Xi Guan mengambil sebuah buku dari meja kerjanya, "Cepat kabari Patriark Fu sebelum kabar tentang kelahiran Phoenix tersebar, aku khawatir anak itu akan menjadi benda yang diperebutkan dalam dunia persilatan."
Menurut perkiraan Xi Guan, para perampok yang berhasil lolos pasti sudah melapor, dan penemuan jasad perampok pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak.
Zhou Li tersenyum samar, "Guan-Guan, sejujurnya aku merasa dalam hatimu bahwa kau sangat menyayangi Liu'er. Kau selalu mengkhawatirkannya meskipun kau tidak memperlihatkan ekspresi, tapi hatimu tidak bisa berbohong."
Xi Guan merenung, perasaan khawatirnya kepada Liu Ying memang tidak bisa dipungkiri. Ia selalu memperlihatkan sikap tidak peduli bahkan seperti membenci anak itu. Tapi seberapapun Xi Guan mengelak, ia memang merasakan bahwa ia sangat menyayangi cucu semata wayangnya.
Meskipun ia sudah berusaha membenci Liu Ying, tetap saja rasa kasih sayangnya terus mendalam seiring dengan rasa benci di hatinya.
"Tetua Zhou, aku pikir bukan hal yang bijak membahas hal semacam ini sekarang. Terlebih, aku hanya berusaha menyelamatkan dunia persilatan dari perpecahan." Xi Guan mengalihkan pandangannya.
Wanita tua itu menatap Xi Guan intens, "Aku minta maaf telah berbicara hal yang sensitif di sini. Tapi Guan-Guan aku paham perasaanmu, kuharap kau tidak akan menyesal mengambil tindakan ini."
Xing Guan balas menatap Zhou Li tajam, "Saudari, Zhou. Aku sudah mengambil keputusan. tidak peduli dia putri Ruo'er atau bukan, terlepas dari semua itu, dunia persilatan adalah tanggung jawab kita."
"... Aku harap Saudari Zhou bisa memanggilku dengan nama depanku, masalalu tidak bisa diulang." setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, Xi Guan meninggalkan Zhou Li bersama Liu Ying yang terbaring di ruangan itu.
...***...
Cahaya mentari dari barat menyelusup dari balik jendela rotan dalam sebuah ruangan. Liu Ying mengernyitkan matanya saat kilatan cahaya itu memapar wajahnya, ia bisa merasakan bahwa hari telah sore meski belum melihat. Matanya masih tertutup rapat, namun bisa merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.
Liu Ying membuka matanya perlahan-lahan dan menemukan dirinya sedang berbaring dengan seluruh tubuhnya terbalut kain perban.
Ia mencoba untuk menggerakkan kedua tangannya, seluruh tubuh Liu Ying terasa sakit. Terlebih pada bagian belakang lehernya, itu seperti terbakar.
Liu Ying menumpukan berat tubuhnya dengan telapak tangan untuk membantunya bangkit, tapi semua itu sia-sia. Tubuhnya lemah tanpa daya.
"Kau sudah sadar, Nak?!" Zhou Li yang baru sampai di pintu masuk segera menghampiri Liu Ying.
Zhou Li memegang sebuah nampan di tangannya, gadis yang tengah berbaring itu menggerakkan lehernya menoleh kepada Zhou Li.
"Nenek Zhou, apa yang terjadi kepadaku?" lirih Liu Ying lemah.
Sementara itu Zhou Li meletakkan air hangat, makanan serta beberapa obat-obatan yang tadi dibawanya, "Aiyyo! Tak ingat lagi kah?"
Liu Ying menggeleng pelan. Zhou Li menghela nafas, kemudian membantu gadis itu duduk dan bersandar di dinding.
"Kau baru saja menghilangkan tujuh nyawa, tentu saja keadaanmu separah ini. Untungnya lukamu tidak fatal, kau hanya koma tiga hari saja sehingga membutuhkan waktu pemulihan, setidaknya satu minggu. Jika tidak beruntung kau mungkin sudah lumpuh seumur hidup."
Wanita sepuh itu menatap tajam kepada Liu Ying dan dibalas dengan cengiran oleh gadis itu, "Bocah sialan! Kalian sungguh nekat keluar dari pengawasanku. Cari mati-!"
Liu Ying tersenyum getir, "Apa maksudnya tiga hari ... Oh, iya! Dimana Jia Li dan Si Rubah Jelek Fang?"
Setelah membuka mata, Liu Ying tidak melihat siapapun di ruangan itu kecuali dia dan Zhou Li. Ia juga sedikit merasa asing dengan tempat itu, namun bisa ditebak bahwa Xi Guan lah pemilik ruangan gelap dan beraroma kayu manis itu.
Mendengar pertanyaan Liu Ying, Zhou Li mengangkat kedua alisnya dan menyeringai.
"Mereka di ruang pengobatan dalam pengawasan Tabib Yu. Jangan khawatir, Kakekmu pasti akan memberikan tongkatnya kepada kalian setelah pulih," wanita itu tertawa geli.
Liu Ying menghela nafas berat. Bukannya menghibur, wanita tua itu malah menabur garam di atas luka.
Melihat perubahan pada wajah Liu Ying, Zhou Li menghentikan tawanya kemudian membelai kepala Liu Ying dengan hangat, "Nak. Nasib hidupmu ada di tanganmu, yang dapat merubah nasibmu adalah dirimu sendiri."
"Nenek Zhou, kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Liu Ying dengan bingung.
Biasanya Zhou Li selalu bercanda dengan kata-katanya, tentu menjadi aneh bagi Liu Ying yang sedikit asing dengan kata-kata motivasi seperti yang dilontarkan Zhou Li kepadanya.
"Jangan terlalu keras berpikir, istirahat sebelum kakekmu yang galak itu kembali untuk mengomelimu." Zhou Li terkekeh geli.
Liu Ying mulai menyibak pakaiannya agar Zhou Li dapat dengan mudah menaburkan obat ke luka di sekujur tubuhnya.
"Nenek Zhou, pada hari kami ke kota waktu itu, aku mendengar sekilas tentang kelompok pemberontakan kepada kekaisaran Wei." Liu Ying memakan beberapa kue yang dibawa oleh Zhou Li tadi.
Berita tentang kelompok pembelot kekaisaran Wei memang sedang mencuat dan tersebar di dunia persilatan saat ini. Kabarnya, pimpinan kelompok itu merupakan pendekar bernama Tang PeiHeng yang datang dari kekaisaran Han.
Menurut cerita dari beberapa orang, Tang PeiHeng merekrut kelompoknya sejak dua tahun yang lalu dengan menyelenggarakan acara amal. Kemudian ia mulai mengoarkan berbagai pengaruh kepada masyarakat untuk melengserkan Kaisar Wei.
Zhou Li mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar cerita yang dituturkan Liu Ying, "Jelas sekali Kaisar Wei tidak dapat menahan kelompok itu, pasti kota Jiangnan sangat kacau saat ini."
Parahnya lagi, Kaisar Wei memiliki temperamen yang buruk dan selalu mengambil tindakan dengan tergesa-gesa sehingga menyebabkan banyak masalah sejak turunnya Kaisar sebelumnya. Tentu saja hal itu semakin menjadi alasan yang kuat untuk melengserkannya dari jabatan.
"Mungkinkah kedamaian dunia persilatan akan segera digantikan oleh era kekacauan? Bagaimana pun juga Kaisar Wei tidak memiliki seorang pewaris yang bisa diandalkan, mereka akan lebih tertarik dengan perebutan kekuasaan." Ucap Liu Ying sambil tersenyum miring dengan maksud meremehkan.
Zhou Li menjitak kepala gadis itu, "Sembarangan! Kau tak perlu terlalu ikut campur sampai mengatakan hal buruk tentang orang lain, dari mana bakat gemar bergosipmu ini diturunkan?"
"Darimu!" potong Liu Ying kemudian tertawa terbahak-bahak.
Wajah Zhou Li langsung berubah kesal, ia cukup sadar diri sebagai seorang penggosip handal dari Sekte Teratai Emas.
Tidak salah, bergosip adalah kebiasaan Zhou Li sejak lama. Bahkan kerap kali mengambil informasi dari berbagai sumber dengan cara itu, Liu Ying akui itu cukup bagus dan patut ditiru.
Zhou Li segera bangkit setelah mendengar pintu ruangan itu diketuk dari luar, ia bergegas untuk membukakannya.
"Ah! Sepertinya ada yang datang mengunjungimu."
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
MuZakki
Top markotop....👍👍👍
2021-11-29
1
Florence Nightingale
nice kaka
2021-11-23
1
lina
semangat tor update
2021-11-20
1