14 Hati sekeras baja

Practice make perfect, semua awalnya tidak bisa, tapi kalau mau melakukan perubahan, niscaya pasti bisa. Bisa karena terbiasa.

Semakin jelas kali kedua salam seseorang kembali bersuara. "Assalamualaikum....”

"Biar Danum yang buka pintu.” kata Danum, lalu berjalan keluar kamar dan menuju pintu utama masuk rumah bergaya atap gudang garam.

Sekilas Danum melihat jam di dinding ruang tamu menunjukkan waktu setengah lima sore. Danum membuka pintu dan melihat seseorang yang dikenalnya...

••

"Wa'alaikumussalam...” jawab salam Danum lirih, terkejut dengan siapa orang yang datang.

"Mbak Ratna!” lirih Danum, terkejut. Untuk apa wanita itu datang ke rumah, apakah hanya untuk menyakiti? Atau hanya untuk sekedar ingin tahu? Apakah memang wanita yang di sukai oleh Kakaknya benar mencintai Damar. Prasangka serta praduga sekelebat petir mengisyaratkan bahwa Danum sama sekali tidak menyukai Ratna.

Sorot matanya menyipit, Danum curiga akan kedatangan Ratna. "Ada apa Mbak Ratna dateng ke rumah?” tanya Danum, enggan untuk berbasa-basi.

Ratna melukiskan senyumnya, ia tahu bahwasanya pertanyaan adik dari kekasihnya, mensiratkan ketidaksukaan. "Damar ada?” ucap Ratna, menanyakan kekasihnya.

Masih dengan sorot mata yang menyipit, dan lima detik kemudian mulai membulat normal. Mengangguk meskipun enggan menjawab, namun Danum juga tidak ingin melarang Ratna untuk menemui Damar yang sedang dalam kondisi sakit. "Ada.” jawab Danum, jeda waktu ia diam.

"Mas Damar sakit!” lanjut Danum, sukses membuat Ratna membulatkan matanya.

Ratna segera menyingkirkan tubuh Danum yang persis berdiri di tengah-tengah pintu berukuran satu meter tersingkap setengah. Terpaksa Danum menggeser tubuhnya, dan memberikan Ratna jalan untuk memasuki ruang tamu.

"Mar, Damar!” seru Ratna, memanggil Damar sampai ke ruang tengah. Seolah-olah ia adalah kekasih yang paling pengertian.

Ratna melihat pintu kamar yang tersingkap, langsung menuju kamar itu. Namun sedetik kemudian pandangannya tertunduk manakala melihat Bu Suci yang duduk di tepian ranjang sedang memberikan kompres air hangat di kening Damar yang berbaring.

Bu Suci menoleh kearah pintu, persis dimana Ratna berdiri. Dan tersenyum lembut kearah gadis yang di cintai oleh anaknya sedang menunduk.

"Masuklah Nak,” kata Bu Suci, mempersilahkan Ratna untuk masuk ke dalam kamar yang berukuran 3 meter.

Di rumah orangtua Ratna, tentunya kamar berukuran 3 meter hanya seperluas kamar mandinya. Namun tidak untuk keluarga yang hidup sederhana macam Damar, kamar berukuran 3 meter sangatlah membuatnya nyaman untuk melepas lelah dan segala gundah setelah lelahnya bekerja.

Bu Suci berdiri dan mempersilahkan Ratna untuk duduk di tempatnya duduk semula. "Maaf, kamar ini nampak berantakan dan sempit,” kata Bu Suci.

"Ayolah Bu, kenapa Ibu harus minta maaf, kita tidak mengemis apa pun padanya. Jangan membuatku semakin dilema.” batin Damar

Ratna menggeleng, "Tidak Bu, ini sangat nyaman.”

Damar tersenyum getir melihat kedatangan Ratna di rumahnya. Kali kedua Ratna berkunjung setelah empat bulan lalu,

"Hay...” hanya itu yang dapat Damar ucapkan, Ratna menyunggingkan senyuman. Namun Damar melihat senyuman itu terasa hambar.

"Ibu keluar dulu Nak,” ujar Bu Suci, merasa mengganggu kedua muda-mudi.

"Jangan Bu, Ibu tetap di sini,” pinta Damar, bagaimana pun ia merasa tidak baik hanya berdua dengan Ratna yang notabenenya bukan muhrim. Bahkan selama menjalin hubungan tidak secuil pun Damar mencium Ratna, meskipun tidak menampik sesekali ia memeluk dan merangkul pundak Ratna.

Bu Suci melihat Ratna, Ratna tersenyum dan mengangguk.

"Danum, Nang. Sini Nang,” seru Bu Suci memanggil putra bungsunya untuk menggantikannya menemani Damar dan Ratna di kamar.

"Biar Damar yang keluar Bu,” pinta Damar. Ratna dan Bu Suci pun saling menatap.

"Tapi kamu kan lagi sakit Mar?” kata Ratna.

Danum sudah sampai di ambang pintu kamar, "Num, tolong bantu Mas, buat duduk di sofa ruang tengah.” pinta Damar.

Tidak ada yang bisa mencegah Damar, kalau ia sudah berucap. Layaknya seorang calon pemimpin. Ratna pun menggeser tubuhnya dan keluar dari kamar serta di susul Bu Suci yang sudah lebih dulu menuju dapur untuk membuat bubur juga membuat minuman untuk tamunya.

Kini Damar sudah duduk di sofa ruang tengah dengan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Seadanya memang, hanya ada satu sofa memanjang dengan satu sofa berukuran kecil.

Ratna merasa kasihan dengan keadaan yang ada di rumah Damar. Semuanya serba berbeda bahkan sangat jauh berbeda dengan yang ada di rumahnya. Namun Ratna merasakan kehangatan keluarga Damar, yang sudah lama ia dambakan.

Karena Papinya sibuk bekerja sedangkan Maminya sibuk dengan teman-teman arisanya. Serta dua Kakaknya, satu laki-laki dan satu perempuan sudah menikah dan hidup bersama dengan keluarganya di luar kota. Dan jarang sekali berkumpul seperti layaknya keluarga utuh.

Selang waktu terlewati satu jam, Bu Suci telah usai dengan semangkuk bubur. Melihat Bu Suci hendak memberikan bubur kepada Damar yang seperti biasa enggan untuk di suapi. Ratna pun meminta agar mangkuk berisikan bubur diberikan padanya saja.

"Biar Ratna yang menyuapi Damar, Bu.”

Untuk yang terakhir kalinya.” lanjut Ratna dalam hati.

Bu Suci tersenyum lembut, dan memberikan mangkuk pada Ratna.

Dengan telaten Ratna menyuapi Damar dengan bubur hangat yang di buat Bu Suci. Damar merasa setelah satu tahun menjalin kasih dengan Ratna, baru kali inilah Damar merasakan kelembutan dan perhatian yang sesungguhnya dari dalam diri Ratna.

Membuatnya galau untuk melepas gadis yang saat ini memakai rok plisket panjang serta baju kasual dengan gaya rambut yang di ikat satu keatas.

"Kenapa baru kali ini, aku merasakan perhatian mu Rat.” batin Damar bermonolog.

Telah usai Ratna menyuapi Damar, Danum yang duduk di kursi belajar masih saja tidak puas akan sikap lembut Ratna kepada Damar. Seolah kelembutan Ratna saja tidak cukup untuk membuatnya berpikir Ratna baik untuk menjadi Kakak iparnya.

"Makasih Rat,” ucap Damar dengan bibir pucatnya.

Ratna mengangguk dan tersenyum, senyuman yang membuat Damar semakin menahan sakit jika teringat pengkhianatan yang sudah Ratna perbuat.

"Maaf Mar.” ujar Ratna masih menunduk, sambil memainkan ujung baju yang di pakainya.

Damar mengerutkan keningnya, "Kenapa harus kamu yang selalu meminta maaf?”

Bu Suci dan juga Danum yang mendengar pun heran. Ada apa? Kenapa Ratna harus meminta maaf? Apakah ia akan mengambil keputusan. Setelah menggantung perihal asmaranya dengan Damar? Entahlah, Danum hanya mengangkat bahunya.

Merasa perihal asmara saja bisa membuat segalanya menjadi seperti drama. Di tambah tidak mendapat restu orang tua yang jelas berbeda kasta.

"Karena aku, kamu mendapat begitu banyak penghinaan dari orangtuaku juga teman-teman ku.” ujar Ratna, menunduk dalam, hanya sekilas ia menatap Damar.

Damar menyunggingkan senyum getir, ia merasa baik-baik saja meskipun demikian orang yang meremehkan serta menghinakan dirinya, bagaikan tikus liar. "Aku sudah menyiapkan hati sekeras baja, dan telinga setebal tembok China, Rat.” Damar menjeda Kalimatnya.

Sungguh bukan hanya dari orangtua Ratna serta temannya, Damar sudah terbiasa dan bisa jadi luar biasa. Kini Damar harus menelan pil pahit kisah asmaranya yang belum sempat ia labuhkan di dekat armada pernikahan.

Damar harus memupus angan, dan harapan untuk bersanding dengan Ratna. Damar pun kian menyadari bukan hanya bahagia yang di dapat dari cinta yang hanya membuat hatinya berkarat. Akan tetapi lebih kepada mengikuti kemana arah egonya mengalahkan rasa percaya diri yang kian terkikis oleh perjuangan yang sia-sia belaka.

Hening... Tiada yang membuka suara setelah Damar berujar. Damar kini lebih introvert dalam menyusun setiap kalimat yang akan ia katakan. Semua pelajaran hidup yang ia dapatkan. Menjadikannya pria dewasa yang lebih kompeten. "Rat....” suara Damar kembali memecah keheningan.

Namun belum sempat Damar mengeluarkan maksud dari hatinya, suara seorang laki-laki terdengar sangat lantang serta menggedor pintu dengan sangat keras.

BRAK

BRAK

BRAK.

Semua orang yang berada di dalam rumah pun terkesiap, dan saling menatap satu sama lain. Ratna juga Damar dapat menyimpulkan siapa pemilik suara yang terdengar lantang dan berat.

"RATNAAAAA...” teriakan di luar rumah sangat menggangu.

•••

Bersambung...

♠ Jangan lupa sertakan dukungan 🙏🏼

Like, komen, vote. Terimakasih

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

ortunya ratna memang sombong.... 😡

2022-10-28

0

Rania Puspa

Rania Puspa

pasti si kusumo tu gedor² pintu gk punya ADAB trnyta jdi org kaya lupa gmn cra bertamu ke rmh orang dgn sopan.

2022-03-03

1

Agus Darmawan

Agus Darmawan

sungguh malang nasib mu damar.....

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!