Tak lama setelah Zhou Li berlalu, tampaklah dua orang anak muda yang tubuhnya juga dibaluti banyak kain perban. Mereka adalah Jia Li dan Fang Yao, Jia Li tidak terlalu banyak luka sedangkan Fang Yao berjalan pincang dengan tangan kanannya memegang sebuah tongkat jalan.
Liu Ying memicing saat melihat kedua orang itu duduk di atas bangku yang berada di samping ranjangnya.
"Kupikir kau sudah mati," ujar Fang Yao dengan nada yang menyindir membuat gadis itu meringis.
Meskipun bisa berjalan, namun luka yang dialami pemuda itu tidak lebih baik daripada Liu Ying. Wajar saja, ia bahkan telah menghabisi lima atau lebih perampok yang menjadi lawannya. Sedangkan Liu Ying sudah di luar batas wajar pendekar ahli yang juga masih tergolong pendekar muda.
"Seharusnya kau yang mati, Rubah Jelek!"
Fang Yao dan Jia Li tertawa, disambut dengan cengiran Liu Ying yang masih setia menempel pada ranjangnya.
Liu Ying terdiam beberapa saat kemudian mulai berbicara, "Sejujurnya aku sedikit heran dengan kemampuan aneh saat kita bertarung kemarin."
"Maksudmu Kerasukan?" ucap Fang Yao ringan.
Liu Ying menggeretakkan giginya geram kemudian melempar sebiji kacang kepada Fang Yao. "Aku serius. Aku sempat mendengar Nenek Zhou dan kakekku membicarakan ini, kupikir ada sebuah rahasia."
"Kau benar. Tetua Zhou juga sempat mengatakan sesuatu yang aneh setelah melihat belakang lehermu, dia sempat mengungkit Roh Phoenix."
Walau Fang Yao terluka cukup parah hingga hampir kehilangan kesadaran, tapi mendengar cukup jelas apa yang dikatakan wanita tua bermarga Zhou itu.
Jia Li memijat lengan Liu Ying sambil mengunyah Kastanye di mulutnya dan mulai mendumel, "Kita bisa mencari informasi dari beberapa sumber di perpustakaan sekte, kita sudah cukup sehat untuk mulai beraksi."
Fang Yao menyikut lengan Jia Li, "Anak pintar! Tapi apakah kalian melupakan seseorang pria tua sang maniak kedisiplinan itu? Sebenarnya aku masih bersedia untuk berbaring di kamarku untuk menyembuhkan luka ini sebelum luka lainnya muncul."
Yah, dia benar. Liu Ying menghela nafas mengingat kembali kekhawatiran yang menghantuinya sejak ia bangun.
Tak terasa, pemulihan tubuh Liu Ying meningkat pesat. Tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya, ia sudah bisa menggerakkan bagian tubuhnya yang kaku karena terlalu lama berbaring.
"Hah! Aku bisa merasakan tulangku berderak, kuharap mereka tidak benar-benar patah."
Liu Ying bangkit dari tidurnya lalu meneguk secangkir teh dari atas meja, ia kembali duduk di ranjangnya menghadap kepada dua orang sahabatnya itu.
"Papah aku keluar ruangan," ucap gadis itu sambil menjulurkan tangannya kepada dua orang di harapannya.
Fang Yao menepis tangan Qiu Ying, "Kau bisa berjalan sendiri, kenapa kau harus berharap kepada kaki pincangku?"
"Aku bilang papah aku!"
Dibandingkan berdebat, Fang Yao lebih memilih untuk menuruti perkataan Liu Ying yang menurutnya bodoh itu.
Mereka berjalan di halaman menuju ke lapangan tempat murid-murid sedang latihan.
Beberapa murid mulai berisik-bisik saat Liu Ying tampil di tengah-tengah mereka setelah beberapa hari lalu ia diangkat dalam keadaan mengenaskan.
Tanpa bertanya pun, Fang Yao sudah tahu ke mana tujuan Liu Ying sebenarnya. Setelah sakit parah, sudah pasti gadis itu akan cari perhatian kepada Long Feiye.
"Senior Long, kau sedang berlatih?" ucap Qiu Ying sambil tersenyum mendekati pria itu.
Long Feiye yang melihat Liu Ying berjalan dengan langkah tertatih-tatih langsung membantu gadis itu duduk di pinggir lapangan.
Pria itu nampak risih dengan kehadiran Liu Ying, tapi ia berusaha menutupinya dengan tersenyum simpul.
"Nona Kecil Ying, apa yang kau lakukan di sini, bukankah lukamu masih belum sembuh?"
Liu Ying tersipu malu, "Apakah kau mengkhawatirkanku?"
Long Feiye menampilkan ekspresi serba salah, ia selalu dalam posisi tertekan jika berada di samping cucu kepala sektenya itu.
Sementara itu Fang Yao bersama Jia Li beringsut pergi meninggalkan Liu Ying berdua dengan Long Feiye, siapa yang mau jadi nyamuk untuk kedua orang itu?
"Eee ... Nona Kecil Ying, itu-" Long Feiye menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Liu Ying menjadi kesal mendengar jawaban Long Feiye, "Senior Long, kenapa kau selalu memanggilku Nona Kecil Ying, Apakah kita belum akrab?"
"Bukankah kita tumbuh bersama? Senior, aku menyukaimu. kenapa kau selalu menghindariku?"
Liu Ying mengalihkan pandangannya dari Long Feiye, ia makin kesal saat pemuda itu tidak mencoba memberikan penjelasan seperti harapan Liu Ying.
Long Feiye sudah tak tahan dengan kecanggungan ini, ia sudah menghindari Liu Ying selama hidupnya, tapi wanita itu tetap tidak pernah menyerah.
Segala cara sudah ia lakukan demi menolak Liu Ying secara halus, dan gadis itu masih tidak mengerti juga.
Long Feiye tahu pasti bahwa Liu Ying mengerti dengan penolakannya, Gadis itu hanya berpura-pura tidak paham agar ia bisa terus-terusan menempel pada Long Feiye.
Cukup sudah! Persetan dengan segala kesopanan yang ada, yang jelas Long Feiye tidak mau ketenangannya diusik terus-menerus oleh adik seperguruannya itu.
"Liu'er, apakah kita benar-benar seakrab itu? Kita hanya sebatas saudara seperguruan, tidak pernah dan tidak akan pernah lebih dari itu." Long Feiye menekankan setiap kata yang diucapkannya.
Semua murid yang sedang berlatih di sekitar lapangan langsung memperhatikan mereka, namun Long Feiye seolah tak peduli.
Sementara itu Liu Ying segera berdiri dan berbicara dengan nada tinggi, "Apa kekuranganku sehingga kau tidak menyukaiku?! Apa alasan yang membuat kita tidak bisa bersama, Hah?!"
"Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir baik!"
Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya pemuda itu segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Liu Ying sendirian di pinggir lapangan.
Liu Ying mengepalkan jari-jarinya, matanya sedikit berembun dengan penolakan Long Feiye, bagaimana bisa pria itu menolaknya mentah-mentah secara langsung di hadapan semua murid-murid sekte?
Gu Xiulei yang kebetulan ikut menyaksikan kejadian tadi menghampiri Liu Ying.
"Sepertinya ada yang baru saja ditolak hari ini, kasihan sekali," ucap Xiulei seraya berdiri di samping Liu Ying.
Gadis ular itu benar-benar memperkeruh suasana, Qiu Ying memgeraskan rahangnya mendengar cemooh Gu Xiulei, ia berusaha menahan amarah agar tidak terpancing oleh kata-kata wanita itu.
"Jangan ikut campur urusan orang lain, Jal*ng sepertimu mana pantas berbicara padaku. Cih! Menjijikkan," balas Liu Ying, kemudian berlalu dari tempat itu.
Gu Xiulei terkejut mendengar kata-kata Liu Ying, semua orang mulai berbisik-bisik.
Sedangkan Liu Ying melangkah pergi menuju kamarnya, ia tidak kembali ke ruangan kakek tua Guan.
Segala impian Liu Ying tentang Long Feiye lenyap seketika, ia benci kenyataan bahwa pemuda itu sama sekali tidak menyukainya. Bahkan pria itu menolaknya secara langsung di depan semua orang dan mempermalukannya.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Aishi Mao
Ini teh yg slah bukannya Fei Ye, bener kata dia kalau sesuatu yg dipaksa itu ga akan baik, Ling Yiu punya karakter yg ga berpikiran panjang ya, tpi msih wajar krna dibutakan cinta
2022-04-15
2
Agustia Syahbana
Feiye Gege 😭😭😭
2021-11-23
1
Yizhan
Awas, gw tandai muke lu 🙁🔪
2021-11-23
2