Episode 12

*Tamparan Ke Dua

Tepat pukul 24.00 WIB, aku baru saja sampai didepan rumah, lingkungan sekitar rumah sudah terlihat sangat sepi, dengan hati-hati ku coba membuka pintu, sembari mengendap-endapkan langkah kakiku, namun tiba-tiba aku dikejutkan dengan cahaya lampu yang tiba-tiba menyala.

"Dari mana saja kamu? jam begini baru pulang?" seketika abi bersuara dari belakang, sumpah aku sangat terkejut sontak saja kurapatkan gigiku dengan perasaan yang sangat kesal akupun menoleh ke arah abi, ternyata abi tak sendiri, sedari tadi umi dan abi terus saja menunggu kepulanganku.

"Dari rumah Fasya!" jawabku sedikit datar.

"Kamu memang gak ada malu ya? bertamu di rumah orang jam segini baru pulang?" telingaku mulai panas mendengar ocehan abi, aku terus menarik nafas dalam untuk menepis rasa amarahku.

"Sudah tiga hari ini abi lihat kamu selalu pulang larut malam, apa yang kamu lakukan diluar sana Salwa? kamu mau jadi perempuan sundal ha?" tegas abi dengan kalimat kasarnya yang seketika memacu tekanan darahku semakin meninggi.

"Astagfirullah abi! istighfar abi!" tegur umi seketika.

"Hwooaah! abi mau tau?”

“Kenapa salwa mulai gak betah dirumah ini?”

“Salwa tertekan tinggal disini!" cetusku dengan suara yang cukup lantang rasanya dada ini semakin menghimpit.

"Jangan kau uji kesabaran abi!" lagi-lagi abi menodongku dengan jari telunjuknya, kali ini semakin tegap ia arahkan ke wajahku.

"Apa salah aku abi? apa salah aku?”

“Dari dulu sampai sekarang abi selalu saja membenci Salwa, apa karena salwa anak yang bodoh? Yang gak bisa memberikan kebanggaan untuk umi dan abi?”

“Salwa!!” Tiba-tiba umi berteriak seolah meberikan peringatan atas ucapanku barusan, namun jelas saja ku abaikan suara umi dan tetap menaruh fokusku pada abi.

”Ow hiya abi malu kan? punya anak bodoh seperti Salwa makanya abi terus saja siksa hati Salwa, kenapa gak sekalian abi bunuh aja Salwa? biar abi puas!" teriak ku dihadapan abi.

"Salwa! 'tapraaaak!'" kali ini umipun berani mendaratkan telapak tangannya di pipi ku, aku melongo seketika sembari menatap wajah umi, air mataku terus saja menetes, mungkinkah kali ini aku terlihat sangat keterlaluan dimata umi, sampai-sampai orang yang selembut umi saja mulai geram dengan tingkahku, tak banyak berkata lagi segera saja ku langkahkan kaki menuju kamar tak lupa ku kunci rapat-rapat pintu kamarku.

Hampir semalaman, air mataku serasa enggan berhenti untuk menitih, terus saja ku pegang bekas tamparan umi yang dulu sempat ku anggap hal yang mustahil akan membekas di pipiku, saat aku tengadahkan wajahku ke arah ventilasi, terlihat hari yang mulai cerah, dengan mata yang masih sembab segera saja aku terperanjat dan bersiap-siap untuk bekerja, tak ada tegur sapa dan pamitan dariku saat melihat umi yang hendak menyiapkan sarapan pagi, terdengar suara umi yang menyapaku sambil mengajakku untuk sarapan namun dengan ringan hati ku abaikan suara umi.

*****

Sore ini, kuhabiskan waktu lagi untuk menemui Fasya, sembari ku ceritakan semua permasalahanku.

"Wajarlah umi kamu marah Salwa!" simpulan Fasya saat mendengarkan sedikit curhatan tentang perdebatan ku dengan abi semalam.

"Huum! aku terlalu emosi Sya! aku gak nyangka kalau abi bisa ngeluarin kata-kata kurang ajar itu sama aku!" terang ku dengan wajah yang cukup lesuh

"Kamu yang kuat Salwa, hanya kamu satu-satunya harapan mereka saat ini" dengan tatapan serius ia menyorotiku sambil mengusap-usap lenganku

"Bhuwws! harapan?”

“Abi aku tuh selalu menganggap aku sebagai beban dalam hidupnya, sampai-sampai dia sanggup menjualku pada orang kaya itu, semata-mata hanya untuk menopang biaya pengobatan kak Hilwa" aku mulai geram lagi, saat harus mengingat sikap abi yang kurang mengenakkan bagiku.

"Eeeh, tunggu, tunggu, maksud kamu?" kali ini Fasya menatapku sedikit aneh.

"Aku dijodohkan Sya…”

“What! dijodohkan?" Fasya yang mendengarnya saja sudah sangat terkejut apatah lagi aku yang akan menjalaninya nanti.

“Iya, gila kan?” Tuturku makin emosi.

“Aku kenal orangnya?”

“Boroh-boroh, aku aja gak pernah tau asal-usul laki-laki itu darimana, tampangnya, sikap dan kelakuan nya seperti apa? abi aku tuh emang udah gila, tau gak!" ucapku beribu-ribu kekesalan.

“Salwa kamu serius?”

“Entahlah Sya…”

"Salwa, kamu kan gak pernah tau laki-laki itu siapa, orangnya kek gimana, jangan-jangan nanti setelah kalian nikah, sikapnya itu bisa lebih kasar dari pada abi kamu!" terus saja fasya melontarkan kalimat yang kedengarannya makin ngeri itu.

"Huufftt! itu yang aku takutkan, kamu tau gak Sya?Aku benar-benar gak bisa berfikir jernih akhir-akhir ini” aku yang mulai kelelahan seketika menopang kepalaku sambil memainkan secangkir kopi yang ada di hadapanku saat ini.

“Ihh…kok aku yang merinding ya, ih amit-amit deh jabang bayi...” sontak Fasya mengetuk-ngetuk kepalanya seolah tengah mengusir pamali agar hal-hal buruk seperti itu tidak menimpa dirinya dan keluarganya.

"Atau gini aja, aku punya nomor telpon Arief, kamu ambil nomor handphonenya terus kamu hubungi dia dan ceritakan semua masalah kamu ke dia!" rasanya ide fasya kali ini terdengar cukup gila bagiku.

"Kamu udah gila ya?" tegasku.

"Salwa, aku yakin dia tuh masih suka sama kamu" aku hanya tersenyum gila mendengar cemoohannya, rasanya fasya semakin percaya diri dengan menganggap benar semua yang ada di fikirannya saat ini.

"Selama bertahun-tahun dia blokir nomor aku, gak ada kabar sama sekali, bahkan kemaren terakhir ketemu aja, dia sesinis itu sama aku, itu yang kamu bilang dia masih suka sama aku?"

"Salwa, memang laki-laki itu punya ego yang tinggi, tapi lama-lama dia bisa luluh kok" tak ada henti-hentinya terus saja ia merayuku dengan kalimatnya yang terdengar cukup rasional.

"Gak Fasya, ini masalah ku, aku harus bisa selesaikan masalahku sendiri, cerita ke dia bukan solusi, bahkan mungkin dia bakal balik ngetawain aku!" tatapan Fasya mulai terlihat lemas dengan keputusanku saat ini, tak ada kalimat balik darinya melainkan terus saja ia menikmati kopi yang sedari tadi belum sempat ia cicipi.

Sepulang dari kerja, kulihat umi masih saja terduduk dimeja makan dengan beberapa sajian makanan yang mungkin ia sajikan untukku, kulihat mata umi seketika sayu bahkan hampir menutup namun ia mencoba untuk melebarkan lagi bola matanya, saat itupun hatiku tergerak untuk menghampirinya.

"Umi? umi kok belum tidur?" tanyaku yang mungkin sedikit mengejutkannya.

"Eh! nak udah pulang? nih makan dulu umi udah siapkan makanan kesukaan Salwa" anaknya sembari menarik tanganku untuk duduk.

"Umi kok repot-repot sih, abi udah makan belum?" tanyaku hanya sekedar basa-basi.

"Umi gak repot kok, udah abi udah makan tadi, Salwa makan ya sekarang?" tanpa anggukan lagi, langsung saja ku santap makanan buatan umi ini, aku tahu mungkin umi berupaya untuk mengambil hatiku, karena saat keuangan keluargaku mulai ngedrop, umi sangat jarang untuk membuatkan makanan kesukaanku.

"Salwa masih marah sama Umi?" tanya umi seketika.

"Kalau Salwa masih marah sama Umi, Salwa gak mungkin negur Umi" ucapku pelan.

"Umi minta maaf soal semalam, umi sama abi gak ada maksud apa-apa, kami hanya ingin liat Salwa bahagia, apa lagi dengan kehidupan kita yang sekarang nak, biarlah umi dan abi yang hidup susah seperti ini!"

"Umi, gak ada yang bisa menjamin kalau nanti Salwa menikah dengan laki-laki itu, salwa akan bahagia, jangan pernah mematok kebahagiaan dengan uang Umi!" tegasku.

Eeeiiiittts..🙋Kasih Like👍 dan Komentar🤬 dulu sebelum Next ke Episode berikutnya😊🧐

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

you are right

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!