12 Cam kan itu!

Damar terdiam, ia mencoba mengingat nama itu.

"Oh, Imel temennya Ratna!” seru Damar, pada akhirnya mengingat siapa Imel.

•••

Dengan senyum tipis, Imel mengangguk pelan. Imel menghentikan laju mobilnya,

"Kamu nggak kangen sama Ratna, Kang cilok?” tanya Imel. Imel menengok sekilas kearah Ratna, seperdertik kemudian kembali fokus menatap Damar.

Damar nampak mengerutkan keningnya, di bawah payung warna-warni yang dibentangkan dan diikat ke gerobaknya untuk berteduh dari rintih hujan.

"Nggak! Dia udah milik orang lain, Mel,” jawab Damar, menyadari ia hanya akan menjadi benalu. Tanpa Damar tahu Ratna juga ada di dalam mobil Imel dan mendengar ucapan Damar.

Serasa ada yang mencubit hatinya, ketika mendengar Damar mengucapkan perkataan itu. Ratna hanya diam, masih dengan menatap Damar dari dalam mobil Imel yang berkaca gelap. "Oh, jadi sekarang kamu sadar diri. Bagus deh!” cibir Mutiara, ikut bersuara.

Imel pun mengangguk, membenarkan ucapan Mutiara.

"Bener tuh Mut,” kata Imel. Lalu beralih menatap Damar.

"Lagian kamu tuh seharusnya ngaca, kamu punya kaca kan Mar di rumah? Atau gini, kalau kamu nggak punya kaca nanti aku beliin yang lebar, supaya kamu bercermin siapa kamu dan siapa Ratna?!” sinis Imel, berkata tanpa mau tahu dengan perkataan yang bisa saja menyakiti perasaan Damar.

Sudah biasa Damar menerima cercaan serta cibiran pedas, seolah sudah menjadi makanan pokok dalam menjalani hidup sebagai pria miskin. Damar grentes dalam hati, ingin menangis, betapa berat cobaan dan hinaan yang harus ia terima. Seandai kata dapat menjabarkan bahwasannya ia merasa seperti aib yang menjijikan.

"Kalian boleh, berkata apa pun tentang kehidupan orang lain. Tapi jangan lupakan satu hal, hidup enak yang kalian nikmati saat ini. Suatu saat akan berbalik dan bisa jadi lebih menyedihkan dari pada hidup yang ku jalani saat ini. Cam kan itu!” sergah Damar, dengan rentetan perkataan sekiranya dapat menyadarkan kedua gadis yang telah menghinanya.

Ratna tidak dapat bicara, ia ingin membela Damar dari cibiran kedua temannya. Akan tetapi, egonya mengalahkan hati nuraninya. Ratna hanya diam membisu, seolah menuli.

Panas hati dengan apa yang dikatakan Damar, Imel pun merogoh tas branded'nya dan mengambil lembaran uang berwarna merah berlambang Presiden pertama, dan melemparkan uang-uangnya ke hadapan Damar yang berjarak satu meter dari mobilnya. Hingga mengenai wajah Damar.

"Nih buat bayar semua nasehat Lo yang basi itu!” hardik Imel dengan amarahnya.

Sontak apa yang dilakukan Imel, membuat Ratna terkejut, juga Damar spontan membelalakkan matanya. Seketika uang-uang ratusan ribu berserakan di jalanan dan di antara genangan air.

Dan seketika mengundang reaksi orang-orang yang melintas, melihat kearah Damar. Dari orang-orang yang berjalan kaki maupun orang yang mengendarai kendaraannya. Menatap heran, serta kebingungan, dengan apa yang terjadi di antara orang yang berada di dalam mobil j*zz merah serta pedagang cilok.

"Ada apa toh?”

"Wah, hujan duit!”

"Ribut-ribut apaan tuh?”

"Nggak sopan banget orang yang melempar duit, mentang-mentang orang kaya!”

Suara-suara sumbang orang-orang yang melihat kejadian itu, menerka-nerka dengan akan hal apa yang terjadi, dan dialamatkan kepada Damar juga pengendara mobil j*zz merah, Imel.

Mutiara pun tidak tinggal diam, gadis yang memakai celana pendek sebatas paha juga baju outfit, sedikit memajukan badannya mendekati Imel. Dan menatap Damar,

"Perkataan kamu nggak guna buat kita!” imbuh Mutiara.

Kali ini, Ratna merasa kedua temannya sudah keterlaluan. Ratna tidak habis pikir, setega ini Imel dan Mutiara.

"Imel! Mutiara! Tega yah kalian!” hardik Ratna dengan suara meninggi.

Damar pun terkejut mendengar suara Ratna dari dalam mobil, "Ratna?” gumamnya.

Suara Ratna, sontak membuat kedua gadis yang menggerai rambutnya menengok kebelakang, dan tersenyum menyeringai.

"Kenapa kamu nggak terima Rat?” tanya Imel.

Lima detik Mutiara menatap Ratna, kemudian mutiara kembali menatap Damar. "Nih cewek kamu Mar, ada di belakang dari tadi dia deim aja!” ujar Mutiara.

Imel pun mengalihkan pandangannya menatap Ratna, dan kembali menatap Damar, "Kalau dia diem begini dengan segala hinaan yang kamu dapatkan. Sudah di pastikan dia malu punya pacar miskin seperti kamu Mar!”

"Ngaca Mar! Ngaca!” seru Mutiara..

Imel pun melajukan mobilnya, seraya melambaikan tangan ejekan kepada Damar. Ratna menggelengkan kepalanya, heran akan sikap Mutiara juga Imel.

"Puas kalian!” hardik Ratna kesal.

Mutiara hanya melihat sekilas kearah Ratna dengan ekor matanya, sedangkan Imel terlihat menyunggingkan satu sudut bibirnya keatas. "Kenapa kamu nggak terima?” tanya Imel, fokus menatap jalanan.

"Tau ih! Terus apa bedanya kamu sama kita Rat? Kamu juga diam aja kan? Itu sama halnya kamu setuju kalau memang Damar nggak cocok bersanding denganmu!” kata Mutiara.

"Tau ih, Ratna muna!” umpat Imel.

Gemas akan tingkah laku kedua temannya, "Bukan berarti aku diam. Lantas aku sependapat sama kalian! Aku diam karena sudah terlalu banyak orang yang sudah menghinanya!”

Mutiara menoleh kebelakang, melihat raut wajah Ratna yang sedang menahan amarah, urat-urat lehernya menggambarkan ia sedang dalam gelora emosi.

"Ya udah nikah aja sama dia, kalau kamu mau lehermu di tebas sama Papi mu!” kata Mutiara.

Merasa percuma mendebat kedua temannya, Ratna memilih diam. Dan membuang pandangannya menatap kebelakang, ia melihat Damar tengah memunguti uang yang berserakan. "Mar, kenapa jalan untuk bersama dengan mu sangat sulit. Apa memang kita di takdirkan bertemu tapi tidak untuk bersatu.” benak Ratna bermonolog.

••

Dengan keadaan basah kuyup, Damar mengambil uang-uang ratusan ribu. Dan mengumpulkannya menjadi satu, ia pun berjalan melewati sekumpulan orang yang berkerumun sedang mencari tahu tentang hal yang menurut mereka menarik untuk di jadikan sebuah pembicaraan, maupun postingan.

"Seneng yah Mas, ketiban duit!”

"Wah enak bener aku juga mau kaya gitu tuh!”

"Sudah-sudah ayok bubar-bubar!”

Lagi dan lagi, suara-suara sumbang orang-orang yang ingin mencari kebenaran yang sedang terjadi. Namun Damar tak mengindahkan, seolah telinganya sudah kebal, barangkali memang ada yang menganggap ia memiliki telinga lebar seperti gajah dan hati seperti laron pun tak apa? Toh memang hidup bebas berpendapat.

Damar tidak bisa menghentikan orang yang tidak menyukainya, ataupun orang yang menyukainya untuk berhenti bicara, menghentikan ejekan serta lawakan cibiran orang pada kehidupannya. Damar hanya manusia biasa, mempunyai sisi lemah sekaligus sisi kuat untuk menopang segala sesuatu yang membuat hatinya lelah.

Damar masih berharap di setiap sisa nafasnya yang mengharap. Akankah ada secercah cahaya terang dan kesejahteraan dalam mengarungi kehidupan yang dirasa semakin mengikis rasa percaya pada dirinya sendiri.

Damar berhenti di depan sebuah masjid, kali ini bukan untuk sholat. Melainkan berniat memberi uang yang di lemparkan Imel kepada pengurus masjid yang kebetulan sedang menyapu teras masjid.

"Assalamualaikum Pak,” salam Damar di halaman Masjid.

Seorang pria tua pun berjalan menghampiri Damar, "Wa'alaikumussalam,”

"Ehmm... Pak, saya mau memberikan ini untuk di sumbangkan ke masjid.” kata Damar, menyodorkan uang basah sejumlah satu juta delapan ratus ribu kepada pengurus masjid.

Pengurus masjid yang memakai sarung serta baju koko cokelat nampak limbung dan ragu atas ucapan Damar, lalu melihat uang yang di pegang oleh Damar dihadapannya.

Melihat tiada pergerakan dari pengurus masjid, tempat biasa Damar sholat ketika sedang berdagang cilok. Mengerti akan keraguan dari pengurus masjid yang sering di lihatnya. Damar pun berujar,

"Ini bukan uang haram Pak, saya mendapat uang ini secara cuma-cuma. Tapi menurut saya masjid ini sepertinya masih memerlukan banyak dana untuk menyelesaikan renovasi.”

"Maaf Pak, uang ini agak basah.” sambung Damar.

Pengurus masjid itupun menerima uang yang di pegang oleh Damar, "Terimakasih Nak, semoga amal saleh Nak siapa namamu?”

"Sebut saja hamba Allah, Pak.” jawab Damar, ia enggan menyebutkan namanya. Karena memang itu bukanlah uangnya.

"Semoga Allah membalas mu dengan kebaikan yang berlipat ganda, Nak.” lanjut pengurus masjid yang Damar sendiri tidak mengetahui namanya.

"Amin. saya permisi, Pak.” jawab Damar, dan di angguki Pengurus masjid, ia pun pergi dari halaman masjid yang sedang ada perbaikan renovasi untuk mengganti kerangka masjid. Di karenakan akan memasuki musim penghujan.

•••

Bersambung

Mohon dukungannya 🙏🏼

Like, Vote, Komen.

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

god job damar,👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏....

2022-10-28

0

Erina Munir

Erina Munir

ya Allah sabarr bangeet ya damar....semoga rejekinya lancarnya damaar...💪💪💪💪

2022-03-19

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

oh God Damar

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!