Waktu berlalu sangat cepat, tak terasa Festival Lentera telah tiba. Liu Ying segera berkemas, kali ini dia mengenakan hanfu yang cukup indah dengan beberapa ukiran bunga mawar di bagian renda yang terbuat dari kain tule.
Tak tanggung-tanggung, Jia Li juga meriasnya dengan beberapa polesan pemerah bibir yang di usap tipis. Rambutnya setengah digerai ke belakang, tidak terlalu heboh dan terlihat sederhana, namun tetap terkesan anggun.
Hanfu yang digunakannya juga tidak sepenuhnya berenda, Liu Ying tetap mengenakan celana panjang untuk menutupi kakinya di bagian hanfu yang memiliki belahan.
Penampilan Liu Ying malam ini bisa disebut cantik sekaligus perkasa, ditambah lagi sebuah pedang bengkok yang digantungkan di punggungnya menambah kesan berani.
"Apakah perlu sampai seheboh ini?" Tanya Liu Ying saat Jia Li menambahkan sebuah jepit rambut berwarna keemasan dan berkilau di kepalanya.
Jia Li mengangguk dan meneruskan kegiatannya, sementara Fang Yao tampak risih melihat jepit rambut itu.
Fang Yao menarik sebuah tusuk rambut giok berwarna putih dari balik jubahnya, ia menepis tangan Jia Li dan melepaskan riasan heboh itu dari kepala Liu Ying.
"Singkirkan besi jelek itu! Kau terlihat lebih cantik mengenakan ini, Liu'er." ucap Fang Yao sambil menyematkan tusuk rambut giok itu di sanggul Liu Ying.
Jia Li menjadi kesal, "Apa-apaan kau ini?! Kau itu pria, mana faham tentang rias-merias."
Pemuda itu mencebik ke arah Jia Li, kemudian menyandarkan punggungnya di dinding.
"Kalau dipikir-pikir, tusuk rambut dari Fang Yao lumayan bagus dan simpel. Darimana kau mendapatkan ini, Rubah Jelek?!" Tanya Liu Ying sembari menatap tampilan dirinya di cermin.
Pujian dari Liu Ying membuat Jia Li semakin kesal, ia merasa tersaingi.
"Jepit rambutku lebih indah dan mewah, kau harus memilih punyaku, Liu'er!"
"Sepertinya aku akan memakai tusuk rambut dari Fang Yao saja. Maaf, ya, Jia Li. Aku pikir jepit rambutmu tidak cocok denganku," ujar Liu Ying dengan santai.
Fang Yao tersenyum miring serta menaik turunkan alisnya kepada Jia Li, berniat meremehkan gadis itu. "Sudah kubilang, aku yang paling tau apa yang terbaik untuk Liu'er."
Dengan kasar Jia Li melempar tusuk rambut di tangannya ke dalam kotak perhiasan, sehingga menciptakan suara dentingan dan seisi kotak itu pun berantakan.
Tiga bocah itu pun bergabung bersama rombongan Klan Teratai Emas, mereka berangkat hanya dengan berjalan kaki saja tanpa di fasilitasi oleh kendaraan apapun.
Malam itu Liu Ying tampak mencolok dibandingkan dengan murid Klan yang lain. Pasalnya, gadis itu belum pernah terlihat memakai riasan sekalipun sehingga membuat semua orang terpanah menatapnya.
Terutama Long Feiye, pemuda itu nampak terkejut dengan performa Liu Ying. Ia bahkan tidak bisa memalingkan mata dari Liu Ying selama beberapa detik. Ia malah merasa bahwa Liu Ying adalah orang yang berbeda dari sebelumnya, Liu Ying juga tidak pernah lagi menyapa dan mengacuhkannya sehingga membuat Long Feiye menjadi penasaran akan gadis itu.
Sementara Gu Xiulei juga berdandan dengan gaya anggunnya, mengenakan hanfu dengan lukisan bunga teratai di bagian lengan dan dada, juga dengan riasan kepala yang penuh oleh pernak-pernik berkilauan.
Gu Xiulei hampir tersedak saat pertama kali melihat penampilan Liu Ying, juga dibarengi rasa kesal karena merasa tersaingi.
Tak lama berjalan, mereka kemudian melewati pasar kota. Para rombongan diperbolehkan berbelanja berbagai barang selama beberapa waktu, mereka sangat antusias.
"Liu'er, apakah ini terlihat bagus?" Tanya Fang Yao sambil memperlihatkan sebuah mainan pedang berwarna putih dengan renda kemerahan dari kedai yang tidak jauh dari Liu Ying.
Liu Ying kemudian menagguk sembari ikut melihat-lihat berbagai jenis pisau kecil, ia sedikit tertarik dengan pisau yang tengah dipegang oleh Long Feiye. Melihat Liu Ying memperhatikan pisau di tangannya, Long Feiye pun menyadari bahwa Liu Ying menyukai pisau itu.
Dengan tersenyum canggung Long Feiye menyerahkan pisau itu kepada Liu Ying sehingga gadis itu menjadi kebingungan, "... Untukmu."
"Hah?"
Keheningan pun berlangsung cukup lama, hingga sebuah suara mengagetkan dua insan yang tengah berada pada kecanggungan itu.
"Apa-apaan kau ini?!" teriak Fang Yao menghampiri mereka.
Fang Yao mendorong tubuh Long Feiye agar menjauh dari Liu Ying, "Jangan mendekatinya. Pria bodoh sepertimu hanya akan menjadi hama untuk kehidupan Liu'er."
"Apa masalahmu? Kau tidak punya hak atas Liu'er," dengan sigap Long Feiye menepis tangan Fang Yao dari dadanya.
"Lalu jika aku tidak berhak, apakah itu berarti kau berhak?"
Long Feiye mundur beberapa langkah sambil menatap Fang Yao dengan tatapan yang menyiratkan kebencian.
"Aku tau aku tidak berhak, tapi ingat bahwa kau tidak Seharusnya ikut campur tentang sesuatu apapun di antara kami." Long Feiye melangkahkan kaki dari tempat itu.
Pemuda Fang itu menggeretakkan giginya dengan kedua jemarinya yang mengepal kuat.
Fang Yao berbalik dan menatap liu Ying intens, "Kau ... Sudah tidak menyukainya?"
Liu Ying terdiam sejenak, ia kemudian mengangguk dengan percaya diri sehingga membuat pandangan Fang Yao menjadi melunak.
"Aku hanya menyukai pisaunya, kupikir bahan bakunya cukup bagus," tukas Liu Ying sumringah.
"Dan Kalau dipikir-pikir, rasa sukaku kemarin itu mungkin saja hanya rasa kagum. Sebab aku tak tahu jelas apa itu menyukai dan disukai."
Fang Yao tersenyum sinis sambil menyerahkan mainan pedang yang ia genggam di tangannya, "Mana yang lebih kau sukai?"
Liu Ying berbinar, ia menerima benda itu dengan cepat dan gembira.
"Wahh! Untukku?"
Fang Yao mengangguk meng-iyakan, "Hmmm."
"Liu'er, apakah aku masih punya kesempatan?" gumam Fang Yao pelan.
Liu Ying mengerutkan dahinya karena merasa aneh dengan kata-kata Fang Yao, "Maksudmu, apakah maksudmu kesempatan untuk keluar sekte?"
"Aku pikir, bisa saja."
Pemuda itu menyunggingkan senyum getir, ia mengutuk kebodohannya karena mengatakan kalimat tadi. Ia sadar bahwa Liu Ying tidak akan pernah mengerti tentang sesuatu yang tumbuh di hatinya, sesuatu yang tidak dia ketahui kapan datang dan hadirnya.
"Ayo kita pergi, mereka sudah menunggu dan perayaan akan segera dimulai."
Dua manusia itu segera pergi setelah menyelesaikan urusan mereka, tanpa menyadari bahwa ada beberapa pasang mata yang sedari tadi memperhatikan.
Lalu-lalang pasar itu semakin ricuh, ratusan lentera dan kembang api memenuhi langit malam. Rombongan orang Klan Teratai Emas samping pada kediaman wali kota Wen dan disambut hangat oleh tuan rumah.
Beberapa petinggi dan orang-orang dengan status tinggi di kota Lianhua turut menghadiri undangan itu. Salah satunya adalah keluarga Song, yakni salah satu dari sepuluh keluarga yang paling penting posisinya di Kekaisaran Wei.
Tuan Song Fan bersama dengan keluarga besarnya ikut serta dalam perayaan itu. Ia memiliki seorang putra yang berumur sepantaran dengan Long Feiye. Seorang pemuda yang berbakat di bidang sastra, pintar berbicara dan lumayan tampan tentunya.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Lucia
Nah Lohhh...
kan apa gue bilang peyek 🗿
2021-11-23
6
Yizhan
lanjut... bikin nagih nihh
2021-11-23
1
Moshi Moshi
kabur yg jauhh, keswmpatan nihh
2021-11-23
2