Menikah Dengan Tuan Ares
Pagi itu di panti asuhan semuanya nampak kacau, anak-anak panti dipaksa meninggalkan panti.
Di mana panti yang terletak tak jauh dari seminggu gereja itu adalah tempat tinggal mereka. Para pria bertubuh besar itu menyeret mereka keluar, anak-anak histeris sementara ibu pengasuh hanya dapat memohon kepada para pria itu walaupun tidak di hiraukan.
Begitu juga dengan seorang gadis yang entah bagaimana sekarang penampilannya, ia kacau. Di sela usahanya untuk menghentikan para pengacau itu ia harus menerima dirinya harus di dorong hingga terjatuh entah sudah berapa kali.
" Aku mohon jangan! hentikan apa kalian tidak memiliki sedikit saja rasa kasihani pada kami, di mana lagi kami harus tinggal jika di usir dari panti ini! ” teriak gadis itu namun itu tidak mengubah situasi.
Gadis itu adalah Lyra, anak yatim piatu yang juga dibesarkan di panti itu. Ia diasuh oleh Diandra yang merupakan ibu asuh mereka.
"Bu, bagaimana ini? hiks.. hiks.. ” isaknya dengan rasa putus asa tinggi
" Ibu tidak tahu Lyra, apa yang harus kulakukan bagaimana menghentikan mereka ” hanya itulah ucapan Diandra yang sedari tadi sudah terisak.
"Kalian harus pergi dari panti ini! karena Bos kami sudah membeli lahan panti ini!” bentak seorang pria yang nampaknya adalah atasan para pria itu.
Memang mereka sudah tidak punya pilihan selain meninggalkan panti itu, lahan tempat panti itu berdiri adalah pemberian pak Surya. Namun, sebulan yang lalu pak Surya meninggal. Semua asetnya dikelola oleh anaknya, termasuk lahan panti itu yang akhirnya diputuskan untuk dijual.
Keadaan benar-benar kacau pagi Lyra.
“ Hentikan! ” terdengar suara tegas seorang pria dari arah gerbang panti.
Sontak Lyra menoleh ke arah suara itu termasuk para pria itu.
“Baik Tuan” Jawab pria yang tadi membentak Lyra dan Diandra. Mereka segera meninggalkan panti itu.
Lyra merasa heran, mereka berhenti hanya karena perintah darinya. 𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘴 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶? batin Lyra.
Pria itu mulai berjalan mendekat ke arah Lyra dan Diandra.
” Halo Nona Lyra, saya Gavrill” ucap pria itu
“Apakah Anda yang telah membeli lahan ini? ” tanya Lyra tanpa membalas sapaan pria itu.
“Tidak lahan ini di beli oleh CEO perusahaan saya. Saya kemari ditugaskan untuk menawarkan kesepakatan tentang lahan ini pada nona” jawab Gavrill dengan tetap tenang seakan tidak peduli akan apa yang telah terjadi di panti itu.
“Maaf Tuan, aku adalah ibu pengasuh panti ini, sebaiknya Tuan mendiskusikan hal itu dengan saya” ucap Diandra
“Maaf Nyonya, tapi Bos saya ingin kesepakatan ini dilakukan dengan Nona Lyra” timpal Gavrill
“Tapi Tuan Lyra tidak tahu menahu akan hal ini” ucap Diandra khawatir
“ Tidak Nyonya maaf, Nona Lyra jika Anda ingin mengetahui kesepakatan itu silakan ikuti saya ” ucap Gavrill sambil berlalu pergi meninggalkan Lyra dan Diandra.
Lyra tercengang akan hal ini, mengapa harus dia? Tapi ya sudahlah ikuti saja yang penting masih ada kesempatan untuk menyelamatkan panti mereka.
“ Lyra pergi dulu, bu. Tidak apa-apa aku akan pastikan kesepakatan itu berhasil jadi kita bisa tetap tinggal di panti ini, bu” ucap Lyra berpamitan pada Diandra
“Lyra berhati-hatilah. Jujur ibu sangat takut kita tidak tau apa niat mereka” ucap Diandra. Ia tidak mau membiarkan Lyra, tapi mereka tidak punya pilihan.
”Baik bu” ucap Lyra sembari berlalu pergi menyusul Gavrill yang sudah masuk ke dalam mobilnya yang di parkir di depan gerbang panti.
Lyra masuk ke dalam mobil itu duduk dikursi depan di samping Gavrill yang mengemudi sesuai perintah pria itu beberapa saat yang lalu.
Selama perjalanan mereka cenderung diam, karena ketika Lyra menanyakan sesuatu pada Gavrill, namun pria itu hanya menyahut sekadar seakan tidak ingin melakukan perbincangan. Sehingga Lyra memutuskan untuk diam.
Mereka sampai di sebuah pekarangan parkir yang dari penampakannya merupakan area kantor seperti perusahaan besar biasanya.
“Turunlah Nona ” ucap Gavrill saat akhirnya mereka berhenti.
Aku tidak tahu ada apa ini, tapi ya sudahlah ikuti saja dia batin Lyra.
Lyra hanya mengikuti Gavrill hingga akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan.
Gavrill membukakan pintu dan masuk ke ruangan itu di ikuti Lyra.
Dari desain ruangan itu jelas ini adalah ruangan kerja pribadi karena hanya ada 1 meja kerja, dan di lengkapi set sofa untuk tamu.
“ Aku akan menunggu 15 menit, Nona dapat berganti pakaian dan membersihkan diri di kamar mandi sebelah sana” tunjuk Gavrill pada Lyra
“ Tidak perlu Tuan, aku ingin langsung menemui bos Anda dan menyelesaikan kesepakatan itu” ucap Lyra menolak.
Untuk apa dia harus berganti pakaian dan bersiap, kalo mereka hanya akan melakukan perbincangan.
“ Kesepakatan itu tidak akan terjadi, karena Bos saya tidak akan mau menemui Nona. Ia tidak suka melihat sesuatu yang tidak rapi, dan sekarang Nona dalam keadaan kacau. Cepatlah Nona akan lebih baik untuk kita tidak membuatnya menunggu” ucap Gavrill sembari keluar dari ruangan itu
Apa dia sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk sekadar menjelaskan situasi ini, dia sangat kaku, batin Lyra.
Ia tidak ingin membuang waktu dan segera masuk ke dalam kamar mandi itu. Di sana ia melihat sebuah dress
Apa aku di suruh mengenakan ini
Lyra menyalakan kran wastafel ia ingin membasuh wajahnya, ketika ia bercermin baru ia tahu bagaimana mana penampakanya sekarang
Ya ampun aku kacau sekali, rambutku bahkan sudah tidak utuh terikat, bajuku juga penuh noda dan kotor
Lyra membasuh wajahnya ketika tangannya menyentuh dahinya ia merasa perih.
“ sepertinya dahiku terbentur tadi ” gumamnya melihat sisi dahinya yang memerah kebiruan.
Lyra membasuh wajah dan kakinya, seadanya saja. Lalu ia mengenakan dress itu. Gaun itu tidak nampak formal namun cukup sopan dengan motif yang simpel.
Ia juga membenarkan ikatan rambutnya dan segera keluar dari ruangan itu.
Ternyata Gavrill menunggu di sana.
“ Ayo Nona kita pergi ” ucap Gavrill tanpa basa basi ketika melihat Lyra sudah keluar
Mereka berjalan melewati lorong lalu menaiki lift.
“ Tuan setidaknya beritahu aku nama bos Anda, Jadi aku tahu akan menemui siapa” ucap Lyra pada Gavrill
“ Tuan Ares, Anda dapat memanggilnya begitu jika ia berbicara pada Anda Nona” jawab Gavrill
Gavrill mengetuk pintu sesaat kemudian terdengar jawaban dari ruangan itu mempersilahkan
Mereka berdua masuk
Lyra dapat melihat seorang pria jika dapat di ibaratkan mungkin dia seumpama dewa, pria itu cukup tampan dengan garis wajah tegas dan kulit yang putih mengkilap keperak-perakan. Pria itu duduk di sebuah kursi yang berada di tengah ruangan itu.
“ Tuan Ares saya sudah membawa Nona Lyra” ucap Gavrill pada pria itu.
“ Kau boleh keluar ”
“ Baik Tuan” Gavrill berjalan keluar setelah mendengar perintah itu.
Lyra bingung harus berbuat apa dan berkata apa jadi dia hanya diam semenjak sepeninggal Gavrill dari ruangan itu, anehnya pria itu juga hanya diam.
“ Duduklah”
“ Baiklah” jawab Lyra
“ Aku tidak akan basa-basi, kau datang ke sini untuk menyelamatkan panti itu. Kesepakatannya adalah...
Jadilah pengantinku ”
Apa memang manusia hanya harus terus berjalan mengikuti takdir - Mystorios_Writer
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Naomi Boru Angin
ikut mamfir kk
2023-01-05
1
irendunk
wew keren
2022-05-11
2
Buna Seta
Mampir karyaku kak Kau Lupa Anak Istrimu
2022-04-04
4