Chapter 05 : Rencana Bolos

Liu Ying sudah melepas semua riasannya dan berniat untuk ke ruang kelas untuk mengikuti pelajaran dari Tetua Ao Wuqi.

Ao Wuqi dulu sangat dikenal pada zamannya, ia kerap dijuluki sebagai Jenderal Kematian karena kehebatannya bermain pedang. Tentu saja ada alasan yang kuat hingga ia dinamai begitu, yakni ia bisa menggiring lawannya menuju kematian.

Sayangnya, pada masa kejayaannya ia justru harus kehilangan jindannya sehingga membuatnya tak lagi bisa menggunakan ilmu pedang dan tak lagi bisa mencapai puncak apalagi keabadian.

Ao Wuqi diracuni oleh seorang pendekar aliran hitam dari Lembah Racun Abadi. Ao Wuqi secara tidak sengaja menghirup racun asap Pelebur Elixir, menyebabkan kerusakan pada Jindan-nya dan tak lagi mampu menampung tenaga dalam di tubuh Ao Wuqi.

Sangat disayangkan di usia yang cukup muda dan di tengah popularitas yang tengah melonjak, Ao Wuqi malah mendapati kemalangan yang merusak kehidupannya selamanya.

Ao Wuqi kemudian memutuskan untuk bergabung ke sekte Teratai Emas dan melanjutkan sisa hidupnya disana, kini dia hanyalah seorang pria sepuh yang menjadi guru sastra di Sekte itu.

Liu Ying melangkah gontai menuju ruang kelas dengan malas dan tanpa bersemangat. Pelajaran sastra adalah pelajaran yang paling membosankan bagi Liu Ying, sepanjang pelajaran ia hanya menguap dan terkantuk-kantuk.

Mata pelajaran yang paling disukai oleh Liu Ying adalah Seni Pedang. Namun tidak dengan Ilmu meringankan tubuh, Liu Ying sangat membenci ilmu Qinggong itu. Bagi Liu Ying jika bisa bertarung, kenapa harus lari?

Liu Ying melirik Fang Yao yang kebetulan juga tengah menatapnya dan memberikan kode agar segera izin keluar kelas, tak lupa mereka mengajak Jia Li yang banyak tanya dan hampir membuat mereka ketahuan.

Fang Yao segera menyuarakan keinginannya kepada Ao Wuqi bahwa ia meminta izin keluar kelas dengan Jia Li dan Liu Ying. Long Feiye yang berada pada barisan paling depan menatap tak suka kepada mereka bertiga, ia sudah tau apa yang akan dilakukan oleh tiga bocah itu. Sementara Gu Xiulei menatap Liu Ying sinis, namun dibalas dengan seringai mengejek dari gadis itu.

Ao Wuqi tentunya tidak terlalu bodoh mengingat mereka dalam Trio Pengacau yang cukup merepotkan di dalam Klan, "Tidak bisa! Lanjutkan tugas kalian sampai selesai, jika tidak jangan harap kalian bisa keluar dari kelasku."

"Tetua Ao, aku mohon. Kami hanya akan keluar sebentar, Liu'er kita sedang kurang enak badan, kami akan mengantarnya kepada Tabib Yu untuk diperiksa." Jia Li ikut membujuk Ao Wuqi sambil mengaitkan matanya kepada Liu Ying, biar bagaimanapun rencana mereka tidak boleh gagal.

Liu Ying yang paham pun langsung membunggkuk menekan perutnya sambil mengerang kesakitan. "Aiyyo! Tetua Ao, aku mohon ... Sepertinya aku ingin buang air besar, apa kau tak takut kulaporkan kepada Tetua Zhou karena menghalangiku untuk pergi ke tandas? ."

Ao Wuqi pun jadi kalut, "Ya tuhan! Kalian anak muda sangat suka menindas orang tua sepertiku. Pergilah! Aku tak tahu mau bilang apa lagi."

Ao Wuqi memegang dadanya yang terasa sesak dengan emosi, ia akan serangan jantung jika terus berurusan dengan tiga bocah tengik itu. Senyum segera mengembang di wajah Liu Ying dan kedua temannya, mereka segera pergi meninggalkan ruang kelas yang membosankan itu.

Mereka pun sampai pada sebuah lapangan laga, Liu Ying tertawa bangga setelah berhasil lolos dari si Tua Bangka Ao Wuxi itu.

"Apa rencanamu selanjutnya?"

Fang Yao menyeringai kemudian berbisik kepada dua gadis di depannya, "Kudengar di kota akan ada pertunjukan Teater siang nanti, apakah kalian tidak tertarik untuk menyaksikan?"

Jia Li dan Liu Ying tampak ragu, "Tapi kita tidak memiliki uang."

Mata Liu Ying menelisik Fang Yao, "Jangan bilang kau mau mengajak kami menerobos ke tempat pertunjukan."

Fang Yao tersenyum percaya diri kemudian mengambil sesuatu dari dalam jubahnya, "Kalian tidak perlu takut, Gege kalian yang tampan memiliki ini!"

Tampak lah beberapa keping koin perak di telapak tangan Fang Yao yang membuat kedua gadis di hadapannya tak mampu menahan senyuman.

Jia Li hampir berteriak namun segera disumpal oleh Liu Ying menggunakan tangannya.

"Ehh! Fang Yao, darimana kau dapat uang itu?" Jia Li menatap kagum Fang Yao yang dibalas senyum bangga dari pemuda itu.

"Ini? Aku mencurinya dari Nenek Yu kemarin sore. Sekarang pikiran jalan pelarian kita kali ini, Liu'er?"

"Langkah awal, alihkan kakek tua Jiang dari penjagaan."

Fang Yao dan Jia Li mengangguk mendengar instruksi dari Liu Ying, kemudian mulai beraksi dalam rencana mereka.

Jia Li pergi menuju pos di gerbang Klan, Fang Yao berdiri di atas pagar menunggu instruksi berikutnya, sedangkan Liu Ying sudah mengendap-endap di dekat gerbang.

Jia Li mulai mengambil bagiannya dengan berteriak kepada pria tua yang hampir tuli itu, ia sedang tertidur dalam posisi duduk. Orang tua itu adalah Jiang Shuai, penjaga pintu Klan Teratai Emas.

"Kakek Jiang, ada murid yang hendak kabur!" teriakan Jia Li berhasil membuat Jiang Shuai terbangun dari tidurnya dan secara refleks meloncat ke arah Jia Li.

"Di mana? Di mana orang yang kabur?!" Jiang Shuai segera menjadi waspada dan mengusap matanya karena penglihatan yang tampak buram.

Bagus, semua berjalan dengan lancar sesuai rencana. Liu Ying segera mengambil kunci dan segera keluar dari gerbang secara hati-hati selagi Jiang Shuai sedang teralihkan.

Jia Li melanjutkan siasatnya, "Di sana, di tembok bagian Utara. Aku tadi melihat seseorang memanjat tembok."

Jiang Shuai segera pergi ke tempat yang ditunjukkan Jia Li. Tanpa dia sadari gadis itu tak lagi bersamanya, Jia Li sudah menghampiri Liu Ying ke luar gerbang.

Sementara itu Fang Yao yang nenyadari bahwa Jiang Shuai mulai mendekat segera melompat ke luar dengan cepat sehingga pria tua itu tak dapat melihat wajahnya.

Fang Yao berlari dengan cepat dan tanpa suara, ia tidak terlalu khawatir akan tertangkap oleh seorang pria lamban seperti Jiang Shuai. Ilmu Qinggong Fang Yao merupakan yang terbaik di kelasnya.

Fang Yao segera menuju ke tempat yang dijanjikan, menemukan Liu Ying dan Jia Li yang juga sepertinya baru sampai di sana.

"Bagaimana? Apakah Kakek Jiang sudah tak mengejar?" tanya Jia Li dengan nafas yang masih tersengal, pak tua Jiang pasti sudah melapor kepada Zhuo Li setelah melihat Fang Yao melompat dari tembok.

Liu Ying mengatur nafas sambil menyeringai, "Mari kita selesaikan sebelum mereka menemukan kita,"

Mereka sama-sama menyeringai nakal kemudian berjalan menuju kota melalui jalur kecil rahasia.

Pusat kota memang tidak jauh dari Sekte Teratai Emas, hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit dengan berjalan kaki.

Ini bukan pertama kalinya bagi mereka, tiga bocah itu sudah pernah beberapa kali melakukannya, namun dengan cara kabur yang berbeda-beda. Sebab itu lah mereka memiliki jalur rahasia yang tak pernah diketahui orang lain, orang Klan tidak pernah tahu karena selalu menemukan tiga bocah itu di tengah kota.

...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

💗

2021-12-18

3

lina

lina

next

2021-11-20

1

Yizhan

Yizhan

next>>

2021-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hukuman
2 Chapter 02 : Sandera
3 Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4 Chapter 04 : Long Feiye
5 Chapter 05 : Rencana Bolos
6 Chapter 06 : Kota Lianhua
7 Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8 Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9 Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10 Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11 Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12 Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13 Chapter 13 : Berambisi
14 Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15 Chapter 15 : Festival Lentera
16 Chapter 16 : Festival Lentera 2
17 17. Chapter 17 : Duel
18 Chapter 18 : Melarikan Diri
19 Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20 Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21 Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22 Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23 Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24 Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25 Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26 Chapter 26 : Biro Heise
27 Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28 Chapter 28 : Tersegel
29 Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30 Chapter 30 : Berbincang-bincang
31 Chapter 31 : Meridian Ganda
32 Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33 Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34 Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35 Chapter 35 : Operasi Rahasia
36 Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37 Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38 Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39 Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40 Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41 Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42 Chapter 42 : Struktur Keamanan
43 Chapter 43 : Bermain Weiqi
44 Chapter 44 : Mari Beraksi
45 Chapter 45 : Setan Api
46 Chapter 46 : Lepas Kendali
47 Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48 Chapter 48 : Perencanaan
49 Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50 Chapter 50 : Pil Persik Biru
51 Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52 Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53 Chapter 53 : Hadiah Besar
54 Chapter 54 : Jejak Kasar
55 Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56 Chapter 56 : Hutan Kematian
57 Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58 Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59 Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60 Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 01 : Hukuman
2
Chapter 02 : Sandera
3
Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4
Chapter 04 : Long Feiye
5
Chapter 05 : Rencana Bolos
6
Chapter 06 : Kota Lianhua
7
Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8
Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9
Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10
Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11
Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12
Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13
Chapter 13 : Berambisi
14
Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15
Chapter 15 : Festival Lentera
16
Chapter 16 : Festival Lentera 2
17
17. Chapter 17 : Duel
18
Chapter 18 : Melarikan Diri
19
Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20
Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21
Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22
Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23
Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24
Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25
Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26
Chapter 26 : Biro Heise
27
Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28
Chapter 28 : Tersegel
29
Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30
Chapter 30 : Berbincang-bincang
31
Chapter 31 : Meridian Ganda
32
Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33
Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34
Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35
Chapter 35 : Operasi Rahasia
36
Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37
Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38
Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39
Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40
Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41
Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42
Chapter 42 : Struktur Keamanan
43
Chapter 43 : Bermain Weiqi
44
Chapter 44 : Mari Beraksi
45
Chapter 45 : Setan Api
46
Chapter 46 : Lepas Kendali
47
Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48
Chapter 48 : Perencanaan
49
Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50
Chapter 50 : Pil Persik Biru
51
Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52
Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53
Chapter 53 : Hadiah Besar
54
Chapter 54 : Jejak Kasar
55
Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56
Chapter 56 : Hutan Kematian
57
Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58
Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59
Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60
Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!