Presdir Cilok

Presdir Cilok

01 •Sepenggal Kisah•

Tiada usaha yang mengkhianati hasil. Jika hasil belum di dapat, mungkin usaha yang kita lakukan belum maksimal. Jadi, semangat terus untuk menggapai angan dan impian, pantang menyerah, untuk tetap melangkah. Never give up.

••

"Kalau kita mau sukses jangan suka beralasan. Jika suka beralasan, jangan pernah berharap bisa sukses.” salah satu prinsip Damar Mangkulangit.

So, Always positif thinking. And Do not forget to be happy

Selamat membaca!

• • •

Matahari menyengat kulit, terasa begitu panas di ubun-ubun kepala. Kota yang sekarang padat akan kendaraan bermotor, membuat jalanan menjadi semakin panas dan gersang.

Di pinggiran jalanan Kota, di bawah pohon-pohon yang berjejer di sepanjang jalan. Menjadi tempat berteduh bagi sebagian para pedagang asongan, ojol, maupun yang mendorong gerobaknya.

Berharap agar rezeki yang diperoleh dapat mencukupi kebutuhan sehari hari, karena kebutuhan hidup tahun demi tahun semakin meningkat, bahan poko semakin mahal, meskipun sebagian besar pendidikan sudah cukup terbantu oleh biaya pemerintahan.

Akan tetapi tak jarang pula yang akhirnya putus sekolah, akibat sistem pembiayaan kuliah di berbagai jurusan yang terkadang membebani rakyat biasa. Di tambah keterpurukan ekonomi, yang menggerus roda kehidupan bangsa.

Seperti halnya salah satu pedagang dengan gerobak kecil yang ia dorong, dengan panci dandang di tengah gerobak, serta gas melon yang diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu.

Dengan api yang menyala kecil, agar senantiasa menghangatkan adonan yang sudah di buat bulat-bulat serta diisi berbagai toping bumbu dan juga rempah khas pilihan. Agar menjadi perpaduan yang unik, bagi pecinta kuliner yang berbahan dasar tepung kanji.

Damar Mangkulangit, adalah nama dari seorang pemuda yang sedang menjajakan dagangan ciloknya. Berusia 24 tahun, sudah enam tahun lamanya ia berjualan, dengan rambut di buat gaya ke atas, serta berwajah yang tidak jelek juga tidak terlalu tampan. Namun, bisa dikatakan Damar begitu rupawan, nan berkharisma.

Ia juga tulang punggung keluarga, setelah Ayah yang ia panggil Bapak telah tiada untuk selama-lamanya, akibat tersetrum listrik bertegangan tinggi, membuat Almarhum Bapak Gusli merenggang nyawa seketika, delapan tahun lalu.

Berpendidikan rendah, SMA saja tidak lulus, harus membuat pemuda berpostur tinggi ini memutar otaknya untuk mendapatkan pekerjaan.

Pernah bekerja di bengkel, juga pernah menjadi kuli bangunan untuk membantu perekonomian keluarga, hampir semua pekerjaan yang memerlukan tenaga ekstra pernah di gelutinya.

Menjadi tukang sol sepatu pernah ia lakoni, bukan perkara mudah ketika Damar bertemu dengan pelanggan yang cerewet ketika penyemiran sepatu hitam.

Damar masih ingat jelas ketika ia melakukan penyemiran, bukan hanya tidak dibayar, akan tetapi juga di hina.

"Bah! macam mana pula kau ini. Kalau kau tak bisa menyemir sepatu, maka jadi gelandangan saja sana kau!” umpat pelanggan yang berbahasa logat Batak Toba.

Damar hanya bisa mengelus dada, sambil menggemakan istighfar dalam hatinya.

Ia juga sempat menjadi pengamen jalanan. Juga pernah mengais barang bekas, mendapat ejekan dari teman-temannya sudah sering ia terima.

Namun semua ejekan dan hinaan Damar terima dengan lapang dada, berharap suatu saat Damar bisa membuktikan bahwa ia mampu membungkam semua orang-orang yang pernah menghinanya dengan kesuksesan.

Ketika dalam dilema, Damar menjatuhkan pilihannya, saat usianya delapan belas tahun. Ketika ia memakan adonan yang terbuat dari tepung kanji. Damar mencoba peruntungan dari berjualan cilok, awalnya ia sempat ragu, akan kegagalan dalam usaha yang sudah enam tahun dirintisnya.

Namun bayang-bayang kerapuhan perekonomian keluarga, harus membuatnya membanting tulang, agar semua yang pernah ia tekuni dapat sedikit demi sedikit meringankan beban Ibunya yang menggantikan peranan sang Ayah.

Ia tidak tega jika harus melihat setiap hari Ibunya menjadi tukang cuci dan setrika milik para tetangga. Dengan segala gigih dan upayanya, ia ingin ada hasil dari apapun yang dikerjakannya.

Usaha cilok yang dirintisnya tak pelak mendapat dukungan penuh dari Ibunya yang ikut membantu dalam pembuatan cilok yang sudah di kenal oleh sejumlah pelanggan.

Cilok yang di buat Ibu dan juga dirinya, mampu meraup keuntungan, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga biaya sekolah Adiknya. Karena Ciloknya sudah di kenal oleh pelanggan dan juga bermitra, menyewakan gerobak miliknya kepada orang-orang yang mau bekerjasama membagi keuntungan. 60/40.

60% Damar dapat dari hasil penjualan cilok dan juga menyewakan gerobak miliknya, 40% upah untuk orang yang sudah mau menjajakan cilok miliknya. Meskipun terbilang sedikit antara pembagian dari hasilnya.

Namun Damar selalu bersyukur. Bahwa sesungguhnya, sedikit ataupun banyak, rezeki memang harus selalu di syukuri. Agar kehidupan yang di jalaninya tidak ada keluhan.

Dari saat dulu, ia tidak mempunyai kendaraan, sekarang dari hasil kerja kerasnya, ia dapat membeli motor meskipun masih jauh dari keadaan layak pakai.

Tinggal dengan seorang Ibu dan juga Adik laki-laki yang masih bersekolah SMK di salah satu sekolah tempat tinggalnya. Membuat Damar harus rela berhenti mengejar angan-angan dan cita-citanya, sebagai seorang Polisi.

Meskipun ia hanya berjualan cilok yang di jajakan di pinggir jalan, Damar tidak merasa malu. Justru ia malu ketika tidak bisa menghidupi Ibu dan juga Adiknya yang bernama Danum. Ia bersyukur Danum, adiknya tidak sebadung anak-anak di usianya yang menginjak 16 tahun.

Damar berharap dengan adanya sepenggal kisah ini, dapat membuatnya selalu mengingat bahwasanya semua kesuksesan tidak lepas dari proses. Layaknya kepompong ulat yang nampak menjijikkan, berubah menjadi kupu-kupu yang mengagumkan.

Otaknya selalu berpikir positif, sekiranya ia tidak ingin hidup dalam kesia-siaan belaka.

Saat tengah memikirkan tentang kehidupannya, pembeli membuyarkan lamunannya.

"Mas Damar?" panggil seorang Ibu-ibu, berseragam cokelat muda.

Damar pun terkesiap, "Eh.. maaf Bu,”

Ibu itupun mengibaskan tangannya, "Aih, melamun aja nih si Mas Damar,”

Damar pun terkekeh kecil, "Maaf Bu, hehe kadang kalau lagi sepi saya tiba-tiba melamun,"

"Jangan suka melamun atuh, ngelamunin siapa? Pacar?” tanya Ibu yang memakai hijab instan berwarna cokelat tua.

Damar hanya mengulum senyum, soal pacar. Damar memang sudah memiliki pacar yang sudah terjalin selama satu tahun, meskipun tanpa persetujuan dari orang tua sang pacar. Namun Damar juga pacarnya menjalaninya secara sembunyi-sembunyi.

"Ahh, bukan Bu, saya malah nggak mikirin pacar saya,” jelas Damar malu-malu. "Ibu Rusmini mau beli cilok berapa bungkus?” tanya Damar.

"Cie cie...., Kenapa nggak di pikirin, iya yah, kan masih tanggung jawab orang tuanya.” ledek Ibu Rusmini, lagi-lagi membuat Damar malu-malu.

"Kaya biasa yah. Ciloknya di bungkus lima, lima ribuan.” imbuh Bu Rusmini.

Damar pun tengah sibuk memasukkan cilok sebesar biji salak, dan juga cilok beranak sebesar jambu biji. Lima plastik berukuran setengah kilo gram, sudah siap terisi cilok, tinggal memberi toping bumbu, cabe halus, saus sambal, dan kecap.

Ada juga yang diberi toping bumbu kacang, tergantung selera dari pembeli. Setelah semua cilok siap, ia pun membungkusnya dengan karet juga menggabungkan semua cilok menjadi dalam satu plastik bening berukuran sedang.

Lantas Damar memberikan cilok yang di beli oleh Bu Rusmini, "Ini Bu,” kata Damar menyodorkan kantong plastik.

Bu Rusmini pun menanggapi kantong plastik berisikan cilok pesanannya, "Ini Dam, ambil aja kembaliannya,” kata Bu Rusmini memberikan uang lembaran uang berwarna hijau dan lembaran uang berwarna ungu.

"Alhamdulillah, beneran Bu,” ucap Damar tersenyum sumringah, Bu Rusmini mengangguki'nya.

"Makasih Bu,” imbuh Damar.

"Sama-sama Presdir Cilok,” balas Bu Rusmini, menyebut Damar seorang Presdir Cilok.

Damar terkekeh geli atas ucapan dari wanita seumuran Ibunya yang bekerja di kantor catatan sipil.

"Loh iya toh, kamu kan Presdir, Presdir Cilok. Semua orang yang berbisnis dan mempunyai usahanya sendiri bisa juga di sandang dengan sebutan Presdir,” imbuh Bu Rusmini, yang saat ini berpakaian dinas.

Meskipun terkekeh geli, namun Damar mengucapkan kalimat, "Amin.” ia berharap bisa menjadi doa.

Bu Rusmini pun berlalu, dan menuju kantor catatan sipil membawa sekantong cilok yang di belinya. Meskipun Bu Rusmini setiap hari membeli dagangan cilok Damar, namun ia menyukai cilok buatan Damar, yang di buat bersama dengan Ibu dari Damar Mangkulangit.

Damar pun kembali memikirkan ucapan Bu Rusmini,

"Bener juga yah, semua orang yang mempunyai usaha sendiri bisa di sebut dengan istilah Presdir. Hahaha..., Presdir Cilok. Unik juga,” gumam Damar.

"Mas Damar, kenapa senyam-senyum gaje?” tanya seorang pedagang asongan.

Damar pun mengalihkan pandangannya menatap pedagang asongan, "Ahhh... Nggak pa-pa Lang,” jawab Damar.

Pedagang asongan yang masih berusia remaja pun nampak manggut-manggut, "Mas Dam, kok tumben belum ke kampus?” tanya Galang, remaja berusia lima belas tahun.

"Sebentar lagi, lagian orang-orang kampus aja belum pulang,” balas Damar.

Bersambung...

Konteksnya; Kisah ini sebagai penyemangat. Karena saya tidak ingin mengawali kisah novel-novel saya dengan adegan 21+. Saya hanya ingin menulis tentang apa yang bisa menjadi bacaan yang bermanfaat. Dan semoga saja bermanfaat bagi yang baca.

Mohon dukungannya 🙏🏼

Like, Vote, Komen. Terimakasih

Terpopuler

Comments

delesia

delesia

cerita yg bagus

2023-03-14

6

Asrori Asrori

Asrori Asrori

mantap

2023-02-24

1

Hm tipe gue kya si damar yg tanpa patah semangat, ga putus asa, penyabar 🙂

2023-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!