Episode 2

*Les Privat

Berdasarkan kalender pendidikan seharusnya hari ini sampai dua minggu kedepan adalah jadwal libur semester, ya tetapi tidak bagi kami yang tergolong siswa/i dengan tingkat intelegensi dibawah rata-rata, sebaik-baiknya waktu sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik itulah sebuah prinsip institusi swasta yang sedang aku naungi saat ini, sekolahku mengadakan sebuah program les privat untuk memanfaatkan waktu libur kami.

Jujur aku sangat jengkel dengan keadaan ini, padahal sebelumnya aku sudah berencana untuk memanfaatkan waktu libur ku dengan bekerja full time setidaknya selama dua minggu aku bisa memperoleh upah yang lebih dari cukup untuk aku sisihkan sebagiannya lagi untuk uang jajanku, semenjak kak Hilwa koma sampai hari ini aku sudah tidak lagi diberikan uang jajan sama abi dan umi, upah yang aku dapatkanpun semuanya kuserahkan untuk pengobatan kak Hilwa.

Tepat pukul 09 pagi kami dikumpulkan di sebuah ruang kelas untuk mendengarkan beberapa arahan dari bapak kepala sekolah, seperti biasanya sesaat sebelum guru masuk ke dalam ruangan pun saat itu juga suasana pasar akan terlihat didalam kelas.

Ku amati satu demi satu wajah mereka yang sebagian besar tak kukenali, seakan tak ada rasa penyesalan yang terlihat dari wajah-wajah itu, yang ada hanya gelak tawa dan sedikit teriakan yang cukup memekik di telinga.

Rasanya berkumpul satu ruangan dengan orang-orang yang sebelas duabelas denganku semakin terasa sakit denyutan kepala ini, aku hanya bisa menarik nafas dengan topangan dagu dan mata yang cukup sayu semakin menunjukkan betapa menyesalnya aku dengan semua nilai-nilaiku yang buruk itu, rasanya terjebak dalam keadaan seperti ini memang bukanlah suatu keinginan tetapi aku selalu yakin, yang terbaik akan datang tanpa harus meminta izin dengan rasa inginku.

"Perhatian anak-anak!" ucap bapak kepala sekolah.

Entah kenapa sontak saja semua teman-temanku berteriak histeris lalu terperanjat dari tempat duduk, bahkan ada beberapa siswa yang hendak berlari mengerumuni pak kepsek didepan mimbar, sementara aku masih saja duduk dengan tanganku yang terus menyorat-nyoret selembar kertas sambil menikmati setangkai permen susu, meski tak bisa dipungkiri aku juga turut penasaran apa yang sedang dihebohkan oleh mereka, namun aku enggan untuk berdiri, beberapa kali ku coba untuk memiringkan kepalaku ke kiri dan ke kanan, lagi-lagi mereka selalu saja menghalangi pandanganku.

"Anak-anak tenang! duduk dulu, duduk, hoooy yang dibelakang jangan ribut dulu, coba semuanya kalian tenang dulu biar bapak bisa memulai pembicaraan kita" hanya terdengar suara tegas dari bapak kepala sekolah tanpa bisa aku melihat wajahnya.

Seketika itu, mereka kembali duduk di bangku masing-masing, sontak saja ku arahkan pandanganku kedepan, terlihat dengan jelas aku melihatnya, tatapan mataku terus tersorot seakan sulit ku alihkan, saat ini aku seakan tak meresapi apa yang disampaikan oleh bapak kepala sekolah

"Salwa? Salwa?" aku sedikit terkejut saat bapak kepala sekolah memanggilku, seketika kuancungkan tangan kananku dengan sedikit menunduk, kulihat dari depan bapak kepala sekolah memberiku isyarat untuk membuang tangkai permen yang masih saja kukunyah itu, semua menatapku aneh mungkin saja aku sedikit terlihat salah tingkah, harus ku akui saat ini dadaku tengah berdebar-debar, tak ingin membuat bapak kepala sekolah semakin geram segera ku simpan tangkai permen itu didalam laci mejaku.

"Bapak rasa, kalian semua sudah sangat mengenal anak muda tampan dan juga sangat berprestasi yang sedang berdiri disamping bapak ini, meski begitu bapak tetap akan memberikan dia kesempatan untuk memperkenalkan diri" bapak kepala sekolah terus tersenyum sambil menatap bangga pria tampan yang tengah berdiri di sebelahnya itu.

"Jujur bapak sangat bangga dengan anak ini, dan bapak juga tidak tahu harus bagaimana lagi, rasanya berpuluh-puluh ucapan terimakasih memang tidak cukup untuk diberikan padanya, bayangkan saja dari lima nama sekolah swasta yang mengajukan kontrak, dia lebih memilih sekolah kita" sontak semua siswa langsung memberikan tepuk tangan ria, begitu tulus bapak kepala sekolah meluahkan pujian itu, sampai-sampai matanya mulai terlihat berkaca-kaca.

"Ok jadi selama dua minggu ini kalian akan dibimbing olehnya, ingat tiga aturan yang sudah kita sepakati, gak boleh telat, gak boleh alpa dan gak boleh minta foto" bapak kepala sekolah terus menggerutu didepan sana, sementara yang aku lalukan dibelakang sini ialah senyum-senyum tak menentu.

"Halo adik-adik, perkenalkan nama saya Qiyas Fathir Anugerah kalian boleh panggil saya qiyas, asal sekolah saya SMA Negeri 1 Bandung, saya dari kelas 12 peminatan IPA 1" ucapnya sembari menyuguhkan senyuman manis dengan gigi gingsulnya yang sedikit terlihat semakin membuatku menyeringai tak menentu berasa senyuman itu ia suguhkan hanya untukku meski kenyataan terpahitnya bahkan ia sendiri tak tahu siapa aku.

Usai ia memperkenalkan diri kini mulai terdengar suara-suara recehan disekitarku yang mengharap akun instagram mereka di folback lah, minta tanda tangan lah, minta alamat email bahkan ada beberapa dari mereka yang berani meminta nomor pribadinya, aku makin geram melihat tingkah mereka yang terlihat sedikit kuno itu, meski begitu tak banyak yang bisa ku lakukan selain merapatkan gigi dan mengepal ke dua tanganku.

"Sekali lagi saya minta maaf yah adik-adik! saya gak bisa ngasih nomor pribadi saya untuk kalian, adik-adik mengertilah saya juga punya privasi, terkait pertanyaan-pertanyaan materi diluar kelas, nanti saya bisa kasih email saya!" dengan pelan ia mencoba memberikan pemahaman pada mereka-mereka yang masih saja ngotot dengan kehendak mereka

Sebagai perempuan tentu aku bukanlah satu-satunya yang sedang mengagumi kak Qiyas saat ini, meski aku tau dia terlalu bersinar untuk orang-orang sepertiku, sejak awal dia memulai karir aku tak pernah bermimpi punya kesempatan untuk bertemu dengannya secara real, beberapa kali aku terlihat sangat bahagia saat melihatnya tampil di layar TV, dia bukanlah artis, dia hanya seorang siswa sekolahan yang aktiv dalam mengikuti berbagai Lomba entah itu olimpiade matematika, fisika dan kimia, ataupun lomba badminton dan maratoon, bahkan aku tidak pernah melewatkan satupun tayangan tentang dia.

Berkat bakatnya yang luar biasa itu, aku sempat memubazirkan uang hanya untuk membeli beberapa majalah yang terlampir wajah tampannya itu di sampul majalah tersebut, sejak dulu aku sudah sangat mengaguminya, rasanya les privat adalah moment terindah yang sebelumnya sudah kuanggap sebagai moment terburuk.

Saat dia berpamitan pulang, mulutku mulai cemberut lagi, hari ini serasa waktu terlalu singkat jika hanya berkenalan, aku hanya ingin dia bertahan beberapa saat lagi, saat melihat kehadirannya didepan mata, aku merasa waktu yang lama maupun singkat seakan sama-sama menyisakan makna tentang rindu, dia bagaikan manusia pemakan waktu, bahkan aku sendiri tak sadar kalau waktu pertemuan telah usai.

Baru saja aku memasukkan pulpen dan bukuku kedalam tas, sontak saja lewat sound system terdengar suara bu Archy yang hendak memanggilku, moodku seketika hilang aku mencoba melebarkan bola mataku dan bergegas menuju ruangan bu Archy.

"Salwa! jujur saja kamu sebenarnya tidak layak untuk naik ke semester berikutnya, ibu berbicara seperti ini karena ibu sebagai wali kelas kamu, ibu tau sampai dimana kemampuan kamu, bahkan guru-guru yang lain juga banyak mengeluh tentang nilai-nilai kamu" ucapan bu Archy sedikit membuatku takut, aku hanya terus menunduk tanpa berani melihat matanya, aku hampir takut untuk melihat semua mata yang menujukkan kekecewaan demi kekecewaan dari mereka.

"Kami masih memberimu kesempatan, jadi gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, saya mau liat jika anak sehebat Qiyas Fathir Anugerah aja gak mampu meningkatkan sedikit saja kompetensimu nanti, maka kesempatan berikutnya tidak akan tersisa lagi untuk kamu Salwa, paham?" aku merasa dada ini semakin sesak saat mendengar ungkapan bu Archy barusan, entah karena ancamannya atau karena ia menyebut nama kak qiyas aku sendiri tak mengerti.

Meski hari ini aku sempat mendapatkan beberapa kalimat teguran dari wali kelasku, setidaknya aku hampir tak memikirkan hal itu, di dalam bus sengaja kuambil tempat duduk dideket jendela sambil menikmati perjalanan pulang, bibirku seakan tak berhenti untuk terus merekah senyuman kecil yang sesekali kututup dengan telapak tanganku, yang ada di pikiran ku saat ini hanyalah ngiang-ngiang tentang kak qiyas masih saja terekam diingatanku.

Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum Next ke Episode berikutnya😊🧐

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

Salwa,you keep up spirit 💪 and you can do it ✊

2024-02-01

0

Яцяу

Яцяу

sambil nunggu upnya aku baca ulang aja

2021-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!