Chapter 18 : Melarikan Diri

Setelah keluar dari aula, Liu Ying segera menghampiri Fang Yao yang tengah mengobrol dengan salah seorang senior.

Jia Li menepuk bahu Fang Yao, "Hei! Kenapa kau keluar? Kau melewatkan pertunjukan yang bagus, tadi."

"Hei, hei. Jangan memanggilku begitu, kau pikir aku kuda ya?"

Fang Yao melayangkan pandangan kepada Liu Ying, "... Lagipula, apa bagusnya menonton Tuan Muda Song itu?"

Liu Ying menggelengkan kepalanya, ia tak ingin membahas hal tak penting itu sekarang, lagipula mereka memiliki misi yang penting.

"Dimana Nenek Zhou?"

"Di gerbang. Kau mau menjumpainya? Setidaknya tunggu sampai mereka meledakkan petasan, Tetua Zhou akan memberikan sinyal dengan kembang api khusus," desis Fang Yao pelan.

Setelah di amati, Liu Ying menyadari bahwa benteng penjagaan kota membentuk pola Pentagon. Jadi ada keamanan ketat di setiap sisinya, ini akan sedikit sulit dilewati.

"Jika setiap sisi Pentagon dijaga, maka seharusnya ada sudut renggang antara tiap sisi, tapi mungkin jaraknya akan terlalu dekat."

"Mungkin akan sedikit lebih mudah dari perkiraanmu, mengingat hari ini seluruh kota sedang merayakan festival," gumam Fang Yao percaya diri. Menurutnya para penjaga kota akan melonggarkan keamanan.

Liu Ying menggeleng lagi, "Menurutku ... setelah peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Wali Kota di perayaan tahun baru lalu, penjagaan justru diperketat. Sulit menemukan celah, dan aku rasa Tetua Zhou sudah menyadarinya saat ini."

"Aku tinggal sebentar," lanjutnya seraya pergi dari tempat itu.

Fang Yao tersenyum pasrah, "Kuharap kau tak pernah kembali, kau seharusnya hidup bebas."

Liu Ying meninju bahu Fang Yao, "Ini bukan saatnya berpisah, Bodoh-!"

Liu Ying berlari menuju ke gerbang barat, mengendap-endap saat melihat penjaga. Ia tak mau terlihat mencurigakan, ia lalu bersembunyi di dekat sebuah pilar yang berada di luar gerbang kediaman.

Kemudian gadis itu mengamati sambil menunggu instruksi dari Zhou Li. Ia sedikit kaget saat seseorang menepuk pundaknya sehingga membuatnya spontan menoleh.

"Hei-!" sapa orang itu sambil menyunggingkan senyum.

Tanpa berlama-lama langsung disumpal oleh Liu Ying.

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan di sini?"

"Khouu tydwok mengwingwatkwu?" racau pria itu tak jelas sambil mengecilkan volume suaranya.

Liu Ying melepas sumpalannya dan tampak berpikir sejenak, ia sepertinya pernah melihat cucunguk ini beberapa waktu lalu. Tapi dimana?

"A-ha! Wang Yan, kau pasti Wang Yan Si Pangeran Lemah itu, kan?" sungut Liu Ying meremehkan.

Wang Yan tersenyum malu, "Seburuk itukah?"

"Ngomong-ngomong kau sedang apa di sini?"

"Kecilkan suaramu jika tak mau kehilangan tenggorokan. Lagipula aku tak akan membocorkan rahasia kepada orang asing."

"Memangnya aku orang a-"

Liu Ying menarik pedangnya dan menempelkan besi panjang itu di leher Wang Yan, ia mendorong pemuda itu ke sisi tembok.

BRASHHH-!!

Suara kembang api membuat Liu Ying panik, ia melihat kembang api yang berbeda dari kembang api lain yang artinya instruksi sudah dikirim.

"Tutup mulutmu, dan menurutlah!"

Sebelum Wang Yan bicara, Liu Ying menekan titik akupunktur pemuda itu dan membuanya tak bisa bergerak layaknya patung.

"Sampai jumpa bila berjodoh," ucap Liu Ying sambil tersenyum miring.

Gadis itu berlari menuju lorong sepi nan gelap hingga lenyap seketika, meninggalkan Wang Yan yang sudah mematung dan terpanah dibuatnya.

Liu Ying terus berlari hingga pada akhirnya ia tiba di ujung jalan yang buntu, ada tembok yang memisahkannya dengan dunia luar, dunia yang keras dan liar.

"Ah, sial-!"

Liu Ying segera menyusutkan dirinya di antara tumpukan kotak-kotak kayu saat mendengar suara langkah kaki, ia perkirakan bahwa orang yang ada di sana berjumlah lebih dari satu orang.

Tak mau berlama-lama, Liu Ying pun berjalan dengan posisi jongkok dengan perlahan menghindari beberapa orang pengawal itu.

"Tidak ada siapapun di sini," ucap salah seorang pengawal.

Setelah memastikan orang-orang itu pergi, Liu Ying pun segera keluar dari persembunyiannya kemudian melanjutkan tujuannya.

"Sialan, aku tersesat."

Liu Ying tidak menemukan sisi tembok yang sudah ditandai oleh Zhou Li, seharusnya ada beberapa tumpuk jerami dan sebuah tangga di sana. Liu Ying menyusuri tembok kota yang agak sepi itu, mengecoh beberapa penjaga dan sesekali bersembunyi.

Gadis itu berhenti ketika melihat sebuah sisi tembok yang kosong dengan beberapa tumpukan jerami setelah mendapati sisi ke-tiga dari tembok yang disusurinya tadi.

Dengan bersemangat ia pun mencoba memanjat tembok itu dengan menggunakan tangga, tangannya hampir saja sampai mencapai tingginya tembok itu sebelum kemudian sebuah anak panah menancap sejarak satu senti dari telinga Liu Ying.

"Bedebah! Kau pikir kau bisa ke mana, HAH-!?" Ucap sebuah suara berat nan keras dari belakang Liu Ying.

Liu Ying meyakini bahwa ia sangat-sangat mengenali suara yang satu ini sehingga membuatnya berbalik dan mematung di tempat.

Xi Guan bersama para murid-murid senior lainnya sudah berada di tempat itu, tidak lupa dengan Song Jun, wali kota serta beberapa prajurit penjaga kota.

Mereka semua menatap datar kepada Liu Ying. Wajah Fang Yao, Jia Li dan Zhou Li yang berada di antara mereka juga tidak berekspresi.

Xi Guan memerintahkan Fu Ming dan Gu Hao untuk menyeret Liu Ying ke hadapannya, mengangkat dagu gadis itu menggunakan ujung tongkatnya.

"Gadis yang tidak bisa dikendalikan sepertimu, tidak seharusnya lahir ke dunia!"

"Kau seharusnya sudah mati di tanganku sejak dulu. Seandainya saja bukan karena belas kasihan, aku tidak akan pernah memberikan margaku kepadamu, aku tidak akan membiarkanmu hidup."

Mata Xi Guan memerah, ia mengambil sebuah pecut kemudian mencambuki Liu Ying tanpa ampun.

"Kau anak yang tidak diharapkan!"

Semua orang yang berada di sana meringis melihat kejamnya perlakuan Xi Guan terhadap cucunya, namun tak ada yang berani menghentikan pria tua tersebut. Awalnya Song Jun ingin menolong gadis malang itu, tapi ia segera mengurungkan niatnya setelah mendapat tatapan tajam dari Xing Guan.

Ekspresi wajah Liu Ying tetap datar meski beberapa kali ia mengerang akibat rasa sakit yang menghantam tubuhnya.

Pecutan Xi Guan semakin gencar melukai tubuh Liu Ying, "Aku tidak pernah berharap memiliki cucu sepertimu!"

"KAU PIKIR AKU MAU MENJADI CUCUMU-!!?" Teriak Liu Ying, membuat Xi Guan terdiam.

Semua orang di sana juga tidak dapat meloloskan kata-kata, Liu Ying cukup berani terhadap Xi Guan.

"Aku tidak berniat terlahir ke dunia sehingga menjadi orang yang sangat sial menjadi cucu dari orang sepertimu, aku tidak mengharapkan margamu, aku benci namaku, aku membenci diriku sendiri karena memiliki hubungan darah denganmu, aku membencimu-!"

"Kau-! ..."

Xi Guan hendak menghantamkan pecutnya lagi, namun segera ditahan oleh tangan seseorang.

Fang Yao berdiri di antara Xi Guan dan Liu Ying, menjadikan dirinya tameng untuk gadis itu.

"Aku akan menggantikan Liu'er, mohon Ketua beri hukuman," lantang Fang Yao kemudian menundukkan kepalanya.

"Ada satu orang pembangkang lagi, apa kau ingin bernasib sama dengan gadis tak berguna itu?!" Xi Guan mengangguk, emosinya meledak-ledak.

再見 Zai jian-!!

.

.

.

Author cukup lelah, sedih juga 😢

Mau lanjut nulis, tapi pikiran lagi kacau. Karena inilah Author melampiaskan emosi dan menuangkannya ke Novel.

Jan kesel ya 🙃

.

.

.

...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...

Terpopuler

Comments

Florence Nightingale

Florence Nightingale

'

2021-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hukuman
2 Chapter 02 : Sandera
3 Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4 Chapter 04 : Long Feiye
5 Chapter 05 : Rencana Bolos
6 Chapter 06 : Kota Lianhua
7 Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8 Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9 Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10 Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11 Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12 Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13 Chapter 13 : Berambisi
14 Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15 Chapter 15 : Festival Lentera
16 Chapter 16 : Festival Lentera 2
17 17. Chapter 17 : Duel
18 Chapter 18 : Melarikan Diri
19 Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20 Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21 Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22 Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23 Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24 Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25 Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26 Chapter 26 : Biro Heise
27 Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28 Chapter 28 : Tersegel
29 Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30 Chapter 30 : Berbincang-bincang
31 Chapter 31 : Meridian Ganda
32 Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33 Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34 Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35 Chapter 35 : Operasi Rahasia
36 Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37 Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38 Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39 Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40 Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41 Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42 Chapter 42 : Struktur Keamanan
43 Chapter 43 : Bermain Weiqi
44 Chapter 44 : Mari Beraksi
45 Chapter 45 : Setan Api
46 Chapter 46 : Lepas Kendali
47 Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48 Chapter 48 : Perencanaan
49 Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50 Chapter 50 : Pil Persik Biru
51 Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52 Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53 Chapter 53 : Hadiah Besar
54 Chapter 54 : Jejak Kasar
55 Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56 Chapter 56 : Hutan Kematian
57 Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58 Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59 Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60 Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 01 : Hukuman
2
Chapter 02 : Sandera
3
Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4
Chapter 04 : Long Feiye
5
Chapter 05 : Rencana Bolos
6
Chapter 06 : Kota Lianhua
7
Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8
Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9
Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10
Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11
Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12
Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13
Chapter 13 : Berambisi
14
Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15
Chapter 15 : Festival Lentera
16
Chapter 16 : Festival Lentera 2
17
17. Chapter 17 : Duel
18
Chapter 18 : Melarikan Diri
19
Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20
Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21
Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22
Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23
Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24
Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25
Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26
Chapter 26 : Biro Heise
27
Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28
Chapter 28 : Tersegel
29
Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30
Chapter 30 : Berbincang-bincang
31
Chapter 31 : Meridian Ganda
32
Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33
Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34
Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35
Chapter 35 : Operasi Rahasia
36
Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37
Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38
Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39
Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40
Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41
Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42
Chapter 42 : Struktur Keamanan
43
Chapter 43 : Bermain Weiqi
44
Chapter 44 : Mari Beraksi
45
Chapter 45 : Setan Api
46
Chapter 46 : Lepas Kendali
47
Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48
Chapter 48 : Perencanaan
49
Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50
Chapter 50 : Pil Persik Biru
51
Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52
Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53
Chapter 53 : Hadiah Besar
54
Chapter 54 : Jejak Kasar
55
Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56
Chapter 56 : Hutan Kematian
57
Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58
Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59
Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60
Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!