Zhou Li menutup pintu dan jendela kemudian mengajak kedua remaja untuk duduk.
"Aku hanya bisa memberitahukan setengah dari rahasia ini, meskipun aku dituntut untuk tetap menutup mulut. Kalian ingin mendengar kabar buruk atau kabar baiknya dulu?"
Liu Ying sedikit penasaran dan menjawab dengan asal, "Kabar baiknya?"
"Bukankah lebih baik mengetahui yang buruk lebih dulu," ucap Fang Yao mendumel.
Zhuo Li terdiam sejenak kemudian melanjutkan kata-katanya, "Kabar baik yang pertama, Ketua Cheng tidak jadi menghukum kalian. Yang ke dua, ia akan memperbolehkan seluruh murid di Klan untuk mengunjungi Festival Lentera di kota dalam dua hari ke depan. Dan ... "
"Tunggu, tunggu. Apa?! Aku tidak salah dengar, kan?"
Zhou Li memelototi Fang Yao yang dengan enteng memotong kalimatnya, sementara orang yang dimaksud malah memasang tampang polos.
"Setidaknya dengarkan sampai selesai, menyebalkan!" tukas Zhou Li.
Fang Yao nyengir kuda hingga membuat kedua wanita itu menggeleng-gelengkan kepala, "Hehehe. Lanjutkan, lanjutkan lagi."
" ... Kabar buruknya, kau akan di kirim ke kuil An Ming untuk menetap seumur hidupmu, Liu'er."
"Apa?!" kaget Liu Ying dan Fang Yao bersamaan.
Kalimat terakhir Zhou Li sukses membuat dua orang anak muda di hadapannya seperti tersengat listrik, mereka terhenyak sampai kehilangan kata-kata.
"Jadi kau suka rela membantu kami, karena kau tahu bahwa aku tidak akan sempat melakukan rencanaku?"
Zhou Li menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung, "Tidak sepenuhnya. Sebenarnya ... Aku sungguh berharap kau bisa bebas, karena itu aku bersikeras agar kau mempelajari Embun Pembersih Jiwa."
Liu Ying menatap kesal kepada Zhou Li, sementara Fang Yao tampak bingung dengan wajah bodohnya.
"Aiyyo! Nak, Dengarkan aku dulu. Aku akan membantumu keluar asal kau mau mengikuti rencanaku."
Dahi Liu Ying mengerut, "Rencana apa? ..."
"Kemarilah!" Zhoy Li mendekatkan wajahnya ke telinga Liu Ying, ia membisikkan sesuatu sehingga membuat sebuah senyuman terbit di bibir Liu Ying.
"Yasudah! Aku pergi menghantar kue ke kamar ketua dulu."
Zhoi Li segera bangkit dan mengangkat keranjangnya ke luar dari ruangan itu, tak lupa ia meletakkan sepiring kue dan buku yang dibawanya tadi di atas meja.
Fang Yao melongo karena tak paham dengan situasinya, "Bagaimana denganku?"
"Pikirkan sendiri." ucap Liu Ying sambil tersenyum puas.
...***...
"Jia Li, apa kau benar-benar tidak akan berbicara padaku selamanya?" rengek Liu Ying sambil menarik-narik lengan hanfu gadis imut berponi yang sedari tadi diam tanpa sepatah katapun.
Fang Yao terlihat biasa saja, ia cukup memaklumi drama para gadis saat sedang marah, sementara Liu Ying terus melontarkan kata-kata bujukan yang pernah dibacanya di buku pelajaran sastra.
"Enyahlah! Kalian bukan temanku."
Liu Ying memasang tampang Puppy Eyes, "Ayolah, kami mengaku salah. Tapi jangan marah begini."
"Kalau aku maafkan, apakah kalian akan membatalkan niat kalian? Apakah kalian akan mendengarkan seluruh perkataanku setelah ini?" tukas Jia Li menghempaskan tangan Liu Ying.
Liu Ying terdiam sejenak, "Sebenarnya aku tidak pernah berniat membatalkan rencanaku, tapi ..."
"Jadi kau tidak tulus?!"
Fang Yao menghela nafas karena bosan mendengar drama itu, "Liu'er-mu akan dikirim ke kuil An Ming dalam minggu ini. Jika kau tak bisa membantu, setidaknya buatlah perpisahan kalian menyenangkan."
Jia Li melotot kaget mendengarnya, Liu Ying malah hampir tertawa mendengar kata menyenangkan dari Fang Yao.
"Bagaimana, apa yang sebenarnya terjadi, HAH?!" teriak Jia Li yang langsung dibungkam oleh Liu Ying dengan tangannya.
"Tutup mulutmu sebelum kau merusak segalanya," bisik Liu Ying di telinga Jia Li.
Liu Ying menceritakan perihalnya dan berniat melibatkan Jia Li dalam kerangka rencana mereka. Ketiga sekawan itu pergi menemui Zhou Li untuk membuat planing.
Mereka berkumpul di ruangan pribadi Zhou Li setelahnya. Jia Li yang tadinya merujuk, kini malah memeluk lengan kanan Liu Ying seolah sahabatnya itu akan direbut orang lain. Zhou Li hanya bisa menggeleng keheranan.
"Aku akan membantu menyiapkan jalur pelarian, sementara kau bocah Fang ... Kau bertugas melonggarkan pengamanan," tukas Zhou Li sembari mencoret-coret peta kota Lianhua dan menandai beberapa titik.
Zhou Li menjelaskan bahwa aula perayaan akan diadakan di kediaman wali kota Wen Chen, sehingga jalur pelarian terdekat ada di bagian belakang kediaman yang mengarah langsung ke perbatasan.
Tapi jalur tersebut tidaklah aman, lantaran ada penjagaan yang membutuhkan serentetan terkait dengan kartu identitas dan memakan waktu yang lumayan lama, mungkin saja Xi Guan sudah akan menyadari ketiadaan Liu Ying. Terlebih, identitas Liu Ying masih di bawah nama Xi Guan, para penjaga akan melakukan verifikasi ulang sebelum membiarkan gadis itu lolos.
"Ketua Cheng akan sangat sibuk karena dijamu langsung oleh wali kota. Sementara itu, Jia Li bisa membuat sedikit kekacauan kecil sebagai pengalihan. Bocah Fang hanya perlu berbincang-bincang dengan beberapa penjaga pribadi Ketua,"
"jadi bagaimana dengan kami, apa kau tidak memikirkan jalur pelarian kami?" tanya Jia Li.
Zhou Li malah menjitak kepala gadis itu, "Setidaknya kalian masih memiliki banyak kesempatan untuk keluar. Sedangkan Liu'er, dia akan kehilangan seluruh hidupnya jika rencana ini gagal."
Jia Li manyun setelah mendengar celoteh Zhou Li, ia ingin sekali ikut bersama Liu Ying. Lain halnya dengan Fang Yao, ia sedari tadi mengangguk mengiyakan semua instruksi Zhou Li yang panjang lebar itu.
"Aku akan meminta tugas di luar aula dan memberi arahan kalau-kalau hal yang tak terduga terjadi," sambung Zhou Li sambil memerhatikan peta di hadapannya dengan seksama.
Ada sebuah jalur dari gerbang kediaman, namun Liu Ying harus berjalan memutar dua kali lebih jauh dari jalur belakang. Dikarenakan lokasi kediaman wali kota yang strategis dan terhubung ke banyak jalan, Liu Ying terpaksa harus menghafalkan beberapa tempat agar tidak tersesat.
Zhou Li menunjuk sebuah jalan di peta itu, "Jalan ini melewati pasar, kita juga akan melewatinya saat menuju kediaman wali kota. Kau terpaksa memanjat tembok kota agar terbebas dari pemeriksaan."
Sebelumnya, Zhou Li akan menyiapkan tangga atau beberapa tumpuk jerami di area itu.
"Aku juga akan menyiapkan seekor kuda dan barang bawaanmu di luar tembok, selanjutnya tergantung keberuntunganmu," ujar Zhou Li menyerahkan peta itu kepada Liu Ying.
Liu Ying menerima lipatan kertas itu, "Lalu apa yang aku lakukan setelahnya?"
"Pergilah sejauh mungkin yang kau bisa! Selama aku masih hidup, aku pasti akan mencari dan menemukanmu suatu saat nanti," ucap Fang Yao berapi-api sambil menggenggam tangan Liu Ying.
Liu Ying hampir saja memeluk Fang Yao jika saja Zhou Li tidak menengahi, sementara Jia Li terlihat cemberut karena tidak dibolehkan ikut.
"Baru kali ini aku mendengar kata-kata tulus dari mulutmu, Rubah Jelek."
Liu Ying nyaris menangis, namun Fang Yao memalingkan muka dan bersikap datar serta berbeda dari sebelumnya. Zhou Li juga terlihat lebih murung dari sebelumnya.
Mereka hanya berharap rencana ini berhasil dan Liu Ying bisa lolos dengan selamat.
...Nihao! Selalu Vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian, ya. Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, aku selalu baca komenan kalian loh. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Florence Nightingale
hmm lanjut
2021-11-23
1
🎯Pak Guru📝📶
hebat
2021-11-23
1
miawies
semangat up thor
2021-11-23
1