RAHASIA SANG PRABU

RAHASIA SANG PRABU

KEPERGIAN PRABU KAWISWARA ARYA RAGNALA

...****...

Bilik Prabu Kawiswara Arya Ragnala.

"Rasanya ayahanda sudah tidak sanggup lagi." Sang Prabu terdengar lirih. "Karena itulah ayahanda hanya meminta kepadamu." Tatapan matanya juga sayup-sayup, seperti orang sedang menahan kantuk. "Untuk melindungi istana ini, dengan segenap hatimu." Prabu Kawiswara Arya Ragnala tersenyum menatap anaknya. "Ayahanda serahkan semuanya kepadamu."

"Ayahanda jangan berkata seperti itu." Raden Cakara Casugraha menggenggam kuat tangan ayahandanya yang mulai terasa dingin. "Ayahanda akan baik-baik saja." Ucapnya sambil menahan tangisnya. "Nanda sedang mencoba, untuk mengobati ayahanda."

"Cukup sampai di situ saja, putraku." Prabu Kawiswara Arya Ragnala menahan tangan anaknya. "Tubuh ayahanda sudah tidak kuat, untuk bertahan."

"Jangan berkata seperti itu ayahanda." Raden Cakara Casugraha semakin panik. "Nanda sedang mengusahakannya."

Raden Cakara Casugraha sedang berusaha untuk meyakinkan ayahandanya bahwa ia mampu mengobatinya.

"Sepertinya sudah saatnya ayahanda pergi." Suara sang Prabu semakin melemah. "Ayahanda tidak bisa berlama-lama lagi."

"Nanda mohon bertahanlah." Raden Cakara Casugraha hampir raja meraung, mendengarkan ucapan ayahandanya yang seperti itu. "Percayalah! Bahwa Allah subhanahu wa ta'ala!." Tegasnya. "Akan selalu memberikan keselamatan kepada umatnya."

"Ayahanda ingin kau yang memimpin kerajaan ini."

"Tapi ayahanda." Masih ada perasaan janggal di hatinya. "Bukankah ayahanda sendiri telah mengetahui?." Hatinya terasa sedih. "Jika nanda tidak akan bisa menjadi Raja." Hatinya terasa sakit. "Walaupun nanda, telah menguasai pedang panggilan jiwa."

"Kau pasti bisa." Prabu Kawiswara Arya Ragnala tersenyum lembut. "Percayalah, dengan apa yang kau yakini, putraku."

"Bukankah putra-putri ayahanda lainnya? Bisa menjadi raja?." Raden Cakara Casugraha masih ragu. "Nanda tidak akan mampu melakukan itu ayahanda."

"Bukankah? Ayahanda telah menjelaskan padamu?." Balas Prabu Kawiswara Arya Ragnala dengan suara pelan. "Harusnya kau memahaminya putraku."

Tidak ada jawaban dari Raden Cakara Casugraha.

"Ayahanda hanya percaya padamu saja."

Prabu Kawiswara Arya Ragnala tersenyum kecuali menatap putranya itu, sang prabu mencoba meraih kepala putranya dan mencium puncak kepalanya seperti yang biasa sang prabu lakukan ketika masih sehat.

"Jagalah kerajaan ini beserta rakyatnya." Suara sang Prabu semakin melemah. "Janganlah sekali-kali nanda menutup mata." Sang Prabu berusaha menyampaikan pesan itu pada anaknya. "Hati nanda untuk melihat penderitaan mereka." Nafas sang Prabu terlihat semakin ngos-ngosan. "Jagalah kedamaian dengan segenap hatimu." Namun ada senyuman di wajah sang Prabu. "Dengarkanlah panggilan mereka, yang menginginkan kesejahteraan."

Setelah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, Gusti Prabu Kawiswara Arya Ragnala atau nama aslinya Bahuwirya Dihyan Darya menghembus nafas terakhirnya.

Sang Prabu telah memberikan amanat kepada putra bungsunya Raden Cakara Casugraha untuk selalu melindungi kerajaan Suka Damai.

"Ayahanda." Tangisnya pecah saat itu juga. "Semoga ayahanda Prabu mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya." Hatinya sangat sakit. "Nanda akan selalu melakukan apapun yang ayahanda minta." Ia genggam kuat tangan ayahandanya yang terasa sangat dingin. "Semoga Nanda bisa melakukannya ayahanda." Dalam hatinya berjanji bahwa ia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Setelah itu ia keluar dari bilik ayahandanya dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Ada apa putraku?." Ratu Dewi Anindyaswari mendekati anaknya. "Bagaimana dengan keadaan ayahandamu nak?."

"Bagaimana dengan keadaan ayahanda?." Putri Agniasari Ariani juga cemas. "Rayi, jawablah."

Namun belum ada jawaban darinya, hingga saat itu keluarganya yang lainnya menghardiknya dengan suara yang sangat keras.

"Hei!." Bentaknya dengan suara yang keras. "Cakara casugraha anak setan!." Makinya dengan kasar. "Apa yang terjadi pada ayahanda Prabu?!." Suaranya semakin tinggi. "Kenapa kau terlihat murung seperti itu?." Tatapan matanya dipenuhi oleh kebencian yang sangat dalam. "Apakah kau tidak bisa? Mengobati ayahanda Prabu? Hah?!."

"Kau pasti melakukan sesuatu pada ayahanda Prabu!."

"Demi Dewata yang agung!." Tegasnya dengan penuh amarah. "Aku akan membunuhmu!." Tunjuknya tepat di wajah Raden Cakara Casugraha. "Jika terjadi sesuatu pada ayahanda Prabu!."

Tampak mereka memanas karena melihat raut wajah Raden Cakara Casugraha yang seperti itu.

"Ayahanda meninggalkan kita semua."

Deg!.

Mereka semua sangat terkejut mendengarnya.

"Ayahanda Prabu tidak sanggup menahan." Jawabnya. "Racun kegelapan yang telah menggerogoti tubuhnya."

Deg!.

Mereka semua yang mendengarkan itu sangat terkejut, karena bukan kabar itu yang mereka harapkan. Mereka tentunya tidak ingin mendapatkan kabar buruk, kabar yang membuat nyawa mereka ikut melayang?.

"Kau pasti yang membunuhnya!."

"Tenanglah raka!." Raden Cakara Casugraha langsung bereaksi. "Kita semua telah mengetahui!." Lanjutnya. "Jika ayahanda Prabu! Menyerang istana kegelapan sendirian!." Tegasnya. "Kita semua telah berusaha! Untuk membantu ayahanda Prabu!." Suaranya penuh penekanan. "Tapi hasilnya-."

"Diam kau cakara casugraha!." Bentaknya dengan suara yang lebih tinggi. "Akan aku bunuh kau!."

"Putraku!."

"Rayi!."

Seketika suasana di sana menjadi gaduh karena ketiga putra Prabu Kawiswara Arya Ragnala menyerang Raden Cakara Casugraha.

Kakak perempuan dari Raden Cakara Casugraha juga ikut ambil andil dalam pertarungan itu, ia mencoba untuk membantu saudara kandungnya dari serangan saudara-saudara beda ibu yang terus-menerus menyerang adiknya itu.

"Kalian berani main keroyokan?."

"Kau ingin aku hantam berapa pukulan? Hah?!."

"Aku tidak takut dengan ancaman kalian."

"Hentikan kalian!." Ratu Dewi Anindyaswari berusaha menghentikan mereka. "Hentikan!." Suaranya juga semakin tinggi, agar didengar oleh mereka. "Ayahanda kalian! Tidak ingin kalian seperti ini!."

"Tidak ada gunanya kau menghentikan mereka!." Ratu Ardiningrum Bintari menahan Ratu Dewi Anindyaswari. "Dan kau juga! Akan kami siksa! Atas perbuatan putramu itu!."

"Kau pasti akan mendapatkan hukuman! Yang berat dari kami!."

Dua Ratu yang lainnya merasa kesal, karena mereka tidak menduga jika Prabu Kawiswara Arya Ragnala meninggalkan mereka untuk selama-lamanya?.

"Hentikan!." Ratu Dewi Anindyaswari masih saja berusaha menghentikan mereka. "Ibunda mohon hentikan!." Hatinya terasa sakit melihat itu. "Kita masih dalam suasana berkabung!."

Ibunda Raden Cakara Casugraha mencoba untuk menghentikan itu, tapi sayangnya tidak mau mendengarkan sama sekali, hingga saat itu ada angin yang sangat kencang menerpa tubuh mereka.

Deg!.

"Apakah kalian?." Suara itu terdengar sangat berat. "Akan saling membunuh?." Hatinya terasa sedih. "Ketika aku telah pergi meninggalkan kalian?."

Suara itu terasa sangat berat, mereka semua sangat merinding mendengarkan suara itu. Tanpa sadar air mata telah membasahi pipi mereka, tersadar atas apa yang telah mereka lakukan.

"Ayahanda."

"Apakah kalian masih ingin saling membunuh?." Pertanyaan itu kembali muncul. "Ketika jasadku belum ditelan tanah?!." Benar-benar luka batin yang sangat dalam. "Apakah kalian masih ingin? Memperlihatkan kebencian?." Begitu dalam luka batin dirasakan sang Prabu. "Yang ada di dalam hati kalian?."

"Tidak ayahanda! Kembalilah!."

"Ayahanda! Jangan tinggalkan kami! Kembalilah ayahanda!."

"Kalian lah yang pergi meninggalkan aku!." Balas Prabu Kawiswara Arya Ragnala. "Dengan sikap kalian yang seperti itu! Kalian lah yang telah membunuh aku."

"Tidak ayahanda!."

Mereka langsung masuk ke dalam bilik Prabu Kawiswara Arya Ragnala, kecuali Raden Cakara Casugraha dan ibundanya yang masih berada di sana.

"Maafkan nanda." Ucap Raden Cakara Casugraha. "Karena tidak bisa mengobati ayahanda." Hatinya sakit, sesak. "Semoga ibunda tidak membenci nanda."

"Semuanya telah terjadi, karena garis nasib." Ratu Dewi Anindyaswari mendekati anaknya. "Yang ditakdirkan sang hyang Widhi, kita tidak bisa menyalahkan takdir itu putraku." Dalam tangisnya ibundanya memeluk anaknya yang sedang menahan tangis. "Ibunda tahu kau telah berusaha." Ratu Dewi Anindyaswari memeluk anaknya. "Untuk mengobati ayahandamu." Tangannya membelai kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. "Tapi semuanya telah berjalan, sesuai dengan takdir anakku."

"Ibunda, maafkan nanda." Raden Cakara Casugraha menangis dalam pelukan ibundanya, ia tidak dapat menahan perasaan sesak yang sangat kuat mendesak dadanya.

"Kita harus kuat anakku." Ratu Dewi Anindyaswari juga berusaha kuat. "Ibunda yakin, kita bisa menghadapi masalah ini, dengan sangat baik."

"Semoga saja ibunda."

"Kalau begitu kau berikan doa yang terbaik." Ratu Dewi Anindyaswari mengecup puncak kepala anaknya. "Untuk ayahanda Prabu, ya?."

"Insyaallah ibunda, nanda pasti akan melakukannya."

Hati siapa yang tidak iba, tidak sedih? Ketika ditinggalkan oleh orang yang kau cintai? Apalagi itu adalah orang yang kau sebut sebagai ayah yang telah memberikan banyak pelajaran hidup yang berharga.

"Aku akan menjalankan, apa yang telah ayahanda Prabu katakan." Dalam hatinya telah membuat keputusan. "Semoga saja aku bisa! Menjadi Raja! Sesuai dengan harapan ayahanda Prabu." Dalam hati Raden Cakara Casugraha telah membuat keputusan.

...****...

Satu hari setelah kepergian sang Prabu, Istana sedang dibanjiri oleh rakyat yang ingin melihat pengangkatan Raja baru, mereka semua hadir di balai Istana. Di sana keluarga istana telah berkumpul, begitu juga dengan para petinggi kerajaan, bahkan Raja bawahan yang ikut serta menyaksikan siapa salah satu dari anak sang prabu yang akan menggantikannya.

Termasuk ketiga permaisuri mendiang Gusti Prabu Kawiswara Arya Ragnala, yaitunya Ratu Ardiningrum Bintari dengan ketiga anaknya Raden Bahuwirya Ganendra Garjitha, Raden Bahuwirya Gentala Giandara, dan Putri Bahuwirya Ambarsari. Permaisuri kedua adalah Ratu Gendhis Cendrawati dengan kedua anaknya Raden Bahuwirya Hadyan Hastanta dan Putri Andhini Andita. Permaisuri ketiga adalah Ratu Dewi Anindyaswari dengan kedua anaknya Putri Bahuwirya Agniasari Ariani dan Raden Cakara Casugraha.

"Salam hormat kami wahai para leluhur Raja agung kerajaan suka damai." Pedanda Istana telah memulai upacara pengangkatan Raja baru. "Wahai para leluhur raja kami yang agung." Lanjutnya. "Dengan ini kami memohon restu." Ucapnya sambil memberi hormat. "Untuk memutuskan siapa? Yang akan menjadi Raja berikutnya."

Ia membacakan wasiat-wasiat Raja terdahulu di hadapan mereka semua.

"Dipersilakan salah satu dari anak mendiang Gusti Prabu bahuwirya dihyan darya, atau dengan gelar Gusti Prabu kawiswara arya ragnala, untuk duduk di singgasana ini." Dengan senyuman yang ramah ia mempersilahkan mereka untuk melakukan itu?.

Tentu saja itu membuat mereka bertanya-tanya apa maksud dari ucapan itu?. Hingga suasana Balai pertemuan sedikit gaduh, keributan yang terjadi karena mereka merasakan keanehan tidak biasa di sana.

"Baiklah." Ucapnya lagi. "Sebelum itu akan hamba jelaskan." cara menentukan siapa yang berhak untuk menjadi Raja berikutnya." Pedanda Istana mengerti dengan kegaduhan itu. "Seperti yang kita lihat bersama." Ucapnya lagi. "Bahwa tidak ada mahkota, dan jubah kebesaran." Matanya menatap mereka semua. "Dari Raja Agung, yang merupakan simbol kerajaan di sini."

"Mohon maaf sepuh." Ia memberi hormat. "Mengapa keduanya tidak ada di sini?." Ia terlihat heran. "Apakah ada syarat tertentu? Yang membuat keturunan Gusti Prabu bahuwirya jayantaka byakta? Untuk menjadi Raja?."

"Apakah ini sebuah sayembara?." Ia juga penasaran. "Jika menemukan kedua simbol penting itu? Ia akan menjadi Raja?."

Mereka semua melihat ke arah Raden Ganendra Garjitha yang telah berkata seperti itu. Mereka nampak memikirkan ucapan itu, jika memang seperti itu syaratnya?.

"Mohon maaf Raden, bukanlah seperti itu yang terjadi." Memberi hormat.

"Kau jangan membuat kami merasa bodoh dengan ucapanmu!." Entah kenapa hatinya terasa sangat panas. "Coba jelaskan! Dengan bahasa yang mudah kami fahami!." Suaranya terdengar tinggi. "Atau kau akan aku beri hukuman."

Ancaman itu membuat mereka semua yang mendengarkannya sangat terkejut, mereka tidak menduga jika putra sulung dari Raja terhormat akan bersikap seperti itu?.

"Dengarkanlah!." Tegasnya dengan keras. "Kisah mendiang Gusti Prabu kawiswara arya ragnala dengan baik!." Ia merasakan perasaan yang sangat kuat. "Kisah ketika beliau diangkat menjadi Raja." Ia sedikit menghela nafasnya. "Tiga dari bersaudara bahuwirya!." Ucapnya dengan penuh penekanan. "Yaitunya Raden bahuwirya hanenda padantya, Raden bahuwirya rajendra lawana, dan Raden bahuwirya dihyan darya."

Mereka semua menyimak dengan seksama, apa yang telah disampaikan oleh sepuh Istana.

"Namun yang terpilih menjadi Raja kala itu." Ucapnya lagi. "Beliau adalah Raden bahuwirya dihyan darya!."

"Ayahanda." Dalam hati Raden Cakara Casugraha.

"Dengan nama gelar kawiswara arya ragnala." Suaranya terdengar sangat keras. "Syaratnya hanyalah duduk di singgasana ini." Lanjutnya lagi.

"Apa maksudnya perkataan anda sepuh?." Ia masih bingung. "Apakah sepuh sedang bercanda dengan kami semua?." Ratu Ardiningrum Bintari tampak emosi.

"Mohon maaf Gusti Ratu." Ia memberi hormat. "Tapi ini bukanlah sesuatu hal sederhana, seperti yang kita dengar." Dengan senyuman ramah ia menanggapi ucapan itu.

"Jelaskan."

"Jika Gusti Ratu ingin membuktikannya?." Jawabnya. "Panggil saja salah satu dari prajurit istana, untuk membuktikannya."

Mereka semua tampak berpikir dengan ucapan itu, rasanya memang sangat aneh dan tidak masuk akal. Namun mereka semua sangat penasaran dengan percobaan itu.

"Bagaimana Gusti Ratu?."

"Bagaimana yunda?."

"Baiklah, lakukan saja."

Karena persetujuan itu Senopati Mandaka Sakuta memanggil salah satu prajurit istana yang kebetulan berjaga-jaga tak jauh dari sana. "Kau, kemarilah."

"Hamba Gusti."

"Coba kau duduk di singgasana itu."

"Tapi Gusti?."

"Lakukan saja." Balasnya. "Apa yang telah saya katakan!."

"Baik Gusti."

Mau tak mau prajurit itu mengikuti apa yang telah diperintahkan atasannya, ia juga takut melawan atasannya. Dengan perasaan yang takut-takut ia mencoba menduduki singgasana itu. Mereka semua memperhatikan itu dengan seksama, apalagi tidak ada yang terjadi ketika prajurit itu duduk di sana.

"Lihatlah sepuh?." Ucapnya dengan perasaan aneh. "Prajurit itu duduk di sana!." Suaranya semakin tinggi. "Dengan sangat kurang ajarnya!." Raden Ganendra Garjitha menunjuk kasar.

"Lihatlah dengan baik-baik Raden."

"Huwa!."

Deg!.

Benar saja, setelah ia berkata seperti itu?. Mereka semua sangat terkejut karena menyaksikan bagaimana tubuh prajurit itu melayang seperti dilempar dengan sangat keras oleh singgasana itu. Prajurit itu terlihat sangat kesakitan, ia berteriak dengan sangat kerasnya, membuat mereka merinding menyaksikan itu.

"Bawa dia dari sini!." Perintah Senopati Mandaka Sakuta yang tidak tahan melihat itu.

"Apa yang terjadi sebenarnya?!."

"Sudah hamba katakan pada Raden." Jawabnya sambil memberi hormat. "Bahwa itu tidaklah sesederhana yang didengar."

"Lalu apa yang harus kami lakukan?." Suaranya kembali keras. "Agar bisa duduk di singgasana itu?!." Hatinya masih belum mengerti. "Katakan pada kami! Dengan sangat jelas!."

Suasana kembali ribut karena kejadian yang tidak biasa itu, mereka sangat takut melihat itu?.

"Lakukan saja seperti yang dilakukan, oleh prajurit itu tadi Raden."

"Lalu apa yang menjadi tanda?." Ucapnya. "Jika ia benar-benar diangkat menjadi seorang Raja?."

"Ini bukanlah singgasana sembarangan." Jawabnya. "Yang akan menerima siapa saja untuk didudukinya." Jawabnya dengan senyuman yang ramah. "Tapi sebagi tanda, jika ia menerima seseorang." Lanjutnya. "Yang berhak mendudukinya?." Ia menatap mereka semua. "Maka dengan sendirinya mahkota, dan jubah kebesaran Raja akan dikenakan." Kembali ia tersenyum ramah. "Serta terdapat sebuah daun lontar, yang menyatakan gelar sang Prabu sebagai apa?."

Penjelasan dari pedanda Istana kali ini sangat jelas dimengerti oleh mereka semua. Hanya saja yang menjadi pertanyaannya adalah?. Apakah mereka mampu melakukan itu dengan sangat baik?.

"Rayi." Putri Agniasari Ariani mencolek adiknya. "Sepertinya kau harus mencobanya juga." Bisik Putri Agniasari Ariani pada adiknya Raden Cakara Casugraha

"Aku akan mencobanya yunda." Balasnya. "Semoga saja Allah SWT, memberikan takdir kepadaku." Lanjutnya. "Untuk menggantikan ayahanda prabu." Hanya itu saja harapannya.

"Kalau begitu aku yang akan mencobanya!." Dengan perasaan yang sangat angkuh ia maju ke depan.

Rasa percaya diri yang sangat kuat mendorong ia untuk duduk di singgasana.

"Ibunda sangat yakin." Ucapnya dengan senyuman lembut. "Jika kau yang akan menjadi Rajanya anakku." Ratu Ardiningrum Bintari juga percaya dengan kemampuan anaknya.

"Aku yakin kau bisa raka."  Putri Ambarsari menyemangati kakaknya.

Mereka semua menjadi saksi, melihat tidak ada yang berubah sama sekali dari Raden Ganendra Garjitha, sehingga suasana di sana sedikit gaduh.

"Kenapa tidak ada mahkota?." Ucapnya dengan perasaan aneh. "Atau jubah kebesaran Raja? Yang muncul padaku?." Ia sangat bingung. "Bahkan tidak ada daun lontar?! Yang memberikan gelar Raja padaku?!." Hatinya sangat murka dengan itu.

Mereka semua yang melihat itu juga merasa bingung, dan bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya?.

"Aku adalah putra sulung!." Ucapnya dengan tegas. "Dari ayahanda Prabu kawiswara arya ragnala!." Suaranya semakin tinggi. "Kenapa aku tidak bisa menjadi Raja?." Kemarahan itu semakin besar ia rasakan, hingga saat itu terjadi hal aneh.

"Kenapa bisa seperti itu?." Dalam hati Ratu Dewi Anindyaswari merasa heran. "Apakah putraku? Bisa melakukannya?." Matanya tertuju pada Raden Cakara Casugraha.

Mereka semua yang berada di sana juga terlihat bingung dengan apa yang terjadi, biasanya jika memang ingin mengangkat seorang Raja?. Kedua benda pusaka itu memang harus ada, akan tetapi kenapa saat itu kedua benda pusaka yang menjadi simbol seorang Raja tidak ada di sana?. Apakah ada maksud lain dari pengangkatan Raja di kerajaan Suka Damai?. Hanya para sepuh dan beberapa orang saja yang mengetahui tata cara pengangkatan Raja di Kerajaan Suka Damai, karena begitu sakralnya acara pengangkatan menjadi Raja di Kerajaan Suka Damai. Sehingga pengangkatan Raja tidak bisa dilakukan sembarangan, tidak semuanya akan terpilih. Apakah yang terjadi sebenarnya?. Next.

...****...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

dari istri I sd 2 susah mengingatnya kecuali si caraka anak dari istri ke 3

2024-09-02

1

Mami Mara

Mami Mara

eps 1 cukup seru tp nama2 tokohnya buat migren hahaha,,,sansekerta kah?

2022-04-13

1

'

'

sebenere apek sak Jane rek, tapi cover re lho.. kurang mencolok..

2022-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 KEPERGIAN PRABU KAWISWARA ARYA RAGNALA
2 RAJA BARU
3 TERPILIHNYA RAJA BARU
4 PERDEBATAN
5 RACUN
6 SOSOK MISTERIUS
7 TUDUHAN
8 PERTARUNGAN JAYA SATRIA
9 MENYELESAIKAN MASALAH
10 KEPUTUSAN SANG PRABU
11 HUTAN TARING BELATI RAGA
12 PRABU ASMALARAYA ARYA DAN JAYA SATRIA
13 KABAR DUKA
14 KESEMBUHAN SANG PRABU?.
15 KEPULANGAN SANG PRABU
16 KERUSUHAN DI KOTA RAJA
17 SIDANG DI ISTANA
18 RASA PENASARAN
19 SYAIR PEMIKAT
20 PERTARUNGAN SENGIT
21 RENCANA JAHAT
22 KEMARAHAN DAN KASIH SAYANG
23 TULUS DAN KESUNGGUHAN
24 PUTRI ANDHINI ANDITA
25 PENGLIHATANNYA TENTANG RAJA
26 KEJAHATAN GAIB
27 JAMUAN
28 KECURANGAN PERTARUNGAN
29 TAHTA YANG SAH
30 KEPUTUSAN YANG BERAT
31 PERSIAPAN PERANG
32 PERANG DIMULAI
33 SITUASI PERANG
34 YANG BERPERANG
35 KEMARAHAN DAN BENCI
36 KEBENCIAN DAN KASIH SAYANG
37 PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
38 PRABU RAHWANA BIMANTARA
39 MEMAAFKAN DAN KEBAIKAN HATI
40 BERSABAR DALAM KESAKITAN
41 KEPULANGAN RATU DEWI ANINDYASWARI
42 KAKEK MISTERIUS
43 KEGELISAHAN DAN KEJADIAN
44 PERASAAN CEMAS
45 KEADAAN SANG PRABU DAN JAYA SATRIA
46 JAYA SATRIA DISERANG
47 KEJADIAN DEMI KEJADIAN
48 KEADAAN JAYA SATRIA
49 KESEMBUHAN DUA INSAN
50 JAYA SATRIA
51 PERSIAPAN
52 PERTARUNGAN DI KERAJAAN KEGELAPAN
53 KEMARAHAN DALAM PERTARUNGAN
54 PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA DAN JAYA SATRIA
55 DIBALIK ALASAN
56 KASIH SAYANG DAN KERINDUAN
57 KEKUATAN BATIN SEORANG IBU
58 RENCANA DAN INGATAN
59 JANJI DAN KEINGINAN
60 DENDAM MASA LALU
61 KESESATAN YANG NYATA
62 KESALAHAN MASA LALU
63 PERTARUNGAN RADEN CAKARA CASUGRAHA
64 PATUH PADA ORANGTUA
65 PENDEKAR PEMBURU BENDA PUSAKA
66 ANCAMAN SANG PRABU
67 KEMARAHAN JAYA SATRIA
68 BENDA PUSAKA DAN TUANNYA
69 PEMBERONTAKAN
70 JALAN KELUAR
71 ILMU YANG BERMANFAAT
72 KEDATANGAN PUTRI AMBARSARI
73 PERASAAN HATI
74 KEADAAN KERAJAAN MEKAR JAYA
75 MASALAH YANG TERJADI
76 MIMPI
77 DILUAR DUGAAN
78 PERTARUNGAN DI KOTA RAJA
79 PEDANG PANGGILAN JIWA
80 RATU ARDININGRUM BINTARI
81 KEPULANGAN PRABU RAHWANA BIMANTARA
82 GEJOLAK HATI
83 DIMENSI WAKTU, PEDANG PELEBUR SUKMA
84 PERTARUNGAN TANPA AMPUN
85 JAYA SATRIA?
86 PESAN DARI LANGITYA SUKMANA
87 AMARAH DIHATI
88 KEGELAPAN TELAH DATANG
89 PEDANG PELEBUR SUKMA
90 PERTARUNGAN BATIN
91 LUKA YANG SAMA?
92 KELEMAHAN SANG PRABU?.
93 PERTARUNGAN DAHSYAT
94 RISIKO
95 KONDISI SETELAH PERTARUNGAN
96 GUNDAH KARENA SESUATU
97 PERASAAN CEMAS
98 KABAR BURUK
99 KENAPA SEPERTI ITU?
100 PETUNJUK
101 PANGGILAN
102 JAWABAN
103 MENEKAN PERASAAN HATI
104 USAHA MEREKA
105 KASIH SAYANG YANG TULUS
106 KEBAHAGIAAN DAN DENDAM
107 SANGAT MENGEJUTKAN
108 INGATAN NYAI BESTARI DHATU
109 PERUBAHAN SIKAP
110 TUJUAN
111 KEMARAHAN
112 KETETAPAN HATI
113 KEKUATAN BANTUAN
114 KEGUNDAHAN DAN KASIH SAYANG
115 HATI YANG GELISAH
116 BERUSAHA DENGAN BAIK
117 TEKAD YANG KUAT
118 MEMANCING AMARAH
119 SEMAKIN MARAH
120 BUKAN KEPUTUSAN BIASA
121 INGIN BERUBAH
122 HASRAT YANG MENGGEBU
123 JANGAN SOMBONG
124 PERASAAN CEMAS
125 ADA YANG ANEH
126 HAL YANG TERSEMBUNYI
127 JANGAN TERLALU BERPIKIRAN BURUK
128 MEMASTIKAN SEMUA
129 PERLAWANAN YANG KUAT
130 SUASANA PERTARUNGAN
131 MAHA PEMILIK KEKUASAAN
132 MEREKA YANG BERMASALAH
133 PILIHAN YANG SULIT
134 MENGOBATI PRABU MAHESWARA JUMANTA
135 DAPAT MELIHATNYA?
136 HANYA ITU SAJA
137 SAUDARA?
138 YANG DIBAYANGKAN
139 KEMBALI KE ISTANA
140 KEGELISAHAN DAN HARAPAN
141 KERUSUHAN DAN LAMARAN
142 KEDATANGAN YANG TAK TERDUGA
143 UCAPAN YANG MENYAKITKAN
144 MENGALAHKAN DAN ANEH
145 KETAKUTAN AKAN KEHILANGAN
146 HAL YANG SANGAT PENTING
147 WASPADA TERHADAP SESUATU
148 GETARAN AMARAH
149 PERASAAN YANG KUAT
150 AIR MATA KESEDIHAN
151 PIKIRAN DAN CINTA?
152 KESEDIHAN RATU DEWI ANINDYASWARI
153 KUTUKAN RADEN CAKARA CASUGRAHA
154 TANGISAN KESEDIHAN
155 TIDAK ADA PERASAAN KAH?
156 TIDAK PERLU DIPERJELAS
157 HANYA RAHASIA DI DALAM HATI
158 PELAJARAN YANG BERHARGA
159 RADEN CAKARA CASUGRAHA KEMBALI
160 ALASAN MENJADI RAJA?
161 MASALAH BARU?
162 HATI YANG KUAT
163 TIDAK GOYAH BEGITU SAJA
164 DALAM AMARAH YANG DIRASAKAN
165 RASAKAN KEMARAHANKU
166 JANGAN DENGARKAN MEREKA
167 MASA LALU YANG PERNAH DILALUI
168 KENAPA BERBOHONG?
169 INGATAN MASA LALU YANG TIDAK BISA DILUPAKAN
170 TIDAK BISA SEPERTI ITU.
171 KERESAHAN HATI YANG LARA
172 KEPERCAYAAN YANG SANGAT KUAT
173 KESEDIHAN HATI
174 HUBUNGAN YANG TERJALIN
175 DIJODOHKAN?
176 SUASANA HATI
177 MASA YANG TELAH DILALUI
178 GEJOLAK PERANG DI HATI
179 JIKA KAU INGIN ITU
180 HILANGNYA PERASAAN HATI
181 APAKAH AKU MELAKUKANNYA
182 SAKIT, SAMPAI KE ULU HATI
183 KABAR YANG MENGEJUTKAN
184 KERAGUAN, SIAPA YANG BERHAK
185 JALAN KELUAR DARI MASALAH
186 RATU AGUNG ISTANA KERAJAAN MEKAR JAYA
187 HUKUMAN MATI
188 KABAR DUKA YANG MENUSUK HATI
189 PERNIKAHAN RADEN HADYAN HASTANTA
190 SEPERTI ITULAH YANG TERJADI
191 PENASARAN
192 KISAH PUTRI AGNIASARI ARIANI
193 KEDEKATAN DAN KEGELISAHAN
194 MIMPI BURUK RATU DEWI ANINDYASWARI
195 SOSOK MISTERIUS, DAN KEINGINANNYA
196 KETAKUTAN SANG PRABU
197 GANGGUAN SAAT ACARA
198 KETAKUTAN DALAM PERTARUNGAN
199 SEMUA DEMI IBUNDA
200 RADEN CAKARA CASUGRAHA ADA DUA?
201 KECEMASAN DAN HARAPAN MEREKA
202 MENCOBA UNTUK TENANG
203 AWAL CERITA RADEN CAKARA CASUGRAHA
204 PERTARUNGAN DIPENUHI AMARAH
205 KEMARAHAN DAN KEBAIKAN
206 MASIH BISA DISELAMATKAN KAH?.
207 KEPUTUSAN YANG DIAMBIL
208 RATU AGUNG KERAJAAN MEKAR JAYA
209 HUKUMAN MATI
210 MENGUATKAN HATI YANG LARA
211 SUASANA HATI MEREKA
212 KENAPA BISA?
213 PERTEMUAN YANG MENGEJUTKAN
214 RASA PENASARAN YANG MENGGELITIK HATI
215 KISAH PUTRI AGNIASARI ARIANI
216 PERTANDA APA ITU?
217 SIAPA ORANG ASING ITU?
218 MIMPI YANG SANGAT BURUK
219 APA YANG KAU KETAHUI?
220 MENGUAK RAHASIA SANG PRABU
221 KATAKAN SELAMAT TINGGAL
222 APAKAH ITU BENAR?
223 MASIH MENJADI MISTERI
224 JANGAN COBA-COBA BERKHIANAT
225 INGIN MENDENGARKAN KISAH TENTANGNYA
226 GEJOLAK AMARAH YANG DIRASAKAN
227 PEDANG SUKMA MAGA PEMBELAH BUMI
228 JURUS CAKAR NAGA CAKAR PETIR
229 TERUS BERUSAHA
230 RASANYA BUKAN DIA
231 NAMA JAYA SATRIA
232 MUSTIKA NAGA MERAH DELIMA
233 BENARKAH BISA KEMBALI?
234 RASA SAKIT DI HATI
235 SUDAH DITENTUKAN
236 PENJELASAN YANG ANEH
237 ADA KECEMASAN DI DALAM HATI
238 SANGAT PEMARAH SEKALI
239 KERESAHAN HATI YANG MENDALAM
240 TAMU JAUH
241 PERMASALAHAN SUASANA HATI
242 PENGEMBARAAN JAYA SATRIA
243 PENDENGAR YANG BAIK
244 ALASAN KENAPA SEPERTI ITU?
245 PENYATUAN RAGA YANG MENYAKITKAN
246 JANGAN MEMBANTAH, TURUTI SAJA
247 KENYATAAN YANG TIDAK BISA DIBANTAH
248 MASIH DALAM MASA PENYESUAIAN
249 MARAH YANG BERLEBIHAN
250 BERHASIL DENGAN BAIK
251 KYAI YANG DIBURU
252 MEMBUNCAH BEGITU SAJA
253 PERASAAN DILEMA PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
254 SANGAT MENYENTUH HATI
255 MENCOBA BERSIKAP TEGAR
256 BERDEBAR-DEBAR KARENA APA?
257 PERTARUNGAN BATIN YANG DAHSYAT
258 DENGARKAN DENGAN BAIK
259 GAGAL UNTUK BERSAMA
260 SAKIT, MEMANG SAKIT
261 KABAR YANG TIDAK DIINGINKAN
262 SEMAKIN PARAH
263 MEREDAM SEGALA BENTUK EMOSI JIWA
264 SEDANG BERUSAHA
265 SIAPA DIA?
266 KEYAKINAN HATI YANG KUAT
267 ADA KECEMASAN YANG TIDAK BIASA
268 APAKAH ITU BENAR?
269 GEJOLAK HATI YANG TAK TERSAMPAIKAN
270 JANJI YANG PERNAH DIUCAPKAN
271 BAHAGIA? TAPI MASIH BINGUNG
272 PEMBUKTIAN?
273 APAKAH SEBUAH KEBETULAN?
274 SALAM PERPISAHAN
275 MENCARI PETUNJUK DARI MASALAH YANG TERJADI
276 MENERAPKAN PILIHAN HATI
277 JIKA TELAH MEMILIKI TEKAD
278 SIKAP KERAS HATI
279 SANGAT MENGEJUTKAN SEKALI
280 PERMINTAAN PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
281 BERTEMU DENGAN SANG PRABU
282 TIDAK PERNAH DIDUGA SEBELUMYA
283 TIDAK SEPERTI YANG DIBAYANGKAN
284 ADA YANG HARUS DIKETAHUI
285 PERTARUNGAN DI SUMBER MATA AIR DEWA
286 KEKUATAN YANG SANGAT DAHSYAT
287 BAGAIMANA BISA? KERIS PUSAKA KEMBAR ITU?
288 KEBIMBANGAN PERASAAN HATI
289 MEMINTA BANTUAN
290 KESABARAN DAN KESEDIHAN INSAN
291 KISAH DEWI SUARABUMI
292 ALAM GAIB ITU BERBEDA
293 PERASAAN CEMAS DAN KEINGINAN
294 PERJALANAN ALAM SUKMA
295 HAL YANG MUSTAHIL?. SUKMA NAGA
296 JADI SEPERTI ITU?.
297 KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN SEBELUM LEBARAN
298 MALAM TAKBIRAN
299 LEBARAN PERTAMA
300 KEPUTUSAN PUTRI ANDHINI ANDITA
301 DAPAT MELIHAT
302 TAKDIR YANG DIJALANI
303 KEGELAPAN YANG MENGUSIK JIWA
304 APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN
305 PENCARIAN SUKMA DEWI SUARABUMI
306 HUBUNGAN YANG TERJALIN ERAT
307 PERMOHONAN
308 PERTARUNGAN TIGA SUKMA
309 PASAR KOTA RAJA
310 TIDAK TERIMA
311 AKAR PERMASALAHANNYA
312 PERASAN SUASANA HATI YANG BIMBANG
313 TEKAD, SERTA KEBAIKAN
314 MASIH ADA HARAPAN
315 PERASAN CEMAS SEORANG IBU
316 PERTARUNGAN DIMULAI
317 PERTARUNGAN YANG CURANG?.
318 PERLIHATKAN SAJA
319 AKAN AKU TUNJUKKAN SEMUANYA
320 SEMANGAT PUTRI ANDHINI ANDITA
321 BISA MELIHAT KEMBALI?
322 KETEGUHAN HATI DAN TEKAD
323 KEPUTUSAN DAN KETETAPAN HATI
324 PERASAAN CEMAS
325 KEMARAHAN DAN BENCI
326 PERTARUNGAN YANG TIDAK BISA DIHINDARI
327 TERIMA ATAU TIDAK?. ITU MASALAH HATI
328 ASAL USUL NAMA KERAJAAN
329 KENAPA ITU BISA TERJADI?
330 KARMA YANG TERIMA
331 MEMINTA BANTUAN DAN PERASAAN CEMAS
332 PERASAAN KASIH SAYANG DAN KORBAN
333 KEMBALI DENGAN SELAMAT
334 PENOLAKAN PUTRI ANDHINI ANDITA
335 TERHUBUNGNYA PERASAAN MEREKA
336 KEPERCAYAAN YANG SANGAT KUAT
337 INGATAN DAN PERASAAN HATI
338 KEPUTUSAN UNTUK MELAKUKANNYA
339 PERASAAN DAN HARAPAN MEREKA
340 LAMARAN DARI DUA PANGERAN?. PILIH YANG MANA?
341 SESEORANG YANG DITUNGGU
342 PENGLIHATAN PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
343 SAKIT YANG MENUSUK HATI
344 APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN?
345 KESEDIHAN YANG MENDALAM
346 DENDAM DAN AMARAH SANG PRABU
347 KEPUTUSAN YANG MENGUATKAN HATI
348 KEMARAHAN ITU
349 KEMARAHAN HATI YANG MEMBARA
350 JANGAN TURUTI PERASAAN MEREKA
351 PERASAAN KASIH SAYANG
352 UNGKAPAN HATI?.
353 APAKAH AKHIR?.
Episodes

Updated 353 Episodes

1
KEPERGIAN PRABU KAWISWARA ARYA RAGNALA
2
RAJA BARU
3
TERPILIHNYA RAJA BARU
4
PERDEBATAN
5
RACUN
6
SOSOK MISTERIUS
7
TUDUHAN
8
PERTARUNGAN JAYA SATRIA
9
MENYELESAIKAN MASALAH
10
KEPUTUSAN SANG PRABU
11
HUTAN TARING BELATI RAGA
12
PRABU ASMALARAYA ARYA DAN JAYA SATRIA
13
KABAR DUKA
14
KESEMBUHAN SANG PRABU?.
15
KEPULANGAN SANG PRABU
16
KERUSUHAN DI KOTA RAJA
17
SIDANG DI ISTANA
18
RASA PENASARAN
19
SYAIR PEMIKAT
20
PERTARUNGAN SENGIT
21
RENCANA JAHAT
22
KEMARAHAN DAN KASIH SAYANG
23
TULUS DAN KESUNGGUHAN
24
PUTRI ANDHINI ANDITA
25
PENGLIHATANNYA TENTANG RAJA
26
KEJAHATAN GAIB
27
JAMUAN
28
KECURANGAN PERTARUNGAN
29
TAHTA YANG SAH
30
KEPUTUSAN YANG BERAT
31
PERSIAPAN PERANG
32
PERANG DIMULAI
33
SITUASI PERANG
34
YANG BERPERANG
35
KEMARAHAN DAN BENCI
36
KEBENCIAN DAN KASIH SAYANG
37
PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
38
PRABU RAHWANA BIMANTARA
39
MEMAAFKAN DAN KEBAIKAN HATI
40
BERSABAR DALAM KESAKITAN
41
KEPULANGAN RATU DEWI ANINDYASWARI
42
KAKEK MISTERIUS
43
KEGELISAHAN DAN KEJADIAN
44
PERASAAN CEMAS
45
KEADAAN SANG PRABU DAN JAYA SATRIA
46
JAYA SATRIA DISERANG
47
KEJADIAN DEMI KEJADIAN
48
KEADAAN JAYA SATRIA
49
KESEMBUHAN DUA INSAN
50
JAYA SATRIA
51
PERSIAPAN
52
PERTARUNGAN DI KERAJAAN KEGELAPAN
53
KEMARAHAN DALAM PERTARUNGAN
54
PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA DAN JAYA SATRIA
55
DIBALIK ALASAN
56
KASIH SAYANG DAN KERINDUAN
57
KEKUATAN BATIN SEORANG IBU
58
RENCANA DAN INGATAN
59
JANJI DAN KEINGINAN
60
DENDAM MASA LALU
61
KESESATAN YANG NYATA
62
KESALAHAN MASA LALU
63
PERTARUNGAN RADEN CAKARA CASUGRAHA
64
PATUH PADA ORANGTUA
65
PENDEKAR PEMBURU BENDA PUSAKA
66
ANCAMAN SANG PRABU
67
KEMARAHAN JAYA SATRIA
68
BENDA PUSAKA DAN TUANNYA
69
PEMBERONTAKAN
70
JALAN KELUAR
71
ILMU YANG BERMANFAAT
72
KEDATANGAN PUTRI AMBARSARI
73
PERASAAN HATI
74
KEADAAN KERAJAAN MEKAR JAYA
75
MASALAH YANG TERJADI
76
MIMPI
77
DILUAR DUGAAN
78
PERTARUNGAN DI KOTA RAJA
79
PEDANG PANGGILAN JIWA
80
RATU ARDININGRUM BINTARI
81
KEPULANGAN PRABU RAHWANA BIMANTARA
82
GEJOLAK HATI
83
DIMENSI WAKTU, PEDANG PELEBUR SUKMA
84
PERTARUNGAN TANPA AMPUN
85
JAYA SATRIA?
86
PESAN DARI LANGITYA SUKMANA
87
AMARAH DIHATI
88
KEGELAPAN TELAH DATANG
89
PEDANG PELEBUR SUKMA
90
PERTARUNGAN BATIN
91
LUKA YANG SAMA?
92
KELEMAHAN SANG PRABU?.
93
PERTARUNGAN DAHSYAT
94
RISIKO
95
KONDISI SETELAH PERTARUNGAN
96
GUNDAH KARENA SESUATU
97
PERASAAN CEMAS
98
KABAR BURUK
99
KENAPA SEPERTI ITU?
100
PETUNJUK
101
PANGGILAN
102
JAWABAN
103
MENEKAN PERASAAN HATI
104
USAHA MEREKA
105
KASIH SAYANG YANG TULUS
106
KEBAHAGIAAN DAN DENDAM
107
SANGAT MENGEJUTKAN
108
INGATAN NYAI BESTARI DHATU
109
PERUBAHAN SIKAP
110
TUJUAN
111
KEMARAHAN
112
KETETAPAN HATI
113
KEKUATAN BANTUAN
114
KEGUNDAHAN DAN KASIH SAYANG
115
HATI YANG GELISAH
116
BERUSAHA DENGAN BAIK
117
TEKAD YANG KUAT
118
MEMANCING AMARAH
119
SEMAKIN MARAH
120
BUKAN KEPUTUSAN BIASA
121
INGIN BERUBAH
122
HASRAT YANG MENGGEBU
123
JANGAN SOMBONG
124
PERASAAN CEMAS
125
ADA YANG ANEH
126
HAL YANG TERSEMBUNYI
127
JANGAN TERLALU BERPIKIRAN BURUK
128
MEMASTIKAN SEMUA
129
PERLAWANAN YANG KUAT
130
SUASANA PERTARUNGAN
131
MAHA PEMILIK KEKUASAAN
132
MEREKA YANG BERMASALAH
133
PILIHAN YANG SULIT
134
MENGOBATI PRABU MAHESWARA JUMANTA
135
DAPAT MELIHATNYA?
136
HANYA ITU SAJA
137
SAUDARA?
138
YANG DIBAYANGKAN
139
KEMBALI KE ISTANA
140
KEGELISAHAN DAN HARAPAN
141
KERUSUHAN DAN LAMARAN
142
KEDATANGAN YANG TAK TERDUGA
143
UCAPAN YANG MENYAKITKAN
144
MENGALAHKAN DAN ANEH
145
KETAKUTAN AKAN KEHILANGAN
146
HAL YANG SANGAT PENTING
147
WASPADA TERHADAP SESUATU
148
GETARAN AMARAH
149
PERASAAN YANG KUAT
150
AIR MATA KESEDIHAN
151
PIKIRAN DAN CINTA?
152
KESEDIHAN RATU DEWI ANINDYASWARI
153
KUTUKAN RADEN CAKARA CASUGRAHA
154
TANGISAN KESEDIHAN
155
TIDAK ADA PERASAAN KAH?
156
TIDAK PERLU DIPERJELAS
157
HANYA RAHASIA DI DALAM HATI
158
PELAJARAN YANG BERHARGA
159
RADEN CAKARA CASUGRAHA KEMBALI
160
ALASAN MENJADI RAJA?
161
MASALAH BARU?
162
HATI YANG KUAT
163
TIDAK GOYAH BEGITU SAJA
164
DALAM AMARAH YANG DIRASAKAN
165
RASAKAN KEMARAHANKU
166
JANGAN DENGARKAN MEREKA
167
MASA LALU YANG PERNAH DILALUI
168
KENAPA BERBOHONG?
169
INGATAN MASA LALU YANG TIDAK BISA DILUPAKAN
170
TIDAK BISA SEPERTI ITU.
171
KERESAHAN HATI YANG LARA
172
KEPERCAYAAN YANG SANGAT KUAT
173
KESEDIHAN HATI
174
HUBUNGAN YANG TERJALIN
175
DIJODOHKAN?
176
SUASANA HATI
177
MASA YANG TELAH DILALUI
178
GEJOLAK PERANG DI HATI
179
JIKA KAU INGIN ITU
180
HILANGNYA PERASAAN HATI
181
APAKAH AKU MELAKUKANNYA
182
SAKIT, SAMPAI KE ULU HATI
183
KABAR YANG MENGEJUTKAN
184
KERAGUAN, SIAPA YANG BERHAK
185
JALAN KELUAR DARI MASALAH
186
RATU AGUNG ISTANA KERAJAAN MEKAR JAYA
187
HUKUMAN MATI
188
KABAR DUKA YANG MENUSUK HATI
189
PERNIKAHAN RADEN HADYAN HASTANTA
190
SEPERTI ITULAH YANG TERJADI
191
PENASARAN
192
KISAH PUTRI AGNIASARI ARIANI
193
KEDEKATAN DAN KEGELISAHAN
194
MIMPI BURUK RATU DEWI ANINDYASWARI
195
SOSOK MISTERIUS, DAN KEINGINANNYA
196
KETAKUTAN SANG PRABU
197
GANGGUAN SAAT ACARA
198
KETAKUTAN DALAM PERTARUNGAN
199
SEMUA DEMI IBUNDA
200
RADEN CAKARA CASUGRAHA ADA DUA?
201
KECEMASAN DAN HARAPAN MEREKA
202
MENCOBA UNTUK TENANG
203
AWAL CERITA RADEN CAKARA CASUGRAHA
204
PERTARUNGAN DIPENUHI AMARAH
205
KEMARAHAN DAN KEBAIKAN
206
MASIH BISA DISELAMATKAN KAH?.
207
KEPUTUSAN YANG DIAMBIL
208
RATU AGUNG KERAJAAN MEKAR JAYA
209
HUKUMAN MATI
210
MENGUATKAN HATI YANG LARA
211
SUASANA HATI MEREKA
212
KENAPA BISA?
213
PERTEMUAN YANG MENGEJUTKAN
214
RASA PENASARAN YANG MENGGELITIK HATI
215
KISAH PUTRI AGNIASARI ARIANI
216
PERTANDA APA ITU?
217
SIAPA ORANG ASING ITU?
218
MIMPI YANG SANGAT BURUK
219
APA YANG KAU KETAHUI?
220
MENGUAK RAHASIA SANG PRABU
221
KATAKAN SELAMAT TINGGAL
222
APAKAH ITU BENAR?
223
MASIH MENJADI MISTERI
224
JANGAN COBA-COBA BERKHIANAT
225
INGIN MENDENGARKAN KISAH TENTANGNYA
226
GEJOLAK AMARAH YANG DIRASAKAN
227
PEDANG SUKMA MAGA PEMBELAH BUMI
228
JURUS CAKAR NAGA CAKAR PETIR
229
TERUS BERUSAHA
230
RASANYA BUKAN DIA
231
NAMA JAYA SATRIA
232
MUSTIKA NAGA MERAH DELIMA
233
BENARKAH BISA KEMBALI?
234
RASA SAKIT DI HATI
235
SUDAH DITENTUKAN
236
PENJELASAN YANG ANEH
237
ADA KECEMASAN DI DALAM HATI
238
SANGAT PEMARAH SEKALI
239
KERESAHAN HATI YANG MENDALAM
240
TAMU JAUH
241
PERMASALAHAN SUASANA HATI
242
PENGEMBARAAN JAYA SATRIA
243
PENDENGAR YANG BAIK
244
ALASAN KENAPA SEPERTI ITU?
245
PENYATUAN RAGA YANG MENYAKITKAN
246
JANGAN MEMBANTAH, TURUTI SAJA
247
KENYATAAN YANG TIDAK BISA DIBANTAH
248
MASIH DALAM MASA PENYESUAIAN
249
MARAH YANG BERLEBIHAN
250
BERHASIL DENGAN BAIK
251
KYAI YANG DIBURU
252
MEMBUNCAH BEGITU SAJA
253
PERASAAN DILEMA PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
254
SANGAT MENYENTUH HATI
255
MENCOBA BERSIKAP TEGAR
256
BERDEBAR-DEBAR KARENA APA?
257
PERTARUNGAN BATIN YANG DAHSYAT
258
DENGARKAN DENGAN BAIK
259
GAGAL UNTUK BERSAMA
260
SAKIT, MEMANG SAKIT
261
KABAR YANG TIDAK DIINGINKAN
262
SEMAKIN PARAH
263
MEREDAM SEGALA BENTUK EMOSI JIWA
264
SEDANG BERUSAHA
265
SIAPA DIA?
266
KEYAKINAN HATI YANG KUAT
267
ADA KECEMASAN YANG TIDAK BIASA
268
APAKAH ITU BENAR?
269
GEJOLAK HATI YANG TAK TERSAMPAIKAN
270
JANJI YANG PERNAH DIUCAPKAN
271
BAHAGIA? TAPI MASIH BINGUNG
272
PEMBUKTIAN?
273
APAKAH SEBUAH KEBETULAN?
274
SALAM PERPISAHAN
275
MENCARI PETUNJUK DARI MASALAH YANG TERJADI
276
MENERAPKAN PILIHAN HATI
277
JIKA TELAH MEMILIKI TEKAD
278
SIKAP KERAS HATI
279
SANGAT MENGEJUTKAN SEKALI
280
PERMINTAAN PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
281
BERTEMU DENGAN SANG PRABU
282
TIDAK PERNAH DIDUGA SEBELUMYA
283
TIDAK SEPERTI YANG DIBAYANGKAN
284
ADA YANG HARUS DIKETAHUI
285
PERTARUNGAN DI SUMBER MATA AIR DEWA
286
KEKUATAN YANG SANGAT DAHSYAT
287
BAGAIMANA BISA? KERIS PUSAKA KEMBAR ITU?
288
KEBIMBANGAN PERASAAN HATI
289
MEMINTA BANTUAN
290
KESABARAN DAN KESEDIHAN INSAN
291
KISAH DEWI SUARABUMI
292
ALAM GAIB ITU BERBEDA
293
PERASAAN CEMAS DAN KEINGINAN
294
PERJALANAN ALAM SUKMA
295
HAL YANG MUSTAHIL?. SUKMA NAGA
296
JADI SEPERTI ITU?.
297
KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN SEBELUM LEBARAN
298
MALAM TAKBIRAN
299
LEBARAN PERTAMA
300
KEPUTUSAN PUTRI ANDHINI ANDITA
301
DAPAT MELIHAT
302
TAKDIR YANG DIJALANI
303
KEGELAPAN YANG MENGUSIK JIWA
304
APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN
305
PENCARIAN SUKMA DEWI SUARABUMI
306
HUBUNGAN YANG TERJALIN ERAT
307
PERMOHONAN
308
PERTARUNGAN TIGA SUKMA
309
PASAR KOTA RAJA
310
TIDAK TERIMA
311
AKAR PERMASALAHANNYA
312
PERASAN SUASANA HATI YANG BIMBANG
313
TEKAD, SERTA KEBAIKAN
314
MASIH ADA HARAPAN
315
PERASAN CEMAS SEORANG IBU
316
PERTARUNGAN DIMULAI
317
PERTARUNGAN YANG CURANG?.
318
PERLIHATKAN SAJA
319
AKAN AKU TUNJUKKAN SEMUANYA
320
SEMANGAT PUTRI ANDHINI ANDITA
321
BISA MELIHAT KEMBALI?
322
KETEGUHAN HATI DAN TEKAD
323
KEPUTUSAN DAN KETETAPAN HATI
324
PERASAAN CEMAS
325
KEMARAHAN DAN BENCI
326
PERTARUNGAN YANG TIDAK BISA DIHINDARI
327
TERIMA ATAU TIDAK?. ITU MASALAH HATI
328
ASAL USUL NAMA KERAJAAN
329
KENAPA ITU BISA TERJADI?
330
KARMA YANG TERIMA
331
MEMINTA BANTUAN DAN PERASAAN CEMAS
332
PERASAAN KASIH SAYANG DAN KORBAN
333
KEMBALI DENGAN SELAMAT
334
PENOLAKAN PUTRI ANDHINI ANDITA
335
TERHUBUNGNYA PERASAAN MEREKA
336
KEPERCAYAAN YANG SANGAT KUAT
337
INGATAN DAN PERASAAN HATI
338
KEPUTUSAN UNTUK MELAKUKANNYA
339
PERASAAN DAN HARAPAN MEREKA
340
LAMARAN DARI DUA PANGERAN?. PILIH YANG MANA?
341
SESEORANG YANG DITUNGGU
342
PENGLIHATAN PRABU ASMALARAYA ARYA ARDHANA
343
SAKIT YANG MENUSUK HATI
344
APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN?
345
KESEDIHAN YANG MENDALAM
346
DENDAM DAN AMARAH SANG PRABU
347
KEPUTUSAN YANG MENGUATKAN HATI
348
KEMARAHAN ITU
349
KEMARAHAN HATI YANG MEMBARA
350
JANGAN TURUTI PERASAAN MEREKA
351
PERASAAN KASIH SAYANG
352
UNGKAPAN HATI?.
353
APAKAH AKHIR?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!