Chapter 11 : Penolakan Long Feiye

Tak lama setelah Zhou Li berlalu, tampaklah dua orang anak muda yang tubuhnya juga dibaluti banyak kain perban. Mereka adalah Jia Li dan Fang Yao, Jia Li tidak terlalu banyak luka sedangkan Fang Yao berjalan pincang dengan tangan kanannya memegang sebuah tongkat jalan.

Liu Ying memicing saat melihat kedua orang itu duduk di atas bangku yang berada di samping ranjangnya.

"Kupikir kau sudah mati," ujar Fang Yao dengan nada yang menyindir membuat gadis itu meringis.

Meskipun bisa berjalan, namun luka yang dialami pemuda itu tidak lebih baik daripada Liu Ying. Wajar saja, ia bahkan telah menghabisi lima atau lebih perampok yang menjadi lawannya. Sedangkan Liu Ying sudah di luar batas wajar pendekar ahli yang juga masih tergolong pendekar muda.

"Seharusnya kau yang mati, Rubah Jelek!"

Fang Yao dan Jia Li tertawa, disambut dengan cengiran Liu Ying yang masih setia menempel pada ranjangnya.

Liu Ying terdiam beberapa saat kemudian mulai berbicara, "Sejujurnya aku sedikit heran dengan kemampuan aneh saat kita bertarung kemarin."

"Maksudmu Kerasukan?" ucap Fang Yao ringan.

Liu Ying menggeretakkan giginya geram kemudian melempar sebiji kacang kepada Fang Yao. "Aku serius. Aku sempat mendengar Nenek Zhou dan kakekku membicarakan ini, kupikir ada sebuah rahasia."

"Kau benar. Tetua Zhou juga sempat mengatakan sesuatu yang aneh setelah melihat belakang lehermu, dia sempat mengungkit Roh Phoenix."

Walau Fang Yao terluka cukup parah hingga hampir kehilangan kesadaran, tapi mendengar cukup jelas apa yang dikatakan wanita tua bermarga Zhou itu.

Jia Li memijat lengan Liu Ying sambil mengunyah Kastanye di mulutnya dan mulai mendumel, "Kita bisa mencari informasi dari beberapa sumber di perpustakaan sekte, kita sudah cukup sehat untuk mulai beraksi."

Fang Yao menyikut lengan Jia Li, "Anak pintar! Tapi apakah kalian melupakan seseorang pria tua sang maniak kedisiplinan itu? Sebenarnya aku masih bersedia untuk berbaring di kamarku untuk menyembuhkan luka ini sebelum luka lainnya muncul."

Yah, dia benar. Liu Ying menghela nafas mengingat kembali kekhawatiran yang menghantuinya sejak ia bangun.

Tak terasa, pemulihan tubuh Liu Ying meningkat pesat. Tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya, ia sudah bisa menggerakkan bagian tubuhnya yang kaku karena terlalu lama berbaring.

"Hah! Aku bisa merasakan tulangku berderak, kuharap mereka tidak benar-benar patah."

Liu Ying bangkit dari tidurnya lalu meneguk secangkir teh dari atas meja, ia kembali duduk di ranjangnya menghadap kepada dua orang sahabatnya itu.

"Papah aku keluar ruangan," ucap gadis itu sambil menjulurkan tangannya kepada dua orang di harapannya.

Fang Yao menepis tangan Qiu Ying, "Kau bisa berjalan sendiri, kenapa kau harus berharap kepada kaki pincangku?"

"Aku bilang papah aku!"

Dibandingkan berdebat, Fang Yao lebih memilih untuk menuruti perkataan Liu Ying yang menurutnya bodoh itu.

Mereka berjalan di halaman menuju ke lapangan tempat murid-murid sedang latihan.

Beberapa murid mulai berisik-bisik saat Liu Ying tampil di tengah-tengah mereka setelah beberapa hari lalu ia diangkat dalam keadaan mengenaskan.

Tanpa bertanya pun, Fang Yao sudah tahu ke mana tujuan Liu Ying sebenarnya. Setelah sakit parah, sudah pasti gadis itu akan cari perhatian kepada Long Feiye.

"Senior Long, kau sedang berlatih?" ucap Qiu Ying sambil tersenyum mendekati pria itu.

Long Feiye yang melihat Liu Ying berjalan dengan langkah tertatih-tatih langsung membantu gadis itu duduk di pinggir lapangan.

Pria itu nampak risih dengan kehadiran Liu Ying, tapi ia berusaha menutupinya dengan tersenyum simpul.

"Nona Kecil Ying, apa yang kau lakukan di sini, bukankah lukamu masih belum sembuh?"

Liu Ying tersipu malu, "Apakah kau mengkhawatirkanku?"

Long Feiye menampilkan ekspresi serba salah, ia selalu dalam posisi tertekan jika berada di samping cucu kepala sektenya itu.

Sementara itu Fang Yao bersama Jia Li beringsut pergi meninggalkan Liu Ying berdua dengan Long Feiye, siapa yang mau jadi nyamuk untuk kedua orang itu?

"Eee ... Nona Kecil Ying, itu-" Long Feiye menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Liu Ying menjadi kesal mendengar jawaban Long Feiye, "Senior Long, kenapa kau selalu memanggilku Nona Kecil Ying, Apakah kita belum akrab?"

"Bukankah kita tumbuh bersama? Senior, aku menyukaimu. kenapa kau selalu menghindariku?"

Liu Ying mengalihkan pandangannya dari Long Feiye, ia makin kesal saat pemuda itu tidak mencoba memberikan penjelasan seperti harapan Liu Ying.

Long Feiye sudah tak tahan dengan kecanggungan ini, ia sudah menghindari Liu Ying selama hidupnya, tapi wanita itu tetap tidak pernah menyerah.

Segala cara sudah ia lakukan demi menolak Liu Ying secara halus, dan gadis itu masih tidak mengerti juga.

Long Feiye tahu pasti bahwa Liu Ying mengerti dengan penolakannya, Gadis itu hanya berpura-pura tidak paham agar ia bisa terus-terusan menempel pada Long Feiye.

Cukup sudah! Persetan dengan segala kesopanan yang ada, yang jelas Long Feiye tidak mau ketenangannya diusik terus-menerus oleh adik seperguruannya itu.

"Liu'er, apakah kita benar-benar seakrab itu? Kita hanya sebatas saudara seperguruan, tidak pernah dan tidak akan pernah lebih dari itu." Long Feiye menekankan setiap kata yang diucapkannya.

Semua murid yang sedang berlatih di sekitar lapangan langsung memperhatikan mereka, namun Long Feiye seolah tak peduli.

Sementara itu Liu Ying segera berdiri dan berbicara dengan nada tinggi, "Apa kekuranganku sehingga kau tidak menyukaiku?! Apa alasan yang membuat kita tidak bisa bersama, Hah?!"

"Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir baik!"

Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya pemuda itu segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Liu Ying sendirian di pinggir lapangan.

Liu Ying mengepalkan jari-jarinya, matanya sedikit berembun dengan penolakan Long Feiye, bagaimana bisa pria itu menolaknya mentah-mentah secara langsung di hadapan semua murid-murid sekte?

Gu Xiulei yang kebetulan ikut menyaksikan kejadian tadi menghampiri Liu Ying.

"Sepertinya ada yang baru saja ditolak hari ini, kasihan sekali," ucap Xiulei seraya berdiri di samping Liu Ying.

Gadis ular itu benar-benar memperkeruh suasana, Qiu Ying memgeraskan rahangnya mendengar cemooh Gu Xiulei, ia berusaha menahan amarah agar tidak terpancing oleh kata-kata wanita itu.

"Jangan ikut campur urusan orang lain, Jal*ng sepertimu mana pantas berbicara padaku. Cih! Menjijikkan," balas Liu Ying, kemudian berlalu dari tempat itu.

Gu Xiulei terkejut mendengar kata-kata Liu Ying, semua orang mulai berbisik-bisik.

Sedangkan Liu Ying melangkah pergi menuju kamarnya, ia tidak kembali ke ruangan kakek tua Guan.

Segala impian Liu Ying tentang Long Feiye lenyap seketika, ia benci kenyataan bahwa pemuda itu sama sekali tidak menyukainya. Bahkan pria itu menolaknya secara langsung di depan semua orang dan mempermalukannya.

...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....

Terpopuler

Comments

Aishi Mao

Aishi Mao

Ini teh yg slah bukannya Fei Ye, bener kata dia kalau sesuatu yg dipaksa itu ga akan baik, Ling Yiu punya karakter yg ga berpikiran panjang ya, tpi msih wajar krna dibutakan cinta

2022-04-15

2

Agustia Syahbana

Agustia Syahbana

Feiye Gege 😭😭😭

2021-11-23

1

Yizhan

Yizhan

Awas, gw tandai muke lu 🙁🔪

2021-11-23

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hukuman
2 Chapter 02 : Sandera
3 Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4 Chapter 04 : Long Feiye
5 Chapter 05 : Rencana Bolos
6 Chapter 06 : Kota Lianhua
7 Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8 Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9 Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10 Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11 Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12 Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13 Chapter 13 : Berambisi
14 Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15 Chapter 15 : Festival Lentera
16 Chapter 16 : Festival Lentera 2
17 17. Chapter 17 : Duel
18 Chapter 18 : Melarikan Diri
19 Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20 Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21 Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22 Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23 Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24 Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25 Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26 Chapter 26 : Biro Heise
27 Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28 Chapter 28 : Tersegel
29 Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30 Chapter 30 : Berbincang-bincang
31 Chapter 31 : Meridian Ganda
32 Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33 Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34 Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35 Chapter 35 : Operasi Rahasia
36 Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37 Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38 Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39 Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40 Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41 Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42 Chapter 42 : Struktur Keamanan
43 Chapter 43 : Bermain Weiqi
44 Chapter 44 : Mari Beraksi
45 Chapter 45 : Setan Api
46 Chapter 46 : Lepas Kendali
47 Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48 Chapter 48 : Perencanaan
49 Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50 Chapter 50 : Pil Persik Biru
51 Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52 Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53 Chapter 53 : Hadiah Besar
54 Chapter 54 : Jejak Kasar
55 Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56 Chapter 56 : Hutan Kematian
57 Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58 Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59 Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60 Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 01 : Hukuman
2
Chapter 02 : Sandera
3
Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4
Chapter 04 : Long Feiye
5
Chapter 05 : Rencana Bolos
6
Chapter 06 : Kota Lianhua
7
Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8
Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9
Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10
Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11
Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12
Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13
Chapter 13 : Berambisi
14
Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15
Chapter 15 : Festival Lentera
16
Chapter 16 : Festival Lentera 2
17
17. Chapter 17 : Duel
18
Chapter 18 : Melarikan Diri
19
Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20
Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21
Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22
Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23
Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24
Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25
Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26
Chapter 26 : Biro Heise
27
Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28
Chapter 28 : Tersegel
29
Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30
Chapter 30 : Berbincang-bincang
31
Chapter 31 : Meridian Ganda
32
Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33
Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34
Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35
Chapter 35 : Operasi Rahasia
36
Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37
Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38
Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39
Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40
Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41
Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42
Chapter 42 : Struktur Keamanan
43
Chapter 43 : Bermain Weiqi
44
Chapter 44 : Mari Beraksi
45
Chapter 45 : Setan Api
46
Chapter 46 : Lepas Kendali
47
Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48
Chapter 48 : Perencanaan
49
Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50
Chapter 50 : Pil Persik Biru
51
Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52
Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53
Chapter 53 : Hadiah Besar
54
Chapter 54 : Jejak Kasar
55
Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56
Chapter 56 : Hutan Kematian
57
Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58
Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59
Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60
Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!