Sugar Mamy

Sugar Mamy

Maria

Langkahnya berirama teratur terdengar bagai music classic yang mengalun mengikuti kedatangannya. Wajahnya kecil khas dengan mata sedang yang berkedip lamban di atas senyum manisnya. Begitulah Ibu Maria ketika memasuki ruangan vvip club ini.

"Maaf saya bukan berarti merendahkan kamu" dendangnya dengan suara rendah yang sudah akrab aku dengar.

Aku hanya terdiam menatap segelas cocktail yang belum aku jamah sejak tadi. Hatiku sedang bimbang dan tidak percaya atas yang kami diskusikan hari ini. Sepengetahuanku Ibu Maria adalah wanita baik - baik, bukan tipe tante - tante kesepian. Dia juga cukup sederhana, tidak pernah memakai barang - barang bermerk atau tukang pamer brondong.

Sekilas senyum menghias wajahnya " Kenapa harus kamu?" Ibu Maria memang paling pinter kalau urusan tebak - tebakan isi pikiran orang. Makanya dia bisa sukses di dunia bisnis.

"Iya bu..." jawabku malu - malu.

"Karena kamu tampan, berprilaku baik dan pekerja keras" Ibu Maria memberikan diskripsi tentangku terlalu sempurna.

"Masak sih.. saya jadi malu" Aku tersipu dengan pujian bu Maria.

"Kalau nggak tampan, saya nggak mau, kalau nggak pekerja keras saya juga nggak akan tawarin saham perusahaan saya sebagai bayaranya" Ibu Maria meneguk lemon tea yang di pesannya.

Ini nih... si Ibu Maria pesennya kalau nggak teh manis pasti lemon tea. Muter - muter itu aja, alkohol free pokoknya. Makanannyapun sehat - sehat, olah raga juga yoga. Kalau nggak lembur di kantor paling sama anaknya. Nggak pernah kelihatan di Club kalau nggak penting - penting banget. Tiba - tiba beliau nawarin aku jadi brondongnya....Alias Sugar Baby gitu.

"Saya tahu kamu siapa" Ibu Maria menekankan suaranya "Saya faham akan reputasi keluarga kamu" ibu Maria menyeka bibir tebalnya dengan tissue. "Kami pernah bekerja sama beberapa kali, sebelum kamu jadi karyawan saya pastinya"

"Ibu Kenapa nggak cari suami beneran aja? Ibu masih muda"

"Tapi saya bukan tipe laki - laki Har" potong Ibu Maria.

"Tapi ibu pernah menikah bukan? Berarti ada yang mau dong bu? Ganteng lagi"

Mantan suami Ibu Maria adalah bule yang bekerja di bidang IT serta pernah menjabat jadi CEO. Umur mereka beda 10 tahun dan cukup rupawan. Entah mengapa mereka cerai padahal kelihatan harmonies, anaknya juga cantik dan lucu. Berdasarkan Informasi teman - teman di kantor, saat kami menggosipkan beliau.

"Yang tahu soal pernikahan kami itu kamu atau saya" ibu Maria tertawa renyah namun seolah menangis di telingaku. "Saya tahu, saya juga bukan tipe kamu" ibu Maria menarik nafas dalam - dalam "Kalau saya tipe kamu saya ngelamar kamu hari ini, bukan ngajak nikah kontrak, Har"

Ibu Maria dengan wajah tenangnya berdiri perlahan meninggalkan kursi dan berjalan ke arahku sambil menepuk pundakku.

"Ga usah di jawab sekarang" bu Maria mengahiri pembicaraan kami hari itu dan melenggang sama seperti sebelumnya. Tenang dan melangkah teratur. Seperti bunyi ketukan nada yang menunggu suara merdu penyanyi untuk menyambutnya.

*'***'

Gara - gara kejadian itu, aku jadi sering memperhatikan Bu Maria. Saat bicara, saat makan, berjalan dan yang pasti saat bekerja. Benar - benar tidak menyangka dia bisa menawarkan hal itu padaku.

"Harry...!!!" tegur bu Maria saat meeting berlangsung karena aku ga konsen apa yang dibicarakannya tapi malah sibuk mengukur hal lainnya dari bu Maria.

Bu Maria ga jelek - jelek banget. Tapi ada sesuatu yang buat cowok itu ga berfikiran nakal. Wajah Bu Maria cukup classic khas orang jawa, bicaranya sopan dengan suara yang merdu dan intonasi yang nyaman. Dulu waktu muda pernah jadi penyiar radio katanya. Rambutnya lurus hitam dan panjang tanpa layer. Kalau Di iklan TV kalau ga jadi iklan sampo, jadi Kunti kali. Tubuhnya kurus, lebih tepatnya kecil dan tidak ada lekukan yang berarti dengan postur tegak dan dinamis. Maklum rajin yoga.

"Harry..." Panggil beliau lagi. "Kamu mengerti? "

"I iya bu" Di iya in aja deh, dari pada beliau marah. Meski orangnya jarang marah, tapi kalau marah serem. Kata yang udah lama kerja di sini.

"Pulang kerja nanti kamu ikut saya meeting ya Har? " Dendang Bu Maria merdu kayak biasanya.

Sosok anggun begini kok Bisa susah cari jodoh ya? padahal duitnya banyak, attitudenya bagus dan pinter masak. Ckckck manusia.

*****

Udah jam delapan malam, meeting bu. Maria dengan Pak Ivander baru saja usai. Hasilnya positif, kami mendapatkan proyeknya. Urusan ngeloby client atau partner bu Maria juga jago. Jadi harusnya ga bakal susah ngelobi mertua.

"Kamu penasaran sama saya Har?" Tanya Bu Maria dengan nada rancak. "Kenapa saya mau bayar kamu?"

Ini paling ga enak, bu Maria pinter main tebak - tebakan kayak punya indra ke enam.

Sejenak bu Maria menyapu pandangan sekitar dan kemudian dia mulai menghentikannya padaku. "Saya ingin merasakan pernikahan yang normal"

Jawabnya dengan senyuman "Kenapa harus yang tampan?" bu Maria menundukkan kepalanya dan tersenyum lagi "Karena anak saya cantik dan saya tidak, saya tidak ingin kalaupun nanti ada anak dalam pernikahan ini jangan terlalu jauh fisiknya dengan anak saya sekarang. Agar tidak timpang dan jadi ledekan" Jawabnya tenang bak danau malam hari "Lain kali kalau kamu mau tanya sama saya langsung tanya, jangan bengong saat meeting. Kita bisa atur waktu dan tempatnya"

"Baik bu..." jawabku sopan.

"Oh iya.. Apakah jawabannya bisa saya terima tanggal satu?"

Udah ngancem gajiku kalau aku nolak langsung di potong gaji jangan - jangan.

"Supaya saya mudah ngaturnya sama administrasi saja, kalau kamu setuju" jawab bu. Maria tanpa menunggu aku bertanya.

"I.. Iya bu" jawabku terbata.

"Ayo kita pulang?" ajak bu Maria padaku.

*****

Tanggal satu sudah tiba, tapi dari seharian nggak ada tanda - tanda bu. Maria ngajak bisara soal itu. Pekerjaan berjalan seperti biasa, wajah bu Maria memang begitu saja. Ada senyuman yang selalu terpahat di bibirnya meski lagi ngomong biasa. Emang benar katanya, bu Maria tidak termasuk typeku. Entahlah energinya terlalu positive jadi sulit aku bayangkan kalau kami lagi di ranjang nantinya. Mungkin dia Bisa bilang

"Permisi.. Bisa di tunda sebentar?" Atau "Maaf apakah bisa di lanjutkan"

Dia juga selalu bisa menguasai suasana sebagai laki - laki aku jadi tidak bisa mendominasi. Kalau urusan fisik sih.. tinggal tutup mata, jadi lah. Tapi apa iya dia ga ada sexy - sexy nya. Tubuhnya selalu rapi terbalut blazer dan celana panjang. Tidak ada yang bisa di intip meski cuma pahanya.

Aku memijit - mijit pelipisku sambil menunggunya di ruang kerjanya setelah jam kantor usai. Ruang kerja yang tidak begitu rapi namun entah mengapa terkesan elegan.

"Maaf menunggu Har!!" suara bu Maria mendengung semilir memanjakan gendang telinga. Empuk dan sopan udah kayak dengerin musik blus.

"Langsung ke intinya saja" Bu Maria meraih dua map berwarna hijau dari salah satu sudut mejanya. Dan menyodorkannya padaku.

Aku pikir bakal berlembar - lembar, tapi ternyata hanya selembar yang isinya. Memperlakukan dia sebagai selayaknya istri, ga lebih.

"Gini saja bu..?" Tanyaku refleks.

"Memang ada yang kurang?" Tanya bu Maria heran.

"Misalnya berapa kali sehari atau seminggu gitu.." Aku coba memberi kode tantang hal sensitive antara suami istri.

"Kamu mau saya jadikan suami, bukan pemuas nafsu" Jawab bu Maria dengan suara merdu..

"O... Hanya itu" suara yang aku hasilkan seiring aku bubuhkan tanda tanganku tanpa pikir panjang.

Terpopuler

Comments

lilik hartuti

lilik hartuti

menarik judulnya Thor.....Keren deh tinggal isinya aja

2022-07-05

1

Chandra Dollores

Chandra Dollores

kecantol ama cover
terjerembab karena judul
ahhh brondong Har Har dong neh
hahahaha

2022-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Maria
2 Yakin
3 Yang Baru
4 Salah sangka
5 Bergosip
6 Penasaran
7 Pendapat
8 Tania
9 Simpanan
10 Fun Fair
11 Ketahuan
12 Syarat Dan ketentuan
13 Nyaris
14 Pertama bertemu
15 Penawaran
16 Pernikahan
17 Malam pertama
18 Dinner pertama
19 Alasan
20 Jadi
21 Peluang
22 Bulan Madu
23 Menjemput
24 Negosiasi
25 Sweet and Sour
26 Marah Dan Kompromi
27 Mengakui
28 First Date
29 Hari pertama
30 Kembali
31 Tentang berpisah
32 Alasan
33 Rose
34 Sahabat
35 Masa lalu
36 Gugatan
37 Ayah Dan Anak
38 Dinner
39 Bikin Anak
40 Pindah Rumah
41 Bercerai
42 Kejutan
43 Ancaman
44 Teman Lama
45 Nostalgia
46 Lamaran
47 Bantuan
48 Investasi
49 Menyerang
50 Suami Istri
51 Kehamilan
52 Kunjungan
53 Solusi
54 Memusingkan
55 Bromate
56 Kondisi berbeda.
57 Rasa cemburu
58 Reuni
59 Konsekuensi
60 Sesungguhnya
61 Kumpul
62 Diskusi
63 Berencana
64 Perdebatan
65 Pertemuan
66 Benefit
67 Cv
68 Menegaskan
69 Jenis
70 Bromate part 2
71 Kutukan
72 Anggota Keluarga Baru
73 Seusainya
74 Hari pertama
75 Persetujuan
76 Rahasia
77 Menahan diri
78 Menerka
79 Konflik keluarga
80 Fantasy
81 Obsesi
82 Barter
83 Kenyataan
84 Terungkap
85 Pernyataan
86 Hutang
87 Kesepakatan
88 Masa Lalu
89 Meninggalkan
90 Keuntungan
91 Play Hard
92 Dinner kedua
93 Cemburu
94 Kemenangan
95 Batal
96 Melacak
97 Menerka
98 Mempertaruhkan
99 Pertaruhan
100 Keresahan
101 Malam yang panjang
102 Kepergok
103 Pernyataan 2
104 Yakin 2
105 Putusan
106 Surprise
107 Surprise 2
108 Peralihan
109 Tengah malam
110 Perayaan
111 Pergantian
112 Jarak
113 Tawaran
114 Datang dan Pergi
115 Nilai Cinta
116 Takdir Dan rencana
117 Merelakan
118 Dinner terahir
119 Khawatir
120 Perubahan
121 Ahirnya
122 Lamaran terahir
123 Pernikahan terahir
124 Promosi Novel The Twin
125 Meyakinkan
126 Meyakinkan lagi
127 Yakin
128 Promosi Terjebak pernikahan.
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Maria
2
Yakin
3
Yang Baru
4
Salah sangka
5
Bergosip
6
Penasaran
7
Pendapat
8
Tania
9
Simpanan
10
Fun Fair
11
Ketahuan
12
Syarat Dan ketentuan
13
Nyaris
14
Pertama bertemu
15
Penawaran
16
Pernikahan
17
Malam pertama
18
Dinner pertama
19
Alasan
20
Jadi
21
Peluang
22
Bulan Madu
23
Menjemput
24
Negosiasi
25
Sweet and Sour
26
Marah Dan Kompromi
27
Mengakui
28
First Date
29
Hari pertama
30
Kembali
31
Tentang berpisah
32
Alasan
33
Rose
34
Sahabat
35
Masa lalu
36
Gugatan
37
Ayah Dan Anak
38
Dinner
39
Bikin Anak
40
Pindah Rumah
41
Bercerai
42
Kejutan
43
Ancaman
44
Teman Lama
45
Nostalgia
46
Lamaran
47
Bantuan
48
Investasi
49
Menyerang
50
Suami Istri
51
Kehamilan
52
Kunjungan
53
Solusi
54
Memusingkan
55
Bromate
56
Kondisi berbeda.
57
Rasa cemburu
58
Reuni
59
Konsekuensi
60
Sesungguhnya
61
Kumpul
62
Diskusi
63
Berencana
64
Perdebatan
65
Pertemuan
66
Benefit
67
Cv
68
Menegaskan
69
Jenis
70
Bromate part 2
71
Kutukan
72
Anggota Keluarga Baru
73
Seusainya
74
Hari pertama
75
Persetujuan
76
Rahasia
77
Menahan diri
78
Menerka
79
Konflik keluarga
80
Fantasy
81
Obsesi
82
Barter
83
Kenyataan
84
Terungkap
85
Pernyataan
86
Hutang
87
Kesepakatan
88
Masa Lalu
89
Meninggalkan
90
Keuntungan
91
Play Hard
92
Dinner kedua
93
Cemburu
94
Kemenangan
95
Batal
96
Melacak
97
Menerka
98
Mempertaruhkan
99
Pertaruhan
100
Keresahan
101
Malam yang panjang
102
Kepergok
103
Pernyataan 2
104
Yakin 2
105
Putusan
106
Surprise
107
Surprise 2
108
Peralihan
109
Tengah malam
110
Perayaan
111
Pergantian
112
Jarak
113
Tawaran
114
Datang dan Pergi
115
Nilai Cinta
116
Takdir Dan rencana
117
Merelakan
118
Dinner terahir
119
Khawatir
120
Perubahan
121
Ahirnya
122
Lamaran terahir
123
Pernikahan terahir
124
Promosi Novel The Twin
125
Meyakinkan
126
Meyakinkan lagi
127
Yakin
128
Promosi Terjebak pernikahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!