Liu Ying sudah melepas semua riasannya dan berniat untuk ke ruang kelas untuk mengikuti pelajaran dari Tetua Ao Wuqi.
Ao Wuqi dulu sangat dikenal pada zamannya, ia kerap dijuluki sebagai Jenderal Kematian karena kehebatannya bermain pedang. Tentu saja ada alasan yang kuat hingga ia dinamai begitu, yakni ia bisa menggiring lawannya menuju kematian.
Sayangnya, pada masa kejayaannya ia justru harus kehilangan jindannya sehingga membuatnya tak lagi bisa menggunakan ilmu pedang dan tak lagi bisa mencapai puncak apalagi keabadian.
Ao Wuqi diracuni oleh seorang pendekar aliran hitam dari Lembah Racun Abadi. Ao Wuqi secara tidak sengaja menghirup racun asap Pelebur Elixir, menyebabkan kerusakan pada Jindan-nya dan tak lagi mampu menampung tenaga dalam di tubuh Ao Wuqi.
Sangat disayangkan di usia yang cukup muda dan di tengah popularitas yang tengah melonjak, Ao Wuqi malah mendapati kemalangan yang merusak kehidupannya selamanya.
Ao Wuqi kemudian memutuskan untuk bergabung ke sekte Teratai Emas dan melanjutkan sisa hidupnya disana, kini dia hanyalah seorang pria sepuh yang menjadi guru sastra di Sekte itu.
Liu Ying melangkah gontai menuju ruang kelas dengan malas dan tanpa bersemangat. Pelajaran sastra adalah pelajaran yang paling membosankan bagi Liu Ying, sepanjang pelajaran ia hanya menguap dan terkantuk-kantuk.
Mata pelajaran yang paling disukai oleh Liu Ying adalah Seni Pedang. Namun tidak dengan Ilmu meringankan tubuh, Liu Ying sangat membenci ilmu Qinggong itu. Bagi Liu Ying jika bisa bertarung, kenapa harus lari?
Liu Ying melirik Fang Yao yang kebetulan juga tengah menatapnya dan memberikan kode agar segera izin keluar kelas, tak lupa mereka mengajak Jia Li yang banyak tanya dan hampir membuat mereka ketahuan.
Fang Yao segera menyuarakan keinginannya kepada Ao Wuqi bahwa ia meminta izin keluar kelas dengan Jia Li dan Liu Ying. Long Feiye yang berada pada barisan paling depan menatap tak suka kepada mereka bertiga, ia sudah tau apa yang akan dilakukan oleh tiga bocah itu. Sementara Gu Xiulei menatap Liu Ying sinis, namun dibalas dengan seringai mengejek dari gadis itu.
Ao Wuqi tentunya tidak terlalu bodoh mengingat mereka dalam Trio Pengacau yang cukup merepotkan di dalam Klan, "Tidak bisa! Lanjutkan tugas kalian sampai selesai, jika tidak jangan harap kalian bisa keluar dari kelasku."
"Tetua Ao, aku mohon. Kami hanya akan keluar sebentar, Liu'er kita sedang kurang enak badan, kami akan mengantarnya kepada Tabib Yu untuk diperiksa." Jia Li ikut membujuk Ao Wuqi sambil mengaitkan matanya kepada Liu Ying, biar bagaimanapun rencana mereka tidak boleh gagal.
Liu Ying yang paham pun langsung membunggkuk menekan perutnya sambil mengerang kesakitan. "Aiyyo! Tetua Ao, aku mohon ... Sepertinya aku ingin buang air besar, apa kau tak takut kulaporkan kepada Tetua Zhou karena menghalangiku untuk pergi ke tandas? ."
Ao Wuqi pun jadi kalut, "Ya tuhan! Kalian anak muda sangat suka menindas orang tua sepertiku. Pergilah! Aku tak tahu mau bilang apa lagi."
Ao Wuqi memegang dadanya yang terasa sesak dengan emosi, ia akan serangan jantung jika terus berurusan dengan tiga bocah tengik itu. Senyum segera mengembang di wajah Liu Ying dan kedua temannya, mereka segera pergi meninggalkan ruang kelas yang membosankan itu.
Mereka pun sampai pada sebuah lapangan laga, Liu Ying tertawa bangga setelah berhasil lolos dari si Tua Bangka Ao Wuxi itu.
"Apa rencanamu selanjutnya?"
Fang Yao menyeringai kemudian berbisik kepada dua gadis di depannya, "Kudengar di kota akan ada pertunjukan Teater siang nanti, apakah kalian tidak tertarik untuk menyaksikan?"
Jia Li dan Liu Ying tampak ragu, "Tapi kita tidak memiliki uang."
Mata Liu Ying menelisik Fang Yao, "Jangan bilang kau mau mengajak kami menerobos ke tempat pertunjukan."
Fang Yao tersenyum percaya diri kemudian mengambil sesuatu dari dalam jubahnya, "Kalian tidak perlu takut, Gege kalian yang tampan memiliki ini!"
Tampak lah beberapa keping koin perak di telapak tangan Fang Yao yang membuat kedua gadis di hadapannya tak mampu menahan senyuman.
Jia Li hampir berteriak namun segera disumpal oleh Liu Ying menggunakan tangannya.
"Ehh! Fang Yao, darimana kau dapat uang itu?" Jia Li menatap kagum Fang Yao yang dibalas senyum bangga dari pemuda itu.
"Ini? Aku mencurinya dari Nenek Yu kemarin sore. Sekarang pikiran jalan pelarian kita kali ini, Liu'er?"
"Langkah awal, alihkan kakek tua Jiang dari penjagaan."
Fang Yao dan Jia Li mengangguk mendengar instruksi dari Liu Ying, kemudian mulai beraksi dalam rencana mereka.
Jia Li pergi menuju pos di gerbang Klan, Fang Yao berdiri di atas pagar menunggu instruksi berikutnya, sedangkan Liu Ying sudah mengendap-endap di dekat gerbang.
Jia Li mulai mengambil bagiannya dengan berteriak kepada pria tua yang hampir tuli itu, ia sedang tertidur dalam posisi duduk. Orang tua itu adalah Jiang Shuai, penjaga pintu Klan Teratai Emas.
"Kakek Jiang, ada murid yang hendak kabur!" teriakan Jia Li berhasil membuat Jiang Shuai terbangun dari tidurnya dan secara refleks meloncat ke arah Jia Li.
"Di mana? Di mana orang yang kabur?!" Jiang Shuai segera menjadi waspada dan mengusap matanya karena penglihatan yang tampak buram.
Bagus, semua berjalan dengan lancar sesuai rencana. Liu Ying segera mengambil kunci dan segera keluar dari gerbang secara hati-hati selagi Jiang Shuai sedang teralihkan.
Jia Li melanjutkan siasatnya, "Di sana, di tembok bagian Utara. Aku tadi melihat seseorang memanjat tembok."
Jiang Shuai segera pergi ke tempat yang ditunjukkan Jia Li. Tanpa dia sadari gadis itu tak lagi bersamanya, Jia Li sudah menghampiri Liu Ying ke luar gerbang.
Sementara itu Fang Yao yang nenyadari bahwa Jiang Shuai mulai mendekat segera melompat ke luar dengan cepat sehingga pria tua itu tak dapat melihat wajahnya.
Fang Yao berlari dengan cepat dan tanpa suara, ia tidak terlalu khawatir akan tertangkap oleh seorang pria lamban seperti Jiang Shuai. Ilmu Qinggong Fang Yao merupakan yang terbaik di kelasnya.
Fang Yao segera menuju ke tempat yang dijanjikan, menemukan Liu Ying dan Jia Li yang juga sepertinya baru sampai di sana.
"Bagaimana? Apakah Kakek Jiang sudah tak mengejar?" tanya Jia Li dengan nafas yang masih tersengal, pak tua Jiang pasti sudah melapor kepada Zhuo Li setelah melihat Fang Yao melompat dari tembok.
Liu Ying mengatur nafas sambil menyeringai, "Mari kita selesaikan sebelum mereka menemukan kita,"
Mereka sama-sama menyeringai nakal kemudian berjalan menuju kota melalui jalur kecil rahasia.
Pusat kota memang tidak jauh dari Sekte Teratai Emas, hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit dengan berjalan kaki.
Ini bukan pertama kalinya bagi mereka, tiga bocah itu sudah pernah beberapa kali melakukannya, namun dengan cara kabur yang berbeda-beda. Sebab itu lah mereka memiliki jalur rahasia yang tak pernah diketahui orang lain, orang Klan tidak pernah tahu karena selalu menemukan tiga bocah itu di tengah kota.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
y@y@
💗
2021-12-18
3
lina
next
2021-11-20
1
Yizhan
next>>
2021-11-13
1