Shplashh!!!
Fang Yao ambruk dalam posisi berlutut, sama seperti Liu Ying di belakangnya. Melihat itu, Zhou Li segera protes.
"Ketua, bukankah ini sedikit berlebihan? Mereka masih anak-anak," sanggah Zhou Li tak terima.
"Liu'er adalah darah dagingmu, bagaimana bisa anda terlalu keras kepadanya?"
Wajah Xi Guan memerah menahan amarah, "Pembangkang ini harus diberi pelajaran. Jika tidak, dia akan semakin keterlaluan."
"Benar, Ketua Cheng. Mohon ampuni Nona Kecil." Kali ini Song Jun yang memohon kepada Xi Guan.
Xi Guan menggeram marah, "Ini urusan keluargaku, jangan ikut campur-!"
Semua orang membeku akibat aura mengintimidasi dari Xi Guan. Long Feiye sebenarnya ingin ikut melerai, namun gengsi telah mengalahkan rasa kemanusiaannya.
"Fang Yao, ini adalah masalah keluargaku. Kau tidak perlu ikut campur," lirih Liu Ying sembari menepuk bahu Fang Yao dari belakang.
"Tapi ..."
"Jangan cari mati-!" potong Liu Ying sebelum Fang Yao menyelesaikan kalimatnya.
Liu Ying tersenyum sinis, tatapan menyeramkannya tak jauh beda dengan Xi Guan. Ia menyerahkan pedangnya kepada Xi Guan sambil tertawa, ia sudah tidak tahan dengan semua ini.
"Kau lebih baik mengambil nyawaku daripada harus hidup terkurung di tempat terkutuk itu!"
Xi Guan melayangkan sebuah tamparan yang sangat keras ke wajah Liu Ying, nanar mata gadis itu mulai berkaca-kaca.
"Beraninya kau berteriak kepadaku-! Apa kau lupa, aku ini siapa?"
"Apa kau juga lupa, aku ini siapa?!" balas Liu Ying.
"AKU ADALAH CHENG LIU YING-!!! PUTRI DARI CHENG RUO YUAN, SANG PENDEKAR GUNUNG ES. AKU BUKANLAH ORANG YANG LEMAH DAN MUDAH DITINDAS," Lantang Liu Ying penuh amarah.
Mendengar itu, tangan Xi Guan bergetar hebat. Ia kemudian berbalik, "Fu Ming, Gu Hao. Bawa gadis itu kembali dan kurung dia!"
"Lepaskan aku, Brengsek-! Aku bisa berjalan sendiri."
Meski memberontak, para senior itu tetap tidak melepaskannya.
Semua anggota Sekte Teratai Emas juga kembali. Mereka meninggalkan Song Jun, Song Fan, Wali Kota serta semua orang yang menyaksikan kejadian tadi di tempat kejadian.
Lengan Liu Ying diikat agar tidak kabur, sementara itu Fang Yao serta Zhou Li tak bisa berbuat apa-apa.
Liu Ying dikurung di ruang bawah tanah, tempat Xi Guan mengoleksi berbagai senjata legendaris. Di dalam sebuah jeruji besi yang sudah lapuk, Liu Ying dirantai tangan dan kakinya.
"Demi bokong siluman, aku tidak akan pernah tunduk kepadamu." Liu Ying berdialog sendiri, ia hampir gila karena kesepian.
"Seharusnya aku memperhitungkan hal ini. Aku tahu, pasti bukan Tetua Zhou yang menyalakan kembang api. Lalu, apakah ini artinya kami sudah ketahuan sejak awal?"
"Huftt-! Aku akan mati bosan di sini, seseorang ... Berbicaralah padaku." Liu Ying melenguh dengan malas.
Tak ada jawaban selain gema suara Qiu Ying yang memantul di ruangan kedap suara tersebut.
Qiu tertawa mendengar pantulan suaranya, ia sedikit bersyukur dapat mendengar suara berisik meskipun dari mulutnya sendiri.
Liu Ying memperhatikan sekian banyak pusaka di ruangan itu, kualitasnya terlihat sangat bagus sehingga membuat gadis itu berbinar.
Liu Ying ingin meraih salah satu dari pusaka yang ada di sana, namun terhalang oleh jeruji besi di sekelilingnya. Tangannya juga tidak sampai untuk meraih benda-benda mengagumkan itu.
"Kenapa tanganku sangat pendek, apakah aku harus memotongnya beberapa senti?" gumam Liu Ying tanpa henti sambil memperhatikan telapak tangannya.
Mungkin saja beberapa syaraf otak gadis itu telah rusak akibat cambukan Xi Guan, ia jadi bodoh.
Liu Ying terus melanjutkan aktivitasnya dengan mengumpat dan memaki nasib sialnya, sampai sesuatu membuatnya terkejut.
"Hei, anak gadis. Tolong bebaskan aku ..."
Sebuah suara berat nan lirih bergema di ruangan seukuran 3×4 meter. Yang jelas, suara itu bukanlah milik Qiu Ying.
"Siapa, siapa itu?"
"Tolong, aku terkurung di sini!"
Liu Ying melayangkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan tidak menemukan seorang pun di sana, "Bukankah tidak tawanan selain aku, di sini? Mungkinkah ini hanyalah halusinasiku semata, karena kesepian?"
"Ah, sebaiknya aku istirahat. Semoga besok kembali normal," lanjutnya sembari memposisikan tubuh untuk berbaring.
"Tolong-! Tolong bebaskan aku." lirih suara itu semakin menjadi-jadi.
Liu Ying kembali mengawasi sekitarnya, kemudian berdiri agar dapat melihat dengan jelas.
"Oh, tuhan. Apakah aku benar-benar gila, Kenapa tidak ada apapun di sini?"
Gadis itu menajamkan penglihatannya dan kembali mengamati dengan teliti, sampai kemudian pandangannya terhenti pada sebuah pedang berwarna merah dengan ukiran berwarna keemasan.
Bukan tanpa sebab, Liu Ying terkejut melihat pedang itu mengeluarkan aura panas dan bercahaya seperti api bergetar di tempatnya.
"Apakah pedang itu ..." gumam Liu Ying pelan memastikan.
Mata Liu Ying membulat saat menerima kenyataan bahwa suara berat yang tadi ia dengar, benar-benar keluar dari pedang merah itu.
"Ya, itu aku. Tolong bebaskan aku,"
"Tunggu, tunggu. Kau bisa bicara, bagaimana bisa? Bukankah pedang yang bisa bicara, sangat langka di dunia persilatan? Itu pun hanya ada sepuluh di seluruh dunia."
"Tak sangka Si Kakek Tua itu memiliki barang sehebat ini."
Qiu Ying berusaha meraih pedang itu, namun jaraknya terlalu jauh.
"Tanganku tidak sampai, aku tak bisa menolongmu."
"Kau bisa, kau bisa memanggilku dengan tanganmu." ucap pedang itu.
Liu Ying tertawa mendengar itu, bagaimana bisa ia memanggil pedang yang bukan miliknya.
Hening ...
Sepertinya pedang itu tidak bercanda. Bodoh, mana ada pedang yang bercanda.
Dengan penasaran, Liu Ying mengumpulkan sedikit tenaga dalam pada telapak tangannya seperti yang pernah diajarkan di kelas berpedangnya. Liu Ying menutup matanya sembari memanggil dan membayangkan pedang itu berada di tangannya.
Plak-!
Liu Ying merasakan sesuatu yang panjang mendarat di kedua tangannya, membuat gadis itu terkejut saat membuka matanya.
"BERHASIL?!"
Pedang itu semakin bergetar hebat diiringi hawa panas yang dapat membakar apapun sejarak satu meter di dekatnya. Anehnya, meskipun panas, Liu Ying tidak terbakar sama sekali.
"Tarik. Tarik aku keluar, cepat."
Liu Ying hanya menurut, ia menarik pedang itu namun agak kesulitan. Sepertinya pedang itu sudah bertahun-tahun tidak pernah dipakai.
"Kenapa tidak bisa dilepas?"
Liu Ying mengerahkan segenap kekuatannya, akhirnya pedang itu pun keluar dari sarungnya dan menciptakan sebuah ledakan kecil seperti api.
Dengan takjub, Liu Ying meneliti setiap jengkal pedang itu. Ternyata tidak karatan sama sekali, Liu Ying sudah salah sangka.
或七 (Huo Qi)
Dua kata itu tercetak jelas di sisi pedang yang berkilauan itu, Liu Ying mengelus ukiran itu kagum.
"Jadi, namanya Huo Qi?"
"Menarik," gumam Liu Ying kesenangan.
Namun, Liu Ying tak sengaja menggoresnya jemarinya sehingga mengeluarkan darah.
"Sial-! Jempolku ..."
Darah itu menetes tepat pada guratan nama pedang itu sehingga membuatnya jadi berwarna merah. Melihat itu, Liu Ying malah meneteskan darahnya lagi ke atas padang itu.
"Wah, menakjubkan. Aku ingin sekali memilikinya," ucap Liu Ying penuh harap.
Secara tiba-tiba, pedang itu tertutup oleh cahaya merah yang menyilaukan mata. Pedang itu tersedot ke dalam tangan Liu Ying secara brutal, sehingga membuat gadis itu terlontar ke jeruji besi.
"Akhh-! Bokongku ..." ringis Liu Ying memastikan bokongnya yang terbentur lantai penjara itu baik-baik saja.
Kemudian, ia menyadari sesuatu.
"Pe- pedang itu ... tersedot?" tanya Liu Ying pada dirinya sendiri dengan panik.
.
.
.
Support terus cerita Author, dengan cara share cerita ini ke temen-temen kalian atau media sosial. Author semangat cuma karena kalian, oleh karena itu kalian semua harus rajin komen biar Author tambah semangat-!
Salam hangat, Author Cici ♡
♡
♡
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Dian Ariesto
up
2021-12-15
1
MuZakki
Mantaf Thor....👍👍👍
2021-12-15
4
Florence Nightingale
.
2021-12-04
4