Chapter 16 : Festival Lentera 2

Acara dilakukan dengan hikmad. Para tamu disuguhi berbagai hiburan, mulai dari Tarian, bermain alat musik, dan pertunjukan akrobat.

Sementara itu Liu Ying, Fang Yao serta Jia Li sama sekali tidak memperhatikan sepanjang acara itu digelar. Mereka justru merasa cemas, mereka tidak bisa tenang mengingat aksi mereka akan dimulai beberapa saat lagi.

"Aku berkeringat," bisik Liu Ying di telinga Fang Yao, namun masih dapat didengar oleh Jia Li dikarenakan posisi Liu Ying yang duduk di antara kedua temannya itu.

"Aku bahkan ingin buang air kecil, apakah Tetua Zhou menghadapi kendala?" balas Fang Yao yang Ikut-ikutan memelankan suaranya.

Aula kediaman cukup ramai, sehingga obrolan tiga sekawan itu tidak akan menarik perhatian.

Liu Ying senyum terpaksa, "Apakah itu urusanku? Benar-benar tak tahu malu."

"Tentu saja."

Jia Li tertawa mendengar perdebatan mereka, "Lao Yao, berbicara perihal itu kepada seorang gadis sangatlah tidak sopan. Pantas saja tidak ada gadis yang menyukaimu."

"Pertama, aku tidak bicara dengan seorang gadis melainkan dua. Kedua, Liu'er menyukaiku. Iya kan, Liu'er?" kekeh Fang Yao.

"Dalam mimpimu!"

Fang Yao dan Jia Li tertawa, kemudian Fang Yao melanjutkan ocehannya lagi.

"Lihat itu, Tuan Muda Song rupanya tidak hanya berbakat di bidang sastra, ia juga cukup mahir dalam bermain musik." ucap Fang Yao sambil mengunyah berbagai kue yang tersaji di atas meja.

"Apa bagusnya itu?"

"Benar, Liu'er. Sama sekali tidak ada bagusnya," tambah Fang Yao.

Jia Li menghela nafas, "Liu'er, Tuan Muda Song adalah tipe idaman semua gadis. Apalagi kini dia sedang dalam rangka mencari seorang Niang Zi, andai itu aku."

"Sangat tidak menarik, bagaimana bisa seorang pria mempermalukannya dirinya sendiri dengan bermain musik di atas panggung? Jati diri yang patut dipertanyakan," tukas Liu Ying dengan santai.

"Kau bukan gadis normal!" ketus Jia Li sambil menyikut Liu Ying.

Jia Li terhanyut dalam khayalannya menjadi seorang Nyonya muda Song. Menurut Liu Ying, pujian seperti itu terlalu berlebihan, sangat berbeda dari yang Liu Ying lihat.

Di altar, terlihat Tuan Muda Song tengah memainkan Guqin dengan anggun. Namanya Song Jun, putra pertama dari keluarga Song agung. Sedang dalam tahun mencari calon istri, sebab itulah ia secara khusus tampil mengisi acara perayaan.

"Konyol!" tukas Liu Ying malas, tanpa sadar ia mengucapkan hal itu dengan suara yang lumayan keras.

Sontak pemuda Song itu menghentikan permainannya kemudian menatap Liu Ying, semua orang yang berada di sana juga ikut melayangkan pandangan ke arahnya membuat gadis itu kebingungan.

"Apa?" tanyanya dengan ekspresi tak bersalah.

Xi Guan menutup matanya menahan emosi. Cucunya benar-benar tidak sopan, itu akan mempermalukannya dan seisi sekte. Namun pak tua itu tidak angkat bicara, melainkan ikut mendengarkan percakapan mereka.

Para tamu yang berasal dari luar kota agak penasaran dengan Liu Ying, mereka juga memilih untuk menyimak saja, berharap seseorang menjelaskan identitas sang gadis.

Pasalnya penampilan Liu Ying sangat unik. Beberapa orang tampak kagum, sebagiannya lagi malah kesal dan menganggapnya tidak punya sopan santun.

Tuan Muda Song itu berdiri dari duduk bersilanya, "Maaf sebelumnya, apakah Nona punya sedikit saran?"

Liu Ying tahu betul bahwa pria itu sudah mendengar percakapan mereka sejak tadi, "Pendengaranmu cukup bagus. Lagipula kau sudah mendengar pendapatku, aku tidak punya saran terhadapmu."

"Nona terlalu merendahkan diri, sesungguhnya aku berharap Nona bisa memberikan nasihat. Kulihat tipe impian Nona terhadap seorang pria cukup unik," ucap Song Jun penuh arti.

Dalam hati Liu Ying mengutuk pria itu, apakah ia sedang bermain-main dengan Liu Ying? Jelas-jelas pria itu sudah mendengar cacian Liu Ying tadi, lalu kenapa ia masih memasang wajah tanpa dosa.

Liu Ying tertawa renyah, "Tidak ada yang perlu diperbaiki, kupikir akan lebih baik jika seorang pria lebih perkasa."

Liu Ying menekan intonasinya pada kata 'Perkasa', jelas sekali ia tengah menyindir pria itu.

Cukup sudah, Xi Guan sudah tidak tahan dengan kelancangan Liu Ying, Xi Guan berdiri.

"Izinkan aku menyela."

"Aku minta maaf pada semua hadirin di sini, maaf atas kelancangan orang dari sekteku. Aku harap Tuan sekalian tidak mempermasalahkan masalah kecil ini," tukas Xi Guan mencairkan suasana.

Tamu yang tadinya tegang akhirnya ikut menjadi normal kembali.

"Silahkan, Ketua Cheng." Walikota Wen Chen mempersilahkan.

"Sebelumnya izinkan aku memperkenalkan cucu perempuanku ini, ia memang sedikit lebih liar dari gadis lainnya." seloroh Xi Guan.

Bisik-bisik mulai terdengar, ada yang ber-Oh ria, ada pula yang keheranan.

"Ketua Cheng, aku baru tahu bahwa kau punya seorang cucu perempuan. Bukankah setahuku putramu gugur di tragedi Sungai Darah?"

Xi Guan menghela nafas, "Perihal ini memang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja. Lagipula cucuku tidak berbakat sehingga tidak layak untuk ditampilkan di dunia persilatan."

"Aku minta maaf telah mempermalukan diri," lanjut Xi Guan sambil menahan rasa malu.

Mendengar itu wali kota Wen terkekeh geli, "Tuan Song, orang sekitaran kota Lianhua tentunya sudah mengetahui tentang cucu Kepala Sekte yang kerap kali melakukan kenakalan."

Tentunya wali kota tahu jelas tentang si bocah tengil Cheng itu, siapa yang tidak mengenal cucu tunggal keluarga Cheng di kota Lianhua ini? Lagipula, wali kota juga mempunyai akses khusus ke dalam sekte sehingga membuatnya sering berkunjung untuk menemani Xi Guan bermain catur. Apalagi mereka adalah sahabat yang sangat dekat.

"Untungnya putra Ketua Sekte masih sempat memberikan keturunan yang berbakat dan lucu seperti Nona Muda Cheng." sambung wali kota dengan bangga.

Tuan Song menatap kagum kepada Liu Ying, ia telah menjadi sorotan di sana.

Sementara itu, Song Jun tidak berniat melanjutkan perbincangannya yang terpotong. Ia justru menghampiri ayahnya dan membisikkan sesuatu.

Tuan Song mengangguk setelah mendengarnya, entah apa yang dikatakan pemuda itu. Yang jelas mereka tersenyum saat memandang Liu Ying.

"Mari duduk kembali dan berbincanglah dengan santai." Ujar Song Fan.

Para pelayan dengan sigap menuangkan minuman, Fang Yao dan Jia Li malah keheranan.

"Ketua Cheng, sepertinya cucumu cocok dengan kriteria pasangan untuk Putraku. Apa pendapatmu?" sambung Song Fan lagi.

Beberapa gadis tampak muram, Jia Li menatap Liu Ying dengan tidak percaya. Jangan lupakan ekspresi Gu Xiulei saat mendengar itu. Berbeda halnya dengan Fang Yao, ia memilih untuk keluar dari ruangan.

Kening Xi Guan mengerut, "Sepertinya perbincangan kita sudah masuk ke dalam topik yang serius."

"Bukan begitu, hanya saja Putraku nampaknya tertarik dengan Nona Muda Cheng. Bukankah menjalin kekeluargaan itu baik?" bujuk Song Fan.

Memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu dari sepuluh keluarga yang dianggap memiliki kedudukan penting di kekaisaran Wei adalah sebuah kehormatan, bahkan hampir semua orang mengimpikan hal itu. Namun lain halnya dengan Xi Guan, itu adalah hal yang mustahil dilakukan.

...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...

Terpopuler

Comments

Florence Nightingale

Florence Nightingale

.

2021-12-04

1

Lucia

Lucia

^_^

2021-11-27

1

Meong_Me

Meong_Me

next Thor semangat

2021-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hukuman
2 Chapter 02 : Sandera
3 Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4 Chapter 04 : Long Feiye
5 Chapter 05 : Rencana Bolos
6 Chapter 06 : Kota Lianhua
7 Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8 Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9 Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10 Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11 Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12 Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13 Chapter 13 : Berambisi
14 Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15 Chapter 15 : Festival Lentera
16 Chapter 16 : Festival Lentera 2
17 17. Chapter 17 : Duel
18 Chapter 18 : Melarikan Diri
19 Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20 Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21 Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22 Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23 Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24 Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25 Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26 Chapter 26 : Biro Heise
27 Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28 Chapter 28 : Tersegel
29 Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30 Chapter 30 : Berbincang-bincang
31 Chapter 31 : Meridian Ganda
32 Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33 Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34 Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35 Chapter 35 : Operasi Rahasia
36 Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37 Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38 Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39 Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40 Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41 Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42 Chapter 42 : Struktur Keamanan
43 Chapter 43 : Bermain Weiqi
44 Chapter 44 : Mari Beraksi
45 Chapter 45 : Setan Api
46 Chapter 46 : Lepas Kendali
47 Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48 Chapter 48 : Perencanaan
49 Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50 Chapter 50 : Pil Persik Biru
51 Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52 Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53 Chapter 53 : Hadiah Besar
54 Chapter 54 : Jejak Kasar
55 Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56 Chapter 56 : Hutan Kematian
57 Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58 Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59 Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60 Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 01 : Hukuman
2
Chapter 02 : Sandera
3
Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4
Chapter 04 : Long Feiye
5
Chapter 05 : Rencana Bolos
6
Chapter 06 : Kota Lianhua
7
Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8
Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9
Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10
Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11
Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12
Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13
Chapter 13 : Berambisi
14
Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15
Chapter 15 : Festival Lentera
16
Chapter 16 : Festival Lentera 2
17
17. Chapter 17 : Duel
18
Chapter 18 : Melarikan Diri
19
Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20
Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21
Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22
Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23
Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24
Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25
Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26
Chapter 26 : Biro Heise
27
Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28
Chapter 28 : Tersegel
29
Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30
Chapter 30 : Berbincang-bincang
31
Chapter 31 : Meridian Ganda
32
Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33
Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34
Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35
Chapter 35 : Operasi Rahasia
36
Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37
Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38
Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39
Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40
Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41
Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42
Chapter 42 : Struktur Keamanan
43
Chapter 43 : Bermain Weiqi
44
Chapter 44 : Mari Beraksi
45
Chapter 45 : Setan Api
46
Chapter 46 : Lepas Kendali
47
Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48
Chapter 48 : Perencanaan
49
Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50
Chapter 50 : Pil Persik Biru
51
Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52
Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53
Chapter 53 : Hadiah Besar
54
Chapter 54 : Jejak Kasar
55
Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56
Chapter 56 : Hutan Kematian
57
Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58
Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59
Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60
Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!