Episode 18

*Hadirnya Sebuah Tawa

"Yah beginilah keadaan kita disini nak Qiyas, makan seadanya, umi sih gak pernah memikirkan jenis dan banyaknya makanan, yang penting halal dan berkah aja itu umi sudah bersyukur banget, mungkin juga masakan umi tidak seenak masakan mamah nak qiyas dirumah" terus saja umi merendah dihadapan mas Qiyas, sambil menghidangkan beberapa lauk-pauk yang belum sempat tersaji diatas meja.

"Hehe! gak kok umi, malah mamah gak pernah masak dirumah" cetuhnya sangat lembut, entah kenapa setiap kali mas Qiyas berada tepat di hadapanku, aku seakan tidak punya alasan untuk tidak tersenyum.

"Loh, Salwa kok dari tadi hanya senyum-senyum aja sih, tuh tuangin nasi ma lauk di piring suami" dalam angan yang hampir menjulang akupun sangat terkejut saat ditegur umi, malu rasanya jika umi harus berkata seperti itu dihadapan mas Qiyas, pun tubuhku serasa kesetrum listrik seketika.

"Aaam, iya umi hehe!" ujarku sedikit salah tingkah, sontak saja mas Qiyas segera berbalik arah menatapku, dengan tekun ia menyorotiku dengan tatapan yang meremehkan, sambil sesekali ia memerhatikan gerak-gerik kedua tanganku yang terlihat cukup gemetar saat menuangkan nasi dan beberapa jenis lauk dipiringnya.

"Hehe! Salwa, Salwa!" tiba-tiba saja abi meluapkan gelak tawa sambil beberapa kali ia menggelengkan kepalanya, jujur saja setelah kak Hilwa koma, abi seakan enggan untuk tersenyum apatah lagi untuk tertawa, karena menurut abi tertawa dan tersenyum adalah bentuk konkrit dari rasa bahagia maka tidak sepantasnya ia merasa bahagia disaat kondisi kak Hilwa sedang sekarat, yapp seperti itulah pemikiran abi, bagi abi apa yang ia rasakan, apa yang ia pikirkan selagi belum keluar dari koridor kebaikan maka hal itu yang akan ia lakukan.

"Abi kenapa ketawa?" tanyaku dengan tatapan yang sangat serius, mas Qiyas yang tidak tahu menahu tentang keluargaku, pun turut terlihat bingung atas pertanyaanku.

"Hehe! kamu tuh, didepan nak Qiyas aja kamu sudah gemetar minta ampun, gimana nanti kalo sama keluarga besar nak Qiyas?" sontak saja umi dan mas Qiyas pun ikut tertawa kecil mendengar ucapan abi barusan, rasanya aku seperti kesandung batu, tertiban pohon dan diliatin orang lagi, entahlah sangat sulit menjelaskan betapa malunya diri ini sampai-sampai aku kehabisan tingkah untuk mengekspresikannya.

Usai sarapan pagi, segera saja ku bereskan ruang dapur, pun umi membantuku membilas beberapa piring kotor yang sudah kusabuni, sementara abi dan mas Qiyas tengah bercengkrama di ruang tamu, suara tawa dari keduanya bahkan terdengar sampai ke dapur.

"Hum, kelihatannya abi sangat suka dengan nak Qiyas!" tiba-tiba umi memulai percakapan, aku hanya tersenyum sambil sekilas menatap umi.

"Umi rindu dengan tawa abi, iyalah Salwa tau kan, selama Hilwa kritis abi seakan trauma dengan rasa tertawa, tapi semenjak nak Qiyas hadir di keluarga ini, sikap abi seperti, seakan-akan Hilwa sudah ada di rumah ini bersama-sama dengan kita" selalu saja umi meneteskan air mata inilah satu-satunya alasan kenapa aku tidak menyukai jika umi harus menyebut nama kak Hilwa.

"Umi...!" ucapku sambil mengelus-elus pundak umi.

"Salwa, ketika suatu saat nanti, ujian menerpa rumah tangga kalian, satu yang umi minta jadilah wanita yang tegar, wanita yang sabar, seberat apapun masalah yang kalian hadapi nanti, umi harap Salwa dan Qiyas tidak pernah khilaf memilih jalan perceraian, ingat nak! perceraian itu bukan solusi" Nasehat umi yang sangat briliant itu, hanya kusambut dengan anggukan kepala.

Kini jarum jam telah menunjukkan pukul 11.30 WIB, saat semua pekerjaan terselesaikan, akupun bergegas menuju kamar, namun saat aku membuka pintu lagi-lagi aku melihat mas Qiyas duduk termenung di dekat lemari, sampai saat ini aku sendiri belum mengerti kenapa mas Qiyas sangat menyukai tempat itu, bahkan dia terlihat seperti orang yang ketakutan jika harus berbaring atau hanya sekedar duduk diatas tempat tidur.

"Mas kenapa sih suka banget duduk disitu?" ujarku pelan, namun tak ada kata yang diucapkannya, terus saja ia membungkam sambil menatap layar handphonenya.

Meski terkesan ia mengabaikanku, tentunya aku juga harus bisa berupaya untuk memahami perasaannya saat ini, mungkin saja ia tengah belajar untuk bisa beradaptasi dengan berbagai kejenuhan yang ia dapati jika harus tinggal dirumah yang serba kekurangan seperti ini.

"Qiyas? ayo kita sholat berjama'ah di masjid!" terdengar suara abi dari luar.

"Iya bi"

*****

"Abi mana?" tanyaku, saat melihat mas Qiyas yang baru saja pulang ke rumah hanya seorang diri.

"Abi lagi ngasih tausiah di masjid, ow ya aku mau keluar bentar yah, kalo umi ma abi nanya, bilang aja aku lagi ada urusan" sontak mas qiyas meraih tanganku lalu menyedorkan kopiah dan sajadahnya.

"Loh, emangnya mas Qiyas mau kemana?" hanya dengan pelototan matanya aku seakan paham kalau ia tidak menyukai pertanyaanku yang terdengar seolah-olah turut mencampuri urusan pribadinya itu.

Mata yang mulai sayu, seakan mengingatkanku saatnya untuk tidur siang, betapa nikmatnya menjalankan sunnah yang satu ini, tak banyak yang dilakukan, hanya sekedar merebahkan badan, memejamkan mata dan keluar dari alam sadar, insya allah sudah bernilai pahala disisiNya.

Saat merebahkan tubuhku saat itu pula aku mulai terlelap, sekitar 30 menit ku pejamkan mata sembari bermain-main di alam mimpi, sontak saja aku terbangun kaget saat mendengar suara klakson yang terus saja berbunyi didepan rumah, kekesalanku saat ini seolah tak bisa dibendung lagi, tubuhkupun mulai terperanjat untuk meluapkan emosi yang hampir memuncak ini.

"Ada apa sih pak! klakson-klakson muluw?" ujarku sedikit geram sembari menghampiri seorang bapak yang kuduga ialah sopir dari mobil truk bak tersebut.

"Mohon maaf mengganggu bu, soalnya tadi kami beri salam gak ada yang jawab" sahut lembut bapak sopir tersebut.

"Iya bapak tau kan, sekarang tuh jam tidur siang, kalo bapak terus-terusan bunyiin klakson didepan rumah saya, bapak tidak hanya sedang mengganggu saya, tapi tetangga-tetangga saya yang lain juga ikut terganggu"

"Iya sekali lagi kami mohon maaf bu, kami kesini hanya sekedar melakukan pengantaran barang saja, soalnya masih ada sederetan barang yang perlu kami antar lagi ke alamat yang lain" akupun terdiam sejenak sembari memerhatikan beberapa barang yang termuat dalam mobil tersebut, yang tidak lain ialah satu set sofa tamu, satu buah kulkas berukuran sedang, satu unit televisi yang berukuran 18 inci, satu buah kipas angin dan satu dus anti nyamuk yang kenyataannya barang-barang semahal itu mustahil untuk dibeli oleh umi ataupun abi.

"Haah? maaf yah pak, mungkin bapak salah alamat saya gak mesan semua barang-barang itu"

"bu! tapi benar kok alamatnya disini, pemilik rumahnya atas nama bapak abdul umarkan? coba ibu liat dulu" tukasnya sembari menyedorkan selembar kertas yang bertulis alamat lengkap rumah umi, dalam hati aku mulai bergumam apa mungkin mas Qiyas yang membeli semua barang-barang mahal itu.

"Iya bener, tap..tapi ini sudah dibayar semua kan?" tanyaku sekedar memastikan.

"Iya bu, semuanya sudah dibayar, ibu hanya tinggal tanda tangan disini aja"

"Ya udah, kalo gitu langsung bawa masuk aja ke dalam barang-barangnya pak" ujarku.

Dalam proses pengangkutan barang didalam rumah, satu demi satu tetanggaku mulai berdatangan, ada yang tersenyum semringah, ada yang heboh bukan kepalang, ada juga yang terlihat datar sambil mulutnya komat-kamit seakan hendak menceritakan sesuatu, tapi ya sudahlah aku hanya bisa mengabaikan mereka karena hidupku tidak ditopang oleh komentar julid dari mereka-mereka yang terlalu prioritas mengurusi kehidupan orang lain.

*Udah Follow Akun Aku? yook Follow dulu biar nanti dapet notifikasinya yah 😊

Terpopuler

Comments

Eti Guslidar

Eti Guslidar

ulah nuge

2020-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!