kali ini ku arahkan pandanganku pada umi dan abi, terlihat wajah umi seakan memberikan isyarat pada abi begitupun sebaliknya dengan abi.

"Umi? Abi? ada apa sih?" ku tatap satu demi satu wajah mereka, tingkah abi dan umi semakin menimbulkan berbagai pertanyaan di kepala ini.

"Jadi gini Salwa, tadi abi dengan pak Fahri mengobrol cukup lama, segala macam obrolan kita bahas termasuk masalah menjemput jodoh terbaik sesuai tema tausiah abi sore ini”

“Salwa tahu kan, pak Fahri itu bukan orang sembarangan, dia itu seorang direktur dan dia punya banyak hotel di Jakarta….” Sejenak abi menyetop seraya menatap umi namun kali ini firasatku mulai merasa aneh, apa kaitannya status pak Fahri dengan aku.

“Terus?” Tuturku yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita dari abi.

"Sejak awal pak Fahri melihat Salwa, dia sudah sangat suka dengan kamu nak, dia ingin kita menjadi bagian dari keluarganya” sontak akupun mengernyitkan alis seraya menatap sinis ke arah abi, apa iya abi akan menjodohkanku dengan pria yang seumuran dengannya, yang layaknya ku sapa dengan sebutan om.

"Maksud abi?" tanyaku sedikit mempertegas.

“Jadi begini, abi dan pak Fahri sudah sama-sama sepakat untuk mengenalkan Salwa dengan anak laki-lakinya!" Lanjut abi, hampir saja jantungku meledak, untung dugaan ku meleset, namun tetap saja tidak ada ekspresi bahagia yang kusuguhkan dihadapan abi dan umi melainkan tatapan mata yang tak bergairah dengan mulutku yang terus membungkam.

"Salwa, gimana nak?” Tanya umi, namun tiba-tiba disamping abi kembali melanjutkan.

“Pak Fahri juga berjanji kalau nanti kalian berjodoh dia akan menanggung semua biaya rumah sakit kakak kamu?"

“Membayar semua biaya rumah sakit?” Ku ulangi kalimat poinnya, mataku mulai berkaca-kaca, namun aku masih cukup bertenaga untuk menatap tegang ke arah abi, aku sedikit tak percaya atas ucapan abi barusan, mungkinkah abi berniat menjualku pada orang kaya itu.

“Iya nak, jadi Salwa gak usah capek-capek lagi untuk kerja di warung kopi itu…” ucapan santai yang keluar dari mulut abi, seolah menggampangkan semuanya, aku yang mulai tersulut emosi lantas bersuara.

"Abi? apa abi masih menganggapku sebagai anak abi?”

“Sampai-sampai masa depan Salwa pun abi sanggup gadaikan dengan nilai rupiah?”

“Abi melakukan semua ini semata-mata hanya untuk kak Hilwa, abi gak pernah sekalipun memikirkan perasaan salwa!" Ku todong abi dengan kalimat-kalimat lantang itu, sembari berlinang air mata, mungkin kali ini ucapanku terdengar sangat kasar, tetapi itulah simpulan yang aku cerna dari kalimat abi, umi hanya mentapku dengan wajah sedihnya tanpa berucap apa-apa.

"Keterlaluan kamu Salwa! 'tapraaak!' " rupanya abi sangat geram, sampai ia berani melayangkan sebuah tamparan di pipi kiriku, aku belum pernah melihat abi se marah ini, pun ini pertama kalinya aku mendapatkan kekerasan fisik dari abi, umi yang meyaksikan perlakuan kasar abi terhadapku, seketika bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiriku, umi tak bisa berbuat apa-apa selain terus menangis dan memelukku.

"Anak seperti kamu tuh, gak tau diuntung!”

“Masih mending ada orang kaya diluar sana yang suka sama kamu”

“Disuruh hidup enak malah gak mau, kamu mau hidup menderita terus-terusan?”

“Cukuplah saja umi dan abi yang menderita, mau gak mau, suka gak suka minggu depan kalian tetap ta'aruf, itu keputusan abi" belum lagi hilang rasa panas dipipi kiriku, abi terus mengarahkan jari telunjuknya padaku, dengan tatapannya yang tajam membuatku semakin takut untuk melihatnya.

"Abi, sudah abi, hiiikss...hiiikss, umi gak nyangka kalau tangan abi sampai berani menyentuh anak-anak umi" hanya sekedar larangan lembut yang keluar dari mulut umi, sambil sesekali ia menyeka air mataku.

Abi hanya menatapku dengan sinis kemudian ia bergegas menuju kamar, rasanya kali ini, cukup panjang ku nikmati makan malam sampai-sampai harus terpaksa mengeluarkan air mata.

Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum Next ke Episode berikutnya😊🧐

Terpopuler

Comments

pena_sf:)

pena_sf:)

gak pantes di sebut abi kelakuan kayak preman

2024-04-13

0

N Wage

N Wage

orangtua yg egois☹

2024-02-10

0

Sabilla Sabil

Sabilla Sabil

lanjuttt

2020-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!