Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix

"Aku hanya akan melihat tandanya, selebihnya aku tidak akan menggoresnya seujung kukupun!" Bai Ma tampak siaga, ia mundur beberapa langkah.

"Patriark Bai ... Tolong jangan keterlaluan, dia masih anak-anak." Xi Guan nampak frutasi.

Bai Ma mempererat tekanannya pada pisau itu saat ia mulai sedikit merasa terancam, "Dengar! Jangan coba-coba menyerang secara sembunyi-sembunyi, atau..."

Xi Guan berjalan maju beberapa langkah dan berhenti ketika melihat Bai Ma menekan pisau itu lebih dalam pada leher Liu Ying, "Kau terlalu terburu-buru, Patriark Bai. Kau bisa membuktikannya, serahkan anak itu dulu."

"Kau pikir aku akan mudah tertipu?" Bai Ma sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

"Baiklah! Liu'er , perlihatkan padanya." Xi Guan berpaling menghadap ke belakangnya.

Liu Ying yang mendapat perintah mulai memindahkan rambutnya dari belakang leher ke pundak kirinya, memperlihatkan punggung lehernya yang putih dan mulus.

Melihat itu Bai Ma sangat terkejut, leher Liu Ying tampak bersih dari noda, tak ada sedikitpun tanda sayap Phoenix yang sejak dulu dicari-cari oleh Bai Ma.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa!? Aku jelas-jelas merasakan aura Phoenix Imperial pada diri bocah ini, aku tidak mungkin salah mengenali, trik apa yang sebenarnya kalian mainkan?" Bai Ma menjambak rambutnya frutasi.

Xi Guan berjalan menghampiri Bai Ma sambil menghela nafas panjang, "Tenanglah, Patriark Bai. Mungkin ini hanya kesalahpahaman saja, cucuku benar-benar tidak ada hubungan dengan masalah dunia persilatan. Ah! Aku belum menjamumu dengan baik sejak kedatanganmu,"

Xi Guan menghampiri salah seorang murid Klan, "Xiao Ming, siapkan tempat untuk menjamu, Patriark Bai. Patriark Bai, mari!" ucapnya sambil membuka kedua tangan dan mengarahkannya ke ruang perjamuan.

Bai Ma masih terlihat belum puas dengan apa yang dilihatnya, tapi mau tak mau ia ikut melangkahkan kakinya mengikuti Xi Guan.

Liu Ying bernafas lega setelah kepergian Bai Ma, untung saja dia bisa bebas dari wanita penyihir itu. Liu Ying tidak berniat mengikuti si tua bangka Xi Guan dan Bai Ma, ia lebih memilih untuk kembali ke kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya yang masih terasa sakit.

...***...

Di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dengan nuansa warna putih yang khas serta deretan kursi-kursi rotan, tampaklah beberapa orang sedang duduk ditemani segelas teh hijau di hadapan mereka.

Namun tak ada satupun di antara mereka yang menyentuh poci teh itu seolah lebih tertarik dengan pembahasan mereka.

Bai Ma sang Patriark Sekte Suling Abadi bersama dengan 30 Tetua utama Sekte Teratai Emas sedang berunding menganai masalah tadi.

Bisa dibilang, perundingan itu tidaklah berjalan dengan baik. Bisa dilihat dari raut wajah Bai Ma yang nampak kesal serta menampilkan ekspresi ketidakpastian.

Para Tetua itu juga tidak jauh berbeda, ekspresi mereka tidak bisa dibilang bersahabat.

Mereka bahkan telah melupakan seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari mereka juga berada diantara mereka.

"Patriark, Bai. Sebuah kehormatan jika Patriark bisa berkunjung ke sekte kami, tapi tindakan menyusup bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh seorang Patriark." ucap seorang Tetua yang paling tua diantaranya yang lainnya dengan menekankan setiap kata pada kalimatnya.

Bai Ma memalingkan wajah ke arah lain sambil mendengus kesal, "Lalu? Apakah seseorang dari aliran netral sepertiku perlu mengikuti aturan konyol Sekte kalian?"

Tetua Sepuh itu menjadi jengkel, "Kau sungguh bermain-main dengan aturan dunia persilatan? Menyusup adalah tindakan lemah dan pengecut yang sangat memalukan!"

Mendengar itu, Bai Ma justru tertawa dengan keras hingga membuat para Tetua yang berada di ruangan itu menatap tajam ke arahnya.

"Apa bedanya dengan anggota Sekte kalian? Pengecut dan memalukan, kurasa kedua kata itu cocok untuk menggambarkan Pertahanan Sekte kalian yang lemah seolah sudah sangat hebat. Apakah kalian sudah cukup yakin tak ada yang bisa masuk ke Klan kalian ini?"

"Kau..!"

Xi Guan yang sedari tadi hanya menyaksikan perdebatan mulai tak tahan dengan perselisihan mereka, ia mendehem cukup keras.

"Patriark Bai, Tetua Du. Mari kita bahas masalah ini dengan bersikap lebih dewasa, bukankah kita berada disini untuk berbicara baik-baik?"

Kalimat yang terlontar dari mulut Xi Guan sukses membuat mereka berhenti berdebat.

"Tetua Du, apa yang terjadi pada anggota keamanan Klan?" ucap Xi Guan dengan nada menyindir.

Du Xing, pria itu berusia sekitar tujuh puluh tahunan itu terhenyak mendengar sindiran keras dari Xi Guan. Du Xing merupakan Tetua ke-46 di Klan Teratai Emas, berwewenang penuh atas pasukan keamanan sekte.

"Ketua. Dari sepengetahuanku, tak ada yang salah dengan pasukan keamanan Sekte, hanya saja... "

"Kau tidak ikut mengawasi?" ucap Xi Guan dengan tatapan yang mengintimidasi.

Du Xing memperlihatkan raut wajah bersalah, namun lebih mirip memelas dan tampak gelisah.

"Maaf, Ketua. Aku telah lalai, tapi aku aku memiliki alasan yang mengharuskan aku untuk meninggalkan tugas. Aku memiliki masalah keluarga yang harus ditangani."

Xi Guan mengusap wajahnya kasar, "Begini, Patriark Bai. Sebelumnya aku minta maaf telah menyambutmu dengan tidak hormat. Aku ingin kita menyelesaikan masalah tadi sekarang, jadi apakah Patriark bersedia membahas hal ini lebih lanjut?"

Bai Ma menghela nafas dengan kasar, "Aku memang datang ke sini untuk membalas masalah itu, jadi jelaskan tentang kasus Tabib Wu."

Xi Guan bangkit dari duduknya kemudian melipat kedua tangannya di belakang, "Ah! Tabib Wu, ya? Kabar tentang keterkaitan kematiannya dengan Klan Teratai Emas memang memiliki hubungan seperti yang dirumorkan."

Xi Guan menjelaskan bahwa kala itu beberapa murid senior Sektenya datang untuk menjemput jasad Ruo Yuan ke kediaman Sekte Obat Suci Wu, tapi rumor tentang rencana pembunuhan oleh Klannya tidak lah benar. Sebab kala itu, setelah kekacauan besar berakhir masih banyak sekte-sekte kecil yang mengalami bentrok serta perpecahan, termasuk Sekte Obat Suci Wu.

Ketua Sekte Obat Suci Wu memiliki dendam lama dengan kelompok aliran hitam dari YanJing yakni Kuil Pualam Hitam, selepas kekacauan membuat banyak Sekte aliran hitam menjadi berani menyerang sekte kecil aliran putih dan netral.

Mengenai Giok khas suku Phoenix, Xi Guan bersumpah sama sekali tidak tahu menahu soal itu. Menurut saksi mata keluarga Wu, penemuan Giok Suku Phoenix adalah berita bohong.

Pembunuh Tabib Wu tidak pernah ditemukan hingga sekarang, namun tim penyidik menemukan benda pada jasad Tabib Wu yaitu sebuah belati bungkuk yang merupakan senjata khusus Sekte Pualam Hitam menancap pada bahunya.

Namun benda itu sama sekali tidak mengandung racun ataupun menyebabkan luka yang fatal, padahal penyebab kuat kematian Tabib Wu adalah keracunan obat-obatan yang sedang diraciknya sendiri.

Karena tidak memiliki bukti yang jelas dan kuat, membuat tim penyidik dan orang-orang yang terlibat terpaksa merahasiakan dan menutup kasus tersebut.

Bai Ma masih curiga, namun tampak cukup puas dengan jawaban Xi Guan, "Cucumu... Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan aura jiwanya. Kalian tidak sedang menyembunyikan sesuatu, bukan?"

Xi Guan tertawa getir, "Ya tuhan, aku tidak berani. Aura Jiwanya memang sedikit kacau karena penyakit yang dideritanya, namun kata Tabib itu masih normal."

"Benarkah?" Bai Ma menatap Xi Guan penuh selidik.

Xi Guan menjadi sedikit panik, namun ia tetap terlihat tenang dan tersenyum ramah. "Kau bisa memegang kata-kataku."

Bai Ma mengangguk pelan, mereka berbincang tentang masalah di dunia persilatan selama beberapa waktu. Tak lama kemudian Bai Ma berpamitan kepada semua orang yang ada disana, dan kembali ke Sektenya.

Bersamaan dengan itu, semua Tetua yang ada di dalam ruangan ikut membubarkan diri kembali ke pekerjaannya masing-masing, menyisakan Zhou Li bersama Xi Guan di sana.

"Tetua Zhou, buat perintah agar membangun sebuah formasi Sihir Pelindung di Sekte." Xi Guan membelakangi Zhou Li kemudian berlalu meninggalkan Wanita paruh baya itu di sana.

...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh....

Terpopuler

Comments

Kick The BroTher pinkyboy Tv Original fun

Kick The BroTher pinkyboy Tv Original fun

Sampe sini bagus. Penyusunan kata dan kalimat juga sangat bagus 👌

2022-06-01

2

#Elg

#Elg

joss

2021-12-19

1

#Elg

#Elg

mantap

2021-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Hukuman
2 Chapter 02 : Sandera
3 Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4 Chapter 04 : Long Feiye
5 Chapter 05 : Rencana Bolos
6 Chapter 06 : Kota Lianhua
7 Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8 Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9 Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10 Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11 Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12 Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13 Chapter 13 : Berambisi
14 Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15 Chapter 15 : Festival Lentera
16 Chapter 16 : Festival Lentera 2
17 17. Chapter 17 : Duel
18 Chapter 18 : Melarikan Diri
19 Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20 Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21 Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22 Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23 Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24 Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25 Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26 Chapter 26 : Biro Heise
27 Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28 Chapter 28 : Tersegel
29 Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30 Chapter 30 : Berbincang-bincang
31 Chapter 31 : Meridian Ganda
32 Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33 Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34 Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35 Chapter 35 : Operasi Rahasia
36 Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37 Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38 Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39 Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40 Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41 Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42 Chapter 42 : Struktur Keamanan
43 Chapter 43 : Bermain Weiqi
44 Chapter 44 : Mari Beraksi
45 Chapter 45 : Setan Api
46 Chapter 46 : Lepas Kendali
47 Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48 Chapter 48 : Perencanaan
49 Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50 Chapter 50 : Pil Persik Biru
51 Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52 Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53 Chapter 53 : Hadiah Besar
54 Chapter 54 : Jejak Kasar
55 Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56 Chapter 56 : Hutan Kematian
57 Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58 Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59 Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60 Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 01 : Hukuman
2
Chapter 02 : Sandera
3
Chapter 03 : Tanda Lahir Suku Phoenix
4
Chapter 04 : Long Feiye
5
Chapter 05 : Rencana Bolos
6
Chapter 06 : Kota Lianhua
7
Chapter 07 : Dicegat Segerombolan Perampok
8
Chapter 08 : Dicegat Segerombolan Perampok 2
9
Chapter 09 : Segel Yang Mulai Rapuh
10
Chapter 10 : Sesungguhnya Peduli
11
Chapter 11 : Penolakan Long Feiye
12
Chapter 12 : Kultivasi Berbahaya
13
Chapter 13 : Berambisi
14
Chapter 14 : Setengah Dari Rahasia
15
Chapter 15 : Festival Lentera
16
Chapter 16 : Festival Lentera 2
17
17. Chapter 17 : Duel
18
Chapter 18 : Melarikan Diri
19
Chapter 19 : Haruskah Aku Menyerah?
20
Chapter 20 : Semua Ini Belum Berakhir
21
Chapter 21 : Jalan Menuju Kebebasan
22
Chapter 22 : Berjodoh di Jalan
23
Chapter 23 : Rekan Atau Lawan?
24
Chapter 24 : Dekrit Tuhan
25
Chapter 25 : Apa Itu Tujuan Hidup
26
Chapter 26 : Biro Heise
27
Chapter 27 : Si Tua Zheng Tian
28
Chapter 28 : Tersegel
29
Chapter 29 : Perjalanan bersama Zheng Tian
30
Chapter 30 : Berbincang-bincang
31
Chapter 31 : Meridian Ganda
32
Chapter 32 : Pertarungan Hutan Kaca
33
Chapter 33 : Sekte Seribu Matahari
34
Chapter 34 : Layanan Kesehatan Qin
35
Chapter 35 : Operasi Rahasia
36
Chapter 36 : Xi Guan Yang Merasa Kehilangan
37
Chapter 37 : Kepergian Zheng Tian
38
Chapter 38 : Siluman Macan Hitam
39
Chapter 39 : Hu Xian, Wei Ziyou Dan Perburuan Siluman
40
Chapter 40 : Melanjutkan Perjalanan
41
Chapter 41 : Upaya Membebaskan Tawanan
42
Chapter 42 : Struktur Keamanan
43
Chapter 43 : Bermain Weiqi
44
Chapter 44 : Mari Beraksi
45
Chapter 45 : Setan Api
46
Chapter 46 : Lepas Kendali
47
Chapter 47 : Asosiasi Nanhua
48
Chapter 48 : Perencanaan
49
Chapter 49 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
50
Chapter 50 : Pil Persik Biru
51
Chapter 51 : Tuan Muda Xue
52
Chapter 52 : Tuan Muda Xue II
53
Chapter 53 : Hadiah Besar
54
Chapter 54 : Jejak Kasar
55
Chapter 55 : Rencana Kembali ke Ibu Kota
56
Chapter 56 : Hutan Kematian
57
Chapter 57 : Bison Berkepala Naga
58
Chapter 58 : Zheng Tian dan Pembunuh Bertudung
59
Chapter 59 : Meninggalkan Asosiasi
60
Chapter 60 : Masa Lalu Zheng Tian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!