Immortal Fire
Seorang remaja berusia 17 tahun sedang dalam posisi digantung terbalik di salah satu dahan sebatang pohon. Di samping kiri dan kanannya tampak dua orang pria sedang memukuli punggung gadis itu dengan tongkat besi kedisiplinan, sudah bisa ditebak bahwa gadis itu sedang dihukum.
Di hadapan gadis itu, tampak seorang pria tua sedang berdiri menatapnya tajam.
Lelaki tua nan sepuh itu adalah Cheng Xi Guan, yakni pimpinan sekte aliran putih bernama Sekte Teratai Emas. Sedangkan gadis yang sedang dipukuli itu adalah Cheng Liu Ying yang merupakan anak putra kandungnya sendiri yang bernama Cheng Ruo Yuan.
Namun, menjadi cucu Ketua sekte tidak membuat Liu Ying menjadi anak yang di naungi kasih sayang serta pujian. Xi Guan sama sekali tidak peduli dan tidak pernah memerhatikan cucu semata wayangnya, bahkan tersebarlah rumor di antara orang-orang bahwa Xi Guan sangat membenci cucu satu-satunya itu.
Semua hal itu membuat Liu Ying dipandang rendah serta dikucilkan oleh murid-murid seangkatannya, mereka tentunya mengetahui bahwa Ketua Sekte tidak akan membela Liu Ying.
Liu Ying sudah biasa dengan semua perlakuan itu, ia sudah kebal dan hafal dengan perlakuan buruk mereka. Jangan menyangka bahwa Liu Ying tidak membalas perbuatan mereka. Liu Ying tidak pernah tinggal diam jika ditindas siapapun.
Bahkan hari ini dia dihukum karena berusaha memberikan perlawanan kepada murid-murid tidak tahu diri itu agar ia diakui, sialnya Xi Guan tua itu malah melimpahkan kesalahan kepada Liu Ying secara keseluruhan, ini ironi.
Seperti sekarang ini, Liu Ying dipukuli dengan posisi digantung terbalik di sebatang pohon.
"Anak tidak berguna! Selalu membuat masalah. Kau sungguh membuatku kehilangan muka dia depan para Tetua," Xi Guan mengarahkan tongkatnya kepada Liu ying.
Liu Ying tidak menangis, hanya saja matanya tampak memerah serta sedikit berair.
"Aku tidak salah, aku hanya membela diri!" sambut Liu Ying masih dalam posisinya.
Wajah Xi Guan memerah geram, "Tidak tahu diri, kau masih belum menyadari kesalahanmu rupanya. Kau sudah berani melawanku, HAH!?"
"Aku memang tidak salah, mereka yang menggangguku terlebih dahulu," lirih Liu Ying, dua pria di sebelahnya masih belum berhenti melayangkan tongkat kedisiplinan ke tubuhnya.
Bisa dilihat punggungnya sudah dipenuhi dengan memar dan luka, Xi Guan tetap saja tidak peduli, "Kau tidak punya hak, kau tak pantas membalas perbuatan mereka!"
Kepala Liu Ying terasa berat, tongkat itu terus saja menghantam punggungnya dengan keras. Liu Ying sudah berusaha keras untuk tetap menahan kakinya di dahan pohon agar tidak terlepas, namun otot kakinya tak lagi mampu menahan bobot tubuh Liu Ying. Akhirnya Liu ying pun ambruk ke tanah dan memuntahkan seteguk darah.
Meski sebelumnya Liu Ying sudah sering mendapati hukuman seperti ini, tetap saja ia tidak mampu menahannya. Pasalnya hukuman kali ini berkali-kali lipat lebih parah dari sebelumnya.
Bagaimana tidak, kesalahannya kali ini pun juga lebih berat dari sebelumnya, Liu Ying melukai tiga orang murid seangkatannya hingga salah satu dari mereka mengalami patah tulang.
Liu Ying mengusap rembesan darah dari mulutnya, matanya berkaca-kaca berusaha menahan agar butiran itu tidak pernah tumpah.
Pria tua itu berbalik membelakangi Liu Ying, "Xiao Ming, Gu Hao. Kurung dia di Aula Keheningan!"
"Baik, Guru." ucap dua pemuda itu bersamaan.
Setelah itu mereka berlalu sambil memapah Qiu Ying menuju Aula Keheningan bagian belakang sekte.
Xi Guan bertumpu pada tongkat kayunya dengan tangan yang gemetaran, namun raut wajahnya masih nampak kentara dan tak bersahabat.
"Aiyyo Wei, Guan-Guan! Kau menyiksa cucumu lagi?" seorang wanita paruh baya berjalan melewati trotoar menghampiri Xi Guan.
Wanita tua itu adalah Zhou Li yakni salah seorang tetua dari 78 tetua sekte Teratai Emas. Ia kerap digelari sebagai Wanita Tangan Besi karena kehebatan bela dirinya terletak pada kedua tangannya yang kokoh dan kuat layaknya besi, Zhou Li bahkan mampu memecahkan batu sebesar rumah dalam satu kali pukulan.
Xi Guan tidak menjawab, ia masih diam dengan tangan yang masih gemetaran.
Wanita tua itu mengerutkan alis, "Kau tidak boleh terlalu keras kepada Liu'er, bagaimana pun juga ia adalah cucu kandungmu. Lihatlah betapa malangnya anak itu, apa kau begitu tidak punya hati?"
Xi Guan menghela nafas berat, "Dia pantas untuk itu, Tetua Zhou."
"Aiyya, dia hanya membela diri. Bagaimana bisa hukuman sekejam itu kau berikan kepadanya? Liu'er masih terlalu muda, seharusnya kau lebih menunjukkan perhatian kepadanya sebagai seorang kakek. Apa kau melupakan fakta bahwa dia putri Ruo'er?" Wanita tua bermarga Zhou itu beralih menatap tetesan darah di bawah pohon tadi.
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa membiarkan tanda itu mengendalikannya. Ini semua demi kebaikannya dan dunia persilatan. Dia tidak boleh terobsesi oleh dendam, aku tidak bisa membiarkan kekuatan iblis itu mengendalikannya." Xi Guan mengusap jenggotnya kemudian berlalu dari tempat itu
Zhou Li menggelengkan kepalanya, lalu kemudian ikut berlalu meninggalkan tempat itu.
...***...
Liu Ying tengah memulihkan diri dengan bermeditasi, ia mengalirkan tenaga dalamnya pada luka di sekujur tubuhnya. Jika saja Liu Ying tidak memiliki tenaga dalam yang tinggi, mungkin tubuhnya sudah tak lagi berbentuk akibat Tongkat Kedisiplinan yang menghantamnya selama tiga jam terakhir.
Sialan! Kini Liu Ying harus dikurung di dalam Aula Keheningan tanpa makanan dan sehelai selimut pun, ia akan kedinginan sepanjang malam ini.
Kesal? Tentu saja Liu Ying sangat kesal. Ia memang melakukan kesalahan, tapi ke-tiga murid tadi seharusnya juga mendapatkan hukuman yang sama.
Jika saja bukan karena tua bangka Xi Guan yang membela mereka, Liu Ying sudah mematahkan seluruh tulang mereka.
Liu Ying tidak memiliki orang tua, hanya Xi Guan sang kakek satu-satunya harapan untuk menggantikan kasih sayang orang tua kepada Liu Ying. Tapi Xi Guan sama sekali tak bisa diharapkan, dia bahkan tega menghukum Liu Ying.
Bagaimana tidak, Liu Ying dihukum dengan hukuman ke 163 dari Kitab Peraturan Sekte yaitu 500 kali pukulan menggunakan tongkat besi dan dalam keadaan digantung terbalik. Hukuman ini biasanya diberikan kepada seseorang yang melakukan dosa pembunuhan.
Lama merenung, Liu Ying dikejutkan dengan suara pertarungan dari luar Aula Keheningan. Liu Ying menghampiri jendela yang tertutup rapat kemudian mengintip dari sela-selanya.
Di luar sana samar-samar terlihat Xi Guan sedang bertarung dengan seorang wanita, menurut tebakan Liu Ying usianya sekitar 30 tahunan.
Sekitar dua puluh murid senior yang dalam keadaan luka-luka berlari ke arah pertarungan Xi Guan dan si penyusup, namun di perintahkan mundur oleh Xi Guan dengan isyarat tangan. Liu Ying menebak bahwa setidaknya wanita yang dihadapi Xi Guan telah mencapai puncak master, tidak mungkin dua puluh orang murid senior bisa dikalahkan begitu saja olehnya.
Xi Guan tampak sedikit kewalahan menghadapi wanita itu. Meski masih nampak muda, wanita itu memiliki kemampuan bela diri yang cukup tinggi. Hanya saja gerakannya sedikit asing dan aneh.
Terlebih wanita itu menggunakan sebuah suling sebagai senjata utamanya, ia memainkan musik Perusak Jiwa untuk memengaruhi pergerakan Xi Guan dan mencoba memukul mundur.
Xi Guan tidak menyerah, ia menyerang bagian tangan wanita itu untuk menghilangkan efek nada Perusak Jiwa Tersebut. Dalam kurang dari sepuluh jurus, Xing Guan berhasil membuat wanita itu mundur beberapa langkah dan memuntahkan darah berwarna kehitaman dari mulutnya.
...Hi! jumpa lagi sama Author Cici, semoga suka sama cerita barunya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ayahnya Putra Fajar
kakek gak punya otak
2022-07-12
1
凹凸不平衡
gaje serba tiba2, tindakan tanpa alasan yg jelas
2022-07-02
1
Lan zhi
🍮
2022-06-14
1