Episode 4

*Tak Teringinkan

Seperti biasa pagi ini kami dipertemukan lagi diruangan yang sama bersama kak Qiyas, sesuai kesepakatan hari ini dia akan membahas tentang materi ekonomi. Ku dengarkan dengan tekun setiap penjelasannya, sesekali ia juga menampilkan sedikit senyuman saat itu pula rasanya aku ingin berteriak gemesh sekencang-kencangnya, kedengarannya sedikit gila, tapi itulah yang aku rasakan.

Kelihatannya hari ini aku cukup bersemangat, setidaknya aku sedikit memahami tentang materi ekonomi, pun semalam sudah kuhabiskan waktuku selama tiga jam untuk membaca materi tersebut, meskipun bagiku membaca buku bagaikan nyanyian nina bobok yang selalu mengundang rasa kantukku namun dengan tegar hati kulawan kedua bola mataku untuk terpejam.

"Dalam ilmu ekonomi ada yang namanya Kebutuhan dan Keinginan, coba jelaskan tentang kebutuhan dan keinginan beserta contohnya, ayok siapa yang bisa jawab?" kak Qiyas melontarkan sebuah pertanyaan yang saat ini aku hanya bisa bilang alhamdulillah dengan ke dua kaki yang terus ku hentakkan dilantai akibat kegirangan, lalu kuancungkan jari telunjukku dan mencoba untuk menjawab pertanyaan itu.

"Menurut Abraham Maslow (1970), kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga; pertama kebutuhan fisik, kedua kebutuhan rasa aman, dan ketiga kebutuhan sosial, dengan kata lain kebutuhan adalah hal yang paling utama yang harus kita penuhi, contoh kecilnya seperti sandang dan pangan" jawabku, seketika aku mengambil jedah waktu untuk mengatur nafas, aku terlihat sangat gerogi kali ini.

"Secara umum, yang dimaksud dengan keinginan adalah segala sesuatu yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan untuk melanjutkan kelangsungan hidup, namun mampu memberikan kesejahteraan, kecukupan, dan kenyamanan" merasa jawabanku sudah cukup, akupun kembali duduk sembari menarik nafas dalam untuk menenangkan tubuhku yang sedikit gemetar ini, dari kejauhan ku lihat kak Qiyas memberikan beberapa aplos untukku, rasanya hatiku semakin tak menentu.

"Contohnya?" terdengar salah satu siswa yang melontarkan pertanyaan, yaa aku sempat lupa menyebutkan contoh dari penjelasan ku tentang Keinginan tadi, akupun kembali terperanjat dari tempat duduk untuk melengkapi jawabanku.

"Contohnya sebuah keinginan tentang kenyamanan, aku akan merasa nyaman ketika setiap hari bersama kak Qiyas" entah apa yang membisikku untuk meberikan contoh seperti itu, sontak semua teman-teman tertawa terbahak-bahak, bahkan kebanyakan dari mereka terlihat sedang meledek dan menghinaku.

"Siapa nama kamu?" seketika itupun kak Qiyas menghampiriku dengan ekspresi wajahnya terlihat kak Qiyas seperti tidak menyukai ucapanku yang sangat memalukan itu

"Aaam! sa ... Salwa Jannatun Adwiyah!" ucapku terbata-bata sembari menunduk cemas.

"Salwa, saat ini saya tidak sedang bercanda, kalau kamu datang kesini hanya untuk bermain-main, lebih baik kamu gak perlu datang untuk pertemuan berikutnya" ucapnya dengan wajah yang cukup serius, cukup lama aku duduk terdiam menyesali ucapan memalukan yang baru saja kulontarkan itu sambil sesekali kukerutkan dahiku, rasanya aku tak berani melihat semua wajah yang ada dikelas ini.

Saat kelas usai akupun berjalan menuju halte dengan mata yang sendu, ku ingat lagi kejadian yang cukup memalukan tadi, rasanya begitu menjengkelkan, tak ingin membayangkan hal itu, beberapa kali ku tepok kepalaku untuk menenangkan fikiran ku yang sangat kacau ini.

"Salwa?" panggil Gafin dari kejauhan, dia salah satu teman sekelasku kami sempat akrab namun terasa asing lagi saat kami berbeda kelas.

"Eeh! fin, kamu gak dijemput?" tanyaku, meski jujur saja aku sedikit malu dengannya akibat kejadian tadi.

"Gak, hari ini mami aku lagi sibuk, jadi gak sempat jemput aku" jawabnya pelan.

"Ouuum!" aku tak mau terlalu banyak berbicara, aku sangat takut jangan sampai terkhilaf kata kami akan membahas tentang kejadian tadi.

"Aku tahu kok kamu sedang mengagumi kak Qiyas, tapi dengan caramu yang seperti tadi, kamu tidak hanya mempermalukan dirimu sendiri, tapi juga kak qiyas!!!" aku sangat tertampar dengan ucapannya, mungkin maksud dia ingin menghampiriku hanya sebatas memberiku tamparan kata.

******

Dikamar yang tak banyak pernak-pernik itu, kucoba untuk memejamkan mata, namun tetap saja aku terus dihantui dengan rasa bersalah tak banyak berfikir lagi, segera ku langkahkan kaki menuju ruang tengah, disana terdapat sebuah komputer legend milik abi, meskipun komputer itu terlihat sangat tua, namun masih bisa difungsikan dengan baik.

Akupun segera membuat alibi dengan mengirimkan beberapa pertanyaan tentang materi ekonomi, seketika ku ketik alamat email kak Qiyas yang sempat kutulis pada secuil kertas, tak tanggung-tanggung segera ku kirim pesan tersebut, dengan harapan semoga saja dia mau mereply emailku.

Hampir satu jam sudah ku duduk termenung didepan komputer, namun tak satupun terlihat balasan email kak Qiyas yang masuk, aku sangat paham mungkin saja dia masih marah atas sikapku tadi, benar kata gafin mungkin dia merasa sedang dipermalukan atas jawaban konyol ku itu.

Dengan segera ku tekan tombol turn off pada komputer legend itu, lalu begegas kembali ke kemar, kupaksakan mata ini untuk terpejam dengan menyimpan bantal diatas wajahku, semakin berputar nya waktu, yang kurasakan saat ini aku mulai terlelap.

"Salwa! Salwa! bangun sholat ashar, udah adzan tuh" terdengar suara umi membangunkan ku, namun mataku terasa sangat berat untuk ku buka, terus saja umi membangunkan ku namun lagi-lagi aku hanya bergerak tak menentu sambil kedua tanganku menggaruk-garuk kepalaku, dengan terpaksa umi menarik ke dua tanganku dan saat itu akupun terduduk dengan mata yang masih saja terpejam.

"Salwa kamu kenapa Nak tidur sampai gak tau waktu, emang semalam Salwa begadang?" tanya umi.

Tak menjawab pertanyaan umi, segera ku langkahkan kakiku untuk berwudhu, usai sholat, ku buka lagi komputer legend abi, sudah pasti tujuanku untuk melihat balasan email dari kak Qiyas, namun hasilnya tetap nihil.

"Gak apa-apa salwa, dia kan sibuk, mungkin besok dia akan reply" gumamku lirih sambil berusaha menguatkan hati.

Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum next ke episode berikutnya😊🧐

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!