16 Alias berakhir

Ada alasan lain, mengapa Tuhan memperlihatkan kita sakit hari ini. Karena kita akan bertemu dengan orang yang akan memberikan kita kebahagiaan di masa depan.

Di dalam mobil yang di kemudikan oleh seorang sopir. Ratna kembali harus menerima segala ocehan dari Papinya yang masih nampak sangat geram atas sikap keluarga yang barusan ia temui.

"Kurangajar!” pekik Kusumo marah, sambil mengepalkan tangan.

Ratna menatap Papinya, dengan suara gemetar serta sesal yang harus ia emban, "Papi tuh udah keterlaluan!”

Kusumo membalas tatapan tajam anaknya, "Terlalu gimana? Kamu yang sudah membuat Papi marah. Papi sudah bilang jangan lagi berhubungan dengan pria tidak berguna itu, di tambah lagi dia adalah anak dari kacung itu.” cecar Kusumo.

"Kacung siapa yang Papi maksud?” tanya Ratna, heran.

Kelu, Kusumo tidak mampu berkata, bahwa memang ialah yang telah bersalah. "Akhh.. sudahlah!” bentak Kusumo.

"Ratna juga berniat memutuskan hubungan dengan dia Pi. Tapi bukan dengan cara menghinanya seperti tadi.” jawab Ratna, tujuannya datang kerumah Damar adalah untuk memutuskan hubungan. Namun kini kehadiran Kusumo secara tiba-tiba seketika memperkeruh keadaan yang seharusnya bisa di selesaikan tanpa adanya perdebatan dan permusuhan.

"Jadi kamu mau bilang. Kalau cara Papi tadi salah?!” tuduh Kusumo. Sesaat kemudian Kusumo tersenyum senang dan tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha .....”

Ratna heran akan sikap Papinya, hanya bisa menggelengkan kepala, "Papi tuh aneh?!” keluh Ratna.

"Papi senang. Akhirnya kamu menyadari kalau lelaki kacung itu tidak pantas untukmu.” kata Kusumo melunak, kali ini ia tak lagi marah, justru Kusumo bangga atas pengakuan Ratna.

Ratna membuang tatapannya menatap perkotaan dengan cahaya lampu-lampu dari depan pertokoan dan perumahan.

"Maaf Mar. Nyatanya memang aku nggak bisa hidup bersamamu, menjalani kehidupan yang miskin dan menderita. Aku pun nggak sabaran menunggumu sampai kapan kamu sukses hanya dengan mengandalkan berdagang cilok.” seloroh Ratna dalam hati.

• •

Bu Suci duduk di ruang tengah, menunduk lesuh. Bertemu dengan Kusumo mengingatkan kembali akan memori lama yang sudah di pedamnya. Damar dan Danum hanya bisa saling menatap satu sama lain, dan merasa heran. Ada apakah gerangan sehingga membuat Ibunya nampak murung.

"Bu.” seru Damar, membuyarkan lamunan Bu Suci.

Bu Suci mengalihkan pandangannya, beliau menatap Damar dan beralih menatap Danum. Kedua putranya nampak mengharap ada penjelasan perihal Bu Suci dan juga Pak Kusumo seolah menyimpan dendam lama.

"Kusumo adalah orang yang licik, dia sudah menjebak Bapak kalian.”

Damar dan juga Danum nampak terkejut, mendengar apa yang Bu Suci katakan. "Maksud Ibu. Licik yang bagaimana?” tanya Damar. Danum hanya mengangguk, karena pertanyaannya sudah di wakilkan Kakaknya.

"Dulu, lima belas tahun yang lalu. Bapakmu dan Kusumo bekerja dalam satu perusahaan, tapi Kusumo tidak amanah dan menggelapkan dana perusahaan....” Bu Suci menggantungkan ucapannya, hatinya sangat sakit dikala mengingat masa sulit bersama dengan Almarhum suaminya.

"Tapi kenapa Bu?” tanya Danum, semakin penasaran.

"Dia sudah menuduh Bapakmu untuk menutupi korupsinya dan mengalihkan data atas nama Gusli Wijaya. Hingga dari perkara itu, Bapak kalian harus menerima resiko di penjara dan di denda.” ungkap Bu Suci. Inilah awal muasal keluarganya jatuh terperosok ke jurang kemiskinan. Akibat ulah dari manusia tidak amanah.

"Hah!” Damar dan juga Danum terkejut mendengar ungkapan Ibunya. Selicik itukah, ternyata Kusumo.

Belum juga usai masalah yang satu, kini telah hadir masalah yang lain. Damar seolah mendapatkan sebuah bongkahan meteor hitam yang membuatnya berpikir tentang hal untuk membuat Kusumo bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu.

••

Di dalam kamar, Damar masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Ratna. Di tambah lagi atas pengakuan Ibunya. Ia menatap dinding kamar bercat biru laut yang sebagian dari catnya sudah terkelupas, mengedarkan pandangannya menatap boneka beruang putih di atas lemari kecil.

Damar pun beranjak dari pembaringan, dan berjalan kearah meja setinggi pusarnya. Ia mengambil boneka beruang dan menjatuhkannya kelantai, lalu mengambil barang-barang kenangan bersama dengan Ratna.

Dari mulai jam tangan cople, baju cople dan juga topi cople yang ia belikan untuk Ratna. Meskipun bukan harga yang mahal, namun Damar membelinya dari hasil jeri payahnya.

Semuanya sia-sia saja, tidak ada yang tersisa. Janji yang diingkari, cinta tulus yang ternodai oleh kebohongan yang menyakiti hati.

Apakah terlalu cepat Damar mengambil kesimpulan untuk membuang semua kenangan manisnya bersama Ratna? Ataukah memang hati Damar sudah tidak tahan untuk semakin terluka? Ataukah Damar memang ingin mengubur semua kenangan manis dan hanya akan ia kenang saja? Entahlah, terkadang hidup memang suka bercanda. Mencintai dan dicintai adalah dua perbandingan dalam kisah asmara.

Danum masuk ke dalam kamar, dan melihat Damar tengah mengumpulkan barang-barang yang sebelumnya Damar simpan, bahkan dulu Danum saja tidak di izinkan menyentuh barang kenangan Damar bersama dengan Ratna.

"Perlu aku bantuin Mas?” tawar Danum.

Damar melihat Danum yang berdiri di dekat pintu.

"Ambilkan kardus, akan ku buang semua barang-barang ini.” titah Damar.

Tanpa basa-basi, Danum meluncur ke belakang mencari kardus atau wadah apa pun. Bu Suci yang melihat Danum tengah celingukan pun bertanya, "Cari apa Nang?”

Hanya sekilas Danum melihat Ibunya yang tengah menggoreng tempe untuk makan malam. "Cari kardus Bu,”

"Buat apa?” tanya Bu Suci heran.

"Ada kardus nggak Bu?” tanya Danum, tidak menjawab pertanyaan Ibunya.

Heran bercampur bingung, namun Bu Suci tidak bertanya lebih lanjut untuk apa Danum memerlukan kardus, "Kan biasanya Mas mu yang taruh di gudang.”

Danum segera berjalan ke samping rumah, dan benar saja seperti yang diucapkan oleh Ibunya. Danum mengambil kardus bekas berukuran sedang yang sudah terlibat rapih. Danum segera membawanya keruang tengah, lalu mencari lakban di meja belajarnya.

Menutup bagian bawah kardus, dan langsung memberikannya kepada Damar yang juga sudah menunggunya untuk membuang semua barang-barang yang sebelumnya menjadi barang berharga. Namun seolah kini barang kenangan bersama dengan Ratna ingin sekali Damar musnahkan.

Tiba-tiba saat berkemas, seseorang mengucap salam.

"Assalamualaikum...”

Danum juga Damar yang sedang mengeksekusi barang-barang kedalam kardus pun terkesiap saat dan saling melempar tatapan, "Itu suara Juna, Num.” ujar Damar.

"Mau apa Mas Juna kemari Mas?” tanya Danum.

Damar mengangkat bahunya, tanda ia juga tidak mengetahui kedatangan Juna. Damar hendak berdiri karena semula ia berjongkok.

"Biar Danum aja Mas, Mas Damar lanjutin mengeksekusi barang-barang ini aja.” tawar Danum, remaja berkaos oblong dan bercelana pendek itupun berjalan kearah pintu luar.

"Wa'alaikumussalam,” jawab salam Danum, lalu membuka pintu.

"Num, Damar ada?” tanya Juna, masih di depan pintu.

"Ada.” jawab Danum, mereka pun masuk dengan Juna berjalan lebih dulu.

Juna langsung menuju kamar Danar, dan melihat Damar sedang memasukan barang terakhir ke dalam kardus. Yaitu, boneka beruang putih. Juna bingung, untuk apa semua barang-barang itu?

"Eh.. Jun.” sapa Damar, melihat Juna sudah berdiri di dekat pintu kamarnya.

Juna perlahan mendekati Damar yang masih nampak ragu untuk memasukkan boneka beruang putih ke dalam kardus. "Mau buat apa nih barang?”

"Buang.” celetuk Damar.

"Loh kenapa di buang?” tanya Juna heran.

"Udah nggak di pakai.” jawab Damar sekenanya.

"Kalau kamu mau pakai, pakai aja nih.” tawar Damar, hendak menutup kardus dengan lakban.

Juna pun menemukan ide, "Eh, jangan Mar. Mending kita kasih aja ke murid ku aja, RLS, lagian barang ini aja masih bagus kok.” tawar Juna.

Sejenak Damar menghentikan aktivitas tangannya, "Apa itu RLS?”

"Ruang Langit Senja, itu murid-murid les privat yang non bayar itu,” jawab Juna.

"Oh, yang kamu sebutkan waktu itu, membantu memberikan mata pelajaran bagi anak-anak yang nggak mampu,”

"Yap.”

"Ngomong-ngomong, emang tuh kardus barangnya siapa si?” tanya Juna.

Damar terlihat enggan untuk membahasnya, namun Danum duduk di ruang tengah yang mendengar pertanyaan Juna pun menjelaskan, "Itu, barangnya Mas Damar sama Mbak Ratna, Mas Jun.”

Juna pun keluar dari kamar Damar, lalu menyusul Danum duduk disebelahnya. "Kok bisa tuh barang mau di buang Num?”

Damar pun menyusul duduk tak jauh dari Juna dan Danum yang tengah membaca buku pelajaran. "Asmara Mbak Ratna sama Mas Damar udah end. Alias berakhir!” seloroh Danum.

Juna terperanjat mendengar jawaban Danum, Lantas Juna melihat Damar dan mendapat anggukan. "Hah! Serius? Kapan?” tanya Juna.

Damar hanya mengangkat bahunya... Tiada kejelasan dan tiada kata putus dari Damar maupun dari Ratna. Seolah mengambang bagaikan buih di lautan. ‘Kalau cara meninggalkan aku itu cara yang terbaik, mungkin aku yang harus belajar lupain kamu.' benak Damar bermonolog.

•••

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Managarab Butar Butar

Managarab Butar Butar

kapan kaya sidamar, biar balas kejahatan kusumo

2022-04-11

0

💖Chacha~Q®F💖

💖Chacha~Q®F💖

ya ya ya liat nanti Ratna saatt damar sukses mungkin kamu cuma dianggap angin lalu😏😏

2022-04-10

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

ayolah damar kamu harus bisa melupakan Ratna yan sudah menyakiti mu dan ingatlah omongan ibu mu bahwa ayah nya Ratna itu musuh ayah mu...😱.
jangan kamu menyakiti hati ibu mu mar semangat ya 💪

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!