02 •Kakek misterius•

Damailah dalam ketulusan untuk hidup sebagai pribadi yang baik. Rezeki yang baik adalah untuk orang baik.

(Jangan lupa tinggalkan jejak Kakak)

"Belum, lagian orang-orang kampus aja belum pulang,” balas Damar.

•••

Setelah beberapa saat mengobrol dan berbagi pengalaman kepada beberapa sesama pedagang, Damar pun kembali menarik gerobak ciloknya, menyusuri jalanan beraspal. Menuju kampus, bukan untuk kuliah, bukan juga untuk belajar.

Ia biasa mangkal di kampus universitas ternama di salah satu Kota yang mempunyai kuliner khas panganan tradisional Bakpia pathok, Kuliner tradisional ini telah tersohor lantaran rasanya yang gurih dan lezat dari kacang hijaunya. Namun, sebelum itu, ia terlebih dulu mampir di Masjid tak jauh dari kantor catatan sipil.

Untuk melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim, Damar meninggalkan gerobak ciloknya di halaman Masjid yang cukup luas, setelah lima belas menit pun terlewati.

Damar kembali mendorong gerobaknya, satu jam kemudian dengan berjalan kaki, ia pun sampai di depan universitas yang dituju. Di bawah pohon yang cukup rindang di sisi kanan jalan ia pun berhenti dan menunggu beberapa saat untuk anak-anak kampus pulang.

Saat tengah menunggu, Damar tengah mengedarkan pandangannya menatap jalanan yang beraspal, ia pun melihat seorang Pria tua hendak menyeberang jalan. Dengan menggunakan tongkat Damar menduga Pria tua itu buta.

Namun Damar juga melihat mobil dari arah lain yang melaju dengan kecepatan tinggi serta mengemudikannya dengan ugal-ugalan.

"Kakek awaaaas...!” teriak Damar.

WUHHSSSHHH

Membuat Damar seketika berlari dan menyambar lengan Pria tua itu.

BUGH

Kakek tua itupun terhempas ke pinggir jalan, membuat erangan dari suara renta'nya, "Aduh..” rintih Kakek, mengusap telapak tangannya yang tergores batu kerikil.

Sementara Damar terbentur pembatas jalan di bagian keningnya, dan menyebabkan goresan yang cukup dalam, serta mengeluarkan darah segar. Damar beranjak seraya memegangi kepalanya yang terasa berat.

Ia pun menghampiri Kakek tua yang masih bersimpuh di atas jalanan hitam nan kasar, "Kakek, mari saya bantu berdiri.” ujar Damar, ia pun membantu memapah tubuh tua yang dibalut kemeja batik serta celana panjang.

Membawa Kakek untuk duduk di pinggiran jalan, "Kakek, Kakek nggak pa-pa?” tanya Damar memastikan.

"Kakek nggak pa-pa, hanya sakit di telapak tangan,” ujar Kakek, seraya memegangi telapak tangannya.

Damar pun melihat telapak tangan Kakek yang ditolongnya, Kakek mengeluarkan sapu tangan dari saku kemeja batiknya dan memberikannya kepada Damar.

Damar pun menerimanya, dan mengusap tangan Kakek dengan sapu tangan bercorak batik hitam.

"Kenapa kamu menolong saya nak?" tanya Kakek, disela Damar membersihkan lukanya.

Damar menatap sekilas kearah Kakek, dan kembali menunduk membersihkan luka di telapak tangan Kakek, "Karena saya sudah pernah kehilangan,” jawab Damar.

"Siapa namamu?" tanya Kakek.

"Damar,” sahut Damar.

Kakek seolah tidak puas akan jawaban singkat Damar, pun kembali bertanya seolah sedang mengoreksi informasi, "Nama lengkapmu?”

Damar menatap Kakek berkaca mata dengan tatapan heran, namun ia tetap menjawab, "Damar Mangkulangit,”

Kakek pun nampak manggut-manggut, dan menyunggingkan senyuman, membuat Damar heran. Damar berpikir, entah senyuman yang terlukis di wajahnya menandakan perasaan apa?

"Siapa nama Ayahmu?” tanya Kakek lagi, menambah semakin keheranan dari raut wajah Damar.

Kakek yang sedang berpura-pura buta ini sebenarnya dapat melihat dari ekor matanya, melihat Damar tengah menatapnya dengan curiga. "Siapa tau saya mengenal orangtuamu, karena saya juga asli Jogja yang sudah lama tinggal di provinsi P,” sanggah Kakek, agar Damar tidak curiga.

"Gusli,” sahut Damar.

"Gusli Wijaya,” imbuh Kakek, membenarkan nama dari Ayah Damar.

Sebelum Damar kembali bersuara, dan mengajukan pertanyaan perihal darimana Kakek yang baru ditemuinya ini dapat mengerti nama lengkap Ayahnya yang jarang disebutkan.

Tiba-tiba ada mobil sedan yang berhenti di depannya, "Kakek,” seru seorang wanita yang baru keluar dari dalam mobil.

Wanita berambut sepunggung berwarna cokelat serta memakai kaca mata hitam dan berpakaian serba hitam, itupun menghampiri Kakek,

"Kakek, kenapa Kakek bisa ada disini?" tanya wanita itu panik.

Wanita itupun menuntun Kakek masuk kedalam mobil tanpa mengindahkan Damar yang terlihat akan menyuarakan suara.

Saat sudah ada didalam mobil bagian penumpang belakang, Kakek membuka kaca mobil, "Terimakasih nak, sudah bersedia menolong Kakek.” ucap Kakek, seraya memberikan beberapa lembar tissue juga uang kepada Damar.

Damar pun menyunggingkan senyuman, ia menerima tissue yang diberikan Kakek, dan menolak uang yang juga di sodorkan oleh Kakek, "Sama-sama Kek, sudah menjadi kewajiban manusia untuk saling tolong menolong,"

"Nama Kakek, Bagaskara Wijaya, nanti kita akan bertemu kembali, dengan cara lain.” ujar Kakek, membuat tanda tanya besar dibenak Damar.

Kakek pun menutup kaca mobil, dan mobil yang dikemudikan seorang sopir pun melenggang pergi. Membuat Damar mengelus dadanya.

"Kenapa Kakek itu seolah bisa menatapku, apa dia pura-pura buta tadi?" gumam Damar heran.

"Akh, emang nggak ada kerjaan beliau melakukan itu,” heran Damar lagi, seolah Kakek yang ditolongnya adalah Kakek misterius.

Setelah mobil itu tidak terlihat, dan hanya meninggalkan tanda tanya, namun Damar tidak ingin ambil pusing, ia pun kembali ke gerobak ciloknya, seperti biasa anak-anak kampus yang sudah menjadi pelanggannya pun mengerubunginya seperti gula mengerubungi semut, eh kebalik semut nakal yang mengerubungi gula, hmm.

"Mas Damar keningmu kenapa?" tanya mahasiswi Anggi, melihat kening Damar terbuka menganga dengan goresan segar.

"Oh ini, tadi terbentur," jawab Damar, seraya mengusap darah dengan tissue.

"Segera di obati Mas,” ujar mahasiswi Amel ikut menimpali.

"Iya," sahut Damar, Damar pun mencuci tangannya, dengan air dari botol yang ia bawa.

Damar kembali melayani para mahasiswa dan mahasiswi yang membeli ciloknya.

"Mas aku lima ribu yah,” ucap salah satu mahasiswi berhijab segitiga berwarna biru.

"Iya Mbak Ita,” jawab Damar.

"Hah, Lo murah bener cuma di tawar lima ribu!” kata mahasiswa lain yang berasal dari Depok, khusus kuliah di Kota yang memiliki banyak destinasi wisata.

"Ih apaan si kamu Ndra, maksudnya tuh Ciloknya,” jawab Ita.

"Hoo... gue kira Lo murah banget," imbuhnya. "Pan gue kagak perlu nih cari yang lain!” imbuh pemuda yang memakai jas biru tua, khusus jaket anak kuliahan.

Ita, dan beberapa teman-teman yang sedang berkumpul di bawah pohon rindang pun heran, "Maksud Lo nggak perlu cari yang lain, ntuh gimana?” kata salah satu teman mahasiswi Ita, yang bernama Cici.

"Udah dah, gue cuma bercanda! hehe.” kata Indra terkekeh ringan. ia pun mendapat cibiran dari Ita juga teman satu angkatan yang sudah mengerti bahwa Indra adalah mahasiswa playboy cap badak.

"Mas Damar, abis Ita, aku yah, aku Ciloknya lima belas ribu jadiin dua bungkus.” kata mahasiswi yang berambut panjang diikat kuda.

"Oke Mbak Putri,” jawab Damar, melihat sekilas kearah Putri, karena ia tengah sibuk melayani para pemuda-pemudi kampus.

"Mas Damar, Mas Damar punya pacar nggak?” kata mahasiswi lain, dengan gaya pakaian agak tomboy.

"Nape boy?” kata mahasiswa berasal dari kota Boyolali, menyebut boy, pada gadis tomboy.

"Apaan si Lo Pras!” sahut cewek tomboy.

"Eh Sisil, lagian kamu nanya begitu mau ngapain? Masih demen kamu sama cowok!” nyiyir Prasetyo.

Sisil si cewek tomboy pun mencebikkan bibirnya,

"Ck. Orang aku tanya Mas Damar, kenapa si kamu terus yang jawab!” kesal Sisil.

"Gaje!” cibir Sisil

"Udah -udah, kenapa si kalian selalu ribut, ntar malah jadian loh kalian!" kata mahasiswi lain.

"Dih amit-amit, mana ada aku bisa jatuh cinta ama si Pras, Mega. Cowok nyebelin, kaya dia nggak selevel ama aku," sahut Sisil.

"Leh, aku juga ogah kali sama kamu, boy, cewek tomboy!” balas Prasetyo melirik Sisil yang sama-sama melempar tatapan sengit, dan keduanya sama-sama membuang wajah.

Saat keriwehan di antara anak-anak kampus sedang terjadi, Damar yang sedang sibuk membungkus satu persatu pesanan pun tidak sengaja mengedarkan pandangannya menatap jalanan. Terkejut tatkala sekilas melihat seseorang seperti pacarnya tengah berboncengan dengan seorang cowok memakai motor ninja.

Melihat dengan seksama, serta mengucek matanya, barangkali ia salah melihat. Namun, dari postur tubuhnya, serta rambut juga pakaian yang dikenakan si cewek, dapat di simpulkan bahwa itu memang pacarnya.

"Ratna.” gumamnya.

Sesaat kemudian, pandangan Damar teralihkan karena ia di panggil seseorang yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Damar!" panggil seseorang itu.

Damar pun menoleh kearah sampingnya, dan kembali menatap jalanan, namun cewek yang di duga pacarnya sudah semakin jauh bersama dengan seorang cowok yang juga seperti di kenalnya.

"Kenapa si kamu Dam?” tanya seseorang itu lagi.

Damar kembali mengalihkan perhatiannya, menatap orang yang sejak tadi menunggu jawaban darinya,

"Nggak pa-pa Jun," jawab Damar, ia kembali fokus membungkus cilok yang sudah di beri toping berbagai bumbu juga saus sesuai selera pembeli.

"Dam, masih ada nggak ciloknya? Emak minta di oleh-olehin cilok dari kamu," ujar Juna, sekaligus bertanya kepada Damar.

"Masih ada!" sahut Damar.

"Alhamdulillah," seru Juna senang.

"Tapi di rumah!" telak Damar, seketika membuat senyuman Juna memudar.

Juna merasa kesal akan jawaban Damar, teman SMA nya. Pun menampol punggung Damar.

"Akh sialan kamu Dam!”

Damar hanya mengangkat bahunya acuh,

"Mbak Ita, Mbak Putri, ini udah selesai,” kata Damar memanggil anak-anak kampus yang juga membeli ciloknya.

Damar pun memberikan kantong plastik berisikan cilok, dan menerima uang dari kedua gadis kampus itu.

"Makasih Mas Damar,” kata Ita juga Putri.

"Sama-sama.” jawab Damar.

"Ini punya Mbak Ani, Mas Indra sama Bang Toyib,” kata Damar memberikan bungkusan berisikan cilok.

"Eh, Bang Toyib Bang Toyib, kenapa tak pulang-pulang anakmu anakmu merindukan susumu, haha..” ledek salah satu mahasiswa berambut keriting asal Ambon.

"Makasih Mas Damar.” kata Ani.

Damar menerima uang dari anak-anak kampus yang membeli ciloknya, seraya melebarkan senyumnya, "Sama-sama,”

Melihat senyumnya yang menawan, membuat kedua gadis itu seakan terpesona, "Aih, jangan senyum begitulah Mas Damar," kata Putri.

"Loh kenapa?” tanya Damar, heran.

"Meleleh hati Ita Mas Damar,” imbuh Ita.

"Alaaaaaakhhhh.....!” seru semua anak-anak kampus, mendengar rayuan dari kedua gadis kampus yang mengambil jurusan akuntansi.

Suwiwiiittt!!!

Siulan dari bibir mahasiswa lain mengundang gelak tawa.

Kini setelah dagangan ciloknya habis terjual, Damar sudah bersiap-siap untuk pulang. Namun melihat Juna yang masih setia menemaninya pun heran, Damar pun bertanya, "Kenapa kamu Jun?”

Juna hanya diam, ia sedang memikirkan sesuatu yang dilihatnya tempo lalu. Saat Juna baru pulang mengantar Emaknya memeriksakan kesehatan ke Dokter, ia tak sengaja melihat Ratna nama pacar dari Damar sedang berboncengan dengan seorang cowok memakai motor ninja.

"Woy Jun, kamu kenapa?" tanya Damar lagi.

Juna pun terkesiap, "Ratna kayanya selingkuh deh Dam!” kata Juna spontan.

Damar terkejut dengan ucapan yang di lontarkan teman SMA nya itu,

"Jangan asal bicara! Jun," sahut Damar dengan nada suara tegas.

Juna menatap Damar dengan seksama, "Suwer Dam, aku lihat dia dua hari yang lalu, pas aku pulang nganter Emak periksa, dia boncengan sama cowok pakai motor ninja lagi, keren kan?” ungkap Juna, yang mengikuti Damar berjalan mendorong gerobak ciloknya.

Damar diam, ia kembali mengingat sekilas cewek yang ia lihat pas sedang melayani cilok.

"Dam, Dam! Kamu dengar aku lagi ngomong kan?” tanya Juna, yang merasa diacuhkan oleh Damar.

Damar pun menghentikan langkahnya, dan disusul oleh Juna, yang berdiri di sampingnya. Damar menoleh kearah Juna, terlihat Damar yang menghela nafas.

"Aku akan coba cari tahu, makasih atas informasinya, Jun.” ujar Damar dengan raut wajah datar.

Damar pun kembali melanjutkan langkahnya, mendorong gerobak ciloknya, tujuannya saat ini ialah rumah. Karena dagangan ciloknya sudah habis.

Sementara Juna tidak lagi mengikuti langkah Damar, ia menatap punggung Damar dengan tatapan kasihan.

"Kasihan kamu Dam, hidupmu penuh dengan perjuangan. Bapak mu meninggal, kamu putus sekolah, dan sekarang kamu jadi tulang punggung keluarga.” gumam Juna, meratapi nasib temannya.

"Seharusnya aku bersyukur, Emak masih mau menyekolahkan ku, sampai saat ini.” gumamnya lagi, dan berbalik badan, menuju parkiran kampus, lalu mengambil sepeda motornya.

•••

Sepanjang jalan menuju rumahnya, Damar masih memikirkan cewek yang sama persis dengan pacarnya. Dan juga ditambah lagi ucapan Juna.

Sampai Damar tidak sadar, ia sudah melewati rumahnya sendiri karena asik memikirkan Ratna.

Sampai suara seseorang menyadarkan lamunannya.

"Mar, hey Damar!”

Bersambung

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

😂😂😂😂😂😂😂

2022-10-28

0

Muhammad Pratama

Muhammad Pratama

aduh mas damar dorong gerobak sambil melamun untung nggak nabrak aku, 😂😂😂

2022-09-15

0

kang ngintip 📷

kang ngintip 📷

walaupun cerita fiksi, tapi seolah-olah emang beneran diangkat dari kisah nyata... best Thor 👍

2022-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 01 •Sepenggal Kisah•
2 02 •Kakek misterius•
3 03 •Persetan•
4 04 •Orang Ketiga•
5 05 •Tega Menikung Teman•
6 06 •Kamu Sangat Egois•
7 O7 Belum juga berubah
8 08 Jangan Edan
9 09 Asmara yang Rumit
10 10 Astaghfirullah
11 11 Dusta
12 12 Cam kan itu!
13 13 Nyewa Tuyul
14 14 Hati sekeras baja
15 15 Saya manusia bukan malaikat
16 16 Alias berakhir
17 17 Cidro
18 18 Dasar BUCIN
19 19 Anjay memang
20 20 Buaya darat
21 21 Cilok
22 22 Tulang punggung keluarga
23 23 Sad boy
24 24 Berpikir rasional
25 25 Cucak Rowo
26 26 Move on
27 27 Memulai kerjasama
28 28 Pengemis tua
29 29 Mencium wanita asing
30 30 Macannya Intel
31 31 Cokelat meleleh
32 32 Nawang Wulan
33 33 Singkong rebus
34 34 Kali pertama
35 35 Demo karyawan
36 36 Kucing-kucingan
37 37 Beliau menangis
38 38 Tamak
39 39 Kartu AS
40 40 Berlian dalam lumpur
41 41 Otot kawat tulang besi
42 42 Marilah Sukses bersamaku
43 43 Motor butut
44 44 Kesederhanaan yang disyukuri
45 45 Tentang masa silam
46 46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47 47 Kamu cantik hari ini
48 48 Sawang sinawang
49 49 Senyumlah syukuri hidupmu
50 50 Doa orang tua
51 51 Bibirmu berdarah
52 52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53 53 Harapan besar menanti kita
54 54 Sandal jepit
55 55 Kebaikan tidak pernah bohong
56 56 Istri dan juga selingkuhan
57 57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58 58 Bento
59 59 Simpan saja air matamu
60 60 Pesawat tempur
61 61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62 62 Penyesalan yang tidak berarti
63 63 Landasan kekufuran
64 64 Kesopanan dan akal budi
65 65 Ethical Hacking
66 66 Musuh dalam selimut
67 67 Pemenang sejati
68 68 Hati itu wajahnya jiwa
69 69 Lebih baik banyak bersyukur
70 70 Permulaan permainan
71 71 Tergelincir dan jatuh
72 72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73 73 Menghubungkan silahturahmi
74 74 Jangan mudah berburuk sangka
75 75 Kebakaran jenggot
76 76 Ribuan kunang-kunang
77 77 Percaya kepada takdir
78 78 Mimpi mengerikan
79 79 Mendekatkan yang jauh
80 80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81 81 Krisis
82 82 Sikap tegas
83 83 Teman dan sahabat
84 84 Indahnya pengendalian
85 85 Inikah rasanya cemburu
86 86 Segelas kopi
87 87 Mati satu tumbuh seribu
88 88 Tiada ampun lagi
89 89 Menikmati kejutannya
90 90 Membongkar kejahatan
91 91 Keberanian separuh dari kemenangan
92 92 Cinta segitiga
93 93 Cintai apapun sewajarnya
94 94 Ungkapan hati
95 95 Emoji red heart
96 96 Keteguhan iman dan hati
97 97 Diam-diam menghanyutkan
98 98 Sang Jutawan
99 99 Cinta menghadirkan dua sisi
100 100 Wanita penghebatku
101 101 Kembang gula
102 102 Cinta itu sederhana
103 103 Permintaan seorang Ibu
104 104 Kini hanya tentangmu
105 105 Kardus misterius
106 106 Kaca mata kuda
107 107 Persidangan
108 108 Fatamorgana
109 109 Tak pernah terduga
110 110 Ikrar ijab Kabul
111 111 DamarWulan
112 112 Penyatuan dua insan
113 113 Semoga Istikomah
114 114 Kehidupan terus berputar
115 115 Arti kehidupan
116 116 Kamulah sejarahku
117 117 Mood booster
118 118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119 119 Inilah yang aku harapkan
120 120 Mesra yang tak tertahan
121 121 Jangan ganggu
122 122 Rumah legendaris
123 123 Tugu Pal Putih
124 124 Menemukanmu
125 125 Jangan pernah melupakanku
126 126 Jangan pernah menyerah
127 127 Mencari pelaku
128 128 Radiologi diagnostik
129 129 Penggerebekkan
130 130 Isteri Damar Mangkulangit!
131 131 Antara lega dan cemas
132 132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133 Pengumuman
134 133 Season 2: Kita lewati bersama
135 134 Season 2; Juragan cilor
136 135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137 136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138 137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139 138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140 139 Season 2; Perhatian karena sayang
141 140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142 141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143 Promosi karya baru
144 Pengumuman [promosi]
145 Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"
Episodes

Updated 145 Episodes

1
01 •Sepenggal Kisah•
2
02 •Kakek misterius•
3
03 •Persetan•
4
04 •Orang Ketiga•
5
05 •Tega Menikung Teman•
6
06 •Kamu Sangat Egois•
7
O7 Belum juga berubah
8
08 Jangan Edan
9
09 Asmara yang Rumit
10
10 Astaghfirullah
11
11 Dusta
12
12 Cam kan itu!
13
13 Nyewa Tuyul
14
14 Hati sekeras baja
15
15 Saya manusia bukan malaikat
16
16 Alias berakhir
17
17 Cidro
18
18 Dasar BUCIN
19
19 Anjay memang
20
20 Buaya darat
21
21 Cilok
22
22 Tulang punggung keluarga
23
23 Sad boy
24
24 Berpikir rasional
25
25 Cucak Rowo
26
26 Move on
27
27 Memulai kerjasama
28
28 Pengemis tua
29
29 Mencium wanita asing
30
30 Macannya Intel
31
31 Cokelat meleleh
32
32 Nawang Wulan
33
33 Singkong rebus
34
34 Kali pertama
35
35 Demo karyawan
36
36 Kucing-kucingan
37
37 Beliau menangis
38
38 Tamak
39
39 Kartu AS
40
40 Berlian dalam lumpur
41
41 Otot kawat tulang besi
42
42 Marilah Sukses bersamaku
43
43 Motor butut
44
44 Kesederhanaan yang disyukuri
45
45 Tentang masa silam
46
46 Bahagialah orang yang membuat orang lain bahagia
47
47 Kamu cantik hari ini
48
48 Sawang sinawang
49
49 Senyumlah syukuri hidupmu
50
50 Doa orang tua
51
51 Bibirmu berdarah
52
52 Hidup tak pernah lepas dari masalah
53
53 Harapan besar menanti kita
54
54 Sandal jepit
55
55 Kebaikan tidak pernah bohong
56
56 Istri dan juga selingkuhan
57
57 Jadilah pribadi yang mudah tersenyum
58
58 Bento
59
59 Simpan saja air matamu
60
60 Pesawat tempur
61
61 Siapa yang menanam dia yang akan menuai
62
62 Penyesalan yang tidak berarti
63
63 Landasan kekufuran
64
64 Kesopanan dan akal budi
65
65 Ethical Hacking
66
66 Musuh dalam selimut
67
67 Pemenang sejati
68
68 Hati itu wajahnya jiwa
69
69 Lebih baik banyak bersyukur
70
70 Permulaan permainan
71
71 Tergelincir dan jatuh
72
72 Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
73
73 Menghubungkan silahturahmi
74
74 Jangan mudah berburuk sangka
75
75 Kebakaran jenggot
76
76 Ribuan kunang-kunang
77
77 Percaya kepada takdir
78
78 Mimpi mengerikan
79
79 Mendekatkan yang jauh
80
80 Masa lalu adalah pembelajaran masa depan
81
81 Krisis
82
82 Sikap tegas
83
83 Teman dan sahabat
84
84 Indahnya pengendalian
85
85 Inikah rasanya cemburu
86
86 Segelas kopi
87
87 Mati satu tumbuh seribu
88
88 Tiada ampun lagi
89
89 Menikmati kejutannya
90
90 Membongkar kejahatan
91
91 Keberanian separuh dari kemenangan
92
92 Cinta segitiga
93
93 Cintai apapun sewajarnya
94
94 Ungkapan hati
95
95 Emoji red heart
96
96 Keteguhan iman dan hati
97
97 Diam-diam menghanyutkan
98
98 Sang Jutawan
99
99 Cinta menghadirkan dua sisi
100
100 Wanita penghebatku
101
101 Kembang gula
102
102 Cinta itu sederhana
103
103 Permintaan seorang Ibu
104
104 Kini hanya tentangmu
105
105 Kardus misterius
106
106 Kaca mata kuda
107
107 Persidangan
108
108 Fatamorgana
109
109 Tak pernah terduga
110
110 Ikrar ijab Kabul
111
111 DamarWulan
112
112 Penyatuan dua insan
113
113 Semoga Istikomah
114
114 Kehidupan terus berputar
115
115 Arti kehidupan
116
116 Kamulah sejarahku
117
117 Mood booster
118
118 Kepercayaan dasar dari hubungan yang kuat
119
119 Inilah yang aku harapkan
120
120 Mesra yang tak tertahan
121
121 Jangan ganggu
122
122 Rumah legendaris
123
123 Tugu Pal Putih
124
124 Menemukanmu
125
125 Jangan pernah melupakanku
126
126 Jangan pernah menyerah
127
127 Mencari pelaku
128
128 Radiologi diagnostik
129
129 Penggerebekkan
130
130 Isteri Damar Mangkulangit!
131
131 Antara lega dan cemas
132
132 Pasangan yang saling melengkapi “Sekian”
133
Pengumuman
134
133 Season 2: Kita lewati bersama
135
134 Season 2; Juragan cilor
136
135 Season 2; Kehidupan butuh pengorbanan yang luar biasa.
137
136 Season 2; Belajar dari kesalahan
138
137 Season 2; Mengapa semua terasa asing?
139
138 Season 2; Berdiri bulu romaku!
140
139 Season 2; Perhatian karena sayang
141
140 Season 2; Menyeleksi sekretaris baru
142
141 ••SAMPAI JUMPA LAGI••
143
Promosi karya baru
144
Pengumuman [promosi]
145
Promosi karya baru; DANUM MAHESA "KLITIH"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!