Setelah kurang lebih dua puluh menit berjalan dengan ilmu meringankan tubuh sehingga mempercepat perjalanan, mereka pun sampai di Kota Lianhua.
Kota Lianhua terletak di bagian Selatan kekaisaran Wei, yakni daerah yang paling jauh dari jangkauan kota Jiangnan sebagai pusat kekaisaran.
Kota Lianhua bukanlah kota yang terlalu besar. Kebanyakan penduduknya merupakan pedagang, nelayan, dan petani. Bahkan orang yang berprofesi sebagai Pandai Besi sangat jarang atau mungkin tidak ada sama sekali.
Terkadang beberapa kelompok pedagang senjata dari Luoyang mengunjungi kota Lianhua untuk menjajahkan barang dagangan mereka yang berupa golok, cangkul, sabit, dan beberapa jenis alat bertani serta berburu.
Tak banyak pedagang dari Luoyang itu yang menyediakan persenjataan yang berkualitas serta memadai untuk kalangan pendekar, dikarenakan tak banyak pendekar di kota Lianhua.
Satu-satunya pusat organisasi pendekar terbesar di kota itu hanyalah Sekte Teratai Emas, namun sekte itu sudah memiliki penyedia sumber daya khusus dari luar kota untuk keperluan seluruh anggota Sekte.
Liu Ying terperangah melihat kota begitu ramai oleh para pengunjung, sudah hampir enam bulan lamanya Liu Ying tidak menginjakkan kakinya di kota itu sehingga saat kembali menapak ke tengah kota ia menjadi takjub.
Tak lama lagi kota Lianhua akan mengadakan Festival Lentera tahunan, tentu saja wali kota akan mengundang beberapa seniman terkenal kekaisaran Wei untuk mengisi acara pertunjukan.
Liu Ying tidak tahu apakah dia masih bisa menghadiri Festival Lentera itu jika saja ia tertangkap hari ini? Tentu saja kakeknya yang pemarah itu akan mengurung Liu Ying di Aula Hening selama berhari-hari.
Gadis itu menatap sendu ke bawah. Karena tak memperhatikan jalanan, Liu Ying tidak sengaja menabrak bahu seseorang.
Bugh!
"Awshh!" bahu Liu Ying tertubruk keras membuat gadis itu kaget dan langsung memegang bahunya.
Pemuda itu juga tak kalah kagetnya. Dari perawakannya, usia lelaki tersebut sekitar tujuh belas tahunan. Tampaknya ia berasal dari keluarga bangsawan, pakaiannya terbuat dari bahan yang mahal serta para pengawal yang mengikutinya di belakang sudah membuktikan bahwa pemuda itu berasal dari keluarga yang terpandang.
Mereka saling bertatapan dan terpana satu sama lain selama beberapa saat, sampai suara seseorang dari pengawal pemuda itu menyadarkan mereka.
"Gu Niang, kau seharusnya berhati-hati saat berjalan, kau sudah menabrak seorang Pangeran Wei keempat."
*Gu Niang / Xiao Gu Niang adalah panggilan atau sebutan khusus untuk seorang wanita yang masih muda dan belum menikah, bisa diartikan sebagai Nona / Nona Kecil / Nona Muda.
Orang-orang di pasar memperhatikan mereka dan mulai berbisik-bisik menyaksikan pemandangan tak biasa itu, Pangeran keempat kekaisaran Wei yang sedang berbicara dengan seorang gadis biasa menjadi sorotan disana.
Jangan lupakan Jia Li yang mulutnya terbuka lebar meski dalam kondisi yang tetap diam, sedangkan Fang Yao sepertinya tak terlalu menyukai pemuda itu.
Liu Ying terdiam tatapannya dingin dan mengintimidasi, pemuda itu menatap tak suka kepada pengawal yang menegur Liu Ying tadi, para pengawal itu sontak terdiam dan tak lagi berkutik. Sang pemuda membalas dengan tersenyum ramah kepada Liu Ying.
"Xiao Gu Niang, mohon jangan diambil hati perkataan pengawalku. Nona tidak apa-apa, kan?" pemuda itu tersenyum manis kepada Liu Ying, namun hanya dibalas dengan deheman oleh gadis itu.
"Perkenalkan, namaku Wang Yan. Bolehkah aku mengetahui nama Gu Niang?" pemuda yang mengaku Wang Yan itu mengulurkan tangannya kepada Liu Ying.
Liu Ying tidak menyambut tangan itu sehingga dengan segan Wang Yan menarik tangannya kembali, namun senyuman pemuda itu masih belum pudar.
Lelaki bernama Wang Yan itu memiliki perawakan yang cukup tinggi, memiliki aura kebangsawanan yang sangat besar, wajah yang tampan serta memiliki lesung pipi di kedua pipinya.
Wang Yan merupakan putra keempat Kaisar Wei, Wang Huai. Ia memiliki tubuh yang lemah sejak lahir sehingga tidak mampu mempelajari ilmu bela diri seperti saudara-saudaranya.
Liu Ying sudah banyak mendengar informasi putra bungsu Kaisar Wei tersebut, namun ia belum pernah melihatnya secara langsung. Setelah mengetahui pria di hadapannya adalah Pangeran Wang, Liu Ying tak lagi memiliki rasa penasaran dengan apa yang selama ini ia dengar.
Melihat suasana menjadi canggung, Fang Yao segera maju menarik lengan Liu Ying.
"Maaf atas kecerobohan adik seperguruan saya, kami harap Pangeran tidak memperpanjang masalah ini. Kami sangat terburu-buru, kami pamit undur diri untuk melanjutkan tujuan kami." ucap Fang Yao dengan dingin.
Fang Yao membungkuk kepada Wang Yan, kemudian ia menarik tangan Liu Ying pergi dari tempat itu dieekori oleh Jia Li di belakangnya.
Wang Yan terlihat ingin menghentikan mereka, namun ia segera mengurungkan niatnya. Ia menatap lekat kepegian tiga orang tadi hingga benar-benar menghilang ditelan kerumunan masa. Meski nampak kecewa, wajah pemuda itu tak luput dari senyumnya.
"Gadis yang menarik. Aku bertaruh, jika aku bertemu lagi dengannya suatu hari nanti, aku pasti akan tahu namanya." gumam Wang Yan sambil memperlebar senyumannya kemudian berbalik ke arah yang berlawanan.
Para pengawal nampak heran dengan sikap Wang Yan. Meski terkenal ramah dan murah senyum, Wang Yan tak pernah terlihat sebahagia itu saat bertemu dengan seorang gadis, bahkan Wang Yan jarang berkomunikasi dengan wanita di kesehariannya.
"Mereka orang dari kalangan bawah tidak memiliki sopan santun. Terlebih gadis itu, aku merasa aura jiwa wanita itu berbahaya. Seorang gadis bepergian dengan membawa pedang, mungkinkah mereka berasal dari suatu organisasi bela diri?" ucap seorang pengawal.
Senyum Wang Yan memudar, "Membicarakan orang lain, apakah itu tidak termasuk dalam golongan 'tidak punya sopan santun?'"
Wang Yan berjalan meninggalkan para pengawalnya yang terpaku karena ucapannya barusan.
...***...
"Woah!! Ada banyak sekali lampion di sini. Liu'er, apakah kita tidak bisa membeli satu?" cicit Jia Li penuh harap.
Liu Ying menggeleng, Fang Yao tertawa mengejek Jia Li yang cemberut karena keinginannya tak terpenuhi.
Pertunjukan teater sudah berakhir tadi. Liu Ying, Fang Yao dan Jia Li akan kembali ke sekte.
Jia Li sedari tadi sangat ingin membeli berbagai benda di pasar itu, namun selalu ditolak oleh Liu Ying dengan alasan uang yang tidak cukup.
Jelas saja, beberapa keping perak yang mereka miliki sudah dipakai untuk membayar tiket menonton teater tadi, uang sejumlah itu tentunya tak banyak bersisa sekarang.
"Kenapa kau tidak berpura-pura kesakitan saat bertabrakan dengan pangeran itu? Padahal kita bisa mendapatkan uang sebagai ganti rugi," gumam Jia Li pelan namun bisa didengar oleh dua orang di depannya.
"Dibanding ganti rugi, mereka akan lebih memilih menghukum orang yang lancang menabrak pangeran Wang." Tukas Fang Yao dengan malas.
Liu Ying menghentikan langkahnya dan menatap Jia Li tajam, membuat gadis itu bergidik ngeri.
Fang Yao berjalan di depan mereka, "Liu'er, jika kau bertemu lagi dengan pemuda tadi kau harus menjauhinya, dia tidak tampak seperti orang baik-baik."
Jia Li menaikkan alis mendengar penuturan Fang Yao, "Memangnya apa yang salah? Dia tampaknya orang baik, dan menurut pandanganku ia tertarik denganmu, Liu'er. Terlebih dia memiliki wajah yang tampan, kaya dan ramah. Jika Liu'er menjadi istrinya, pasti akan sangat bahagia."
Liu Ying dan Fang Yao menggeleng kemudian kembali melangkahkan kakinya dengan cepat.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
»𝆯⃟ ଓε»°CaCha_iC🄷a°«࿐𓆊
like, komen ☑️
2022-05-31
1
lina
semangat
2021-11-20
1
Yizhan
>///<
2021-11-15
4