Setelah keluar dari aula, Liu Ying segera menghampiri Fang Yao yang tengah mengobrol dengan salah seorang senior.
Jia Li menepuk bahu Fang Yao, "Hei! Kenapa kau keluar? Kau melewatkan pertunjukan yang bagus, tadi."
"Hei, hei. Jangan memanggilku begitu, kau pikir aku kuda ya?"
Fang Yao melayangkan pandangan kepada Liu Ying, "... Lagipula, apa bagusnya menonton Tuan Muda Song itu?"
Liu Ying menggelengkan kepalanya, ia tak ingin membahas hal tak penting itu sekarang, lagipula mereka memiliki misi yang penting.
"Dimana Nenek Zhou?"
"Di gerbang. Kau mau menjumpainya? Setidaknya tunggu sampai mereka meledakkan petasan, Tetua Zhou akan memberikan sinyal dengan kembang api khusus," desis Fang Yao pelan.
Setelah di amati, Liu Ying menyadari bahwa benteng penjagaan kota membentuk pola Pentagon. Jadi ada keamanan ketat di setiap sisinya, ini akan sedikit sulit dilewati.
"Jika setiap sisi Pentagon dijaga, maka seharusnya ada sudut renggang antara tiap sisi, tapi mungkin jaraknya akan terlalu dekat."
"Mungkin akan sedikit lebih mudah dari perkiraanmu, mengingat hari ini seluruh kota sedang merayakan festival," gumam Fang Yao percaya diri. Menurutnya para penjaga kota akan melonggarkan keamanan.
Liu Ying menggeleng lagi, "Menurutku ... setelah peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Wali Kota di perayaan tahun baru lalu, penjagaan justru diperketat. Sulit menemukan celah, dan aku rasa Tetua Zhou sudah menyadarinya saat ini."
"Aku tinggal sebentar," lanjutnya seraya pergi dari tempat itu.
Fang Yao tersenyum pasrah, "Kuharap kau tak pernah kembali, kau seharusnya hidup bebas."
Liu Ying meninju bahu Fang Yao, "Ini bukan saatnya berpisah, Bodoh-!"
Liu Ying berlari menuju ke gerbang barat, mengendap-endap saat melihat penjaga. Ia tak mau terlihat mencurigakan, ia lalu bersembunyi di dekat sebuah pilar yang berada di luar gerbang kediaman.
Kemudian gadis itu mengamati sambil menunggu instruksi dari Zhou Li. Ia sedikit kaget saat seseorang menepuk pundaknya sehingga membuatnya spontan menoleh.
"Hei-!" sapa orang itu sambil menyunggingkan senyum.
Tanpa berlama-lama langsung disumpal oleh Liu Ying.
"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan di sini?"
"Khouu tydwok mengwingwatkwu?" racau pria itu tak jelas sambil mengecilkan volume suaranya.
Liu Ying melepas sumpalannya dan tampak berpikir sejenak, ia sepertinya pernah melihat cucunguk ini beberapa waktu lalu. Tapi dimana?
"A-ha! Wang Yan, kau pasti Wang Yan Si Pangeran Lemah itu, kan?" sungut Liu Ying meremehkan.
Wang Yan tersenyum malu, "Seburuk itukah?"
"Ngomong-ngomong kau sedang apa di sini?"
"Kecilkan suaramu jika tak mau kehilangan tenggorokan. Lagipula aku tak akan membocorkan rahasia kepada orang asing."
"Memangnya aku orang a-"
Liu Ying menarik pedangnya dan menempelkan besi panjang itu di leher Wang Yan, ia mendorong pemuda itu ke sisi tembok.
BRASHHH-!!
Suara kembang api membuat Liu Ying panik, ia melihat kembang api yang berbeda dari kembang api lain yang artinya instruksi sudah dikirim.
"Tutup mulutmu, dan menurutlah!"
Sebelum Wang Yan bicara, Liu Ying menekan titik akupunktur pemuda itu dan membuanya tak bisa bergerak layaknya patung.
"Sampai jumpa bila berjodoh," ucap Liu Ying sambil tersenyum miring.
Gadis itu berlari menuju lorong sepi nan gelap hingga lenyap seketika, meninggalkan Wang Yan yang sudah mematung dan terpanah dibuatnya.
Liu Ying terus berlari hingga pada akhirnya ia tiba di ujung jalan yang buntu, ada tembok yang memisahkannya dengan dunia luar, dunia yang keras dan liar.
"Ah, sial-!"
Liu Ying segera menyusutkan dirinya di antara tumpukan kotak-kotak kayu saat mendengar suara langkah kaki, ia perkirakan bahwa orang yang ada di sana berjumlah lebih dari satu orang.
Tak mau berlama-lama, Liu Ying pun berjalan dengan posisi jongkok dengan perlahan menghindari beberapa orang pengawal itu.
"Tidak ada siapapun di sini," ucap salah seorang pengawal.
Setelah memastikan orang-orang itu pergi, Liu Ying pun segera keluar dari persembunyiannya kemudian melanjutkan tujuannya.
"Sialan, aku tersesat."
Liu Ying tidak menemukan sisi tembok yang sudah ditandai oleh Zhou Li, seharusnya ada beberapa tumpuk jerami dan sebuah tangga di sana. Liu Ying menyusuri tembok kota yang agak sepi itu, mengecoh beberapa penjaga dan sesekali bersembunyi.
Gadis itu berhenti ketika melihat sebuah sisi tembok yang kosong dengan beberapa tumpukan jerami setelah mendapati sisi ke-tiga dari tembok yang disusurinya tadi.
Dengan bersemangat ia pun mencoba memanjat tembok itu dengan menggunakan tangga, tangannya hampir saja sampai mencapai tingginya tembok itu sebelum kemudian sebuah anak panah menancap sejarak satu senti dari telinga Liu Ying.
"Bedebah! Kau pikir kau bisa ke mana, HAH-!?" Ucap sebuah suara berat nan keras dari belakang Liu Ying.
Liu Ying meyakini bahwa ia sangat-sangat mengenali suara yang satu ini sehingga membuatnya berbalik dan mematung di tempat.
Xi Guan bersama para murid-murid senior lainnya sudah berada di tempat itu, tidak lupa dengan Song Jun, wali kota serta beberapa prajurit penjaga kota.
Mereka semua menatap datar kepada Liu Ying. Wajah Fang Yao, Jia Li dan Zhou Li yang berada di antara mereka juga tidak berekspresi.
Xi Guan memerintahkan Fu Ming dan Gu Hao untuk menyeret Liu Ying ke hadapannya, mengangkat dagu gadis itu menggunakan ujung tongkatnya.
"Gadis yang tidak bisa dikendalikan sepertimu, tidak seharusnya lahir ke dunia!"
"Kau seharusnya sudah mati di tanganku sejak dulu. Seandainya saja bukan karena belas kasihan, aku tidak akan pernah memberikan margaku kepadamu, aku tidak akan membiarkanmu hidup."
Mata Xi Guan memerah, ia mengambil sebuah pecut kemudian mencambuki Liu Ying tanpa ampun.
"Kau anak yang tidak diharapkan!"
Semua orang yang berada di sana meringis melihat kejamnya perlakuan Xi Guan terhadap cucunya, namun tak ada yang berani menghentikan pria tua tersebut. Awalnya Song Jun ingin menolong gadis malang itu, tapi ia segera mengurungkan niatnya setelah mendapat tatapan tajam dari Xing Guan.
Ekspresi wajah Liu Ying tetap datar meski beberapa kali ia mengerang akibat rasa sakit yang menghantam tubuhnya.
Pecutan Xi Guan semakin gencar melukai tubuh Liu Ying, "Aku tidak pernah berharap memiliki cucu sepertimu!"
"KAU PIKIR AKU MAU MENJADI CUCUMU-!!?" Teriak Liu Ying, membuat Xi Guan terdiam.
Semua orang di sana juga tidak dapat meloloskan kata-kata, Liu Ying cukup berani terhadap Xi Guan.
"Aku tidak berniat terlahir ke dunia sehingga menjadi orang yang sangat sial menjadi cucu dari orang sepertimu, aku tidak mengharapkan margamu, aku benci namaku, aku membenci diriku sendiri karena memiliki hubungan darah denganmu, aku membencimu-!"
"Kau-! ..."
Xi Guan hendak menghantamkan pecutnya lagi, namun segera ditahan oleh tangan seseorang.
Fang Yao berdiri di antara Xi Guan dan Liu Ying, menjadikan dirinya tameng untuk gadis itu.
"Aku akan menggantikan Liu'er, mohon Ketua beri hukuman," lantang Fang Yao kemudian menundukkan kepalanya.
"Ada satu orang pembangkang lagi, apa kau ingin bernasib sama dengan gadis tak berguna itu?!" Xi Guan mengangguk, emosinya meledak-ledak.
♡
♡
再見 Zai jian-!!
.
.
.
Author cukup lelah, sedih juga 😢
Mau lanjut nulis, tapi pikiran lagi kacau. Karena inilah Author melampiaskan emosi dan menuangkannya ke Novel.
Jan kesel ya 🙃
.
.
.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Florence Nightingale
'
2021-12-04
1