Tania menunjuk sebuah lemari besar berwarna cream.
"Is it your room?"
"No... It's mom's room" jawab Tania polos.
Dengan perlahan Tania membuka lemari besar mamanya yang sama sekali tak terkunci.
Deretan baju yang tergantung rapi dengan banyak warna terpampang di depan mataku.
"Is Full" Tania mengendus dan kecewa.
"We make it empty"
Tanpa menunggu reaksi Tania, aku langsung mengeluarkan baju - baju itu dan memindahkannya di bed.
Mataku sesekali mengamati beberapa yang cukup menarik perhatian. Ternyata Maria, sama sekali bukan buta fashion. Aku menemukan beberapa brand seperti CK dan Prada serta beberapa merk dunia, dengan gaya yang sangat fashionable. Tapi sayangnya mereka hanya jadi penghuni abadi di dalam lemari.
Setelah beberapa baju keluar sebuah ruang kosong pun mulai tercipta, tanpa ragu aku segera memasuki lemari dan berdiri tegak di sana. Sebenarnya aku tidak pendek, hanya Antonio saja yang cukup besar. Aku memiliki tinggi badan 182 cm. Kalau di ingat - ingat Antonio sekitar 189 saja. Hanya karena dia ber ras Caucasian, maka penampilannya lebih kokoh dan Macho.
"Bagaimana... Eeh.. Maksudku How do you think?" tanyaku Pada Tania yang mulai memandangiku dengan mata berbinar."I am fit here"
"Yeah..!!!" Tania berteriak bahagia dan langsung berlari meninggalkanku sendiri.
"Yah... di tinggal"
Aku melangkah keluar dan mengambil duduk di tepi ranjang menyapukan pandangan pada kamar yang tak begitu luas. Mungkin hanya sekitar 6 x 8 meter?
Yang jelas lebih kecil dari kamarku di rumah Mami. Tapi lebih besar dari kamarku di apartemen.
Calvin Clain jeans warna turquoise dan blouse Gucci warna putih. Hmmm.. Nope. Atasannya pakai Valentino saja. Tubuh kecil Maria lebih Cocok agak sedikit feminin.
"Mom.. He fit in wardrobe" Tiba tiba suara Tania sudah kembali hadir. Membuatku refleks' segera berdiri dan kembali memasuki lemari baju Maria.
" See..." tegas Tania dengan senyum lebar.
Aku hanya mematung dan tersenyum beku menatap ibu Dan anak yang sedang berada dalam expresi yang berlawanan.
"We just need to close the door and he can stay here..." Tania menghampiriku yang mematung untuk menutup pintu lemari.
"Tania... He is not a Toys" suara Maria mulai nampak dekat. "We cannot put him in wardrobe"
"He said.. He can"
Tania membocorkan isi percakapan kami.
Maria dengan cepat membuka pintu lemari dan menatapku dengan wajah kesal.
"Please.. Mom... Please...!!" Mohon Tania dengan merengek di kaki Maria.
Dan sekilas bagian bawah daster yang sepanjang lutut itu mulai tersingkap hampir separuh paha. Menunjukkan kulit mulus yang membungkus kaki ramping Maria. Jadi penasaran pangkalnya seperti apa..
" Hush "Aku memekik sendiri untuk diriku, mencoba mengusir pikiran nakal yang mulai perlahan tumbuh.
Maria memilih membungkuk dan merangkul Tania.
" We are discuss later after lunch.. OK? "
Tawar Maria yang langsung di sambut dengan anggukan Tania.
Ibu dan anak itupun mulai meninggalkan ruangan tanpa memperdulikanku yang masih bergulat dengan isi otak yang masih negative sambil memandang tengkuk Maria yang di tumbuhi bulu halus.
Ah... Maria...
Secara overall.. Kamu memang bukan tipeku. Tapi kalau melihat sedikit - sedikit begini, kamu seperti buah langsat yang bersembunyi di dalam rerimbunan daun.
"Ayo kita makan!"
Suara Maria kembali muncul mengejutkanku, membuatku refleks melompat yang tentunya
"Auuuuh...!!!" kepalaku terbentuk keras di atap lemari yang sepertinya hanya selisih dua atau empat centi di atas kepalaku.
Maria hanya memutar bola matanya dan menghilang di balik pintu. Bukannya harusnya dia sedikit bersimpati untukku. Setidaknya bertanya
" Are you OK?"
Tapi dasar Maria... Sikapnya kembali mengingatkanku bahwa hubungan kami bukankah hubungan antar manusia, tapi hanya sebatas transaksi semata.
Well..!! Resiko.
***
Sepanjang makan siang, aku mengamati Maria yang nampaknya sangat menyayangi Tania. Meski ada mbak. Manda yang membantu di rumah ini, tapi Maria masih repot menyuapi dan menyiapkan semua kebutuhan Tania. Sepertinya, kalau saat libur kerja Maria beralih profesi jadi baby sitter Tania. Dan mbak. Manda yang malah liburan santai nonton TV, seperti saat aku datang tadi.
"Makanannya ga enak Har..?"
"Enak!" Aku menjawab cepat. Dan segera menelan kunyahanku yang mulai hilang rasa karena sibuk mengamati Maria.
***
"Aku sudah tidak bagus memakai baju ini...jadi sok muda dan layak di tertawa kan nanti" Maria memprotes baju yang aku siapkan untuknya.
"Tidak akan ada yang menertawakanmu, ketika aku bersamamu.. Aku berani taruhan" bujukku sekuat hatiku yang tidak ingin melihat Maria seperti tante tante seperti biasa.
Mungkin aku berbakat menjadi Sugar Baby, tapi untuk mental aku belum cukup mampu menyandang status itu. Solusinya, aku berusaha membuat Maria agar terlihat lebih muda. Dan Tuhan rupanya baik padaku, memberikan Sugar Mamy pertama yang cukup cute.
"Ups!!" Aku menghardik pikiran refleks ku ketika melihat Maria yang sudah mengganti daster warna pelanginya itu dengan style pilihanku.
"Tuh.. Kan.. aku ga pantas pakai seperti ini, udah umur"
Maria membenarkan pendapatnya semula.
"Enggak... Serius.. You look good!"
Aku mencoba menahan Maria untuk kembali memasuki kamar mandi untuk mengganti bajunya.
"Eh... Ibu.. Cakep hari ini, mau keluar sama pak. Harry?" serobot Manda yang datang membawakan kopi untukku.
"Panggil saya Mas aja mbak.Manda! Saya belum tua"
Protesku yang menolak menjadi tua hanya karena menikah janda.
"Panggil an pak... Adalah wujud rasa Hormat saya Pak. Harry bukan soal usia" Manda meletakkan kopi yang masih mengepul di meja tengah "Saya.. Maunya manggil tuan, tapi karena Ibu. Maria nggak mau dipanggil Nyonya jadinya saya panggil pak. Harry aja".
"Enggak salah kok Mbak. Manda" bela Maria yang mencoba menyingkirkan Tanganku dari pundaknya.
"Ibu dan Bapak udah Cocok nih, seperti hampir seumuran"
"Yang pasti Maria nampak lebih muda kan?" sambutku atas ucapan Mbak. Manda barusan.
"Benar..!" Mbak. Manda tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol.
"See...!!"
Maria hanya terdiam memalingkan wajahnya dariku. Kalau tidak salah lihat, sekilas rona merah tersirat di wajahnya. Sepertinya, Maria mulai terkena pesonaku yang memang susah di tolak.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Permata Bulan
next thor
2021-12-27
1