19 Anjay memang

Malam semakin larut, menyusupkan sepi berteman sunyi. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas di jalanan sepanjang kota bersejarah ini. Kota yang menjadi destinasi wisata lokal maupun internasional.

Pria juga tidak suka jika diputuskan secara mendadak, pria berpikir bahwa mereka tidak lagi diperhatikan dan hubungannya selama ini tidak berarti.

Tak hanya wanita, pria juga tak luput dari yang namanya patah hati. Meski dianggap lebih kuat dari wanita, pria juga merasakan masa-masa sulit dan bisa jadi hatinya selembek adonan cilok.

Hanya saja yang membedakan adalah cara wanita dan pria menghadapi masa-masa saat patah hati. Dilematis meskipun terkesan naif dengan apa yang dilakukannya.

Menarik gas motor Vespanya perlahan, menembus angin malam. Ia bukan menangisi kepergian sang mantan, akan tetapi malah tertawa renyah. Merasa bodoh atas apa yang sudah dilakukannya, namun juga tidak menyesali perpisahan yang memang sudah terjadi.

"Hahahaha .....” riuh seorang pria tertawa, menertawakan dirinya yang bersikap naif hanya karena satu wanita yang sejam lalu menjadi mantan kekasihnya. Diselingi semilirnya angin malam. Mengendarai motor Vespanya dengan kecepatan sedang.

Damar berusaha setangguh mungkin, untuk menutupi patah hatinya. Ya, laki-laki juga bisa saja bukan? merasakan yang namanya dilema? kecewa dan benar-benar merasa terpuruk saat baru di putuskan cinta.

Apalagi bukan hanya putus, tapi juga harus menerima kenyataan bahwa harta di zaman sekarang lebih utama.

Anjay memang!

"Bodoh banget kamu Damaaaaaaar! bertindak begitu, jelas saja Ratna lebih memilih Opik dari pada kamu,” berangnya memaki diri sendiri.

"Oke! Akan aku buktikan kalau aku bisa mendapatkan cewek yang lebih baik darimu, Ratna. Seharusnya juga kan aku bersyukur, seenggaknya aku tahu seperti apa sebenarnya kalian.”

"Hahahaha ....” lagi dan lagi Damar tertawa bukan karena senang, akan tetapi kadang tertawa bisa mewakili hati yang lara.

"Beginikah rasanya putus cinta, kenapa bisa aku semenyedihkan dan senaif ini. Jancok kamu Pik, sialan! Kalian sama-sama pengkhianat.” umpatnya geram dengan segala rasa gundah. Karena inilah kali pertama Damar mengenal cinta.

"Damaaaaaaar.... Kamu emang bodoh banget, jirt!” teriaknya di jalanan yang lengang, sekencang kipas angin yang di setel nomer 3.

Pengendara lain yang melintas pun, melihat Damar dengan teriakan bodoh serta umpatan yang entah memaki siapa? Membuat bingung. Mengiringi laju motor Damar, sang pengendara motor king ini pun berujar.

"Cung! Udah gila yak! Teriak-teriak tengah malam?”

Damar melirik sekilas kearah pengendara motor king dengan suara knalpot berisik disebelahnya, dan kembali fokus menatap ke depan.

"Ya, gilaaa!!!” jawab Damar setengah berteriak di selingi angin yang berhembus pelan.

"Hahayy.. naif, anjirrrt!” jawabnya, dan lekas menarik gas lalu melaju kencang.

Damar menatap lurus dengan keteguhan hati, rasa sakit di bibir atasnya tidak ia rasakan.

••

Tidak sampai selesai Damar menghibur para audiens di alun-alun Kota. Ia telah sampai di halaman rumahnya pukul 23:15 wib. Namun Damar merasa ragu untuk memasuki rumah. Dengan kondisi dirinya yang berantakan juga bibirnya yang mulai lebam.

Damar berkaca di spion motornya, "Lah gimana ini? Kalau sampai Ibu lihat apalagi si cerewet, pasti aku di cecar pertanyaan terus menerus.” kata Damar pada dirinya sendiri.

Warga siskamling yang kebetulan lewat pun heran akan sikap Damar yang terus saja berkaca pada spion bundar motor Vespanya di bawah penerangan halaman rumahnya. "Mar, kenapa kamu ngaca terus. Kasihan tuh kaca, nggak muat sama wajahmu.” seloroh warga siskamling.

Damar terkesiap dengan seruan warga siskamling yang berjumlah dua orang, dengan menutup mulutnya Damar mengalihkan pandangannya menatap dua warga yang mendapat jatah giliran siskamling.

"Ahh iya ini, Om Warno Pak Rusli, bibir saya lagi sariawan.” jawab Damar berbohong dengan suara setengah mendengung karena mulutnya di tutup dengan telapak tangannya.

"Oh gitu, kenapa ndak masuk aja. Kamu baru pulang ngamen Dam?” tanya Pak Rusli.

Damar mengangguk, "Iya Pak,”

"Sana masuk Mar,” kata Warno.

Damar mengangguk, "Selamat bertugas Pak Rusli, Om Warno. Saya masuk dulu,” seru Damar.

"Iya, jangan lupa besok giliranmu sama si Hasan yang ronda.” kata Pak Rusli.

"Iya Pak, saya ingat.” jawab Damar, ia pun berjalan ke pintu. Lalu membukanya dengan cadangan kunci pintu yang selalu Damar bawa ketika mendapat panggilan bekerja.

Perlahan sekali Damar membuka pintu, agar tidak menimbulkan bunyi dari decitan pintu yang sudah mulai di rayapi. Namun agaknya pintu pun tidak mendukung.

Kreeeeeek!!!

"Aih, nih pintu mau di tabok yak! ” dengus Damar, menepuk pelan pintu yang tak berdosa.

Cklek

Lampu menyala seketika menerangi ruang tamu yang semula gelap. Damar tertegun melihat Ibunya yang terbangun di jam setengah dua belas malam. Damar celingukan seolah mencari cicak-cicak di dinding.

Melihat gelagat anaknya yang aneh, Bu Suci yang sangat peka itupun mencoba mencari tahu. Perihal apakah yang sudah di sembunyikan oleh putra sulungnya.

"Mar?” seru Bu Suci, mulai berjalan menghampiri Damar yang masih berdiri di dekat pintu sambil menengadahkan wajahnya ke atas.

Damar masih saja enggan menolehkan wajahnya ke arah sang Ibu. Membuat Bu Suci menarik rasa penasaran yang semakin besar.

"Nang, kamu kenapa? Apa yang kamu lihat?” tanya Bu Suci, melihat ke arah Damar melihat ke atas dinding.

Mensejajarkan dirinya dengan putranya yang hanya setinggi pundak Damar,

"Itu Bu cicak.” kata Damar.

"Leh ... biasa rumah ini banyak cicak kenapa tumben kamu memperhatikan cicak di rumah?” tanya Bu Suci heran.

"Katanya, kalau cicak yang ekornya buntung itu habis di sunat Bu! Tapi kok nggak manggil Pak mantri yah?” seloroh Damar mencoba mengalihkan perhatian Bu Suci, agar tidak memperhatikan wajahnya yang lebam.

Namun Bu Suci agaknya tidak terkecoh dengan candaan anaknya, beliau fokus saja menatap wajah Damar. Dan sekian detik kemudian Damar tidak bisa lagi mengecoh perhatian Ibunya yang terus saja menatapnya.

"Astaghfirullah, Damaaaaaaar!” seru Bu Suci, dengan suara meninggi. Melihat keadaan anaknya yang terlihat bengkak di bagian bibir atasnya.

Damar memejamkan matanya, ia sudah siap dengan segala umpatan Ibunya, "Kenapa bisa begini sih Mar?

"Kamu yah, Ibu udah bilang jangan main-main lagi sama anak punk. Kan-kan begini lagi kamu, mau sampai kapan kamu begini Damaaaaaaar! Ya Allah Gusti Pangeran.”

"Sama siapa lagi kamu berantem, sudah Ibu bilang jangan berantem lagi! Mau jadi so jagoan kamu! Kamu nggak kasihan sama Ibu sama adikmu?”

"Terakhir kamu berantem sama anak punk itu dua tahun yang lalu. Apa anak-anak punk itu masih gangguin kamu lagi?”

Rentetan omelan Bu Suci, sama persis seperti dua tahun lalu. Saat Damar belum mempunyai grup band dan gemar ngamen di keramaian jalanan lampu merah, seperti halnya alun-alun dan keramaian apapun. Dan sempat terjadi ketegangan antara Damar dan anak-anak punk.

"Bu, apa sebenarnya Damar cucu orang kaya?” ucap Damar, tiba-tiba berkata seperti itu. Bagaimana pun juga, ia tidak ingin terlihat pria yang sedang patah hati di hadapan siapa pun, termasuk sang Ibu.

"Ngawur kamu! Dari mana asal usul sejarah itu.” hardik Bu Suci.

"Kan-kan siapa tau Damar itu sebenarnya anak yang di buang terus di pungut sama Ibu sama Bapak,” seloroh Damar, berkhayal dirinya di buang oleh orangtuanya yang kaya, atau bisa jadi ia sebenarnya cucu titisan ningrat.

"Halah- Halah... Piye(gimana) toh kamu Nang. Kayanya otakmu perlu di servis. Kamu nggak mau mengakui aku ini Ibu yang sudah melahirkan mu, atau kamu mau Ibu kutuk jadi kodok dan bertemu putri elek(jelek)” sungut Bu Suci, merasa bahwa anaknya semakin ngawur.

"Duduk!” titah Bu Suci, gemas.

•••

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yolla

Yolla

akirnya kata mutiara ku terucap ...Jancuuuuuukkkkkkk 😂😂😂😂

2024-01-16

0

Surtinah Tina

Surtinah Tina

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-04-15

0

Kayat Bharaduta

Kayat Bharaduta

hahahahah cicak buntung

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!