13 Nyewa Tuyul

Cinta itu bukan buta, tetapi melumpuhkan logika. Terkadang tidak perduli Damar seberapa kali disakiti olehnya. Terkadang tidak perduli seberapa sering kali Damar merasa tersakiti olehnya. Hatinya masih ada ruang untuk Ratna, karena ia tulus mencintainya.

Dalam keadaan basah kuyup, Damar sampai di depan rumahnya. Rasa dingin seolah mengelupas kulit dan menembus tulangnya, dingin kian menjalar keseluruh tubuhnya. Hingga Damar kehilangan keseimbangan dan jatuh bersimpuh di halaman rumahnya.

"Astaghfirullah, Mas Damar!” pekik Danum, yang baru saja tiba memasuki halaman rumahnya, seketika berlari hingga membuatnya terpeleset akibat curah hujan yang membasahi jalanan dan halaman rumah.

Namun ia segera bangkit, meski menahan rasa sakit di pantatnya. "Mas Damar, ya Allah!” seru Danum, menepuk pipi Kakaknya.

Dari suara Danum yang meninggi, Bu Suci berlari tergopoh-gopoh dari dalam rumah. Dan melihat Damar sudah tak sadarkan diri. "Damar!” seru Bu Suci.

Bu Suci dan Danum pun membawa Damar ke kamar dengan susah payah. Beliau pun pergi ke dapur merebus air untuk membuat teh hangat.

Pakaian Damar yang semula basah kuyup kini sudah di gantikan oleh Danum, dengan telaten Danum memakaikan kaos kaki untuk menghangatkan kaki Damar yang sedingin es, serta menyelimuti Kakaknya dengan selimut tebal, karena badan Damar sangat dingin.

Rasa khawatirnya, membuatnya terus saja meneteskan air mata. Sedih, sesak yang Danum rasakan, saat seperti ini. Danum teringat saat usianya delapan tahun, ia harus mengalami kesedihan yang mendalam, kehilangan sang Ayah yang di panggilnya Bapak.

Hingga membuatnya juga sang Kakak seketika menjadi anak yatim, delapan tahun silam. Tidak mudah hidup yang harus dilaluinya hanya dengan orang tua tunggal.

"M--as, hiks... ” rasa sedih tak tertahankan. Meskipun Danum anak laki-laki, namun saat seperti ini, Danum tidak bisa menyembunyikan eluh bening yang mengalir tanpa henti.

Bu Suci pun kembali ke kamar kedua putranya membawa wadah berisikan air hangat untuk mengompres Damar.

"Nang, di kompres Mas mu,” titah Bu Suci.

Danum menerima wadah yang diberikan Bu Suci, berisikan air hangat serta handuk kecil untuk mengompres. "Iya Bu,” jawab Danum.

"Sudah jangan menangis Nang, Mas mu baik-baik saja,” kata Bu Suci, melihat Danum menangis mengingatkannya saat kehilangan Bapak dari kedua anaknya.

"Ibu ke dapur dulu, lagi rebus air.” lanjut Bu Suci lagi, dan mendapat anggukan kepala dari Danum. Sebelum pergi, Bu Suci mengusap kening putra sulungnya.

Sedih dengan kondisi anaknya, yang rela bekerja keras, hingga sakit pun Damar tahan. Namun Bu Suci, ingin tetap terlihat tegar demi kedua anaknya yang tumbuh dewasa tanpa seorang Ayah. Lalu keluar kamar Damar dan berjalan menuju dapur.

Danum mengompres kening Kakaknya dengan handuk yang sudah di peras air hangat, Danum berharap Kakaknya segera sadar. "M--as, kan tadi pagi aku udah bilang, jangan berangkat jualan dulu. Kenapa Mas Damar keras kepala!”

"Kalau udah begini, siapa lagi yang repot. Kan aku sama Ibu.”

"Mas Damar, kita nggak akan kaya mendadak hanya dengan kerja keras aja. Mas Damar juga butuh tenaga yang fit.”

"Bangun Mas, Bangun.”

"Kalau Mas Damar pengen kaya mendadak, ayok dah kita nyewa tuyul, biar kita bisa jadi orang kaya dan nggak perlu susah kerja keras lagi.”

Danum terus saja berbicara dengan segala celotehan, hingga berkhayal tentang pertuyulan. Tepat saat itu pula, pucuk kepalanya mendapat tampolan dari tangan sang Ibu yang mendengar ocehannya yang seperti burung kenari.

"Aduh, Ibu!” seru Danum memegangi kepalanya, dan mengusap-ngusap rikmanya.

Bu Suci duduk di samping Damar berbaring yang masih belum sadarkan diri, dan melihat anak bungsunya yang sedang mengusap kepalanya. "Kalau ngomong itu bok yo jangan asal jeplak toh le. Tuyal--tuyul nanti kalau Gusti Allah murka leh kepiye (gimana)?”

Danum mengerucutkan bibirnya, "Kan-- kan Danum cuma asal ngomong Bu, nggak beneran. Sumpah!” kilah Danum, sambil mengangkat kedua jemari tangannya membentuk huruf V.

Bu Suci kembali meratapi putra sulungnya, "Le, bangun.” kata Bu Suci, mencoba membangunkan Damar.

Bu Suci kembali menatap Danum, "Nang, ambilkan minyak kayu putih?” pinta Bu Suci.

Danum pun mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan mengambil minyak kayu putih yang terdapat di almari kecil samping tempat tidur, lalu memberikannya kepada Bu Suci.

Lantas Bu Suci, mengusap kening Damar serta sedikit mengoleskan minyak kayu putih di antara kedua hidung Damar. Seketika, seperti yang suda Bu Suci duga

Hacciiiiiihhhh

Hacciiiiiihhhh

Damar tersadar spontanitas bersin-bersin secara berulang. Naluri Bu Suci begitu kuat terhadap sang anak, Damar memang tidak menyukai aroma minyak kayu putih. Jikalau Damar mencium barang secuil pun, maka ia akan segera bersin-bersin seperti sekarang ini.

Danum membelalakkan matanya, "Alhamdulillah, ya Allah. Akhirnya Mas Damar sadar juga,” seru Danum gembira ria.

Danum melihat Bu Suci dan beralih melihat Kakaknya, "Kenapa Danum nggak inget yah, kalau Mas Damar alergi bau minyak kayu putih?” gumam Danum, sambil menggaruk kepalanya yang di tumbuhi rikma lebat nan hitam pekat.

"Ibu.... Jauhin itu minyak kayu put...” jeda Damar berucap, karena hidungnya merasakan sensasi geli.

Hasssiiiiiihhhh

Damar pun beranjak untuk duduk, setelah dirasa hidungnya sudah mulai stabil. Ia pun berujar "Kenapa Damar bisa ada di kamar Bu? Setau Damar tadi Damar baru pulang dan.... Emmm,” Damar menjeda Kalimatnya, ia tidak mengingat dengan jelas kenapa bisa ada di dalam kamar dan sudah berganti pakaian pula.

"Hemmm..... Mas Damar tadi pingsan, untung adikmu yang ganteng bak Salman Khan lekas pulang,” jawab Danum, seperti biasanya, remaja satu ini selalu membanggakan dirinya.

"Berat tau ih si Mas Damar, lain kali kalau sakit nggak usah berjualan lagi! Atau bila perlu kita pelihara tuyul!” lanjut Danum, masih berniat membahas soal pertuyulan.

"Danuuuummm!” sentak Bu Suci.

Damar hanya bisa membulatkan matanya, karena tenaganya saat ini dirasa tidak cukup untuk membuat adiknya terdiam.

"Iya-- iya. Danum diem bae, anteng!” gerutu Danum. Mengatupkan bibirnya.

"Kan Danum cuma asal ngomong, kenapa pada ngelihatin Danum begitu? Apa Danum sekarang makin ganteng,”

"Iiihh jangan lihatin Danum begitu Bu, Mas. Kan-- kan Danum jadi malu, nggak tau yah kalau Danum pemalu?” lanjut Danum, dengan bahasa kemayu.

Bu Suci menggelengkan kepala, melihat tingkah laku putra bungsunya yang masih saja berperilaku seperti anak berusia delapan tahun.

Sedangkan Damar jengah, dengan celotehan nggak jelas adiknya yang sudah remaja, tapi masih saja seperti anak TK, "Magnum, kamu tau nggak?”

"Tau apa?”

"Kamu itu, nggak pantes lahir sebagai laki-laki. Kamu itu pantesnya kalau terlahir perempuan. Karena apa? Kamu tau?”

Danum menggeleng

"Kamu lebih cerewet dari nenek-nenek!” seloroh Damar, sambil menerima gelas berisikan teh hangat yang diberikan Bu Suci.

Suara salam seseorang dari arah depan rumah membuyarkan pembicaraan yang sudah mulai mengarah tidak karuan.

"Assalamualaikum....” salam seseorang di depan rumah.

Bu Suci, Danum juga Damar saling melempar tatapan. Mendengar suara perempuan mengucap salam.

"Sopo iku Bu? (Siapa itu Bu)” tanya Danum.

Semakin jelas kali kedua salam seseorang kembali bersuara. "Assalamualaikum....”

"Biar Danum yang buka.” kata Danum, lalu berjalan keluar kamar dan menuju pintu utama masuk rumah bergaya atap gudang garam.

Sekilas Danum melihat jam di dinding ruang tamu menunjukkan waktu setengah lima sore. Danum membuka pintu dan melihat seseorang yang dikenalnya...

•••

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

siapa ya🤔🤔🤔

2022-10-28

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

lanjut

2022-03-11

0

Agus Darmawan

Agus Darmawan

danum alias Magnum bgt crwt ya .....

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!