Acara dilakukan dengan hikmad. Para tamu disuguhi berbagai hiburan, mulai dari Tarian, bermain alat musik, dan pertunjukan akrobat.
Sementara itu Liu Ying, Fang Yao serta Jia Li sama sekali tidak memperhatikan sepanjang acara itu digelar. Mereka justru merasa cemas, mereka tidak bisa tenang mengingat aksi mereka akan dimulai beberapa saat lagi.
"Aku berkeringat," bisik Liu Ying di telinga Fang Yao, namun masih dapat didengar oleh Jia Li dikarenakan posisi Liu Ying yang duduk di antara kedua temannya itu.
"Aku bahkan ingin buang air kecil, apakah Tetua Zhou menghadapi kendala?" balas Fang Yao yang Ikut-ikutan memelankan suaranya.
Aula kediaman cukup ramai, sehingga obrolan tiga sekawan itu tidak akan menarik perhatian.
Liu Ying senyum terpaksa, "Apakah itu urusanku? Benar-benar tak tahu malu."
"Tentu saja."
Jia Li tertawa mendengar perdebatan mereka, "Lao Yao, berbicara perihal itu kepada seorang gadis sangatlah tidak sopan. Pantas saja tidak ada gadis yang menyukaimu."
"Pertama, aku tidak bicara dengan seorang gadis melainkan dua. Kedua, Liu'er menyukaiku. Iya kan, Liu'er?" kekeh Fang Yao.
"Dalam mimpimu!"
Fang Yao dan Jia Li tertawa, kemudian Fang Yao melanjutkan ocehannya lagi.
"Lihat itu, Tuan Muda Song rupanya tidak hanya berbakat di bidang sastra, ia juga cukup mahir dalam bermain musik." ucap Fang Yao sambil mengunyah berbagai kue yang tersaji di atas meja.
"Apa bagusnya itu?"
"Benar, Liu'er. Sama sekali tidak ada bagusnya," tambah Fang Yao.
Jia Li menghela nafas, "Liu'er, Tuan Muda Song adalah tipe idaman semua gadis. Apalagi kini dia sedang dalam rangka mencari seorang Niang Zi, andai itu aku."
"Sangat tidak menarik, bagaimana bisa seorang pria mempermalukannya dirinya sendiri dengan bermain musik di atas panggung? Jati diri yang patut dipertanyakan," tukas Liu Ying dengan santai.
"Kau bukan gadis normal!" ketus Jia Li sambil menyikut Liu Ying.
Jia Li terhanyut dalam khayalannya menjadi seorang Nyonya muda Song. Menurut Liu Ying, pujian seperti itu terlalu berlebihan, sangat berbeda dari yang Liu Ying lihat.
Di altar, terlihat Tuan Muda Song tengah memainkan Guqin dengan anggun. Namanya Song Jun, putra pertama dari keluarga Song agung. Sedang dalam tahun mencari calon istri, sebab itulah ia secara khusus tampil mengisi acara perayaan.
"Konyol!" tukas Liu Ying malas, tanpa sadar ia mengucapkan hal itu dengan suara yang lumayan keras.
Sontak pemuda Song itu menghentikan permainannya kemudian menatap Liu Ying, semua orang yang berada di sana juga ikut melayangkan pandangan ke arahnya membuat gadis itu kebingungan.
"Apa?" tanyanya dengan ekspresi tak bersalah.
Xi Guan menutup matanya menahan emosi. Cucunya benar-benar tidak sopan, itu akan mempermalukannya dan seisi sekte. Namun pak tua itu tidak angkat bicara, melainkan ikut mendengarkan percakapan mereka.
Para tamu yang berasal dari luar kota agak penasaran dengan Liu Ying, mereka juga memilih untuk menyimak saja, berharap seseorang menjelaskan identitas sang gadis.
Pasalnya penampilan Liu Ying sangat unik. Beberapa orang tampak kagum, sebagiannya lagi malah kesal dan menganggapnya tidak punya sopan santun.
Tuan Muda Song itu berdiri dari duduk bersilanya, "Maaf sebelumnya, apakah Nona punya sedikit saran?"
Liu Ying tahu betul bahwa pria itu sudah mendengar percakapan mereka sejak tadi, "Pendengaranmu cukup bagus. Lagipula kau sudah mendengar pendapatku, aku tidak punya saran terhadapmu."
"Nona terlalu merendahkan diri, sesungguhnya aku berharap Nona bisa memberikan nasihat. Kulihat tipe impian Nona terhadap seorang pria cukup unik," ucap Song Jun penuh arti.
Dalam hati Liu Ying mengutuk pria itu, apakah ia sedang bermain-main dengan Liu Ying? Jelas-jelas pria itu sudah mendengar cacian Liu Ying tadi, lalu kenapa ia masih memasang wajah tanpa dosa.
Liu Ying tertawa renyah, "Tidak ada yang perlu diperbaiki, kupikir akan lebih baik jika seorang pria lebih perkasa."
Liu Ying menekan intonasinya pada kata 'Perkasa', jelas sekali ia tengah menyindir pria itu.
Cukup sudah, Xi Guan sudah tidak tahan dengan kelancangan Liu Ying, Xi Guan berdiri.
"Izinkan aku menyela."
"Aku minta maaf pada semua hadirin di sini, maaf atas kelancangan orang dari sekteku. Aku harap Tuan sekalian tidak mempermasalahkan masalah kecil ini," tukas Xi Guan mencairkan suasana.
Tamu yang tadinya tegang akhirnya ikut menjadi normal kembali.
"Silahkan, Ketua Cheng." Walikota Wen Chen mempersilahkan.
"Sebelumnya izinkan aku memperkenalkan cucu perempuanku ini, ia memang sedikit lebih liar dari gadis lainnya." seloroh Xi Guan.
Bisik-bisik mulai terdengar, ada yang ber-Oh ria, ada pula yang keheranan.
"Ketua Cheng, aku baru tahu bahwa kau punya seorang cucu perempuan. Bukankah setahuku putramu gugur di tragedi Sungai Darah?"
Xi Guan menghela nafas, "Perihal ini memang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja. Lagipula cucuku tidak berbakat sehingga tidak layak untuk ditampilkan di dunia persilatan."
"Aku minta maaf telah mempermalukan diri," lanjut Xi Guan sambil menahan rasa malu.
Mendengar itu wali kota Wen terkekeh geli, "Tuan Song, orang sekitaran kota Lianhua tentunya sudah mengetahui tentang cucu Kepala Sekte yang kerap kali melakukan kenakalan."
Tentunya wali kota tahu jelas tentang si bocah tengil Cheng itu, siapa yang tidak mengenal cucu tunggal keluarga Cheng di kota Lianhua ini? Lagipula, wali kota juga mempunyai akses khusus ke dalam sekte sehingga membuatnya sering berkunjung untuk menemani Xi Guan bermain catur. Apalagi mereka adalah sahabat yang sangat dekat.
"Untungnya putra Ketua Sekte masih sempat memberikan keturunan yang berbakat dan lucu seperti Nona Muda Cheng." sambung wali kota dengan bangga.
Tuan Song menatap kagum kepada Liu Ying, ia telah menjadi sorotan di sana.
Sementara itu, Song Jun tidak berniat melanjutkan perbincangannya yang terpotong. Ia justru menghampiri ayahnya dan membisikkan sesuatu.
Tuan Song mengangguk setelah mendengarnya, entah apa yang dikatakan pemuda itu. Yang jelas mereka tersenyum saat memandang Liu Ying.
"Mari duduk kembali dan berbincanglah dengan santai." Ujar Song Fan.
Para pelayan dengan sigap menuangkan minuman, Fang Yao dan Jia Li malah keheranan.
"Ketua Cheng, sepertinya cucumu cocok dengan kriteria pasangan untuk Putraku. Apa pendapatmu?" sambung Song Fan lagi.
Beberapa gadis tampak muram, Jia Li menatap Liu Ying dengan tidak percaya. Jangan lupakan ekspresi Gu Xiulei saat mendengar itu. Berbeda halnya dengan Fang Yao, ia memilih untuk keluar dari ruangan.
Kening Xi Guan mengerut, "Sepertinya perbincangan kita sudah masuk ke dalam topik yang serius."
"Bukan begitu, hanya saja Putraku nampaknya tertarik dengan Nona Muda Cheng. Bukankah menjalin kekeluargaan itu baik?" bujuk Song Fan.
Memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu dari sepuluh keluarga yang dianggap memiliki kedudukan penting di kekaisaran Wei adalah sebuah kehormatan, bahkan hampir semua orang mengimpikan hal itu. Namun lain halnya dengan Xi Guan, itu adalah hal yang mustahil dilakukan.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Florence Nightingale
.
2021-12-04
1
Lucia
^_^
2021-11-27
1
Meong_Me
next Thor semangat
2021-11-24
1