*Canggung
"Salwa!" teriak Fasya dari kejauhan sembari berlari ke arahku, aku sedikit tidak percaya diri saat berpelukkan dengannya, secara dia terlihat sangat cantik hari ini, dengan polesan make up dan balutan kebaya yang berlapis toga cukup menambah keanggunan bagi setiap mata yang memandangnya.
"Maaf yah Sya, aku hanya bisa ngasih kamu ini" ucapku sedikit malu, kusedorkan sebuah bucket dengan karakter boneka Hallo Kity yang sejak dulu sudah menjadi kesukaannya.
"Hih...aku suka banget tau gak, ow iya setelah ini kamu mampir ke rumah aku bentar yah? mama aku udah masak banyak loh hari ini" ujar Fasya sedikit bersemangat.
"Iya kebetulan kursi mobil tersedia satu lagi, untuk Salwa! kalau Salwa gak ikut, om akan merengek seperti anak kecil disini" tukas papahnya sedikit bercanda, sontak saja aku dan Fasya tertawa kecil mendengarnya, sejak dulu aku sudah sangat dekat dengan Fasya dan juga ke dua orang tuanya, ya ayahnya fasya terkenal sangat humoris dan baik hati, tak berfikir panjang lagi akupun dengan senang hati menerima tawaran mereka.
Sekitar 20 menit kami bercengkerama didalam mobil, menikmati perjalanan menuju rumah Fasya, ayahnya terus saja melucu sehingga gigiku serasa hampir kering dikarenakan terjebak rasa tawa yang tiada henti-hentinya.
"Yeeaay sampe!" teriak girang papah fasya, saat aku akan keluar dari mobil, langkahku terhenti seketika, tiba-tiba saja aku melongo saat melihat papahnya fasya mengobrol dengan seorang pria berpenampilan sangat rapih dengan stelan jas biru motif kotak-kotak itu, sejenak kuurungkan niatku untuk keluar dari mobil, fasya yang menyadari hal itu lalu dengan segera ia menghampiriku.
"Hei, kok masih didalam mobil sih? ayo masuk!" panggil Fasya sedikit mengejutkanku.
"Aaam! kamu kok gak bilang sih kalau ada Arief?" tanyaku seketika.
"Emang kenapa? cieee kamu malu ya ketemu sama dia?" masih sempat-sempatnya Fasya mengeluarkan candaan di saat seperti ini.
"Gak Fasya! aku serius gak mau ketemu sama dia, lebih baik aku pulang aja lah" ucapku mulai kesal.
"E eeh! kok pulang sih, Salwa kamu kok tega sih sama aku? dia kan juga sahabat kita, hei udah empat tahun loh kalian gak ketemu, udahlah masalah yang lalu-lalu kamu lupain aja, kalian tuh masih terlalu kecil waktu itu, untuk menyikapi sebuah masalah dengan cara yang dewasa" ujarnya seperti mak-mak yang tengah menasehati anaknya, terus saja ia menggiringku masuk ke dalam rumah sambil sesekali kucoba menahan langkahku namun tetap saja tubuh fasya masih cukup bertenaga untuk terus menggiringku.
"Kalian dari mana aja sih? Arief udah mulai lapar tuh!" saat mamahnya fasya melontarkan pertanyaan itu, sontak saja pandangan Arief pun tertuju padaku, dengan penampilanku yang terlihat kolot ini aku sangat malu jika harus berhadapan dengannya, ada banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi saat ini, mungkinkah dia akan menertawaiku, menghinaku atau bahkan menjauhiku lagi.
"Ini mah, kita tadi lagi ngomongin sesuatu, biasalah mah urusan anak muda" kilahnya sambil nyengingiran.
Kamipun mulai menikmati berbagai hidangan lezat nan istimewa, yang tentunya bagi orang susah sepertiku sangat jarang untuk menikmati makanan seperti ini, kuperhatikan sejak tadi Arief seperti orang yang tak mengenali ku, tak ada senyum dan say hallo yang dia ucapkan padaku, tetapi dihadapan Fasya dan keluarganya dia terlihat sangat akrab, aku sendiri sangat canggung untuk memulai percakapan dengannya, rasanya saat ini aku seperti orang asing yang tengah menikmati tayangan happy family.
"Hum! nih tante mau tanya, Arief kan udah sukses sekarang, udah jadi bos di perusahaan sendiri tapi kenapa sih sampai sekarang arief belum menikah?"
"Dia lagi nunggu seseorang lah mah! makanya belum nikah" seketika Fasya menyambung ucapan mamahnya dengan kalimat canda sembari tatapannya yang sekali-kali mengarah kepadaku.
"Iya! aku lagi nunggu kamu Fasya!" mendengar ungkapan arief yang sangat santai itu, aku seakan kesulitan bernafas, apa lagi mamah dan papahnya fasya terlihat sangat menyukai arief, dari tatapan mereka tersirat sebuah harapan besar atas ungkapan arief barusan.
"Huum! nungguin aku atau nungguin si diee" Fasya seakan tak serius menanggapi ucapan Arief, aku tau maksud Fasya ingin menghargai perasaanku karena dia tahu bagaimana gilanya Arief saat menyukaiku tapi itu dulu, waktu duduk dibangku SMA Fasya memang pernah menyukai arief namun aku tidak tahu saat ini apakah perasaannya telah berubah atau masih tetap sama seperti dulu.
*****
Usai makan siang, akupun segera bergegas menuju kamar fasya, sambil menikmati beberapa film animasi, sementara fasya dan yang lainnya masih menyempatkan waktu berbincang-bincang diruang tamu.
"Ya ampun Salwa ternyata kamu disini! kenapa sih kamu gak mau gabung sama kita" fasya sedikit mengejutkanku.
"Aku lagi serius Fasya nonton film ini" ujarku sedikit mengabaikannya.
"Serius nonton atau mau menghindar terus dari Arief?" rasanya Fasya sudah seperti seorang peramal yang selalu bisa menebak setiap situasi dan kondisi yang tengah aku alami saat ini.
"Salwa, dari tadi aku tuh gak pernah liat kalian ngomong apa kek, basa-basi gitu, atau hanya sekedar hai, ini gak ada! kamu kenapa sih Salwa?" terus saja ia menggerutu di hadapanku sembari merampas remot TV yang saat ini aku pegang.
"Fasya! kelihatannya dia suka sama kamu, kamu gak usah mikirin perasaan aku, kamu tau kan sejak dulu, aku hanya ...hanya menganggapnya sebatas seorang teman aja" ujarku pelan.
"Huum! kamu ngomong apa sih, ok kamu hanya menganggapnya sebagai teman aja, tetapi dengan sikapmu saat ini, semakin menunjukkan kalau kamu itu sudah mulai suka sama dia" tanpa aku sadari, mungkin saja yang dikatakan salwa memang benar, kapan saja sang pemilik hati dengan bebasnya akan mengubah setiap icon yang ada dalam hati ini.
"Kamu sok tau deh!" seakan tak ada alibi lain yang bisa kulontarkan.
"Sok tau gimana Salwa, dari tadi jelas-jelas aku liat kamu tuh malu sama dia, apa sih yang kamu malukan? kamu itu cantik salwa, wajah cantik seperti kamu ini laki-laki manapun bisa terpesona melihatnya" seketika aku mengeluarkan setengah tawaku, saat fasya berceloteh yang kedengarannya sedikit lucu itu.
"Iya cantik, tapi bodoh! bukannya terpesona malah bisa jadi Arief akan menertawaiku" ujarku sedikit merendah.
"Haduuh! ayo gak usah banyak ngomong, tuh si Arief udah mau pulang" seketika ia menarik kedua tangan ku, terus saja ia menarikku dengan paksa hingga sampai di halaman rumah, terlihat arief yang hendak akan masuk kedalam mobil sontak saja Fasya menahan langkahnya.
Tubuhku yang rasanya mulai kaku ini, Fasya terus saja mendorongku dari belakang hingga jarak kami pun terlihat sangat dekat, rasanya aku tak berani melihat wajah artief, dia terlihat berbeda dari penampilannya yang dulu, sejujurnya hatiku mulai berkata dia terlihat berwibawa dan sangat tampan dengan sisiran rambutnya yang terlihat rapih itu.
"Hai..?" ujarku mulai menyapanya, tak ada balasan kata melainkan hanya sedikit senyuman yang kelihatannya seperti terpaksa anggapku.
"Aaam! gimana kabar kamu sekarang?" dengan ragu-ragu ku mulai lagi kalimat ku dengan sedikit basa-basi.
"Alhamdulillah sehat seperti yang kamu liat sekarang!" sampai situ saja tak ada kalimat tanya balik yang keluar dari mulutnya.
"Huum! rif? aku ...aku minta maaf yah soal kata-kata aku yang kemaren" ucapku terdengar mulai akrab.
"Emang kemaren kita pernah bertemu?" ucapnya sangat datar, aku tau dia sangat paham dengan ucapan ku barusan, hanya saja dia ingin membuatku merasa sulit.
"Aaam! maksud aku, kata-kata aku lima tahun yang lalu" ujarku pelan, dengan sedikit salah tingkah.
"Udahlah, masalah yang lalu anggap aja gak pernah terjadi dan anggap aja kita gak pernah bertemu!" yang benar saja kata-katanya kali ini sangat mengiris hatiku.
"Aaam! selamat ya rief, kamu udah jadi orang sukses sekarang" ucapku sembari menyedorkan tangan kananku, dengan senyuman yang terlihat sangat ragu-ragu, aku melihat tatapan matanya seakan tingkahku sangat menggelikan baginya, dengan perasaaan tak sudi ia sama sekali tak menyalami tanganku.
"Huum! aku berharap kamu tidak sedang khilaf sekarang!" seketika itu iapun bergegas masuk kedalam mobil, dengan melaju ia berlalu meninggalkanku.
Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum Next ke Episode berikutnya😊🧐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
pena_sf:)
sombong tuh si arif
2024-04-13
1
Neulis Saja
ehm it hurts my heart, don't mind them
2024-02-01
0
Xixi
Fasya cewek apa cwok?
2020-11-02
2